Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 1026 ayat untuk tempat yang dalam AND book:[1 TO 39] AND book:19 (0.004 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 73:17) (jerusalem: tempat kudus Allah) Harafiah: yang kudus-kudus (jamak) Allah. Menurut terjemahan-terjemahan Indonesia ini artinya sbb: Dengan masuk bait Allah, bdk Yer 51:51, dan berdoa di situ pemazmur mendapat penerangan yang menolongnya dalam mengatasi masakah yang dihadapinya secara lain juga. Ada yang mengertinya begini: yang kudus dari Allah ialah ajaran kudus dari Allah (rahasia) yang tercantum dalam Alkitab tempat kediaman Hikmat Allah, bdk Maz 119:130 dst; Wis 2:22. Lain orang mengerti: Tempat-tempat kudus allah(dewa); dengan menyaksikan puing-puing kuil dewa yang mendukung orang fasik yang sejahtera (orang kafir) pemazmur mengerti bahwa ketidakadilan yang ada tidak berasal dari Allah, tetapi dari dewa-dewa itu, bdk Maz 82.
(0.99) (Mzm 43:1) (sh: Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku (Senin, 13 Agustus 2001))
Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku

Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup, perlakuan yang tidak adil, dan kondisi yang tidak aman seringkali menjadi beban yang memperberat langkah hidup kita. Di saat seperti ini kita membutuhkan adanya pembebasan, pembelaan, dan tempat peristirahatan yang dapat memulihkan sukacita kita. Kebutuhan akan hal seperti inilah yang melatarbelakangi lahirnya doa permohonan pemazmur. Namun dimanakah jawaban atas pergumulan ini dapat ditemukan?

Sebagaimana dalam Mazmur 42, demikian juga dalam Mazmur 43 ini, pemazmur diliputi kegelisahan yang sedemikian dalam. Ia diliputi ketidakmengertian, mengapa Allah yang adalah tempat pengungsian yang aman membuang dirinya sehingga ia hidup berkabung di bawah impitan musuh (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Kekuatan dan jawaban atas pergumulannya ini terletak di dalam doa yang dipanjatkannya. Ia memohon agar Tuhan memperjuangkan keadilan dan perkaranya serta meluputkannya dari orang-orang curang yang menipunya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Ia berdoa memohon agar Tuhan memerintahkan terang dan kesetiaan-Nya untuk menuntunnya berjumpa Allah yang adalah sukacita dan kegirangannya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-4).

Doanya ini mengubah kegelisahannya menjadi pengenalan akan Allah sebagai tempat pengungsian yang membuatnya bersuka dan bergembira. Doa ini telah membawa keletihan jiwanya pada tempat peristirahatan yang nyaman. Doa ini mengubah nada refrein lagunya, semula ia menyanyikan refrein lagunya dengan nada pilu dengan harap-harap cemas (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">42:6, 12), tetapi kini dengan nada optimis ia berkata: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku, dan Allahku!" (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">5). Melalui kekuatan yang ditemukan dalam doanya ia menyadari bahwa tidak seharusnya ia merasa tertekan dan gelisah, karena ia memiliki pengharapan di dalam Allah yang menjadi penolongnya.

Renungkan: Apakah kita merasa tertekan, gelisah, terbuang, dan hidup di bawah impitan? Berharap dan berdoalah agar terang serta kesetiaan Tuhan menuntun Anda mendekat kepada Allah, dan nikmatilah persekutuan yang indah dengan-Nya.

(0.99) (Mzm 42:7) (jerusalem: Samudera raya) Ini "samudera purba" yang sama seperti "air terjun", "gelora", "gelombang" Allah melambangkan kesusahan dan derita yang ditimpakan oleh Tuhan.
(0.97) (Mzm 150:1) (sh: Akhir sebuah pujian (Selasa, 31 Desember 2002))
Akhir sebuah pujian

Mazmur ini dimulai dan diakhiri dengan kata haleluya, suatu seruan untuk memuji Tuhan. Dari awal hingga akhirnya paling sedikit ada 10 kata "puji" muncul. Seakan-akan pemazmur ingin mengatakan ini: "Anda bisa saja melupakan apa yang tertulis dalam mazmur-mazmur yang telah Anda baca. Namun, jangan pernah lupakan bahwa sangat penting bagi iman yang autentik untuk memuji Allah!" Ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1 mengkonfrontasi kita dengan sebuah pertanyaan yang terbuka. Tidak ada keraguan bahwa "cakrawala-Nya yang kuat" melambangkan langit sebagaimana dalam Kej. 1:6 dinyatakan. Namun, apa yang dimaksud dengan "tempat kudus"? Tampaknya, pemazmur menyejajarkan tempat kudus ini ke tempat kudus di bumi, yaitu Bait Allah di Yerusalem, tempat orang-orang memuji Allah. Perlu juga kita ketahui dan ingat bahwa Bait Allah di bumi dianggap sebagai cerminan dari Bait Allah surgawi, takhta Allah Yang Mahatinggi.

Sebagaimana telah kita lihat dalam mazmur-mazmur sebelumnya, panggilan untuk memuji Allah didukung oleh alasan yang penting dan niscaya perlu. Alasan dalam ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2 merupakan alasan yang umum, yang dapat diisi secara pribadi berdasarkan pengalaman masing-masing orang. Alasan ini memusatkan diri pada perbuatan- perbuatan yang ajaib dan keagungan yang luar biasa. Keduanya berbicara tentang kuasa yang di luar pemahaman manusia.

Dalam ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-5, orkestra Bait Allah diundang untuk memberikan sumbangannya ke puji-pujian bait Allah. Namun, tidak ada musik atau alat musik, betapa pun memberikan inspirasi, dapat cukup menjadi alat untuk mengungkapkan pujian kepada Allah. Musik tersebut harus digabung dengan semua yang bernafas. Nafas hidup adalah pemberian Allah bagi semua makhluk, dan itu adalah anugerah (Kej. 7:22). Hadiah ini harus direspons oleh setiap orang dengan puji-pujian. Pujian haleluya yang sejati haruslah paduan suara alam semesta.

Renungkan:
Akhir sebuah pujian yang sejati adalah gema pujian yang tidak berkesudahan, mengajak semua makhluk bersatu irama memuji Yang Kuasa.

(0.97) (Mzm 59:1) (sh: Aman di tengah bahaya (Minggu, 13 Juni 2004))
Aman di tengah bahaya

Belum lama ini, kita dikejutkan oleh sebuah berita tentang satu keluarga yang terjebak di dalam rumah berteralis besi. Mereka terjebak api hingga semua mati hangus. Rumah yang aman terhadap bahaya pencuri dari luar justru tidak aman terhadap bahaya api dari dalam.

Daud menghadapi ancaman bahaya yang luar biasa. Ia diintai di rumahnya sendiri, di tempat yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang paling aman. Apa yang Daud lakukan? Pertama, ia berseru kepada Tuhan (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-6). Sekalipun Daud yakin akan ketidakbersalahannya, ia tidak menjadikan hal itu sebagai senjatanya melainkan tetap berpaling kepada Tuhan, Kota Bentengnya.

Kedua, ia menempatkan dirinya dan masalah yang dihadapinya di dalam hubungannya dengan Tuhan (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-14). Ia mengkontraskan apa yang dilakukan oleh para mu-suhnya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-8) dengan respons dari Tuhan terhadap mereka (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9-11). Bukannya terintimidasi, Daud justru berani menghadapi mereka, karena Tuhan yang menjadi perisainya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12). Ia yakin bahwa Tuhan sendiri yang akan "berperang" melawan mereka demi kemuliaan-Nya yang harus menghukum dosa, kecongkakan, sumpah serapah, dan dusta (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">13-14).

Ketiga, Daud berespons dengan pujian. Ia mengontraskan keadaan para musuhnya yang "kelaparan" (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">15-16) dengan keadaannya yang melimpah di dalam Tuhan. Bahkan di dalam bahaya, hatinya meluap dengan pujian dan sukacita karena kasih setia dan perlindungan Tuhan (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">17-18).

Renungkan: Tuhan perlindungan terpercaya, luar dan dalam kehidupan kita.

(0.97) (Mzm 133:1) (sh: Kerukunan dalam persekutuan umat (Minggu, 12 September 1999))
Kerukunan dalam persekutuan umat

Belakangan ini kehidupan masyarakat tidak lagi diwarnai sikap saling menghormati dan saling menghargai. Sebaliknya, sikap saling curiga dan saling memfitnah semakin bertumbuh subur. Kehidupan semacam ini tidak saja menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan umat. Dimanakah kerukunan dalam kehidupan persekutuan itu ditempatkan? Tempat seharusnya bagi kerukunan umat ada di dalam lingkup keluarga, gereja (antardenominasi dan dalam denominasi), masyarakat (antarras, suku, dan agama). Bila dalam hal yang disebutkan ini kerukunan sama sekali tidak mendapat tempat, kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat jauh dari jamahan anugerah Allah.

Makna kerukunan. Mazmur ini melukiskan dua hal sebagai dampak positif dari persatuan dan kerukunan. Pertama, seperti minyak yang meleleh ke janggut. Dalam tradisi Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk sesuatu yang bernilai sakral, kudus, misalnya mengurapi imam. Selain itu, minyak juga melambangkan kesukaan. Artinya, kerukunan dan persatuan menjaga kekudusan jemaat dan kesukaan mengalir rata ke semua pihak. Kedua, seperti embun yang melambangkan penyegaran kehidupan. Berkat dan kehidupan sebagai dampak positif kerukunan akan terpancar dan dialami oleh mereka yang hidup dalam kerukunan. Doakan dan usahakanlah terus kerukunan dalam kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa kita, niscaya berkat dan kehidupan dari Tuhan seperti minyak yang meleleh dan embun yang turun menjadi pengalaman umat selama-lamanya.

Renungkan: Tempatkan sejenak diri Anda dalam persaudaraan yang diungkapkan pemazmur. Bayangkan suatu suasana yang aman dan damai! Bandingkan dengan keadaan sekarang! Apa yang seharusnya Anda lakukan agar keluarga, gereja, dan masyarakat mengalami persaudaraan yang indah?

Doa: Jadikanlah kami pemrakarsa persaudaraan di lingkungan tempat Engkau mengutus kami.

(0.97) (Mzm 68:18) (jerusalem: tempat tinggi) Ialah gunung Sion. Mungkin ayat ini menyinggung perebutan kota Yerusalem oleh Daud, 2Sa 5:6-8. Kalau demikian maka "pemberontak-pemberontak" yang disebut kiranya orang Yebus, penduduk Yerusalem, yang ditaklukkan.
(0.96) (Mzm 91:1) (sh: Siapa tempat perlindungan Anda? (Rabu, 5 Oktober 2005))
Siapa tempat perlindungan Anda?

Apa yang muncul dalam pikiran Anda ketika Anda membaca kata-kata berlindung dan bernaung? Mungkin Anda membayangkan sebuah tempat yang menjanjikan kedamaian dan keamanan.

Pemazmur mengatakan bahwa hal itu hanya ditemukan di dalam satu Pribadi, yaitu Tuhan Allah! Pemazmur menghubungkan perlindungan bukan dengan tempat atau dengan keadaan melainkan dengan pribadi Allah sendiri, satu-satunya jaminan bagi umat-Nya untuk menghadapi segala kesulitan dan keadaan yang mengerikan (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-4)! Tuhan berjanji bahwa Ia tidak akan membiarkan umat-Nya terjerat dalam kesulitan tanpa jalan keluar dan binasa dalam penyakit. Sekalipun tubuh kita dapat dikalahkan oleh penyakit, tetapi jiwa kita aman dalam lindungan-Nya. Ia melindungi umat-Nya dari kuasa si jahat, dan membebaskan mereka dari ketakutan terhadap bahaya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5-8). Umat-Nya tidak perlu takut karena kesetiaan-Nya adalah jaminan bagi mereka bagaikan perisai dan pagar tembok yang kokoh (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4,9).

Tuhan tidak menjanjikan kekebalan terhadap kesulitan dan kesesakan. Ia berjanji, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan" (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">15). Bagi siapakah janji itu diberikan? Pertama, bagi orang yang mengenal nama Tuhan dan yang menjadikan-Nya sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanannya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Kedua, bagi orang yang senantiasa hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, yang senantiasa berseru kepada-Nya, dan yang menjaga komunikasinya dengan Tuhan pada setiap saat.

Banyak kekuatiran dan ketakutan muncul ketika kita ber-sikeras untuk memperjuangkan keinginan dan rencana kita. Hanya ketika kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah supaya Ia menggenapi rencana-Nya dalam setiap aspek dan waktu hidup kita maka kita menemukan kedamaian dan keamanan sejati.

Renungkan: Ketika badai kehidupan menerpa hidup dan diri Anda, siapakah pelindung Anda?

(0.96) (Mzm 71:16) (jerusalem: Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan) Maksud naskah Ibrani tidak jelas. Mungkin: Aku datang (ke tempat kudus) berkat kepercayaan Tuhan, ialah pertolongan yang dikerjakan keperkasaan Tuhan. Mungkin pula: Aku datang ke keperkasaan Tuhan, artinya: ke tempat keperkasaan Tuhan, tempat kudus. Terjemahan lain: Aku hendak mulai dengan (menceritakan) keperkasaan-keperkasaan Tuhan
(0.96) (Mzm 26:6) (jerusalem: mengelilingi mezbahMu) Pembasuhan melambangkan kesucian jiwa, Ula 21:6; Maz 73:13; Mat 27:24. Mengelilingi mezbah (atau tempat kudus) adalah suatu upacara yang kuno sekali dalam agama bangsa-bangsa Semit dan sampai dengan hari ini dipraktekkan kaum muslimin dengan hari ini dipraktekkan kaum muslimin yang mengelilingi ka'bah di Mekkah.
(0.95) (Mzm 63:1) (sh: Kerinduan kepada Allah. (Sabtu, 25 April 1998))
Kerinduan kepada Allah.

Daud berada di tempat pengasingan, di padang gurun Yehuda. Gurun biasanya kering kerontang, tandus, sulit air. Kawasan itu jauh dari Tabernakel atau tempat kudus atau Kemah Tuhan, tempat yang diyakini orang Israel sebagai tempat pertemuan dengan Allah. Itulah alamat Allah atau tempat kehadiran Allah. Daud sangat ingin kembali dan masuk ke tempat tersebut untuk melihat kekuatan dan kemuliaan Allah. Sekering padang gurun, begitulah kerontangnya jiwa Daud merindukan hadirat Allah. Saya dan Anda juga perlu persekutuan yang indah dengan Roh Kudus setiap hari.

Kepemilikan Allah. Perenungan manis jiwa Daud ialah: Jiwanya adalah milik Allah dan melekat pada-Nya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">63:8" context="true" vsf="TB">9). Hati Daud penuh dengan penghayatan dan pengakuan yang diungkapkannya dalam frase kunci: kekuatan-Mu, kasih setia-Mu, nama-Mu, sayap-Mu, tangan kanan-Mu. Dia yang haus, lapar dan rindu akan Allah ditolong dan dipuaskan. Segala hal yang menjadi milik Allah sungguh memuaskan Daud. Bukankah menjadi milik Allah menyebabkan Anda dan saya mantap? Bukankah segala hal ilahi yang Allah berikan menjadikan Anda dan saya puas dan bersuka?

Renungkan: Gaya hidup orang yang puas dalam Allah, pasti mempermuliakan-Nya.

(0.95) (Mzm 11:1) (jerusalem: TUHAN, tempat perlindungan) Mazmur kepercayaan ini berupa dialog, Maz 11:1-3,4-7. Seseorang yang benar menyatakan kepercayaannya pada Tuhan kepada orang yang bimbang, ragu-ragu dan kurang percaya.
(0.95) (Mzm 76:5) (jerusalem: tidurnya) Ini agaknya menyinggung malam yang disebut 2Ra 19:35. Tetapi tidur itu juga bahasa kiasan yang berarti; mati, bdk Maz 13:4; Yer 51:39,57; Neh 3:18.
(0.94) (Mzm 36:1) (sh: Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa (Sabtu, 4 Agustus 2001))
Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa

Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketakutan dan beban hidup yang menindih kita. Namun ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa dan harus berhadapan dengan realita kehidupan, maka kita akan menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, ketidakadilan, kejahatan, dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Faktor yang sangat berperan bagi terciptanya situasi seperti ini tidak lain terletak jauh di dalam lubuk hati manusia, yang menggantikan rasa takut kepada Allah dengan kepatuhan kepada tutur dosa yang terus berbicara di lubuk hatinya.

Konteks pergumulan seperti inilah yang melatarbelakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Mazmur ini dimulai dengan sorotan terhadap isi hati orang fasik (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-5) yang terus mendengarkan tutur dosa (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2a) dengan tidak takut kepada Allah (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan dan hidup dalam ketulusan hati (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Gambaran gelap dari dunia yang nampaknya tidak berpengharapan ini, tidaklah membawa Daud ke dalam lingkaran keputusasaan yang menjadikannya apatis. Ia menemukan pengharapan di dalam daya yang mampu mengatasi kuasa dosa: "kasih setia Tuhan yang melingkupi bumi" (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">6). Di dalam kasih setia Tuhan inilah anak-anak manusia mendapatkan tempat yang aman untuk berlindung, memenuhi kebutuhan serta mendapatkan kesenangannya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">8, 9, 11). Dasar dari keyakinannya ini terletak di dalam Diri Sang Pemberi yang adalah sumber kehidupan yang menopang dan menerangi hidup manusia (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">10). Berdasarkan kasih setia Tuhan inilah Daud menemukan pengharapan untuk berdoa memohon perlindungan terhadap orang-orang fasik (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-13).

Renungkan: Di balik realitas keberdosaan manusia terdapat realitas kasih setia Tuhan yang mampu melampauinya, adakah Anda memiliki pengharapan di dalam-Nya?

(0.94) (Mzm 107:1) (sh: Bersyukur kepada Tuhan (Jumat, 14 Mei 1999))
Bersyukur kepada Tuhan

Dalam pasal ini pemazmur mempunyai misi khusus yaitu mengajak jemaat untuk bersyukur kepada Tuhan. Pemazmur meyakini bahwa bersyukur kepada Tuhan bukanlah hal yang dilakukan karena paksaan atau terpaksa, tetapi merupakan ungkapan yang tulus dari mereka yang telah ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, dikenyangkan oleh kasih karunia Tuhan, dan dibebaskan-Nya dari belenggu.

Kebaikan Tuhan dalam segala-Nya. Kebaikan Tuhan dinyatakan di segala tempat (bangsa) dan situasi. Kebaikan Tuhan dirasakan oleh mereka yang dari Timur, Barat, Utara, dan Selatan. Di dalam kehidupan mereka yang di bawah kuasa yang menyesakkan; mereka yang di padang belantara; mereka yang tersesat; mereka yang dalam kegelapan dan kekelaman; bahkan mereka yang mendekati kematian; kebaikan Tuhan pun nyata. Kebaikan Tuhan berkuasa mengatasi permasalahan kita. Lebih dari itu, kebaikan Tuhan juga menolong kita untuk tidak tenggelam dalam kehidupan dosa dan kejahatan kita.

Renungkan: "Bersyukur kepada Tuhan, bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia baik, bersyukur kepada Tuhan" (KJ. 299).

Doa: Ya, Tuhan Yesus kami sungguh bersyukur akan setiap kebaikan yang senantiasa Kau nyatakan dalam hidup kami.

(0.94) (Mzm 90:1) (sh: Menghitung hari (Kamis, 20 Desember 2001))
Menghitung hari

Arswendo Atmowiloto, yang pernah diinapkan di LP Cipinang, menulis sebuah buku berjudul Menghitung Hari.

Buku yang amat bagus ini merupakan cermin harapan hati, agar hari-hari cepat berlalu menyongsong waktu pembebasan.

Mazmur hari ini juga berbicara tentang menghitung hari. Bukan agar hari-hari segera lewat, tetapi supaya seseorang memiliki hati yang bijaksana (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12). Mengapa pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari? Alasannya ada di dalam bagian pertama dan kedua mazmur ini (ayat 1-2 dan 3- 12). Dalam bagian pertama, pemazmur mengakui bahwa Allah sendiri, sebagai pribadi, menjadi "rumah"-nya (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1-2). Ia melihat keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan dengan Allah. Namun demikian, di dalam bagian kedua, pemazmur merenungkan mengenai kesementaraan hidup manusia. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dan dirinya yang begitu lemah (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-6). Perenungannya ini juga berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">7-11).

Itulah sebabnya pemazmur meminta pada Allah agar dia diberikan kesadaran akan kesementaraannya, sehingga ia selalu ingin memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada takut akan Allah dan pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan. Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.

Bagian terakhir mazmur ini (ayat tempat+yang+dalam+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13-17) merupakan ungkapan harapan dari pemazmur agar Allah berbalik padanya dan membuat hidupnya bersukacita. Di dalam hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa, ia hanya dapat berharap pada Allah, Tempat Perteduhan yang kekal.

Renungkan: Mazmur ini seringkali dibaca ketika upacara penguburan dilakukan. Apakah yang Anda pikirkan ketika muncul kesadaran bahwa suatu saat Anda pun akan kembali menjadi debu? Mintalah hikmat dari Allah agar hidup Anda bermakna dan berwarna!

(0.94) (Mzm 91:1) (full: DALAM NAUNGAN YANG MAHAKUASA. )

Nas : Mazm 91:1-16

Mazmur ini mengungkapkan keamanan orang yang sepenuhnya mengandalkan Allah; kita diyakinkan bahwa Allah akan menjadi perlindungan kita dan bahwa kita dapat mencari perlindungan-Nya pada saat-saat bahaya rohani dan jasmaniah.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA