Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 5 dari 5 ayat untuk tinggal terbuang AND book:19 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.57) (Mzm 137:1) (sh: Respons Pujian (Kamis, 16 September 1999))
Respons Pujian

Pujian datang/muncul/bertumbuh/berakar dari wahyu Allah. Ketika kita mengenal Dia melalui karya-Nya, hati ini akan berespons. Respons pujian akan lahir dari seorang Kristen yang mengenal Allah Pencipta dan menghayati betapa agung karya-Nya; apa yang telah Allah buat tak dapat dibuat oleh siapa pun, selain Dia.

Pemulihan Israel. Di Babel, jauh dari negeri mereka, Israel merasakan kehancuran dan terbuang dari Allah. Hanya ketika Allah kembali bertindak untuk menghancurkan musuh-musuh mereka dan mengembalikan ke tanah perjanjian, pujian kesukaan kembali berdendang dari bibir mereka. Hanya ketika kita melihat Allah bekerja dalam sejarah dan dalam kehidupan kita sekarang, kita akan mengenal kesukacitaaan yang sesungguhnya. Sukacita sejati ada bukan karena kita menerima apa yang kita inginkan, tetapi ketika kita merasakan Allah bekerja, terlibat dalam hidup kita.

Renungkan: Tergantung pada apakah sukacita yang Anda alami? Bila tergantung keadaan, maka sukacita itu akan berubah jadi dukacita, bila keadaan mengecewakan. Sukacita sejati ada di dalam kehidupan kita bila Allah terlibat dalam hidup kita.

Doa: Syukur kunyatakan bagi-Mu, Allah sumber sukacitaku. Hanya bagi-Mu segala hormat dan pujian.

(0.54) (Mzm 43:1) (sh: Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku (Senin, 13 Agustus 2001))
Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku

Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup, perlakuan yang tidak adil, dan kondisi yang tidak aman seringkali menjadi beban yang memperberat langkah hidup kita. Di saat seperti ini kita membutuhkan adanya pembebasan, pembelaan, dan tempat peristirahatan yang dapat memulihkan sukacita kita. Kebutuhan akan hal seperti inilah yang melatarbelakangi lahirnya doa permohonan pemazmur. Namun dimanakah jawaban atas pergumulan ini dapat ditemukan?

Sebagaimana dalam Mazmur 42, demikian juga dalam Mazmur 43 ini, pemazmur diliputi kegelisahan yang sedemikian dalam. Ia diliputi ketidakmengertian, mengapa Allah yang adalah tempat pengungsian yang aman membuang dirinya sehingga ia hidup berkabung di bawah impitan musuh (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Kekuatan dan jawaban atas pergumulannya ini terletak di dalam doa yang dipanjatkannya. Ia memohon agar Tuhan memperjuangkan keadilan dan perkaranya serta meluputkannya dari orang-orang curang yang menipunya (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Ia berdoa memohon agar Tuhan memerintahkan terang dan kesetiaan-Nya untuk menuntunnya berjumpa Allah yang adalah sukacita dan kegirangannya (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-4).

Doanya ini mengubah kegelisahannya menjadi pengenalan akan Allah sebagai tempat pengungsian yang membuatnya bersuka dan bergembira. Doa ini telah membawa keletihan jiwanya pada tempat peristirahatan yang nyaman. Doa ini mengubah nada refrein lagunya, semula ia menyanyikan refrein lagunya dengan nada pilu dengan harap-harap cemas (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">42:6, 12), tetapi kini dengan nada optimis ia berkata: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku, dan Allahku!" (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Melalui kekuatan yang ditemukan dalam doanya ia menyadari bahwa tidak seharusnya ia merasa tertekan dan gelisah, karena ia memiliki pengharapan di dalam Allah yang menjadi penolongnya.

Renungkan: Apakah kita merasa tertekan, gelisah, terbuang, dan hidup di bawah impitan? Berharap dan berdoalah agar terang serta kesetiaan Tuhan menuntun Anda mendekat kepada Allah, dan nikmatilah persekutuan yang indah dengan-Nya.

(0.52) (Mzm 107:1) (sh: Allah, sang penolong yang setia (Kamis, 25 April 2002))
Allah, sang penolong yang setia

Gema Mazmur 106 terdengar jelas dalam Mazmur 107 ini dengan disorotinya kembali beberapa pokok seperti “perbuatan besar Allah” (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">8,15,21,24,31), pemberontakan (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">11), ditebus (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7), nasihat (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7) ditundukkan (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12), kesesakan (ayat 2,6,13,19,28), kejahatan (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17). Lebih dari itu, tema yang memulai dan mengakhiri Mazmur 106 diulang kembali dalam ayat-ayat pembukaan Mazmur ini. Mazmur ini mengajak umat Allah memuji dan membesarkan Allah karena kasih setia-Nya yang telah menebus individu-individu dari berbagai kesulitan mereka (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-3).

Allah tidak saja mengasihi umat secara umum, tetapi orang per orang dengan setiap permasalahannya yang unik. Secara garis besar, berbagai pengalaman sulit manusia pada umumnya terwakili dalam bagian ini. Kisah tentang pengembara yang tersesat di gurun gersang, mengalami kelaparan dan kehausan, waktu itu merupakan hal yang lazim terjadi (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4-9). Pengalaman tersebut sangat mungkin melambangkan pengalaman pengembaraan Israel selama mereka mengembara di padang gurun. Entah hanya pengalaman pribadi atau juga bagian dari pengembaraan umat, kebaikan Allah sajalah membuat pengembara tidak hanya terpelihara, tetapi juga terarah dalam pimpinan Allah. Jelas pemazmur mengaitkan peristiwa ini dengan tema keselamatan. Petunjuk untuk itu terlihat dalam penggunaan kata “berseru-seru” (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">6), yaitu ungkapan mencari pertolongan Allah dari kebutuhan hati yang amat dalam.

Pengalaman lain yang juga umum diderita banyak orang adalah berbagai penderitaan batin dan fisik seperti pengalaman tertekan, terhukum, terpenjara (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10-16) sebagai akibat dosa. Demikian juga penderitaan seperti pengembaraan tanpa arah, terbuang dari negeri sendiri, hidup dalam gelap, adalah pengalaman riil yang melukiskan tekanan hidup dalam dosa. Segelap apa pun akibat dosa, keselamatan dari Allah melepaskan orang yang berseru-seru kepada- Nya (ayat tinggal+terbuang+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13). Dosa bisa juga berakibat dalam bentuk penyakit, mekipun tidak selalu penyakit adalah akibat dosa. Justru dengan mengakui adanya penyakit akibat dosalah, orang boleh sadar dan bertobat dan beroleh kesembuhan dari Allah.

Renungkan: Seruan yang dijawab Tuhan sepatutnya berubah menjadi pujian.



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA