Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 12 dari 12 ayat untuk tidak lagi marah AND book:19 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 88:1) (sh: Menanti dalam kegelapan (Rabu, 7 November 2001))
Menanti dalam kegelapan

Mazmur kita hari ini merupakan model untuk memahami kenyataan hidup rohani secara lebih utuh.

Pemazmur sedang berada di dalam kesesakan yang begitu dahsyat. Seperti biasanya, ia berdoa, menangis, berteriak pada Allah untuk mendapatkan pertolongan (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-3, 10b, 14). Namun, apa yang terjadi? Kali ini tidak ada jawaban. Allah membisu seribu bahasa. Apakah kemudian pemazmur berhenti berteriak? Tidak! Kita justru melihat, kemarahannya ditumpahkan kepada Allah (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4-10a). Ia menganggap bahwa hubungan dirinya dengan Allah terputus, sebagaimana ungkapan "liang kubur" dan "dunia orang mati" dipakai.

Lebih dahsyat lagi, ia menganggap bahwa Allah bertanggung jawab atas keadaan dirinya (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-10a). Namun, Allah tetap diam. Pemazmur melanjutkan usahanya dengan menyajikan pertanyaan- pertanyaan retoris (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11-13). Ada enam hal buruk yang disebutkan di sana: orang mati, arwah, kubur, kebinasaan, kegelapan, negeri segala lupa. Kontrasnya, ada enam hal yang merupakan milik Allah: keajaiban, kebangkitan, kasih, kesetiaan, keajaiban, keadilan. Pertanyaan-pertanyaan retoris ini semuanya dijawab dengan satu kata: TIDAK. Mengapa Allah membiarkan pemazmur tetap terpuruk seperti itu? Tidak ada jawaban. Karena itulah pemazmur untuk terakhir kalinya marah pada Allah (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">14-19). Puncaknya ada di ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">17. Bagi pemazmur, Allah patut disalahkan atas semua yang dialaminya.

Ada dua hal yang dapat kita pelajari di sini. Pertama, hidup tidak selalu menyenangkan. Ada saat-saat ketika kita berada di dalam masa-masa yang sulit. Kedua, di dalam ketidakmengertian pemazmur, ia tetap berdoa pada Allah dan menantikan pertolongan-Nya. Ia tidak menjadi bisu, meskipun kata-kata yang keluar adalah kemarahan dan pertanyaan- pertanyaan. Kadangkala Allah terasa begitu jauh dan tidak mempedulikan kita, meskipun kita telah berteriak pada Dia. Namun kita tidak punya pilihan lain, selain tetap setia pada- Nya.

Renungkan: Kadangkala jiwa kita harus dipersiapkan untuk menempuh malam yang gelap dan begitu panjang. Satu hal yang harus selalu kita lakukan ialah setia dalam menanti pertolongan-Nya!

(1.00) (Mzm 39:1) (sh: Allah adalah pihak yang paling tepat (Rabu, 4 Juni 2003))
Allah adalah pihak yang paling tepat

Benarkah sikap Daud ini ketika ia menghadapi orang-orang jahat? Jika kita di tempat Daud, apa yang biasanya kita lakukan? Duduk dan berdiam diri atau meluapkan kemarahan? Marah terhadap sesuatu yang salah adalah wajar, tetapi jika permasalahan dihadapi dengan sikap diam, bukankah itu hanya akan menambah penderitaan? Akibat dari diam atau mendiamkan bisa membuat kita hidup dalam tekanan -- depressi dan stress.

Dalam pikirannya semula, Daud menyatakan keinginannya untuk tutup mulut, sebagai jalan "paling aman" menurut Daud. Keputusan Daud ini didasarkan pada dua hal: [1] ia tidak mau kedapatan menuduh Allah berlaku tidak adil atau berbuat kesalahan; [2] ia tidak mau memberikan kesempatan kepada orang fasik untuk menyerang dia atau menghina Allah karena ucapannya. Tetapi keputusan tersebut ternyata justru memperberat penderitaannya. Akhirnya Daud menyadari bahwa menutup mulut itu bukan saja tidak tepat, tetapi juga tidak sehat.

Dari keputusan Daud ini kita belajar bahwa menahan amarah hanya akan menyebabkan kita stress, tetapi melampiaskan amarah dalam kata- kata keras menyakitkan pun tidak menyelesaikan masalah. Daud menolong kita menemukan pilihan yang tepat dan sehat: membicarakannya dengan Tuhan. Menarik bukan? Kapan terakhir kali kita membicarakan permasalahan kita dengan Tuhan?

Pergumulan seperti yang Daud alami pun dialami oleh orang beriman. Tetapi, kita tidak dapat menanggungnya sendiri jika hanya berdiam diri, atau dengan membalas berbuat jahat. Segala pergumulan itu perlu untuk diarahkan secara benar kepada Tuhan sebagai pihak yang paling tepat, yang mampu mendukung kita.

Renungkan: Siapa lagi yang dapat memberi kita jiwa yang sehat kalau bukan Dia yang dalam Roh-Nya kini mendampingi kita sebagai Penasihat dan Penghibur?

(0.97) (Mzm 39:1) (ende)

Seorang jang menderita karena dosanja berkeluh-kesah dalam lagu ratap ini. Keadaan dan deritanja menghebat lagi dengan melihat bagaimana seteru2nja bergirang-hati. Ia insaf, bahwa hidupnja fana sadja dan bahwa selajaknjalah deritanja akan hukuman. Namun dengan kepertjajaan ia bermohon, agar Allah meringankan sengsaranja dan mengampuni kesalahannja.

(0.74) (Mzm 37:1) (sh: Kebahagiaan orang benar (ayat 1) (Minggu, 1 Juni 2003))

Apa yang kelihatannya merupakan kesuksesan dan kehebatan dalam kehidupan orang fasik tidak perlu membuat orang benar marah karena kesudahan mereka adalah kekalahan dan kehancuran (ayat 2,9,10). Frasa negatif "jangan marah" tiga kali muncul dalam bagian ini (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1,7,8) dan diterjemahkan secara positif dalam ayat-ayat lainnya. Ini berarti bahwa "jangan marah" pada dasarnya adalah panggilan untuk bersandar dan berlindung kepada Tuhan! Di tengah-tengah apa yang kelihatannya merupakan kebahagiaan orang fasik dan kebinasaan orang benar, pemazmur mengundang pembacanya untuk bertekun di dalam Tuhan karena kebinasaan orang fasik, dan kebahagiaan orang benar sudah dekat (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10-11).

Kebenaran ini diuraikan lebih lanjut dalam bagian kedua (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-22) lewat serangkaian ilustrasi tentang kesia-siaan usaha orang fasik dan kepastian tentang kebinasaan mereka. Bahkan Tuhan menertawakan setiap usaha yang mereka rencanakan terhadap orang benar (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-13). Akibatnya, setiap usaha kejahatan yang mereka rencanakan untuk orang benar berbalik menimpa mereka (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-17a). Sebaliknya, Tuhan menopang orang benar (ayat 17b), hari-hari mereka diketahui dan milik pusaka mereka dijaga oleh Tuhan (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">18). Mereka pengasih dan pemurah, tetapi mereka akan mewarisi negeri (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">21,22). Kalau begitu, siapa yang berbahagia?

Renungkan: ... ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 7

Kisah Para Rasul 1:15-17,21-26; Efesus 1:15-23; Lukas 24:44-53; Mazmur 1

Lagu: Kidung Jemaat 62

(0.74) (Mzm 4:5) (jerusalem: korban yang benar) Ialah korban yang dipersembahkan dengan hati yang suci dan jujur, dan yang memulihkan hubungan baik (benar) dengan allah serta menjamin kebahagiaan dan keberhasilan, bdk Maz 51:19; Ula 33:19.
(0.67) (Mzm 54:1) (sh: Mengandalkan pertolongan Tuhan. (Selasa, 03 Maret 1998))
Mengandalkan pertolongan Tuhan.

Peristiwa pengkhianatan kembali dialami Daud. Kali ini, pengkhianatan datang dari orang Zifi yang justru dipercaya dan diharapkan mampu memberi perlindungan. Bagaimana perasaan dan reaksi bila Anda menghadapi kondisi seperti itu? Wajar bila timbul perasaan sakit hati dan reaksi marah. Tetapi hal itu tidak terjadi pada Daud. Ia tidak mempersilakan perasaan dan reaksi itu timbul dan menguasai dirinya. Daud berhasil menguasai keadaan emosinya karena ia hanya pada Allah memusatkan perhatian (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">54:1-2" context="true" vsf="TB">3-4), dan melihat bagaimana campur tangan Allah dalam perjalanan dan pengalaman hidupnya.

Iman yang berserah dan berharap. Inilah kunci kesuksesan Daud menguasai keadaan dirinya. Jelas sekali bahwa Daud mengimani Allah yang adil, berkuasa dan maju membelanya (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">54:4" context="true" vsf="TB">6). Hal itu pulalah yang membuat Daud tidak terjebak dan terbenam dalam kemalangannya. Iman yang membuatnya mengenal Allah dengan jelas, membuat ia mampu berserah, berharap penuh dan memperoleh hikmat untuk bertindak bijak.

Renungkan: Pengalaman sesakit apa pun bila dihadapi dengan iman teguh, justru akan melahirkan sikap hidup terpuji.

Doa: Tuhan, ajar kami melihat kepahitan dalam pandangan-Mu.

(0.66) (Mzm 57:1) (sh: Nyanyian dari dalam gua (Jumat, 11 Juni 2004))
Nyanyian dari dalam gua

Ketika kita berada dalam kesulitan dan pergumulan yang berat, reaksi spontan kita adalah mengeluh dan putus asa bahkan sering pula kita menjadi marah kepada Tuhan. Tetapi hal ini tidak kita temukan dalam diri Daud.

Mazmur ini ditulis ketika Daud sedang lari dari Saul dan harus bersembunyi di dalam gua (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Saul iri melihat kesuksesan Daud dan ia ingin membunuh Daud (ayat 1Sam. 22:1; 24:3). Dalam keadaan yang terjepit, Daud berseru kepada Allah. Dia tidak larut dalam kesedihan dan ketakutan, melainkan berusaha tetap memfokuskan dirinya pada Allah.

Ada beberapa hal yang bisa kita teladani dari Daud: Pertama, ia berseru kepada Allah dan mempercayakan hidupnya di dalam tangan Allah (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-4). Daud mengumpamakan dirinya seperti seekor anak burung elang yang tidak berdaya yang berlindung di bawah naungan sayap induknya. Dalam situasi demikian ia beroleh kekuatan baru.

Kedua, ia memfokuskan perhatiannya pada kemuliaan Allah (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6, 12). Daud mengakui keadaannya yang lemah dan tidak berdaya di tengah-tengah serangan musuh-musuhnya (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5, 7). Tetapi ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh keadaannya. Perhatian Daud yang terutama, bahkan ketika ia memohon pertolongan dari Tuhan, adalah agar nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan, bukan semata-mata keselamatan pribadinya.

Ketiga, ia bersukacita menantikan pertolongan Tuhan (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-11). DR. Martin Lloyd-Jones menyatakan bahwa kita harus membedakan antara bersukacita dan merasa bahagia. Jelaslah bahwa Daud tidak merasa bahagia dengan keadaannya, tetapi ia tidak pernah kehilangan sukacitanya sementara ia menantikan pertolongan Tuhan, karena sukacitanya itu didasarkan pada kasih setia Tuhan dan kebenaran-Nya (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">11).

Renungkan: Penderitaan kita adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa orang beriman tetap bersukacita dan memuji Allah.

(0.65) (Mzm 37:21) (sh: Kebahagiaan orang benar (ayat 2) (Senin, 2 Juni 2003))

Di dua bagian terdahulu kita telah melihat bagaimana pemazmur mengajar orang benar untuk tidak marah karena kesuksesan dan kemakmuran orang fasik. Bagian ketiga (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23-29) masih meneruskan pokok-pokok pikiran dari dua bagian sebelumnya, tetapi dengan fokus yang agak berbeda. Kalau bagian pertama didominasi oleh panggilan kepada orang benar untuk bersandar dan berlindung kepada Tuhan, dan bagian kedua menitikberatkan pada kesia-siaan usaha orang fasik, bagian ketiga sekarang memusatkan perhatian pada Tuhan dan perlindungan-Nya atas orang benar.

Tuhan menjaga orang benar sehingga walaupun mereka dapat "jatuh" mereka tidak akan sampai tergeletak (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">23-24). Tuhan juga mencukupi kebutuhan mereka dan bahkan dari kecukupan itu mereka dapat memberi dengan murah hati (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">25-26). Bagian ini ditutup dengan panggilan ajakan untuk menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan karena Tuhan adalah Tuhan yang "mencintai hukum". Juga terdapat penegasan tentang orang benar yaitu bahwa mereka akan mewarisi negeri (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">27-29). Siapa saja orang benar yang akan mewarisi negeri? Orang-orang yang mulutnya mengucapkan hikmat, yang lidahnya mengatakan hukum, yang hatinya dituntun oleh Taurat Allah (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">31), dan yang hidupnya senantiasa menantikan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya meskipun berada di tengah-tengah ancaman orang fasik (ayat tidak+lagi+marah+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">32-34).

Jika Anda tergoda oleh suatu pencobaan, bandingkanlah hasil akhir orang benar dan orang fasik. Orang yang jatuh ke dalam dosa, sering kali disebabkan oleh kemalasan untuk tidak berpikir panjang. Mata gelap, pikiran pendek, membuat orang begitu saja membiarkan dirinya melakukan dosa.

Renungkan: Pikiran dan pemahaman firman adalah hal utama dalam kehidupan. Bangunlah kebiasaan baik mempelajari firman bila Anda ingin memiliki ketahanan dan ketangguhan rohani.

(0.61) (Mzm 145:8) (full: TUHAN ITU PENGASIH DAN PENYAYANG. )

Nas : Mazm 145:8

Ungkapan ini yang sering diulangi mengungkapkan kesenangan Allah dalam menunjukkan kemurahan-Nya (bd. Kel 34:6-7). Bilamana Dia melihat kesengsaraan; hati-Nya tergerak oleh belas kasihan; Dia lamban marah karena pelanggaran kita dan dengan cepat menunjukkan kasih dan kemurahan apabila pengampunan diminta (bd. Kel 3:7; Hak 2:18).

(0.55) (Mzm 37:1) (full: JANGAN MARAH. )

Nas : Mazm 37:1-40

Mazmur ini bukan sebuah doa, tetapi serangkaian ucapan yang mengandung pepatah atau petunjuk tentang hikmat rohani. Temanya adalah sikap orang percaya terhadap orang fasik yang rupanya berhasil dan kesukaran orang benar (juga lih. pasal Mazm 49:1-21; 73:1-28); mazmur ini mengajarkan bahwa orang fasik akhirnya akan dijatuhkan dan kehilangan segala sesuatu yang telah mereka peroleh di dunia, sedangkan orang benar yang tetap setia kepada Allah akan mengalami kehadiran, pertolongan, dan bimbingan-Nya di bumi serta mewarisi keselamatan dan tanah perjanjian. Menurut PB, warisan orang percaya ialah "langit yang baru dan bumi yang baru" (lih. Wahy 21:1).



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA