Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk tidak disunat AND book:[40 TO 66] (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 1:59) (jerusalem: hendak menamai dia) Lazimnya anak diberi nama waktu disunat, bdk Luk 2:21.
(0.76) (Mat 23:15) (ende: Penganut)

Biasanja disebut "prosilit" pula. Mereka bukan Jahudi melainkan orang "kafir", jang sedikit banjak mengikuti agama Jahudi untuk kemudian disunat dan masuk.

(0.71) (Kis 16:3) (ende: Timoteus)

Karena ibunja bangsa Jahudi, ia harus disunat menurut hukum Jahudi biarpun bapaknja seorang "Junani". Dan selama Timoteus tidak bersunat, ia tidak boleh masuk sinagoga-sinagoga dan harus didjauhi semua orang Jahudi. Dan kalau Paulus membawanja serta dalam iringannja, tentu sadja orang Jahudi mendjauhi Paulus djuga.

(0.69) (Yoh 12:20) (ende: Orang Junani)

Jang dimaksudkan ialah orang bukan Jahudi dan berkebudajaan Junani, jang dalam beberapa hal menganut agama Jahudi, jaitu pertjaja kepada Allah jang Mahaesa dan mentaati adat-istiadat Jahudi, tetapi tidak disunat. Bdl. Kis 10:2,22,33 dan Kis 13:16-20.

(0.64) (Kis 13:9) (ende)

Disini untuk pertama kali dan seterusnja dalam Kitab Kudus "Saulus" disebut "Paulus". Ketika disunat ia diberi dua nama, satu sebagai orang "Ibrani", Saul dan lain sebagainja warganegara Roma ialah Paulus.

(0.64) (1Kor 7:18) (ende: Djangan ia meniadakan....)

Itu dilakukan orang Jahudi tertentu jang merasa malu akan tanda bersunatnja didepan orang Junani. Dan ada pula saudara-saudara takbersunat, jang mau disunat atas andjuran saudara-saudara Jahudi tertentu. Ingatlah Gal 5:1-12.

(0.53) (Kis 2:5) (ende: Jang beribadat)

Jang dimaksudkan disini dengan "orang Jahudi' tentu pertama-tama orang-orang Jahudi asli, jang diam tersebar diseluruh kekaisaran Roma dan wilajah-wilajah lain diluar Palestina, tetapi djuga orang-orang dari bangsa-bangsa kafir, jang oleh pengaruh orang Jahudi pertjaja akan Allah jang Mahaesa dan sekedar mengikuti ibadat Jahudi, tetapi tidak bersunat. Mereka dalam Kis.Ras. disebut "orang beribadat", "orang penjembah Allah" atau "jang menjegani Allah". Jang disebut "prosilit" (#TB Kis 2:11) adalah orang-orang jang menganut agama Jahudi seluruhnja dan telah disunat.

(0.52) (Gal 1:7) (ende: Orang-orang tertentu)

Njata dari uraian Paulus selandjutnja, bahwa jang dimaksudkan, ialah saudara-saudara bangsa Jahudi, jang masih beranggapan, malah mengandjurkan kepada saudara-saudara bukan-Jahudi, bahwa untuk diselamatkan disamping kepertjajaan akan Kristus, perlu lagi mereka disunat dan menganut adat kebiasaan orang Jahudi.

(0.38) (Gal 1:6) (full: INJIL LAIN. )

Nas : Gal 1:6

Guru-guru palsu telah datang kepada jemaat Galatia sambil berusaha untuk mempengaruhi mereka untuk menolak ajaran Paulus dan menerima "suatu injil lain". Injil mereka mengajar bahwa keselamatan meliputi bukan hanya percaya kepada Kristus, tetapi juga bergabung dengan agama Yahudi dengan jalan disunat (Gal 5:2), menaati hukum Taurat (Gal 3:5), dan merayakan hari-hari raya Yahudi (Gal 4:10).

  1. 1) Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hanya ada satu Injil yaitu, "Injil Kristus" (ayat Gal 1:7). Injil itu telah sampai kepada kita melalui "penyataan Yesus Kristus" (ayat Gal 1:12) dan pengilhaman Roh Kudus

    (lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).

    Injil ini diterangkan dan diungkapkan dalam Alkitab, Firman Allah.
  2. 2) Semua ajaran atau gagasan yang bersumber dari manusia, gereja, atau tradisi dan tidak dinyatakan atau tersirat dalam Firman Allah tidak boleh dimasukkan dalam Injil Kristus (ayat Gal 1:11). Mencampur isi asli Injil dengan hal-hal itu ialah "memutarbalikkan Injil Kristus" (ayat Gal 1:7).
(0.34) (Kis 15:6) (sh: Anugerah yang menyelamatkan (Minggu, 22 Mei 2005))
Anugerah yang menyelamatkan


Apakah tradisi, upacara, dan peraturan agama bisa dijadikan syarat untuk manusia mendapatkan anugerah Allah? Bolehkah kemurahan keselamatan-Nya ditanggapi sebagai milik bangsa tertentu saja? Pertanyaan-pertanyaan ini ternyata sudah setua usia gereja di dunia ini.

Persidangan para pemimpin jemaat di Yerusalem mengenai harus tidaknya orang Kristen nonyahudi disunat, dimulai dengan ketidaksepakatan di antara mereka sendiri. Sampai akhirnya Petrus pun berbicara. Pertama, Petrus mengingatkan bahwa melalui dirinya Allah menyatakan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain dengan memberikan Roh Kudus kepada mereka. Berarti Allah menghendaki agar bangsa-bangsa lain pun diterima menjadi umat-Nya (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7-8). Terlebih lagi Injil pun telah disambut mereka dan mukjizat-Nya juga dinyatakan-Nya di tengah-tengah mereka (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12). Karena Allah telah menyucikan hati mereka dengan iman maka orang percaya Yahudi pun harus menerima mereka menjadi bagian umat Allah.

Kedua, ketika umat Yahudi percaya pada Yesus sebagai Mesias mereka dibebaskan dari tuntutan Hukum Taurat yang tidak mampu mereka tanggung. Jadi, mereka pun diselamatkan oleh kasih karunia Allah (Rm. 6:14). Dengan demikian orang percaya nonyahudi yang sudah percaya pada Allah pun tidak seharusnya dituntut melaksanakan Hukum Taurat itu (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">10-11).

Iman kepada Yesus Kristus adalah syarat seseorang diterima Allah menjadi umat-Nya, bukan karena ia berhasil memenuhi syarat-syarat agamawi. Pengorbanan Yesus bagi kita adalah harga penebusan dosa yang terbayar lunas dan tidak dapat dibatalkan. Hari ini gereja dan orang Kristen harus terbuka menerima siapa pun yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai saudara seiman.

Renungkan: Oleh karena kita telah menerima kepastian anugerah keselamatan maka marilah kita menghargainya dan dengan setia melakukan firman-Nya.

(0.34) (Gal 6:11) (sh: Mana yang penting: iman atau tanda? (Minggu, 19 Juni 2005))
Mana yang penting: iman atau tanda?


Kekristenan sering dihubungkan dengan hal-hal yang lahiriah, seperti salib, lilin, buku Alkitab, atau hal-hal yang formal seremonial seperti sakramen baptisan dan sakramen perjamuan kudus. Hal-hal itu memang penting sejauh berfungsi sebagai sarana dan bukan menjadi inti iman. Bila hal-hal tersebut mendapatkan penekanan yang berlebihan maka bisa berakibat hal-hal yang lebih mendasar, seperti iman, terabaikan.

Pada bagian akhir suratnya, Paulus menyimpulkan bahwa orang-orang yang memaksa jemaat Galatia untuk disunat adalah orang-orang yang memegahkan hal-hal lahiriah sebagai tanda kesalehan. Pada hakikatnya orang sedemikian sebenarnya mengingkari iman Kristen sejati (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">12). Mereka adalah orang-orang munafik yang menuntut orang lain menaati ajaran mereka sementara mereka sendiri menghindar semua beban berat itu (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13; bandingkan dengan teguran Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi di Mat. 23:4). Paulus sendiri memiliki tanda-tanda lahiriah (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17). Namun, tanda lahiriah itu ada karena kesetiaannya memikul salib untuk melayani Tuhan. Paulus tidak bermegah atas tanda-tanda lahiriah tersebut. Bagi Paulus yang penting bukan tanda melainkan iman sejati yang ada di baliknya (ayat tidak+disunat+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">15).

Ketika kekristenan hanya berhenti sebatas tanda lahiriah maka ada begitu banyak kerugian yang akan dialami oleh orang Kristen. Imannya akan mandek bahkan dalam bahaya mati karena tidak lagi menjadi dasar hidup kekristenannya. Yang muncul adalah sejenis kemunafikan. Dari luar kelihatan saleh, tetapi di dalam imannya keropos. Bagaimana mungkin kekristenan seperti itu bisa bertahan menghadapi badai pencobaan? Semudah orang menyembunyikan kalung salib agar tidak ketahuan sebagai orang Kristen, segampang itulah orang menyangkali Tuhannya kalau kualitas kekristenannya hanya sebatas "kulit".

Renungkan: Iman sejati akan mewujud dalam kesaksian hidup yang memberkati orang lain.

(0.34) (Gal 2:17) (ende)

Kedua kalimat padat dan agak kabur ini dapat ditafsirkan barangkali seperti berikut:

(0.34) (Luk 2:21) (sh: Yesus, Persembahan Sulung bagi Allah (Selasa, 30 Desember 2003))
Yesus, Persembahan Sulung bagi Allah

Sebagaimana keluarga Yahudi lainnya, keluarga Yusuf pun melakukan peraturan tersebut dalam diri Yesus. Ia disunat dan diberi nama Yesus—sesuai dengan nama yang ditetapkan oleh malaikan Tuhan— pada usia delapan hari, lalu ditahirkan. Menurut peraturan Taurat, Yesus harus dibawa ke Yerusalem untuk ditahirkan dan diserahkan kepada Tuhan dalam persembahan anak sulung. Semua peraturan itu selain baik dan berguna untuk kebaikan umat Israel sendiri, juga merupakan bagian dari pengakuan mereka sebagai umat perjanjian, milik Allah sendiri.

Peraturan sunat. Peraturan ini merupakan tanda terhisabnya seseorang ke dalam komunitas Israel. Sunat adalah respons umat terhadap ikatan perjanjian Allah dengan Israel (Kej. 17). Peraturan persembahan anak sulung adalah peraturan yang berlatarbelakang peristiwa keluarnya Israel dari Mesir. Menurut catatan Kitab Keluaran, waktu tulah terakhir, semua anak sulung orang Mesir dibinasakan, tetapi anak-anak sulung Israel mengalami keluputan. Oleh sebab itu Allah mengklaim semua anak sulung Israel adalah milik-Nya (Kel. 13:11-16).

Yesus Kristus diutus Allah ke dalam dunia, menjadi manusia untuk menggantikan sekaligus menyelamatkan manusia berdosa dari hukuman. Sebagai orang Yahudi kebanyakan, Yesus pun menaati tuntutan Taurat: disunat, dan dipersembahkan sebagai anak sulung kepada Tuhan. Akan tetapi, Dia juga adalah anak Sulung Bapa, menjadi manusia, lalu dipersembahkan sebagai anak sulung manusia. Semua itu rela dijalani-Nya supaya Dia dapat mengambil bagian dalam kutukan keberdosaan manusia, dan agar manusia lainnya diluputkan dari kutukan itu.

Renungkan: Bila Putra tunggal Allah rela dipersembahkan sebagai putra sulung Maria dan Yusuf sebagai Penggenap rencana Allah bagi dunia (kita), apakah kita juga rela melakukannya bagi Allah?



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA