Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 19 dari 19 ayat untuk waktu yang baik AND book:60 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Ptr 3:21) (jerusalem: kiasannya) kata Yunani (anti-tipos) yang diterjemahkan dengan "kiasan" berarti: kenyataan atau realitas yang dilambangkan oleh "tipos" (bdk 1Ko 10:6) "Tipos" atau "lambang" itu ialah bahtera yang mengarungi air bah
(0.99) (1Ptr 4:7) (sh: Waktunya sudah dekat (Sabtu, 17 Juli 1999))
Waktunya sudah dekat

Waktu berjalan terus dan akan mengakhiri hidup manusia secara pribadi maupun dunia saat Yesus Kristus datang kembali. Apa yang harus Kristen lakukan dalam waktu yang singkat ini? Petrus menasihatkan, agar jemaat dan para pemimpin jemaat mengisi waktu yang ada menurut kehendak Allah.

Isi dengan pelayanan dan perhatian. Pelayanan yang dilakukan Kristen bukan asal ada kemauan, asal ada kesempatan, tetapi dengan seluruh potensi, yang dikaruniakan kepada masing-masing berdasar pada kasih. Dengan demikian, baik jemaat maupun pemimpin jemaat dapat saling memberikan pelayanan dengan baik. Kasih karunia yang telah Allah berikan dalam jemaat pun dapat dipakai dengan penuh tanggung jawab.

Tantangan Kristen. Kristen yang mengikuti jejak Yesus tak akan luput dari serangan dunia ini. Serangan kepada iman Kristen harus diterima dengan sukacita dan tidak malu; sebagai penguji kemurnian iman kepada Kristus. Penindasan terhadap iman Kristen tidak seharusnya menyebabkan kehancuran; justru semakin menguatkan komitmennya kepada Tuhan. Mengisi waktu dengan bijak, melayani dengan dedikasi dan kasih, tegar menghadapi tantangan iman, adalah nasihat yang perlu Kristen hayati dan turuti.

(0.99) (1Ptr 3:15) (jerusalem: sebagai Tuhan) Var: sebagai Allah
(0.86) (1Ptr 4:6) (jerusalem: Injil) Mengenal "Injil" atau kabar yang baik itu bdk 1Pe 3:19+. Sementara ahli berpendapat bahwa "orang-orang" itu ialah orang yang secara rohani mati, misalnya orang tak beriman yang menganiaya para pembaca 1Petrus itu.
(0.85) (1Ptr 4:10) (jerusalem: pengurus yang baik) Semua karunia (karisma) perlu membina Gereja dalam persatuan dan keutuhannya, 1Ko 12:1-11+; bdk 1Ko 4:1-2; 1Pe 3:7.
(0.83) (1Ptr 3:8) (sh: Menderita karena kebenaran (Rabu, 20 Oktober 2004))
Menderita karena kebenaran

Tidak ada seorang pun yang ingin hidup susah. Tetapi, seringkali penderitaan memang tidak dapat dihindari. Ketika hal ini terjadi maka nasihat Petrus dalam bagian ini patut diperhatikan.

Dalam nas ini, Petrus secara khusus mengingatkan jemaat untuk memelihara hidup mereka di dalam kasih dan perdamaian dengan semua orang sekalipun jemaat tidak diperlakukan dengan baik oleh mereka (ayat 8-9), karena memang itulah yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya (ayat 10-12). Memang orang yang berbuat baik tidak seharusnya menderita (ayat 13). Akan tetapi, Petrus mengingatkan jemaat bahwa sekalipun mereka telah melakukan apa yang benar dan baik sesuai dengan kehendak Allah, namun tetap harus mengalami penderitaan, maka hal ini bukanlah hukuman dari Allah, melainkan sebuah kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk memurnikan iman mereka (band. 1:7-9). Lalu bagaimana jemaat harus bersikap menghadapi penderitaan itu? Pertama, jemaat harus berbahagia dan bukan takut atau gentar (ayat 14). Mengapa? Sebab jika jemaat menderita karena kebenaran dan bukan karena telah berbuat kejahatan, maka penderitaan ini merupakan suatu pengorbanan yang diperkenan Allah. Bukankah tidak ada hal yang lebih indah selain hidup dalam perkenan Allah? Kedua, jemaat harus tunduk kepada otoritas Kristus sebagai Tuhan yang "memegang" hidupnya bahkan menguasai kehidupan semua orang sehingga jemaat dapat memercayakan diri ke dalam tangan-Nya. Ketiga, jemaat harus siap memberi jawaban kepada semua orang tentang pengharapan iman Kristen yakni pekerjaan yang sedang Allah genapi dalam hidup umat-Nya melalui penderitaan.

Ada suatu janji Tuhan yang indah bagi umat-Nya yang sedang mengalami penderitaan yaitu Dia yang telah berkenan mengizinkan kita mengalami penderitaan tidak akan pernah berhenti menopang, memberi kekuatan dan menghibur kita. Allah yang mengizinkan anak-anak-Nya menderita, tidak hanya menonton, tetapi turut menanggung penderitaan itu.

Renungkan: Jika Tuhan menghendaki kita menderita karena berbuat sesuai firman-Nya, bagaimana respons kita?

(0.82) (1Ptr 3:8) (sh: Hidup Kristen bukan teori, tetapi tindakan (Kamis, 15 Juli 1999))
Hidup Kristen bukan teori, tetapi tindakan

Dari 2:11, Petrus menuliskan serentetan nasihat bagi Kristen untuk hidup di tengah masyarakat, di tempat kerja, dan dalam keluarga. Sekali lagi ia menandaskan kepada "kamu semua" untuk memiliki ciri-ciri hidup Kristen yang akan diberkati dan menjadi berkat bagi sesama. Oleh sebab itu dalam hubungan antar sesama saudara seiman maupun bukan Kristen harus mewujudkan sikap yang menandakan bahwa ia adalah murid Kristus. Meski sebagai perantau, orang di sekitar kita harus bisa merasakan berkat yang telah kita terima dari Tuhan dan menikmati hidup bersama dalam keharmonisan dan kekeluargaan. Inilah Kristen yang bukan hanya berteori, tetapi bertindak.

Lakukan yang baik. Kutipan Petrus dari Mazmur 34 diawali dengan kata "sebab" menunjukkan bahwa kutipan tersebut sebagai dasar dan alasan dari nasihat-nasihatnya di ayat 8 dan 9. Siapa yang mencintai hidup harus melakukan apa yang baik dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tuhan mengganjar sesuai dengan apa yang kita lakukan.

Renungkan: Apa yang kita katakan dan kita perbuat terhadap sesama, seharusnya mencerminkan hidup kita sebagai orang benar yang mencintai hidup. Apabila hubungan sesama diwarnai konflik, dan kepahitan, mintalah ampun kepada Tuhan, dan saling mengampuni!

(0.82) (1Ptr 3:13) (sh: Menderita karena melakukan kebenaran (Jumat, 16 Juli 1999))
Menderita karena melakukan kebenaran

Pada umumnya orang tidak berbuat jahat kepada orang yang berlaku baik dan benar kepadanya. Tetapi tidak selalu demikian. Bisa terjadi sebaliknya. Perbuatan baik yang kita lakukan dibalas dengan perbuatan jahat sampai kita menderita. Petrus menegaskan, bila hal seperti ini kita alami, kita harus tetap melakukan yang benar. Penderitaan meski membuat fisik kita sakit, tetap akan membuat kita berbahagia; karena kita sedang melakukan kehendak Allah.

Memandang kepada Kristus. Petrus menekankan, apabila kita mengalami penderitaan karena kebenaran, kita harus memandang kepada Yesus Kristus. Ia sangat menderita karena dosa kita. Ia menderita meski Ia benar. Ia diperlakukan tidak adil meski Ia berlaku adil. Karena itu, kesediaan menderita ini pun seharusnya menjadi karakteristik Kristen. Dengan meneladani Kristus, kita lebih siap meninggalkan cara hidup lama yang dikuasai hawa nafsu dan siap menanggung derita karena berbuat baik. Pula kita siap berlaku benar meski kita harus menderita.

Menguduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan, adalah nasihat Petrus agar kita memiliki komitmen yang sungguh kepada Kristus. Siap sedia kapan pun dan di mana pun mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan siapa saja.

(0.82) (1Ptr 4:7) (sh: Semakin giat dalam melayani (Sabtu, 23 Oktober 2004))
Semakin giat dalam melayani

Hidup melayani Tuhan tanpa pengharapan dalam iman adalah hidup yang kurang bergairah. Dengan adanya pengharapan dalam iman ini, kita hidup dengan tujuan yang jelas yaitu pengharapan menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

Seruan Petrus ini mengadopsi tradisi orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki pemahaman bahwa kesudahan dari segala sesuatu diawali dengan periode penderitaan yang hebat, dan kesengsaraan yang tiada akhir. Oleh karena itu, Petrus menasihati jemaat untuk senantiasa tenang dan berdoa (ayat 7). Petrus mendorong supaya jemaat tetap siap sedia menantikan kedatangan Tuhan. Kedatangan Tuhan kedua kali yang digambarkan "dekat" bukan berarti kita hanya tinggal menanti dan tidak melakukan kegiatan apa pun baik pelayanan maupun pekerjaan sehari-hari. Sebaliknya, justru Petrus mendorong jemaat untuk: Pertama, tetap memiliki kasih yang "bertumbuh" baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia (ayat 8). Kedua, memberikan tumpangan kepada orang lain dengan tidak bersungut-sungut (ayat 9). Kedua hal ini sulit dilakukan karena memberikan tumpangan kepada orang lain bukanlah suatu hal yang lazim pada saat itu. Tumpangan hanya berlaku untuk sanak saudara saja. Demikian juga kasih secara manusiawi terbatas hanya pada orang dan dalam hubungan khusus. Namun, kasih Tuhan membuat jemaat menjadi satu keluarga sehingga bisa memberikan tumpangan kepada orang lain yang bukan saudara. Ketiga, agar jemaat saling melayani satu sama lain sesuai dengan karunia yang mereka miliki sehingga Tuhan dimuliakan (ayat 10-11).

Kesadaran atau pengharapan tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali memang akan berdampak konkret pada kehidupan dan pelayanan kita. Kerinduan berjumpa Dia dalam keadaan layak mendorong kita mengusahakan yang terbaik dalam segala hal.

Renungkan: Menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali seharusnya membuat kita semakin giat melayani bukannya memudar.

(0.82) (1Ptr 3:10) (full: MENCINTAI HIDUP DAN MAU MELIHAT HARI-HARI BAIK. )

Nas : 1Pet 3:10

Petrus mengutip Mazm 34:13-17 untuk menekankan bahwa mereka yang berbalik dari dosa dalam perkataan dan perbuatan serta mencari damai sejahtera (Mat 5:37; Yak 5:12) akan mengalami

  1. (1) hidup penuh dengan berkat dan perkenan Allah,
  2. (2) kehadiran Allah yang dekat dengan pertolongan dan kasih karunia-Nya (ayat 1Pet 3:12), dan
  3. (3) jawaban Allah atas doa mereka (bd. Yak 5:16; 1Yoh 3:21-22).
(0.82) (1Ptr 4:6) (full: JUGA KEPADA ORANG-ORANG MATI. )

Nas : 1Pet 4:6

Istilah ini dapat ditafsirkan secara paling baik sebagai menunjuk kepada orang-orang yang mendengarkan Injil ketika masih hidup, tetapi kini mereka sudah mati. Mereka mendengar Injil dan menjadi percaya, dan sekalipun mereka sudah wafat (yaitu, "dihakimi secara badani"), mereka kini hidup bersama Allah. Ayat ini dapat disadur sehingga berbunyi, "Injil diberitakan kepada mereka yang percaya dan kemudian wafat, supaya mereka memperoleh hidup kekal bersama Allah."

(0.82) (1Ptr 2:11) (sh: Hidup yang diubahkan (Minggu, 17 Oktober 2004))
Hidup yang diubahkan

Sekeluarnya dari penjara hidup Rudi berubah. Ia tidak lagi merokok, bermalas-malasan, dan berjudi. Dulu Rudi ditakuti sebagai pengacau di kampungnya. Kini ia bekerja di kantor kelurahan sebagai pesuruh. Beberapa teman lama mengajak Rudi kembali kepada hidupnya yang dulu, namun ia justru membawa mereka satu per satu kepada Tuhan.

Hidup baru seperti Rudi tidak mudah. Namun, itulah panggilan kita. Petrus menasihati umat Tuhan agar hidup mereka menjadi kesaksian dari hidup yang diubahkan Tuhan. Hanya dengan hidup yang diubahkan maka dunia dapat melihat, mengenal Tuhan dan diselamatkan (ayat 11-12). Petrus memakai istilah pendatang dan perantau untuk menunjukkan bahwa anak Tuhan harus memandang dirinya sebagai orang asing yang menumpang di dunia ini sehingga tidak perlu mengikuti gaya, pola dan cara hidup orang dunia yang berdosa (ayat 10).

Hidup yang diubahkan juga harus dinyatakan dengan cara menghormati lembaga manusia yang didirikan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Kita pun harus menjadi teladan dalam berbuat baik secara pribadi maupun pelayanan sosial yang berdampak luas bagi masyarakat. Selain itu, kita juga perlu terlibat berbagai kegiatan kemasyarakatan di rumah, sekolah, kampus, tempat kerja, dan di mana pun. Hidup yang diubahkan Tuhan harus menjadi ciri khas kekristenan yang menjadi berkat bagi masyarakat di sekitar kita (ayat 15).

Tekadku: Menjadi berkat melalui kehidupan pribadi maupun tindakan nyata bagi masyarakat sekelilingku.

(0.81) (1Ptr 5:1) (sh: Gaya kepemimpinan Kristiani (Minggu, 18 Juli 1999))
Gaya kepemimpinan Kristiani

Kondisi genting, tantangan berat dari pihak kerajaan Roma yang harus dihadapi jemaat yang tersebar di Asia Kecil saat itu, mendorong Petrus menuliskan nasihat khusus untuk para penatua dan orang muda (anggota jemaat). Petrus yang mengidentifikasikan dirinya sebagai rasul di awal suratnya (1:1), dalam bagian ini menyebut dirinya sebagai teman penatua dari jemaat. Penyamaan status ini untuk menekankan pada penatua jemaat agar serius dan bertanggungjawab penuh dalam menggembalakan jemaat di setiap kota/daerah, seperti yang telah dilakukannya.

Pemimpin sebagai "gembala". Petrus menekankan model kepemimpinan yang harus dimiliki oleh para penatua. Meneladani Sang Gembala Agung, Yesus Kristus, begitulah para penatua menjalankan tugas pelayanannya dan menjadi teladan bagi jemaat yang dipimpinnya. Petrus sendiri sebagai seorang saksi penderitaan Kristus menegaskan bahwa kepemimpinan bukan penggunaan kekuasaan kepada yang dipimpin dengan kecongkakan atau untuk mencari keuntungan sendiri. Kepemimpinan tidak pula untuk memaksa. Akan tetapi, pemimpin memimpin dengan merendahkan diri dan melayani serta penundukan diri, dan menempatkan diri sebagai "gembala".

Jemaat sebagai "kawanan gembalaan". Penundukan diri adalah tema yang diulang-ulang oleh Petrus dalam surat ini. Petrus mengutip dari kitab Amsal sebagai peringatan tentang sikap dan tindakan Tuhan kepada orang yang meninggikan diri. Kutipan ini mengingatkan bagaimana hubungan timbal balik yang harus ada dalam jemaat: antara penatua dan anggota jemaat. Keduanya harus menundukkan diri dulu di bawah otoritas Tuhan, maka sikap saling menghargai, menghormati, dan melayani akan mewarnai kehidupan jemaat.

Siap sedia. Jemaat yang sedang merantau di dunia ini tidak sedang berekreasi atau santai, tetapi sedang dalam arena peperangan. Berbagai cara dipakai iblis untuk menghancurkan. Baik penatua maupun jemaat harus melawan si iblis, menyerahkan kekuatiran dan berharap kepada Tuhan.

(0.81) (1Ptr 5:1) (sh: Tugas penatua gereja (Senin, 25 Oktober 2004))
Tugas penatua gereja

Jabatan tertentu di kantor swasta/instansi pemerintah sering menjadi rebutan karena jabatan tersebut biasanya disertai berbagai fasilitas yang menarik dan menjanjikan keuntungan materi. Namun, apakah rebutan ini berlaku bagi jabatan penatua di gereja? Jawabannya bisa ya dan tidak. Jawabannya ya bila sang penatua salah mengartikan makna jabatan penatua itu. Sebaliknya tidak bila ia memahami arti jabatan penatua. Oleh karena itu, mari kita mempelajari tulisan Petrus dalam nas ini.

Jabatan sebagai penatua berarti ia melakukan pengawasan dalam kegiatan gereja, memberikan perintah untuk kepentingan jemaat dan menjadi teladan bagi jemaat dalam hidup kudus. Gereja mula-mula menggangap jabatan penatua adalah posisi yang agung, sehingga mereka memberikan penghargaan kepada penatua yang dianggap bijaksana dan dilanjutkan oleh beberapa gereja pada masa kini. Dengan demikian, seorang penatua memiliki tanggungjawab yang besar terhadap Tuhan dan jemaat, dan diharapkan menjadi contoh yang baik. Petrus memberikan nasihat tentang dua ciri khas penatua yang bijaksana (ayat 1), sbb.: Pertama, mereka menyadari bahwa yang "digembalakan" adalah "domba-domba" milik Tuhan dan bukan milik mereka sendiri sehingga mereka melakukan tugasnya dengan sukarela dan bukan karena terpaksa (ayat 2b). Kedua, mereka harus memfokuskan diri kepada apa yang bisa mereka berikan kepada jemaat dan bukan mencari keuntungan diri sendiri (ayat 3). Itulah sebabnya, penatua harus menjadi teladan bagi para pemimpin Kristen lainnya, menunjukkan wewenang yang didasarkan atas pelayanan kepada Tuhan dan bukan karena keinginan untuk berkuasa. Penghargaan penatua dalam kesetiaan pelayanannya ini dinyatakan kelak oleh Yesus Kristus (ayat 4).

Jika Tuhan dan jemaat memercayakan jabatan kepemimpinan di gereja bagi Anda, itu berarti kesempatan untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan dan orang percaya.

Renungkan: Jadilah pemimpin yang menyenangkan Tuhan dan bukan untuk mencari pujian dari manusia.

(0.81) (1Ptr 3:1) (sh: Jadilah teladan, bukan korban atau tiran (Selasa, 19 Oktober 2004))
Jadilah teladan, bukan korban atau tiran

Nasihat Petrus dalam nas ini tidak asing bagi kita pada masa kini. Ia memberikan sebuah nasihat kepada para istri dan suami. Perintah ini terkesan sesuai dengan kondisi mereka, meski tetap ada prinsip penting untuk zaman ini juga. Menurut hukum Romawi, budak, anak-anak, dan istri harus tunduk kepada pria yang menjadi kepala keluarga (sebagai majikan, ayah, suami). Para budak harus tunduk sampai dibebaskan; anak-anak tunduk sampai dewasa; para istri harus tunduk seumur hidup mereka. Lalu, bagaimana pasangan Kristen menerapkan perintah Petrus ini? Bagaimana seharusnya perbedaan sikap pasangan Kristen dengan pasangan lainnya yang tidak mengenal Tuhan? Pertama, Petrus menyatakan dengan jelas bahwa sikap "tunduk" istri di sini bukanlah suatu sikap yang pasif ataupun suatu mentalitas seorang "korban", melainkan suatu tindakan aktif karena menyatakan kesalehan dan kemurnian hidup sesuai ajaran Tuhan (ayat 1-2). Kedua, dorongan atau kekuatan untuk melaksanakannya bukan berasal dari luar (termasuk hukum Romawi) melainkan dari kuasa Roh Kudus yang telah mengubah hidup mereka dan "melahirkan" pembaruan sikap terhadap pasangan (ayat 3-4).

Petrus menutup bagian ini dengan teladan dari Sara, istri Abraham (Kej. 12:5) yang begitu setia dan tunduk kepada suaminya ketika mereka keluar dari tanah kelahirannya menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Sikap Sara ini terjadi karena ia "menaruh pengharapannya kepada Allah" (ayat 5). Hanya dengan cara itulah Sara mampu untuk berbuat baik, bukan karena desakan suami. Demikian juga sebaliknya, Petrus tetap mengingatkan bagaimana seharusnya suami Kristen bersikap terhadap istrinya, sebab hal ini menentukan tanggapan Tuhan terhadap doa suami (ayat 7). Dengan demikian, suami pun harus menjadi teladan bagi istrinya, bukan memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan, menjajah dan menghancurkan istri. Jangan menjadi suami yang tiran.

Sudahkah kita menjadi teladan dalam hidup keluarga sebagai istri yang tunduk ataupun sebagai suami yang mengasihi istri?

Renungkan: Yesus mengasihi kita. Mari lakukan hal yang sama.

(0.80) (1Ptr 3:19) (full: MEMBERITAKAN INJIL KEPADA ROH-ROH. )

Nas : 1Pet 3:19

Ayat 1Pet 3:18-20 sudah sejak dahulu merupakan kesulitan bagi para penafsir.

  1. 1) Salah satu pandangan ialah bahwa Kristus, setelah kematian dan kebangkitan-Nya (ayat 1Pet 3:18), pergi kepada malaikat-malaikat terpenjara yang berbuat dosa di zaman Nuh (ayat 1Pet 3:20; bd. 2Pet 2:4-5) dan memberitakan kepada mereka kemenangan-Nya atas kematian dan Iblis (ayat 1Pet 3:22). Tafsiran lainnya ialah bahwa Kristus oleh Roh Kudus memberitakan suatu peringatan melalui mulut Nuh (bd. 2Pet 2:5) kepada angkatan Nuh yang tidak taat, dan kini berada di Hades menantikan penghakiman terakhir. Penafsiran ini lebih cocok dengan konteks yang berbicara tentang umat yang tidak taat dan tidak selamat di zaman Nuh. Penafsiran ini juga akan selaras dengan pernyataan Petrus bahwa Roh Kristus berbicara di masa lalu melalui para nabi (2Pet 1:20-21).
  2. 2) Baik ayat ini maupun 1Pet 4:6 tidak mengajarkan bahwa orang berdosa yang tidak dilahirkan kembali akan mempunyai kesempatan kedua untuk menerima keselamatan setelah mati. Setelah kematian datanglah penghakiman (lih. Ibr 9:27) dan tempat menetap abadi bagi seseorang (Luk 16:26).
(0.80) (1Ptr 1:1) (sh: Pendatang di dunia, ahli waris di surga (Rabu, 13 Oktober 2004))
Pendatang di dunia, ahli waris di surga

Selama hidup di dunia ini, anak-anak Tuhan tidak akan lepas dari masalah dan penderitaan. Namun, anak-anak Tuhan sejati tidak akan tenggelam dalam berbagai percobaan hidup ini sampai berputus asa, apalagi murtad. Tidak sama sekali! Karena anak-anak Tuhan memiliki pengharapan akan kepastian keselamatan! Di dunia ini kita boleh hidup menderita, tetapi di surga kelak, kebahagiaan kekal menanti. Puji Tuhan!

Petrus menaikkan doa ucapan syukur untuk umat Tuhan yang tinggal di wilayah Asia Kecil oleh karena sebagai orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Roh melalui darah Yesus (ayat 2), mereka adalah ahli waris surgawi (ayat 4). Sebagai orang-orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, mereka akan dipelihara oleh kekuatan Tuhan sendiri sampai akhir zaman (ayat 5). Oleh sebab itu, nasihat Petrus kepada mereka adalah supaya mereka bersukacita sekalipun dalam hidup di dunia ini mereka menderita (ayat 6). Petrus juga menjelaskan bahwa tujuan Tuhan mengizinkan penderitaan kepada umat-Nya adalah bukan untuk menjatuhkan mereka sebaliknya, untuk membuktikan kesejatian iman mereka. Iman yang sejati pasti teruji dengan baik. Ibarat emas yang dimurnikan oleh api dan segala kotorannya akan terbakar habis sehingga emas itu akan tampil cemerlang. Demikian juga ketika iman anak Tuhan diuji oleh penderitaan maka hasilnya anak Tuhan akan muncul sebagai pemenang (ayat 7).

Bukti seperti apa yang harus dinyatakan oleh anak-anak Tuhan tentang kesejatian imannya? Pertama, tetap setia dan tidak menyangkal Tuhan dalam segala situasi. Kedua, tetap mempraktikkan kasih Tuhan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita.

Renungkan: Iman, pengharapan, dan kasih. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Tuhan bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan memampukan kita melihat ke depan kepada janji surgawi. Kasih diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari menantang kejahatan demi untuk membangun sesama manusia dalam dunia ini.

(0.79) (1Ptr 2:5) (full: IMAMAT KUDUS. )

Nas : 1Pet 2:5

Dalam PL keimaman terbatas pada suatu golongan minoritas tertentu. Kegiatan mereka yang khusus ialah mempersembahkan kurban kepada Allah, mewakili umat-Nya dan berbicara langsung dengan Allah (Kel 28:1; 2Taw 29:11). Kini melalui Yesus Kristus, setiap orang Kristen sudah menjadi imam di hadapan Allah (Wahy 1:6; 5:10; 20:6). Keimaman semua orang percaya berarti sebagai berikut:

  1. 1) Semua orang percaya boleh langsung menghadap Allah melalui Kristus (1Pet 3:18; Yoh 14:6; Ef 2:18).
  2. 2) Semua orang percaya berkewajiban untuk hidup kudus (ayat 1Pet 2:5,9; 1:14-17).
  3. 3) Semua orang percaya harus mempersembahkan "persembahan rohani:" kepada Allah, termasuk:
    1. (a) hidup dalam ketaatan kepada Allah dan jangan menjadi serupa dengan dunia (Rom 12:1-2);
    2. (b) berdoa kepada Allah dan memuji Dia (Mazm 50:14; Ibr 13:15;

      lihat art. PUJIAN);

    3. (c) melayani dengan sepenuh hati dan pikiran (1Taw 28:9; Ef 5:1-2; Fili 2:17);
    4. (d) melakukan perbuatan baik (Ibr 13:16);
    5. (e) memberi dari harta milik (Rom 12:13; Fili 4:18); dan
    6. (f) mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai senjata kebenaran (Rom 6:13,19).
  4. 4) Semua orang percaya harus bersyafaat dan saling mendoakan serta berdoa untuk semua orang (Kol 4:12; 1Tim 2:1; Wahy 8:3; bd.

    lihat art. DOA SYAFAAT).

  5. 5) Semua orang percaya harus memberitakan Firman Allah dan mendoakan keberhasilannya (ayat 1Pet 2:9; 3:15; Kis 4:31; 1Kor 14:26; 2Tes 3:1).
  6. 6) Semua orang percaya dapat memimpin baptisan air dan Perjamuan Kudus (Mat 28:19; Luk 22:19).
(0.56) (1Ptr 3:10) (ende: Siapa....)

Barangsiapa ingin hidup bahagia didunia ini, ia hendaknja bukan sadja mendjauhkan diri dari kedjahatan, tetapi djuga harus melakukan pekerdjaan-pekerdjaan jang baik.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA