Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 19 dari 19 ayat untuk tuntunan [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yoh 21:6) (full: TEBARKANLAH JALAMU DI SEBELAH KANAN PERAHU. )

Nas : Yoh 21:6

Sangat penting untuk menerima bimbingan dari Tuhan dalam segala pekerjaan kita. Jikalau kita hidup tanpa kehadiran Kristus serta tuntunan tangan-Nya, maka sebagian besar pekerjaan kita akan merupakan kegagalan dan usaha yang sia-sia.

(0.75) (Mzm 71:9) (full: PADA MASA TUAKU. )

Nas : Mazm 71:9

Ketika kekuatan makin lemah dan kesukaran-kesukaran usia lanjut makin jelas, kita harus mengingat kembali tuntunan Allah pada masa lalu dan berharap kepada-Nya Dia selaku pelindung, penolong, dan penopang untuk hari-hari akhir hidup ini. Pada saat kematian ketika kekuatan jasmaniah berkurang, kita harus tahu bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita malah Dia akan dekat (ayat Mazm 71:12,18) ketika oleh para malaikat kudus membawa kita menghadap Dia di sorga (Luk 16:22).

(0.75) (1Kor 10:31) (full: LAKUKANLAH SEMUANYA ITU UNTUK KEMULIAAN ALLAH. )

Nas : 1Kor 10:31

Sasaran utama dari kehidupan orang percaya ialah menyenangkan hati Allah dan menjunjung tinggi kemuliaan-Nya

(lihat art. KEMULIAAN ALLAH).

Jadi, apa yang tidak dapat dilakukan untuk kemuliaan Allah (yaitu, untuk menghormati dan mengucap syukur kepada-Nya sebagai Tuhan, Pencipta, dan Penebus kita) hendaknya jangan dilakukan sama sekali. Kita menghormati Dia dengan ketaatan, ucapan syukur, ketergantungan, doa, iman dan kesetiaan. Ketetapan ini ("lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah") harus menjadi petunjuk utama kehidupan kita, tuntunan bagi perilaku kita dan ujian bagi tindakan kita.

(0.75) (2Kor 7:6) (full: MENGHIBURKAN ORANG YANG RENDAH HATI. )

Nas : 2Kor 7:6

Sebagai Allah yang penuh belas kasihan dan penghiburan (2Kor 1:3), maka adalah sifat-Nya untuk menghibur orang yang merasa tertekan atau susah. Bahkan, semakin banyak kita menderita, maka semakin besar pula penghiburan dan dekatnya Kristus dalam kehidupan kita. Perhatikanlah bahwa melalui perantaraan Titus, Allah menghibur Paulus. Kita harus selalu peka terhadap tuntunan Roh Kudus untuk menghibur orang yang membutuhkan bantuan.

(0.63) (Luk 14:28) (full: HARGA KEMURIDAN. )

Nas : Luk 14:28-33

Yesus mengajarkan bahwa barangsiapa ingin mengikuti Dia dan menjadi murid-Nya harus memutuskan lebih dahulu apakah ia telah siap untuk membayar harganya. Harga kemuridan yang sejati adalah mengorbankan semua hubungan dan harta milik, yaitu segala sesuatu yang kita miliki: barang materiel, keluarga, kehidupan, cita-cita, rencana dan kepentingan kita sendiri (ayat Luk 14:33). Ini tidak berarti bahwa kita harus membuang semua yang kita miliki, tetapi segala yang kita miliki harus diserahkan untuk melayani Kristus dan berada di bawah tuntunan-Nya (lih. Mr 13:24; Mat 7:14; bd. Yoh 16:33; 2Tim 3:12).

(0.50) (Kel 37:1) (sh: Lambang Penyertaan Allah. (Rabu, 24 September 1997))
Lambang Penyertaan Allah.

Tabut Perjanjian melambangkan tuntunan, perlindungan bagi Israel yang datang dari hadirat Tuhan. Tabut itu menegaskan bahwa Allah hadir bersama mereka. Karena melambangkan Allah sendiri, benda itu kudus, ditempatkan di bagian terdalam Kemah Suci, yaitu di ruang maha kudus. Bahkan orang Lewi sekalipun tidak boleh melihatnya. Syukurlah kini Kristus telah mempersekutukan kita dengan Allah.

Meja Roti Sajian. Meja itu dibuat sangat indah, dilengkapi dengan pinggan, cawan, dan kendi. Semua itu dipakai untuk persembahan. Karena roti adalah makanan Israel tiap hari, meja sajian itu melambangkan ungkapan iman dan syukur mereka atas pemeliharaan Tuhan bagi kebutuhan mereka sehari-hari. Semua kebutuhan kita berasal dari Tuhan, berarti semua tenaga, pikiran, keberhasilan kita pun datang dari Tuhan. Dengan apakah hendak kita ungkapkan iman dan syukur kita atas keterlibatan-Nya dalam seluruh segi kehidupan kita?

Renungkan: Begitu banyak hal dan syarat rohani bagi ibadah yang tak mungkin kita penuhi. Hanya Kristus yang mampu membukakan kemungkinan itu.

Doa: Seluruh hidupku ini, kuduskanlah ya Tuhan. Jadikanku sepenuhnya milik-Mu, agar aku mampu memuliakan Nama-Mu.

(0.50) (2Sam 5:11) (sh: Diberkati agar menjadi berkat. (Sabtu, 21 Februari 1998))
Diberkati agar menjadi berkat.

Tuhan memberkati pemerintahan dan rumah tangga Daud. Ia dihormati dan dibanggakan bangsa Israel. Wibawa pemerintahannya diakui rakyat dan disegani bangsa-bangsa lain. Semua berkat kejayaan dan keagungan yang diterima Daud adalah karena tanggung-jawabnya sebagai raja atas umat Allah. Allah memberi semua itu agar Daud menjadi berkat bagi umat dengan memimpin dalam keadilan, kebenaran, kesucian dan ketaatan kepada Allah. Siapa pun yang diberkati Tuhan menjadi pemimpin haruslah menjadi pengayom, yang membuat orang yang dipimpinnya merasakan berkat Tuhan.

Kemenangan sempurna. Dibanding para pengikut Daud, bala tentara Filistin jauh lebih hebat. Tetapi kemenangan memihak Daud. Ia tidak berperang dengan mengandalkan senjata, strategi perang, ataupun militansi pengikutnya. Ia bertanya kepada Tuhan. Berperang bersama dan dalam tuntunan Tuhan. Kemenangan yang sempurna atas setiap pergumulan akan terjadi jika kita setia dan berharap kepada Tuhan.

Renungkan: Pemimpin yang jadi berkat ialah yang penuh wibawa dan berkat Allah dan selalu sadar akan kehambaan dirinya.

Doa: Ya Tuhan saya mau mengisi kehidupan ini seturut kehendak-Mu dan menjadi berkat bagi sesama.

(0.50) (Yoh 10:11) (sh: Bukan upahan (Rabu, 27 Januari 1999))
Bukan upahan

Gembala yang baik rela berkorban bagi kawanan domba-Nya tanpa pamrih, tanpa upah. Berbeda dengan gembala upahan yang melakukan tugas bukan karena tanggung jawab tetapi karena upah yang diterima. Ia tidak segan-segan lari meninggalkan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya, bila kesulitan muncul tiba-tiba. Para gembala yang dimaksud Yesus mungkin sekali adalah para ahli Taurat dan orang Farisi yang menentang Dia, yang tidak memimpin umat kepada hidup. Mereka bukan menjamin keselamatan para domba tetapi justru mencelakakan.

Bukan sekandang tapi sekawan. Hal-hal yang Tuhan Yesus utarakan sebenarnya sangat sederhana dan sangat menentukan nasib manusia. Namun kesederhanaan pesan ini ternyata juga tak dipahami pendengarNya. Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia pun menerima domba lain yang ingin dituntun-Nya dan bergambung bersama domba milik-Nya, terjadi pertentangan dan penolakan. Pernyataan Yesus: "Akulah Gembala yang baik, sebenarnya menegaskan bahwa banyak para pemimpin agama zaman itu, dan kini banyak gembala seperti Dia. Serahkanlah diri pada tuntunan kasih Yesus Kristus, Gembala yang baik, yang di dalam-Nya kita mendapatkan kebutuhan hidup masa kini dan kelak.

Doa: Tuhan terima kasih, bahwa Engkau bukanlah gembala upahan.

(0.44) (Bil 9:15) (sh: Allah Hadir (Minggu, 17 Oktober 1999))
Allah Hadir

Tiang awan kini menutupi Kemah Suci di waktu siang dan tiang api di waktu malam. Ini tanda kehadiran Allah di antara umat Israel. Ini tanda penyataan Allah yang memelihara mereka sepanjang hari. Pengalaman indah umat Israel juga merupakan pengalaman Kristen masa kini, yaitu Allah hadir dan selalu dekat kita baik siang maupun malam. Penyataan Allah senantiasa menjumpai Kristen dalam setiap derap hidupnya. Tidak ada jaminan yang paling hakiki dalam hidup umat Israel dan Kristen dalam perjalanan mereka ke tanah "Perjanjian", selain kehadiran Allah yang nyata bagi mereka. Apakah Anda merasakan kehadiran Allah dalam semua aspek kehidupan Anda.

Kehadiran-Nya masa lalu. Pengalaman indah yang dimiliki umat Israel bukanlah sekadar pengalaman yang memuaskan jiwa dan rohani mereka. Kehadiran Allah tidak hanya memberikan ketenangan dan kedamaian hati. Lebih dari itu kehadiran-Nya memberikan arah dan tuntunan bagi jalan kehidupan bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Kehadiran-Nya mengarahkan dan menentukan segala gerak dan langkah mereka. Bahkan kehadiran-Nya juga mengajukan tuntutan kepada mereka agar mereka menaati apa yang dinyatakan Allah lewat kehadiran-Nya, agar dapat tiba di tanah perjanjian.

Kehadiran-Nya masa kini. Kristen masa kini tidak bisa melihat kehadiran tiang awan dan tiang api sebagai wujud kehadiran dan penyertaan Allah di dalam hidupnya. Penyertaan Allah nyata di dalam Roh Kudus yang dihadirkan Allah dalam kehidupan anak-anak-Nya (bdk. Rm. 8:14), dan dalam firman-Nya. Orang kristen yang dipenuhi Roh Kudus akan tunduk dalam pimpinan Roh Kudus dan terang firman Tuhan. Dalam segala pergumulan hidupnya, ia senantiasa merasakan bimbingan firman dan Roh untuk mengetahui kehendak Tuhan. Hatinya pun senantiasa peka terhadap perintah Tuhan kita Yesus Kristus.

Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena penyertaan dan kehadiran-Mu yang nyata dalam hidup umat-Mu Israel juga nyata dalam hidup anak-anak-Mu di zaman ini.

(0.44) (Mzm 95:1) (sh: Beri penghormatan bagi-Nya (Minggu, 9 Oktober 2005))
Beri penghormatan bagi-Nya

Hidup selalu diperhadapkan dengan pilihan-pilihan. Salah satunya adalah memilih untuk menyembah dan mengabdi kepada Tuhan, atau memilih untuk hidup bagi diri sendiri dan menolak Dia berdaulat atas hidup ini.

Seolah pendidik yang piawai, pemazmur membimbing umat Tuhan untuk memuji membesarkan Allah (ayat 1-2) lewat dua pendekatan. Pertama, melalui pendekatan positif. Mazmur ini menegaskan bahwa Allah adalah Raja atas alam semesta dan segala isinya (ayat 3-5). Maka semua makhluk harus tunduk kepada-Nya. Pemazmur kemudian menegaskan bahwa Raja penguasa seluruh isi dunia ini telah bertindak secara khusus menggembalakan umat Israel (ayat 7). Umat telah merasakan dan mengalami tuntunan dan pemeliharaan-Nya. Seharusnya pengabdian umat dilakukan sebagai ucapan syukur atas kebaikan-Nya. Oleh karena Tuhan adalah Raja dan Gembala, maka memberikan penyembahan yang semarak dan tulus kepada-Nya adalah respons wajar umat Tuhan (ayat 7).

Kedua, melalui pendekatan negatif. Mazmur ini memberi peringatan keras terhadap bahaya pengerasan hati seperti yang dilakukan oleh nenek moyang Israel di Meriba dan Masa (ayat 8-11; band. Ibr. 3:7-12). Akibat sikap hati yang tidak mau mengakui Allah sebagai Tuhan yang berdaulat dalam hidup mereka, Allah harus menghukum keras mereka dengan tidak mengizinkan mereka masuk ke Tanah Perjanjian.

Meninggikan Tuhan dalam disiplin rohani kita setiap waktu adalah prinsip yang paling tepat untuk menghindarkan diri dari bahaya pengerasan hati. Disiplin rohani menyembah, memuji, mengucap syukur, berdoa, dan membaca firman Tuhan adalah sikap dan tindakan yang serasi dengan kedaulatan dan kebaikan Allah. Apabila kita mengizinkan Roh-Nya menumbuhkan sikap dan tindakan tersebut dalam hidup kita, kita akan mengalami suasana perhentian dalam hati kita.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.44) (Ams 1:1) (sh: Perbedaan pengetahuan dan hikmat (Sabtu, 15 November 2003))
Perbedaan pengetahuan dan hikmat

Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Hikmat berawal dari kemampuan untuk melihat dan mendengarkan. Pada waktu Salomo diangkat menjadi raja, ia berdoa, “… berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham …” (ayat 1Raj. 3:9). Kata “paham” di sini berasal dari akar kata “mendengar”, tetapi bukan asal mendengar, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang bodoh—tidak berhikmat—tidak bersedia mendengarkan siapa pun termasuk Tuhan. Orang yang tidak mendengarkan Tuhan, Sang Sumber hikmat, adalah orang yang tidak takut kepada Tuhan. Ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat.Orang yang bijak adalah orang yang “tahu diri”—ia menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya, orang bodoh adalah orang yang “tidak tahu diri”—ia tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya.

Renungkan: Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata, ya atau tidak. Jawablah dengan, tunggu!—menunggu kehendak dan pimpinan Tuhan. Inilah awal dari hikmat.

(0.44) (Mat 5:13) (sh: Bila garam menjadi tawar (Senin, 3 Januari 2005))
Bila garam menjadi tawar

Hidup Kristen adalah hidup yang berarti karena telah ditebus dengan darah Kristus. Hidup yang demikian bisa menjadi sarana menjangkau orang lain untuk mengalami anugerah yang sama. Masalah muncul ketika anak-anak Tuhan kehilangan kegunaannya sehingga ia menjadi tidak berharga di mata Tuhan!

Yesus mengajarkan bahwa anak-anak Tuhan adalah garam dan terang dunia. Dunia ini gelap, memerlukan terang untuk menyinarinya. Dunia ini membusuk, memerlukan garam untuk mencegahnya. Sebagai garam, anak Tuhan harus berfungsi untuk mencegah kebusukan dan kebobrokan moral yang semakin merajalela. Ia harus menghadirkan kehidupan yang menyaksikan Allah sehingga orang lain rindu mengenal Allah.

Sedangkan terang berfungsi menyingkapkan kegelapan dan menuntun orang pada jalan yang benar. Terang tidak boleh ditutupi, apalagi disimpan (ayat 15). Fungsi orang Kristen sebagai terang adalah menyuarakan kebenaran dan keadilan. Anak Tuhan harus berani berkata kepada orang lain bahwa salah adalah salah, dan dosa adalah dosa. Ia harus memberi tuntunan pada orang lain untuk menemukan kebenaran di dalam Kristus.

Perintah Yesus ini harus diterapkan dengan berani dan sungguh-sungguh karena akan ada banyak tantangan yang berusaha meredupkan terang kita dan menggagalkan fungsi kita sebagai garam. Kita harus masuk dan terlibat dalam kehidupan masyarakat dan memberikan pengaruh positif. Firman Tuhan harus nyata dalam hidup kita. Pertahankan nilai-nilai, tolok ukur, dan gaya hidup kristiani. Jadilah peka dan tolaklah segala tindakan yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Bila kita setia mengikuti jalan-Nya, kita akan memberikan pengaruh yang menyehatkan bagi orang-orang di sekitar kita.

Camkan: Orang Kristen yang kekristenannya tidak nyata, tidak berguna bagi sesamanya.

(0.44) (Mat 13:10) (sh: Percaya dan mengerti (Selasa, 1 Februari 2005))
Percaya dan mengerti

Proses beriman mirip proses belajar. Di sekolah kita belajar banyak hal yang belum kita mengerti. Ketika kita tidak mengerti suatu pelajaran, seharusnya respons kita adalah bertanya. Jadi, orang yang tumbuh dalam pengertiannya adalah orang yang memelihara sikap haus belajar dan berani bertanya.

Para murid tidak mengerti mengapa Yesus mengajar dengan perumpamaan (ayat 10). Yesus memakai perumpamaan untuk beberapa fungsi. Pertama, untuk menegaskan sifat rahasia Kerajaan Surga. Untuk masuk Kerajaan Surga, perlu pembukaan yang datang dari pihak Allah yang harus ditanggapi dengan iman (ayat 11). Jadi, inisiatif Allah mutlak diperlukan, baik untuk menyatakan rahasia Kerajaan Allah maupun untuk membimbing orang agar merespons pewartaan Kerajaan Allah itu dengan iman. Kedua, perumpamaan berakibat ganda. Kepada orang yang dikaruniai hati responsif akan terjadi proses bertanya, mencari, beroleh tuntunan, dan aktif mengimani. Orang itu akan mengalami pertumbuhan rohani. Untuk orang yang bebal, perumpamaan akan membuat Kerajaan Surga semakin tertutup baginya bahkan membuat orang itu mengalami proses pembutaan rohani lebih lanjut (ayat 14-15).

Dampak perumpamaan yang memisahkan pendengar ke dalam dua kelompok itu kini terjadi. Para murid langsung menyatakan ketidakmengertian mereka kepada Yesus. Ini adalah langkah iman. Akibatnya, Yesus memberikan penjelasan dan menerangi hati mereka. Orang banyak tidak demikian. Mereka bertahan dalam kegelapan pikiran dan hati mereka. Karena mereka tidak percaya, maka arti dan makna Kerajaan Allah tertutup bagi mereka. Bahkan, itu menjadi pesan penghukuman bagi mereka. Akan tetapi, bagi yang percaya perumpamaan menyingkapkan arti dan makna Kerajaan Allah.

Ingat: Peliharalah sikap terbuka untuk belajar dan diajar Tuhan, sebab itulah tanda iman yang bertumbuh.

(0.44) (Kis 1:1) (sh: Wawasan baru kemuridan (Jumat, 6 Juni 2003))
Wawasan baru kemuridan

Zaman kita kini adalah zaman yang ironis. Berbagai informasi tentang dan dari belahan dunia lain yang jauh dapat dengan mudah diterima, didengar, dibaca, atau ditonton. Namun pada saat yang sama orang-orang yang berpikir sempit kedaerahan dan sektarian justru tidak berkurang dan malah makin radikal, termasuk bahkan beberapa saudara yang seiman.

Wawasan misioner justru mengajak murid untuk tidak berpikir picik, dan mulai berpikir secara luas; sang murid akan menerima kuasa dari Roh Kudus, dan menjadi saksi bagi Kristus sampai ke ujung bumi (ayat 8). Wawasan misioner yang berdasarkan kuasa Roh Kudus itu mengajak mereka meninggalkan wawasan kedaerahan yang sempit. Pertanyaan mereka di ayat 6 mencerminkan keprihatinan kedaerahan khas orang Yahudi, yang menantikan kedatangan zaman baru mesianis ketika mereka akan ditinggikan di atas bangsa-bangsa kafir lainnya. Kini pusat perhatian mereka bukan lagi aspirasi sempit bagi golongan sendiri, tetapi pemberitaan Kerajaan Allah ke seluruh penjuru dunia. Kata Yunani martureo ("bersaksi") dalam ay. 8 merupakan akar kata dari kata 'martir'. Bersaksi berarti siap juga berkorban, bahkan mati demi apa yang dipercayai.

Kalimat yang hampir usang "berpikirlah secara global, bertindaklah secara lokal" mengandung kebenaran yang harus kita camkan sebagai murid-murid Kristus. Agenda terpenting perjuangan Kristen tidak boleh egoistis: berjuang demi "agama", etnis/suku yang kebetulan "seiman", klan/keluarga, pribadi dst. Perjuangan Kristen adalah perjuangan yang mengorbankan diri dan bukan demi keuntungan diri/golongan sendiri.

Renungkan: Kesaksian selalu membawa kemungkinan pengorbanan diri dari pihak yang bersaksi. "Kesaksian" yang mementingkan diri/golongan bukanlah kesaksian sejati yang menaati tuntunan Roh Kudus.

(0.44) (Kis 4:1) (sh: Kuasa versus amarah (Sabtu, 14 Juni 2003))
Kuasa versus amarah

Sangat menarik jika kita mau membaca Lukas dan Kisah Para Rasul sebagai suatu karya tulis yang besar. Apalagi mengamati perkembangan, perpindahan bahkan kontras dari berbagai tema dan tokoh di dalamnya.

Contohnya adalah Petrus. Sebelum ini, pembaca bertemu dengan Petrus yang ketakutan dan akhirnya menyangkali Yesus ketika ia menghadapi tuduhan secara berturut-turut oleh tiga orang di rumah Imam Besar (Luk. 22:54-62). Kini, setelah Pentakosta, Petrus bersama-sama dengan Yohanes menghadapi amarah para pembesar keagamaan Yahudi (ayat 1-2) dengan suatu seruan pemberitaan Injil yang tidak malu-malu dan berani. Di dalam sidang yang sama yang telah menghukum Yesus dengan hukuman mati (Luk. 22:63-71), Petrus memperhadapkan para pemimpin Yahudi kepada suatu fakta yang tidak dapat ditolak. Mereka tidak dapat menyangkal bahwa si lumpuh memang telah disembuhkan. Petrus menyatakan bahwa jika mereka mengakui kesembuhan si lumpuh, seharusnya mereka mengakui juga kebenaran kesaksian Petrus yang menyatakan bahwa si lumpuh disembuhkan karena kuasa Nama Yesus (ayat 9-10). Tidak hanya itu, sesuai dengan nas PL, Yesus Sang Mesias yang telah mereka tolak itu justru adalah bagian terpenting dari bangunan yang sedang didirikan Allah, yaitu umat-Nya (bdk. Luk. 20:17). Yang terutama adalah, hanya di dalam nama Yesus Kristus sajalah manusia dapat diselamatkan (ayat 12). Keyakinan Petrus dan Yohanes yang didasarkan pada tuntunan Roh Kudus (ayat 8) inilah yang menjadi dasar dari tindakan, perkataan dan keberanian mereka. Keberanian ini tidak sia-sia, karena kesaksian mereka berbuah demi kemuliaan Tuhan (ayat 4).

Renungkan: Kristen menjadi berani bukan karena bakat ataupun pemotivasian psikologis, tetapi karena Roh Kudus. Keberanian dalam Roh itu akan memampukan bersaksi dan bertindak dalam ketaatan.

(0.44) (1Tim 5:3) (sh: Para janda dalam kehidupan jemaat (Senin, 17 Juni 2002))
Para janda dalam kehidupan jemaat

Perjanjian Lama telah mengajarkan bahwa umat Allah harus memperhatikan para janda (mis. Ul. 24:19). Prinsip itu tetap berlaku pada masa gereja Perjanjian Baru. Gereja waktu itu, walaupun dalam keadaan yang sulit, tetap mempunyai kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan mereka yang hidup berkekurangan.

Tetapi, masalah timbul. Tidak semua janda layak menerima bantuan jemaat yang jumlahnya terbatas itu. Beberapa janda masih mempunyai sanak saudara yang sebenarnya masih mampu untuk menanggung mereka (ayat 4-8). Lainnya masih cukup muda dan masih dapat menghidupi diri, entah secara mandiri ataupun dengan kembali berkeluarga (ayat 11-14). Lainnya lagi cukup kaya (ayat 6). Jika mereka tetap ikut menerima bantuan, maka banyak janda lain yang "benar-benar janda" (ayat 1), yang "ditinggalkan seorang diri" (ayat 5) dan betul-betul hidup berkekurangan, malah tidak menerima bantuan. Selain masalah ini, Timotius juga harus membereskan masalah dari keteraturan hidup berjemaat karena beberapa dari antara para janda itu hidup tidak disiplin (ayat 12-14), dan beberapa bahkan telah "tersesat mengikuti Iblis" (ayat 15).

Tuntunan yang diberikan Paulus kepada Timotius ini memberikan beberapa pengajaran penting tentang kehidupan berjemaat. Pertama, suatu jemaat/komunitas Kristen harus memperhatikan sesama saudara/i yang hidup berkekurangan (mis. para janda). Harus ada kebijakan dan langkah yang jelas dan dapat dilaksanakan. Kedua, tidak teraturnya perhatian jemaat terhadap pelayanan diakonia seperti ini akan memberikan "alasan bagi lawan untuk memburuk-burukkan nama kita" (ayat 14). Ini akan berpengaruh pada kesaksian jemaat bagi orang-orang lain. Terakhir, Paulus menunjukkan bahwa mereka yang berkekurangan juga punya kontribusi bagi kehidupan jemaat sebagaimana yang lainnya. Walaupun mereka dibantu, mereka tetap punya peranan dalam kehidupan jemaat yang saling melayani (ayat 9).

Renungkan: Beri penilaian secara jujur tentang keterlibatan Anda di jemaat Anda dengan dan bagi sesama anggota lain yang berkekurangan.

(0.37) (Est 6:1) (sh: Tangan Tuhan yang tidak kelihatan (Selasa, 26 Juni 2001))
Tangan Tuhan yang tidak kelihatan

Hidup kita mungkin dapat diibaratkan sebagai tenunan yang terjalin dari benang-benang suram dan cerah, saling merajut membentuk suatu gambaran kehidupan. Seringkali kita tidak dapat melihat keindahan rajutan ini secara utuh, dan seringkali kita juga tidak dapat menyadari bahwa di tangan Sang Perancang, benang-benang suram adalah sama pentingnya dengan benang-benang yang cerah untuk menghasilkan tenunan yang indah. Kisah Ester yang kita baca hari ini akan membantu kita memahami karya dan rencana Tuhan yang indah di balik peristiwa-peristiwa yang kita alami.

Rentetan peristiwa kisah Ester ini tidaklah terjadi secara kebetulan, ada tangan Sang Perancang yang merajut dengan satu tujuan yang pasti di balik semuanya. Dalam pasal 6 ini Sang Perancang mulai merajutkan benang- benang cerah dan membuat suatu titik balik dari kekalahan (pasal 1-5) menuju kemenangan (pasal 7-10) yang ditandai dengan ketiga hal berikut: (1) Tuhan menggelisahkan hati raja (6:1-3); [2] Tuhan merendahkan Haman orang Amalek dan meninggikan Mordekhai (6:4-11); dan [3] Tuhan membuat hati Haman beserta keluarga dan sahabatnya diliputi kegentaran (6:12-14). Titik balik kemenangan ini semata-mata bukanlah disebabkan oleh jasa dan upaya Mordekhai, tetapi karena alasan yang sama seperti saat Musa mengangkat tangannya dan mengalahkan bangsa Amalek (bdk. Kel. 17 : 8-16). Kemenangan ini disebabkan karena ada "Tangan di atas panji-panji Tuhan!", "Tuhan berperang melawan Amalek turun-temurun". Tuhan Raja di atas segala raja dengan cara yang tidak terlihat memelihara dan memberikan kemenangan bagi umat-Nya yang menderita, dalam kesetiaan-Nya.

Mungkin kita tidak dapat mengerti ataupun melihat adanya jalan keluar bagi kemelut bangsa kita, namun kita perlu meyakini bahwa Tuhan tidak mengabaikan langkah iman yang kita ambil. Ia dengan tangan-Nya yang tak kelihatan dapat melakukan serangan terselubung dan menghancurkan sendi-sendi kekuatan mereka yang mengancam kita.

Renungkan: Pernahkah Anda mengalami peristiwa demi peristiwa yang mengarahkan Anda pada suatu titik balik yang mengubah situasi dan kehidupan Anda? Kemanakah arah pergerakan itu, seperti Haman atau Mordekhai? Bagaimana Anda meresponinya? Bercerminlah di hadapan Allah dan mohonkanlah tuntunan-Nya!

(0.31) (Kis 2:17) (full: HARI-HARI TERAKHIR. )

Nas : Kis 2:17

Teks :
  1. 1) Dalam PL istilah ini dianggap saat ketika Tuhan akan bertindak dengan cara yang luar biasa untuk menghakimi kejahatan dan membawa keselamatan kepada umat-Nya (bd. pasal Yes 2:2-21; 3:18-4:6; Yes 10:20-23; Hos 1:1-2:23; Yoel 1:1-3:21; Am 8:9-11; 9:9-12).
  2. 2) PB menyingkapkan bahwa "hari-hari terakhir" diawali dengan kedatangan Kristus yang pertama serta pencurahan pertama Roh Kudus atas umat Allah, dan berakhir dengan kedatangan-Nya yang kedua (Mr 1:15; Luk 4:18-21; Ibr 1:1-2). Saat yang khusus ini digambarkan sebagai zaman penghakiman terhadap kejahatan, kuasa atas setan-setan, keselamatan bagi manusia, dan kehadiran kerajaan Allah.
    1. (a) "Hari-hari terakhir" ini akan berlangsung dengan kuasa Roh Kudus (Mat 12:28).
    2. (b) "Hari-hari terakhir" menyangkut serbuan kuasa Allah lewat Kristus ke dalam alam kekuasaan Iblis dan dosa. Namun peperangan ini baru saja dimulai; itu belum berakhir karena kejahatan dan kegiatan Iblis masih sangat berkuasa (Ef 6:10-18). Hanya kedatangan Kristus yang kedua akan mengakhiri aktivitas kekuatan jahat dan menyelesaikan "hari-hari terakhir" (bd. 1Pet 1:3-5; Wahy 19:1-21).
    3. (c) "Hari-hari terakhir" merupakan saat kesaksian yang memanggil setiap orang untuk bertobat, percaya kepada Kristus dan mengalami pencurahan Roh Kudus (Kis 1:8; 2:4,38-40; Yoel 2:28-32). Kita harus menyampaikan karya keselamatan Kristus melalui kuasa Roh Kudus sementara kita menantikan hari akhir murka Allah (Rom 2:5), yaitu, "hari yang besar dan mulia itu" (Kis 2:20). Kita harus hidup dengan siaga dan waspada setiap hari, sementara menantikan hari penebusan dan kedatangan Kristus untuk umat-Nya (Yoh 14:3; 1Tes 4:15-17).
    4. (d) "Hari-hari terakhir" meresmikan kerajaan Allah yang kini datang dengan seluruh kuasa

      (lihat cat. --> Luk 11:20;

      [atau ref. Luk 11:20]

      lihat art. KERAJAAN ALLAH).

      Kita harus mengalami kepenuhan kuasa itu waktu kita menghadapi peperangan rohani (2Kor 10:3-5; Ef 6:11-12) dan penganiayaan oleh karena kebenaran (Mat 5:10-12; 1Pet 1:6-7).


TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA