Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 31 ayat untuk terhadap kami AND book:[40 TO 66] AND book:46 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Kor 1:17) (ende: Bukannja untuk mempermandikan orang)

Sebutan itu djangan dianggap seolah-olah Paulus kurang menghargakan permandian. Kebalikannja djelas sekali dalam utjapan-utjapan lain. Hanja Paulus jakin bahwa ia berwadjib menggunakan seluruh waktu dan tenaganja untuk meluaskan Geredja dan meletakkan dasar umat-umat bagian seteguh-teguhnja, dengan pengadjarannja jang memang berkewibawaan dan berdjiwa. Pekerdjaan-pekerdjaan lain, termasuk mempermandikan orang, diserahkannja kepada para pembantu.

(0.98) (1Kor 7:1) (sh: Seks tidak najis. (Rabu, 27 Agustus 1997))
Seks tidak najis.

Daya seks dalam diri manusia diciptakan Allah dalam konteks seksualitas manusia dan tujuan-tujuan mulia pernikahan. Jadi bila sebelum ini Paulus berbicara keras terhadap mereka yang bercabul, bukan berarti Paulus mentabukan atau menganggap kotor seks. Kini ia menegaskan bahwa hubungan seks antara suami dan istri adalah hal yang baik. Itu merupakan ungkapan cinta dan kesatuan yang dapat mempernyata keintiman batin yang ada. Paulus memang menyadari juga adanya hal positif dari keadaan melajang, namun ia tidak menganjurkan itu sebagai pola. Menikah adalah kehendak Allah yang umum, tetapi melajang merupakan pilihan dalam kehendak Allah yang khusus.

Pernikahan Kristen. Meski Paulus menganjurkan orang untuk menikah agar luput dari dosa seks, namun ia tidak mengajarkan bahwa nikah adalah pemuas kebutuhan seks. Paulus mengajak orang Kristen berpikir realistis. Masih bujang atau pun sudah menikah, jangan bertindak ekstrim. Di dalam hubungan seks yang sahlah orang dimungkinkan untuk mengalami kehidupan seks yang benar, aman, sehat, dan indah.

Doa: Firman-Mulah petunjuk untuk kami menerima dan menyikapi seksualitas kami dengan benar.

(0.97) (1Kor 8:1) (ende: Daging pudjaan)

ialah jang dimakan dalam upatjara penjembahan dewa-dewa atau sisa dari padanja jang didjual dipasar dan dimakan dalam rumah tangga. Turut makan sebagai mengambil bagian dalam penjembahan tentu sadja terlarang. Tetapi orang-orang serani terpaksa makan apa sadja, jang disadjikan dalam rumah tangga atau pada perdjamuan-perdjamuan biasa, dan sering sekali daging jang disadjikan adalah daging bekas pudjaan, ataupun berasal dari binatang jang disembelih dengan upatjara kafir. Hal itu menimbulkan banjak kesulitan dalam umat dan mereka bertanja kepada Paulus, bagaimana seharusnja sikap mereka terhadap itu. Ada jang terlalu bebas, dan ada jang ragu-ragu hati-nuraninja. Jang terlalu bebas, ialah agaknja golongan-golongan jang dimaksudkan dalam 1Ko 4:8; 4:18-21; dan 1Ko 6:9-12. Dengan sombongnja mereka itu berdalih-dalih: "kami berpengetahuan, tidak pertjaja akan dewa-dewa dan makan sadja daging itu sebagai makanan biasa".

(0.96) (1Kor 11:17) (sh: Perjamuan Kudus (Minggu, 21 September 2003))
Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus memiliki muatan kasih yang begitu dalam dari Kristus kepada umat manusia. Namun kenyataannya di jemaat Korintus perjamuan kudus kehilangan muatan kasih-Nya. Perjamuan di Korintus lebih merupakan ajang pamer kekayaan dan pemanfaatan kesempatan. Bagi si kaya, situasi ini dimanfaatkan untuk memamerkan kekayaannya, dan bagi yang miskin ini merupakan kesempatan untuk makan makanan yang enak. Perjamuan Kudus berubah fungsi menjadi pesta pora yang memabukkan (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">20,21).

Makna Perjamuan Kudus yang sesungguhnya adalah: pertama, tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan, dan darah yang dicurahkan oleh Kristus dalam peristiwa salib (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">23-25). Kedua, Perjamuan Kudus bukan sekadar upacara untuk mengingat kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi lebih merupakan respons umat terhadap tindakan kasih Allah yang telah menyadarkan kita bahwa keselamatan sudah digenapi dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Ketiga, melalui Perjamuan Kudus, Kristus meletakkan satu dasar bagi komunitas baru orang-orang percaya yang saling mengasihi (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">33), yang selalu menceritakan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya sampai Ia datang (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">26). Perjamuan Kudus sarat dengan muatan kasih, yang mengingatkan dan memperbolehkan kita untuk meneruskan kasih Allah dalam Yesus Kristus kepada setiap orang.

Renungkan: Ingatlah bahwa kematian dan kebangkitan Kristus dalam Perjamuan Kudus harus menjadi bagian integral dari hidup kita yang harus kita beritakan kepada semua orang.


Bacaan untuk minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7; Yakobus 2:1-5; Markus 7:31-37; Mazmur 146

Lagu KJ 315

(0.96) (1Kor 14:37) (sh: Karunia bernubuat. (Kamis, 11 September 1997))
Karunia bernubuat.

Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah hamba Allah yang menyampaikan firman Allah baik menyangkut zamannya maupun zaman Mesias dan akhir zaman. Fungsi nabi agaknya masih berlanjut dalam jemaat mula-mula yaitu pada orang yang menerima pesan khusus Allah untuk disampaikan kepada jemaat. Rupanya ada beberapa nabi tertentu dalam jemaat Korintus yang cenderung untuk meninggikan diri. Paulus kini mengingatkan bahwa bagaimanapun pentingnya nabi, nabi sendiri harus tunduk kepada prinsip firman tentang ibadah. Jadi nabi pun harus bernubuat dengan tertib. Nabi yang tidak tertib tidak perlu didengar. Siapa pun yang melayani Tuhan harus tertib!

Keterbukaan dalam pelayanan. Aturan rohani yang Paulus berikan itu bisa disimpulkan secara ekstrim. Karena itu Paulus menegaskan bahwa tertib yang dimaksudkannya tidak sama dengan anti pelaksanaan karunia-karunia atau sikap tertutup terhadap karunia-karunia rohani. Aturan dan ketertiban ibadah itu dimaksudkan untuk memberi arah yang membuat setiap warga gereja terlibat aktif secara benar.

Renungkan: Kebebasan dan keteraturan dalam ibadah bukanlah musuh tetapi saudara kembar.

Doa: Alirkanlah berkat dari kemuliaanMu kepada ibadah kami.

(0.96) (1Kor 14:29) (full: YANG LAIN MENANGGAPI )

Nas : 1Kor 14:29

(versi Inggris NIV -- "yang lain mempertimbangkan dengan saksama"). Semua nubuat harus dinilai tentang apa yang dikatakannya. Hal ini menunjukkan bahwa nubuat PB tidak bebas terhadap kesalahan dan barangkali perlu dikoreksi.

  1. 1) Kadang-kadang nubuat dan ucapan dengan bahasa roh mungkin bukan suatu firman dari Allah (bd. 1Yoh 4:1). Bahkan, roh-roh jahat pun, melalui kehadiran guru atau nabi palsu, dapat bekerja dalam perhimpunan jemaat. Bernubuat, berkata-kata dengan bahasa roh atau memiliki karunia rohani apa pun tidak menjadi jaminan bahwa seseorang adalah nabi yang benar atau orang percaya yang benar

    (lihat art. GURU-GURU PALSU),

    karena karunia rohani itu dapat ditiru oleh Iblis (Mat 24:24; 2Tes 2:9-12; Wahy 13:13-14).
  2. 2) Jikalau jemaat belum menetapkan cara-cara yang tepat dan teratur (bd. ayat 1Kor 14:40) untuk menilai nubuat, mereka telah lalai mengikuti pedoman alkitabiah. Perhatikanlah pula bahwa nubuat tidak dianggap sebagai suatu dorongan Roh yang tak dapat ditahan, karena hanya satu nabi diperkenankan untuk berbicara pada suatu waktu (ayat 1Kor 14:30-32).
  3. 3) Bagaimanakah seharusnya sikap jemaat terhadap berita nubuat?
    1. (a) Semua nubuat harus dinilai sesuai dengan standar kebenaran alkitabiah (bd. Ul 13:1-3). Orang percaya harus mencari penggenapannya (bd. Ul 18:22), mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan bahwa nubuat itu bisa atau tidak bisa digenapi.
    2. (b) Jikalau kata nubuat itu suatu nasihat, maka jemaat perlu bertanya, "Apa yang harus kami perbuat untuk menaati kehendak Roh ?"
(0.95) (1Kor 15:1) (sh: Yang sangat penting. (Minggu, 26 Oktober 1997))
Yang sangat penting.

Apa hal penting yang menduduki peringkat pertama dalam hidup kita pribadi, menentukan jatuh bangunnya gereja, bahkan menentukan nasib kekal manusia? Yang sangat penting itu ialah Injil Yesus Kristus. Banyak hal mendesak yang orang anggap penting untuk segera dibereskan dalam dunia masa kini. Ambillah contoh berikut ini: soal lingkungan hidup, soal perdamaian dunia, kerukunan, pengadaan perumahan rakyat, peningkatan pendidikan, pengadaan lapangan kerja, dlsb. Semuanya itu memang mendesak bahkan penting, namun bukan sangat penting. Hanya Injil Yesus Kristus yang sangat penting sebab Injil menentukan hidup kekal manusia yang akan mempengaruhi total radikal kehidupan setiap manusia baik kelak maupun kini di dunia ini. Gereja yang berdiri teguh ialah gereja yang tidak melupakan fondasinya yaitu Injil Yesus Kristus. Gereja ada karena Injil Yesus diberitakan dan disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting itu dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Oleh Injil itulah kita diselamatkan. Kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah. Hal-hal mendesak yang tiap hari harus kita hadapi seharusnya kita perhadapkan di bawah terang Injil dan bukan membuat keyakinan kita akan Injil menjadi goyah!

Kasih karunia Allah. Banyak orang meragukan kebenaran Injil. Rupanya hal itu sudah terjadi bahkan sejak zaman Paulus. Benarkah Yesus saja satu-satunya jalan? Benarkah Dia bangkit dari kematian? Banyak lagi pertanyaan orang ajukan terhadap kebenaran Injil, namun yang terutama ialah kebenaran tentang kebangkitan-Nya. Paulus sebenarnya tidak pernah berjumpa Yesus sewaktu Yesus hidup. Untuk apa ia mati-matian menjadi penganjur dari Orang yang tidak pernah dikenalnya bahkan pernah dimusuhinya, bila ia tidak benar-benar pernah mengalami sesuatu dari Yesus ini?

Renungkan: Bersaksi adalah akibat dari fakta bahwa Yesus sungguh hidup dalam diri seseorang.

(0.94) (1Kor 3:9) (jerusalem: kawan-sekerja Allah) Terjemahan lain: (kami) sama-sama pekerja Allah.
(0.92) (1Kor 2:13) (jerusalem: kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh) Kalimat ini sukar dimengerti dan sukar diterjemahkan. Dapat juga dimengerti: kami mengungkapkan dengan kata-kata rohani hal-hal rohani; atau: kami memperlihatkan kesesuaian hal-hal rohani bagi mereka yang rohani; atau: dan supaya hal-hal rohani bersesuaian dengan orang-orang rohani; atau: dan karena kami menaklukkan hal-hal rohani kepada penilaian mereka yang rohani (mempunyai Roh).
(0.92) (1Kor 4:8) (jerusalem) Paulus mengejek: Tanpa kami kamu sudah berkediaman dalam Kerajaan Sorga dan sudah sepuas-puasnya menikmati segala kekayaannya!
(0.89) (1Kor 4:11) (jerusalem) Sebagai kesimpulan uraiannya (1Ko 4:6-10) Paulus dengan nada mengejek mengulang apa yang diutarakannya dalam bab 1-2: Kamu menganggap diri kamu sebagai orang berhikmat, orang kuat dan orang terhormat. Hanya semuanya itu tidak sesuai dengan pandangan Allah, melainkan dengan pandangan dunia yang menganggap kami sebagai orang bodoh, lemah dan terhina dan karenanya menganiaya kami.
(0.87) (1Kor 4:9) (ende: Mempertontonkan kami)

Paulus sedang ingat akan pertontonan-pertontonan jang sangat digemari orang Junani dan Roma, dalam mana pendjahat-pendjahatnja jang dihukum mati dipaksa bergulat dengan binatang-binatang ganas, sampai mereka tewas.

(0.85) (1Kor 2:13) (ende)

Kalimat terachir ajat ini sangat kabur maksudnja. Kami pilih salah satu terdjemahan jang mungkin.

(0.83) (1Kor 5:1) (sh: Berdukacitalah! (Minggu, 24 Agustus 1997))
Berdukacitalah!

Kondisi jemaat di Korintus sangat memprihatinkan! Ada di antara warga jemaat itu yang melakukan dosa memalukan yang bahkan orang kafir pun tidak melakukannya. Dosa yang dilakukan ialah zinah dengan ibu tiri sendiri. Para pelakunya memang menyebut diri orang Kristen dan anggota jemaat, tetapi pasti mereka tidak mengasihi Tuhan dan jemaat-Nya. Perbuatan yang merusak kesaksian dan melemahkan iman jemaat itu tentu tidak dilakukan orang yang sungguh mengasihi Tuhan. Paulus sangat terpukul oleh kebobrokan tersebut, namun jemaat Korintus sendiri malah berbangga (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2). Mereka bangga karena menganggap bahwa sikap menerima orang-orang yang melakukan percabulan dalam persekutuan sebagai suatu kemajuan. Bangga akan dosa adalah suatu kemunduran. Seharusnya jemaat berdukacita dan bertindak!

Basmi Dosa! Bila dibiarkan, dosa akan seperti ragi yang berpengaruh cepat ke seluruh jemaat. Dosa bukan hanya membinasakan pelakunya tetapi seluruh jemaat juga akan tercemar. Mereka akan terbiasa dengan dosa sehingga akhirnya tidak takut lagi berbuat dosa. Karena itu dosa harus dibenci, orang yang berdosa harus didisiplin. Disiplin yang dijatuhkan kepada orang berdosa itu adalah bukti bahwa jemaat mengasihinya. Disiplin gerejawi dijalankan demi menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan seluruh jemaat. Tidak mudah memang menjalankan disiplin, terlebih masa kini, tetapi tindakan itu harus karena penting. Tuhan menghukum bukan untuk menghancurkan tetapi untuk memulihkan dan memurnikan orang yang dikasihi-Nya.

Renungkan: Hanya hidup yang tanpa ragi dosa yang bisa mengalami suasana pesta rohani dalam hadirat Allah yang kudus, murni, tanpa cela.

Doa: Tuhanku, tolong kami untuk saling memperhatikan dan mengasihi sedemikian rupa hingga kami berani menolak dosa sahabat kami dan membawa mereka balik kepadaMu.

(0.83) (1Kor 6:1) (sh: Persatuan, mahal harganya. (Senin, 25 Agustus 1997))
Persatuan, mahal harganya.

Hidup dalam kebersamaan tidaklah mudah. Setiap orang memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda yang tidak mungkin diseragamkan. Penyelarasan hati dan kehendak bahkan jauh lebih sulit dibandingkan penyeragaman. Wajarlah bila dalam kehidupan bersama timbul pertentangan bahkan perselisihan. Malah semakin akrab, semakin mudah terjadi pertentangan, seperti halnya telur dalam keranjang lebih mudah retak karena saling bersinggungan. Sebab itu yang penting adalah bagaimana menundukkan diri kepada kasih Kristus.

Penyelesaian konflik secara Kristiani. Jika Paulus mengatakan bahwa orang-orang Kristen jangan pergi mencari keadilan pada pengadilan dunia, bukan berarti Paulus menyuruh mereka untuk tidak taat kepada peraturan negara. Tetapi Paulus menasihati mereka yang mempunyai masalah, bahwa saling mengampuni, mengalah, merendahkan diri, berlaku adil dan saling menghargai adalah lebih baik daripada pergi ke pengadilan.

Renungkan: Siapa yang akan dipermalukan bila orang dunia menyaksikan perkara pertikaian sesama Kristen di pengadilan?

Doa: Tuhan, ingatkan kami untuk rela berkorban demi mempertahankan kemuliaan kekal yang Kau sediakan bagi kami.

(0.83) (1Kor 7:17) (sh: Seperti semula. (Kamis, 28 Agustus 1997))
Seperti semula.

Orang yang benar-benar mengikut Kristus, artinya berjalan di belakang Kristus, pasti akan menampakkan perubahan dalam hidupnya. Hidup lama menjadi hidup baru. Seperti halnya jika kita mengikuti kehidupan seorang olahragawan yang harus selalu disiplin dengan latihan, tentu berbeda dengan bila kita mengikuti kehidupan penjudi. Perubahan yang Tuhan inginkan bukan yang lahiriah, tetapi yang terjadi di dalam hati. Status lahiriah mungkin saja tidak berubah, tetapi akan nyata sikap taat, pengabdian, dan penyerahan diri total kepada Kristus.

Singkatnya waktu. Karena peka akan daruratnya waktu hidup di akhir zaman, Paulus mengingatkan akan singkatnya waktu. Paulus tentu tidak memberi kesan bahwa ia tahu kapan Tuhan akan datang kedua kali. Namun yang ingin ditekankannya di sini ialah bahwa kita harus hidup dengan tingkat kemawasdirian dan kewaspadaan yang amat tinggi. Tiap orang memiliki batas tertentu bagi hidupnya masing-masing, karena itu wajib menggunakan waktu dengan baik selagi masih ada kesempatan. Nasihatnya juga bukan menghalangi orang dari kebebasan, tetapi untuk mengarahkan kebebasan itu bagi tujuan tertinggi.

Doa: Tolong kami melihat tujuan hidup dari-Mu dengan jernih.

(0.83) (1Kor 9:1) (sh: Menghargai hamba Tuhan. (Sabtu, 30 Agustus 1997))
Menghargai hamba Tuhan.

Sering kita jumpai hamba Tuhan yang diperlakukan jemaat yang dilayaninya seolah kuda beban. Ia harus bekerja giat melayani dengan baik. Bila tidak, segudang cercaan dan gosip segera diberondongkan kepadanya. Meski mereka dituntut melayani sedemikian, jerih lelah mereka sering hanya dianggap pengabdian. Kesejahteraan hidupnya mungkin tidak diperhatikan dengan baik. Paulus menasihati jemaat agar tidak hanya cepat menuntut tetapi juga sigap menghargai dan memenuhi kewajiban dengan baik.

Tidak menuntut. Jemaat Korintus adalah buah pelayanan Paulus. Seharusnya Paulus berhak menuntut dukungan mereka. Tetapi karena ada penginjil lain, jemaat itu agaknya lupa akan Paulus. Sebagai pelayan Tuhan yang baik, Paulus tidak undur karena kecewa, walau itu tentu menyakitkan. Apa kunci ketahanan Paulus? Ia memandang pelayanannya adalah bagi Tuhan dan demi perkembangan jemaat-Nya. Hanya satu obat penawar racun kekecewaan dalam pelayanan: pandanglah Kristus yang empunya pelayanan dan yang berhak menerima pengabdian terbaik kita.

Doa: Ajarkan kami, para hamba-Mu dan jemaat-Mu, tahu meniru teladan kasih-Mu dalam sikap kami satu kepada yang lain.

(0.83) (1Kor 10:1) (sh: Allah menghukum umat-Nya. (Senin, 1 September 1997))
Allah menghukum umat-Nya.

Karena kasih karunia-Nya Allah memilih Israel menjadi umat-Nya. Sesudah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Ia sendiri memimpin mereka. Ia melindungi dengan awan dan membuat mereka menyeberangi laut (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">1). Ia memberi manna dan air dari batu karang (ayat terhadap+kami+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A46&tab=notes" ver="">2). Paulus melihat pengalaman itu sebagai lambang dari baptisan dan perjamuan kudus yang juga menjadi dasar pengalaman iman Kristen. Umat yang telah dilimpahi begitu banyak karunia itu ternyata mati dihukum Tuhan. Berhala dan sungutan mereka adalah bukti bahwa mereka tidak beriman.

Gereja harus kudus. Kisah buruk Israel harus menjadi pelajaran bagi Gereja. Gereja bukan saja pada zaman Paulus tetapi juga kini harus belajar untuk teguh berdiri dalam iman. Pencobaan memang akan menghadang tetapi bukan alasan untuk kita jatuh ke dalam dosa. Sebab pencobaan yang Tuhan izinkan adalah pencobaan biasa. Lagi pula, Tuhan Allah selalu setia memberikan kita kekuatan dan keluputan. Lawanlah pencobaan, dan Anda akan menemui Allah yang setia yaang beri kekuatan.

Renungkan: Apa gunanya status bila kondisi nyata tidak serasi mendukungnya?

Doa: Ingatkan kami, di dalam-Mu kami bisa menang atas pencobaan.

(0.83) (1Kor 11:2) (sh: Sukacita pelayan Kristus. (Rabu, 3 September 1997))
Sukacita pelayan Kristus.

Bagaikan petani yang bersukacita melihat tanamannya mengeluarkan hasil, demikian pun Paulus. Paulus bersukacita karena mengetahui bahwa jemaat Korintus tetap mengingat dirinya. Sekian lama Paulus melayani pewartaan Injil di tempat itu sampai tumbuh Gereja Tuhan. Bahwa jemaat yang kita layani tetap mengingat, adalah sukacita yang membuat hamba Tuhan membesarkan Tuhan.

Jaga kehormatan. Di Korintus wanita sangat direndahkan. Terutama dalam kuil penyembahan dewi kesuburan, disediakan para pelacur bakti untuk menarik orang menyembah berhala. Tentu saja mereka akan memakai berbagai cara untuk dapat menarik orang berbakti di kuil tersebut, salah satunya ialah daya tarik tubuh. Ibadah yang benar dan berkenan di hadapan Allah ialah ibadah yang mempermuliakan Allah. Ibadah demikian pasti akan menjaga kehormatan tubuh dan penampilannya, menghormati perbedaan pria dan wanita seperti yang telah Allah atur dalam ciptaan, sambil berporoskan kepemimpinan Kristus sebagai Kepala Gereja.

Renungkan: Ibadah yang benar terungkap dalam bahasa tubuh.

Doa: Tuhan, tolong kami menghormati Engkau dalam segala tindakan, sikap dan ungkapan tubuh kami.

(0.83) (1Kor 14:20) (sh: Dewasa dalam pemikiran. (Selasa, 9 September 1997))
Dewasa dalam pemikiran.

Tidak selalu orang berusia dewasa berpikiran dewasa. Kadang mereka yang kita anggap cukup dewasa malah berpikir dan bertindak kekanak-kanakan. Gereja pun bisa demikian. Jemaat di Korintus sebenarnya sudah cukup lama didirikan melalui pelayanan penginjilan Paulus. Namun ada banyak pemahaman dan penghayatan mereka yang menunjukkan mereka tidak berpikiran dewasa. Antara lain adalah sikap mereka yang tergila-gila pada karunia bahasa roh. Pendewasaan iman terutama berhubungan dengan pemahaman kebenaran. Bila pengalaman tidak dilandasi dan diarahkan oleh pemahaman kebenaran, orang akan berputar-putar pada lingkaran permainan kekanak-kanakan.

Nubuat dan bahasa roh. Jelas lebih penting mengutamakan nubuat daripada bahasa roh. Mengapa? Sebab nubuat dimengerti dan bisa menempelak orang yang tidak beriman atau menguatkan orang yang sudah beriman. Sebaliknya bahasa roh tidak. Bahkan orang yang tidak beriman bisa berpikir bahwa yang berbahasa roh adalah orang gila.

Renungkan: Bisakah kesan buruk tentang orang Kristen membuat orang tertarik pada Kristus yang diimaninya?

Doa: Tolong kami menggunakan pikiran kami dengan benar menuju kedewasaan iman.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA