Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 4 dari 4 ayat untuk tetap kokoh AND book:24 (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yer 33:14) (sh: Siapakah ‘Satria Piningit’ bagi Indonesia? (Selasa, 1 Mei 2001))
Siapakah ‘Satria Piningit’ bagi Indonesia?

Itulah pertanyaan yang dipergunjingkan oleh masyarakat Indonesia sejak lengsernya pemimpin orde baru. Namun pertanyaan yang lebih tepat sebetulnya adalah apakah satria piningit jawaban bagi pergumulan bangsa kita?

Bangsa Yehuda sedang berada dalam kondisi kritis. Tentara Babel sudah mengepung Yerusalem. Di tengah ketegangan itu, pastilah dalam hati mereka terbersit pertanyaan besar: siapakah yang dapat memulihkan mereka? Babel terlalu kuat bagi mereka sebab kerajaan Asyur yang begitu besar dan kuat pun tidak mampu melawannya. Memang Allah sudah memberikan janji pemulihan kepada mereka (32-tetap+kokoh+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">33:13), namun apalah artinya jika tidak ada tokoh yang akan memimpin mereka. Allah mengetahui segala pergumulan masa depan mereka. Allah juga tahu bahwa sebuah bangsa dapat hidup dengan tentram dan damai jika mereka senantiasa mempunyai raja yang melaksanakan keadilan dan kebenaran serta mempunyai kehidupan beragama yang tidak hanya sebagai aktivitas atau alat politik dari sang penguasa, namun kehidupan beragama yang membawa mereka bertemu dengan Allah. Karena itulah Allah memberikan janji-Nya lebih lanjut (15-17). Dua janji itu merupakan dua pilar utama bagi kelangsungan hidup mereka sebagai sebuah bangsa sekaligus umat Allah (17, 18, 22). Janji Tuhan sepasti datangnya siang dan malam pada waktunya (20-21, 25).

Apakah kedua pilar itu menunjuk kepada Ezra dan Nehemia, kedua tokoh yang membangun kembali Yehuda? Bukankah Ezra keturunan Lewi? Bukankah Nehemia seorang pemimpin pemerintahan? Tidak! Sebab Bait Allah kembali dihancurkan oleh Epiphanes IV. Lagi pula apakah mereka mampu membawa bangsa Yehuda menghadap hadirat Allah? Kedua pilar itu menunjuk kepada Yesus. Dialah tonggak bagi semua kerajaan dan pemerintahan. Dialah yang mempertemukan manusia dengan Allah. Kerajaan-Nya sampai sekarang masih kokoh.

Renungkan: Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan seorang kepala pemerintahan yang cakap tapi juga keimaman Yesus dan pemerintahan-Nya dalam hati mereka. Misi kristen bukanlah mengkristenkan Indonesia namun memperkenalkan Yesus yang jauh melebihi satria piningit kepada seluruh rakyat Indonesia agar Yesus menjadi raja dan imam dalam hidup mereka.

(0.98) (Yer 48:21) (sh: Keangkuhan mengundang penghukuman Allah (Selasa, 22 Mei 2001))
Keangkuhan mengundang penghukuman Allah

Moab adalah bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa- bangsa di sekitarnya. Nama besar, kekuatan, dan kekuasaan Moab telah membuat mereka mabuk kesombongan sehingga membesarkan diri di hadapan Allah dan sesamanya (26, 29, 42). Itulah yang mengundang penghukuman Allah (30). Secara drastis dan tragis penghukuman Allah mengubah Moab yang kaya, kuat, dan gagah menjadi Moab yang miskin, lemah, dan menderita, sehingga menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa lain.

Hukuman Allah bagi kesombongan sangat fatal, lengkap, dan tuntas (38-39). Tidak ada lagi kota-kota kebanggaan yang berdiri kokoh (21-24) sebab Allah telah mematahkan tanduk kekuatan Moab dan memecahkan lengan kekuasaannya (25). Mereka tidak akan lagi tinggal di kota layaknya orang beradab namun tinggal di bukit batu seperti orang tidak beradab (28). Anggur yang merupakan sumber devisa mereka dilenyapkan oleh Allah (33b). Sungai Nimrim, sumber air mereka pun dijadikan kering (34). Tentara kebanggaan mereka menjadi tidak berdaya (41). Tidak satu pun dari bangsa Moab yang akan luput dari malapetaka karena penghukuman Allah (43-46). Betapa mengerikan penghukuman akibat kesombongan sehingga membuat Yeremia meratap. Ratapan Yeremia juga merupakan berita peringatan kepada bangsa-bangsa lain.

Kehancuran Moab tidak hanya meliputi kehidupan perdagangan dan masyarakatnya namun juga kehidupan beragama, sehingga mengakibatkan perkabungan dan ratapan yang sangat dalam diri mereka (35-39). Namun Allah yang menghukum bangsa-bangsa lain adalah Allah yang juga mengasihi bangsa-bangsa lain, sebab Ialah Allah yang berkuasa atas semua yang ada di seluruh dunia. Kesombongan berdampak penghukuman yang sangat mengerikan karena merupakan sikap yang mengagungkan, memuliakan, menghargai, dan menggantungkan diri kepada apa pun dan siapa pun selain Allah. Allah tidak lagi diakui sebagai sumber dari segala kekayaan, kejayaan, dan kebesaran manusia.

Renungkan: Berhati-hatilah sebab tanpa kita sadari kesombongan ada di dalam hati kita. Ketika uang di rekening kita bertambah banyak, ketika karier dan usaha semakin mapan, benarkah kita masih sungguh-sungguh bergantung kepada Allah? Ataukah sebetulnya kita lebih bergantung kepada kekayaan dan jabatan kita?

(0.98) (Yer 49:1) (sh: Tidak ada perlindungan dalam kekayaan (Rabu, 23 Mei 2001))
Tidak ada perlindungan dalam kekayaan

Bani Amon bergantung sepenuhnya kepada harta kekayaan yang dimiliki sehingga mereka berani sesumbar ‘Siapa berani datang menyerang aku’ (4). Mereka telah mendewakan kekayaan mereka dan mengangkatnya bagai perlindungan yang kokoh. Sungguh suatu sikap yang sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal bagi bangsa Amon sendiri.

Mereka harus menelan pil pahit ketika melihat kenyataan bahwa pelindung mereka – harta dan kekayaan – menjadi tidak berdaya dan dapat lenyap dalam sekejap. Pil yang lebih pahit harus mereka telan karena kehancuran yang melanda bukan dimulai dari daerah pinggiran menuju pusat negara maupun langsung dari ibu kota negara Amon yaitu Raba kemudian diikuti daerah-daerah lainnya. Ibu kota negara yang tentunya mempunyai segala harta dan kekayaan yang jauh lebih banyak namun hancur terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kota-kota taklukan bani Amon akan kembali kepada pemiliknya (1, 2). Seperti yang terjadi dalam bani Moab, ketika kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat runtuh maka kehidupan agama bani Amon juga runtuh (3).

Sebelum dihancurkan oleh Allah, bani Amon pasti mempunyai falsafah kehidupan demikian: asal ada uang maka masalah hilang. Karena itu ketika kekuasaan Babel mulai bangkit maka mereka mengadakan persekutuan dengan Tirus, Sidon, Moab, Edom, dan Yehuda (tetap+kokoh+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">27:2-3) untuk menghancurkan Babel. Bani Amon yakin bahwa penggabungan beberapa negara akan memperkuat pertahanan mereka karena akan melibatkan banyak kekuatan dan harta. Mereka tidak lagi menghiraukan peringatan yang disampaikan oleh Yeremia (Yer. 27:1-3). Apa hasilnya? Perhitungan matematis dan bisnis terjungkirbalik. Bani Amon hancur walaupun nantinya akan dipulihkan Allah lagi (5-6).

Renungkan: Di negara kita bukankah masih banyak orang menganut falsafah bani Amon? Uang memegang kendali untuk urusan apa pun mulai dari keluarga, sekolah, bisnis, pemerintahan, hingga kehidupan gereja kita. Prinsip yang dianut bukan lagi tidak ada yang mustahil bagi Allah namun tidak ada yang mustahil bagi uang. Kita pun mungkin secara tidak sadar menganut falsafah ini. Jika ya, berhati-hatilah karena uang adalah perlindungan yang keropos. Biarlah kita senantiasa berlindung kepada Allah.

(0.98) (Yer 50:35) (sh: Pengharapan dalam firman-Nya (Senin, 28 Mei 2001))
Pengharapan dalam firman-Nya

Ketika negara Uni Sovyet pecah, dunia tercengang. Bagaimana mungkin negara “Tirai Besi’ dapat terkoyak- koyak? Keterkejutan serupa akan dialami oleh masyarakat dunia pada abad ke 6 s.M. ketika Babel hancur (46). Bagi orang-orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan di Babel, firman Allah tentang Babel ini merupakan berita pengharapan yang besar. Mengapa?

Orang-orang Yehuda sudah menyaksikan kepandaian orang-orang Babel dan kecanggihan sistem pemerintahan dan kehidupan masyarakatnya. Sistem pendidikan Babel sudah maju sehingga matematika, astronomi, dan astrologi yang merupakan hal baru sudah diajarkan di sekolah. Kehidupan beragama mereka juga mapan karena anak-anak mereka belajar ilmu agama dan tata ibadah di kuil-kuil mereka. Kekuatan militer dan ekonomi serta kesuburan tanah juga menjadi benteng Babel yang kokoh. Karena itu bagi Yehuda pintu pengharapan sudah tertutup.

Kini firman Tuhan datang dengan berita yang luar biasa yaitu Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir sudah berketetapan dan berencana untuk menghancurkan Babel (44-46). Segenap lapisan masyarakat Babel akan ditimpa malapetaka hebat (35-38). Sistem kehidupan mereka akan dijungkirbalikkan. Sistem keagamaan hancur karena para tukang ramal mereka menjadi bodoh. Sistem keamanan akan runtuh karena tentaranya berhati lemah. Sistem ekonomi hancur karena cadangan devisanya dijarah habis. Sistem pertaniannya juga hancur karena air di Babel sudah menguap.

Pengharapan bangsa Yehuda yang ada dalam pembuangan ada dalam firman Allah. Firman itu memberikan pengharapan karena firman itu menyatakan siapa Allah dan apa rencana-Nya. Pengharapan itu akan menjadi milik mereka jika mau mendengar dan mempercayai firman Allah.

Renungkan: Pada masa sekarang pengharapan bagi manusia juga ada di dalam firman-Nya. Bangsa kita memang menghadapi berbagai persoalan dan kesulitan yang tidak kunjung habis. Masa depan menjadi semakin tidak menentu. Namun Kristen tidak boleh berputus asa atau gentar sebab di dalam Alkitab, kita akan menemukan firman-Nya yang menyatakan siapa Allah dan apa rencana-Nya. Itulah pengharapan kita asal kita mau mendengar dan percaya.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA