(0.44) | Pkh 7:15 | Dalam hidupku yang sia-sia n aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya. o |
(0.44) | Pkh 5:13 | (5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: x kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. |
(0.44) | Pkh 1:17 | Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat s dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. t Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angin, |
(0.44) | Pkh 4:15 | Aku melihat semua orang yang hidup di bawah matahari berjalan bersama-sama dengan orang muda tadi, yang akan menjadi pengganti raja itu. |
(0.44) | Pkh 5:4 | (5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, r karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu 1 . s |
(0.44) | Pkh 5:15 | (5-14) Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, y telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya z suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya. a |
(0.44) | Pkh 1:10 | Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. |
(0.43) | Pkh 2:19 | Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? v Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia. |
(0.43) | Pkh 5:18 | (5-17) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum c dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah d di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. |
(0.43) | Pkh 7:14 | Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, m supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. |
(0.11) | Pkh 2:15 | Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat? p " Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia. |
(0.11) | Pkh 9:16 | Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar w orang." |
(0.11) | Pkh 2:21 | Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar. |
(0.11) | Pkh 3:11 | Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, m bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka 1 . Tetapi manusia tidak dapat menyelami n pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. o |
(0.11) | Pkh 4:2 | Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, f yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, g yang sekarang masih hidup. |
(0.11) | Pkh 7:27 | Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah: c Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan, |
(0.11) | Pkh 3:15 | Yang sekarang ada dulu sudah ada, t dan yang akan ada sudah lama ada; u dan Allah mencari yang sudah lalu. |
(0.11) | Pkh 8:10 | Aku melihat juga orang-orang fasik yang akan dikuburkan h boleh masuk, sedangkan orang yang berlaku benar harus pergi dari tempat yang kudus dan dilupakan dalam kota. Inipun sia-sia. |
(0.11) | Pkh 4:14 | Karena dari penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu. |
(0.11) | Pkh 5:14 | (5-13) Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya. |