(1.0005252542373) | (Mrk 5:28) |
(full: ASAL KUJAMAH SAJA JUBAH-NYA.
) Nas : Mr 5:28 Kitab-kitab Injil sering kali mengisahkan tentang orang sakit yang menjamah Yesus (Mr 3:10; 5:27-34; 6:56) atau Yesus yang menjamah mereka (Mr 1:41-42; 7:33-35; Mat 8:3,15; 9:29-30; 20:34; Luk 5:13; Luk 7:14-15; 22:51). Sentuhan dan kehadiran Yesus itulah yang terutama. Sentuhan-Nya berkuasa untuk menyembuhkan karena Ia mengasihani kelemahan kita dan Ia adalah sumber kasih karunia dan kehidupan (Ibr 4:16). Tanggung jawab kita dalam mendambakan kesembuhan adalah mendekatkan diri kepada Yesus serta hidup di hadapan-Nya (lihat cat. --> Mat 17:20 [atau ref. Mat 17:20] mengenai iman yang sejati). |
(0.53065389830508) | (Mrk 9:24) |
(full: TOLONGLAH AKU YANG TIDAK PERCAYA INI.
) Nas : Mr 9:24 Dalam hidup ini iman kita sering kali tercampur dengan keraguan. Akan tetapi, ini tidaklah berarti bahwa Kristus tidak akan menanggapi permohonan kita karena Ia memahami serta menaruh kasihan kepada kelemahan kita (Ibr 4:15). Kita harus mengakui kekurangan iman kita serta berdoa agar Ia akan memberikan iman yang kita butuhkan (lihat cat. --> Mat 17:20). [atau ref. Mat 17:20] |
(0.51558593220339) | (Mrk 11:24) |
(full: PERCAYALAH ... KAMU TELAH MENERIMANYA.
) Nas : Mr 11:24 Percaya yang menerima bukanlah iman yang dapat dihasilkan oleh manusia; tetapi, itulah iman yang percaya yang diberikan kepada hati orang percaya oleh Allah sendiri (lihat cat. --> Mr 9:23). [atau ref. Mr 9:23] Kadang-kadang jawaban atas suatu permohonan yang diinginkan oleh iman itu datang segera; saat lain tidak demikian. Namun Allah memberikan iman untuk mengetahui bahwa doa yang dipanjatkan telah didengar dan permohonan itu akan dikabulkan. Ketidakpastiannya menyangkut waktu penggenapannya, bukan pengabulannya (lihat cat. --> Mat 17:20; dan lihat cat. --> Mat 21:21). [atau ref. Mat 17:20; 21:21] |
(0.51487305084746) | (Mrk 11:20) |
(sh: Memindahkan gunung (Selasa, 1 April 2003)) Memindahkan gunungMemindahkan gunung. Bagi orang Kristen, ini mungkin sudah biasa. Iman yang sanggup memindahkan gunung adalah slogan dari banyak orang Kristen. Sayang, kadang iman dimengerti secara sangat simpel, "percaya saja!" Nas ini mengajak kita untuk merenungkan, iman seperti apa yang sanggup memindahkan gunung. Pohon ara yang mengering karena kutukan Yesus menjadi batu loncatan bagi diskusi tentang apa arti dari kepercayaan kepada Allah. Pertama tentu saja adalah kepercayaan penuh kepada kuasa Allah. Bahkan, iman ini (Yun.: pistis) dapat memindahkan gunung ke dalam laut. Tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi bagi orang yang meminta dan berdoa kepada Allah. Tetapi ada hal penting lain yang tidak boleh dilupakan. Seseorang yang beriman kepada Allah juga harus mempunyai hubungan yang baik pula dengan sesamanya. Iman yang dapat memindahkan gunung tidak terpisahkan dari perbuatan yang dapat meruntuhkan tembok- tembok pemisah. Yesus dengan spesifik menunjuk kepada mengampuni kesalahan sesama. Di dunia yang penuh dengan kemajuan teknologi ini, kadang sungguh-sungguh lebih mudah memindahkan sebuah bukit ke dalam laut untuk menguruk sebuah teluk ketimbang meruntuhkan tembok maya berupa kebencian antara sesama manusia. Karena itu, pengampunan kepada sesama sebenarnya merupakan salah satu tanda iman yang penting. Bahkan bisa dikatakan, seseorang belum benar- benar beriman kepada Allah, dan kepada karya pengampunan-Nya, bila ia belum dapat mengampuni sesamanya. Ingin memindahkan gunung, dan melakukan hal-hal besar lain bagi Allah dalam iman dan ketaatan kepada kehendak-Nya? Saling mengampunilah karena Allah. Renungkan: Hal terpenting bukan bahwa gunung pindah, tetapi demi rencana kasih dan kemuliaan Siapa sang gunung pindah karena iman? |
(0.50484213559322) | (Mrk 9:23) |
(full: TIDAK ADA YANG MUSTAHIL.
) Nas : Mr 9:23 Pernyataan Yesus ini tidak boleh dipandang sebagai suatu janji tanpa batas.
|
(0.50484213559322) | (Mrk 9:29) |
(full: KECUALI DENGAN DOA.
) Nas : Mr 9:29 Yang dimaksudkan oleh Yesus bukanlah bahwa roh-roh jahat jenis itu hanya dapat diusir apabila didahului dengan doa. Sebaliknya dalam ayat ini Yesus menyatakan suatu prinsip: di mana iman kurang, doa pun akan kurang. Di mana ada banyak doa, yang dilandaskan pada penyerahan sungguh-sungguh kepada Allah dan Firman-Nya, maka kadar iman pun besar. Seandainya para murid secara tetap dan teratur berdoa, seperti yang dilakukan oleh Yesus, maka mereka dapat berhasil menangani kasus tersebut. |
(0.50016755932203) | (Mrk 10:46) |
(sh: Bartimeus (Sabtu, 29 Maret 2003)) BartimeusBartimeus. Buta, miskin, sendiri, hidup dari belas kasihan orang lain. Begitulah gambaran tentang Bartimeus yang dipaparkan oleh Markus. Dalam semua Injil Sinoptik, hanya Markus yang menyebutkan namanya. Ada apa dengan Bartimeus? Ternyata Bartimeus bukanlah tipe orang yang malas, yang tidak mau bangkit dari keadaan seperti anggapan orang saat itu. Justru Bartimeus adalah tipe orang yang berkemauan keras dan berkeyakinan bahwa suatu saat ia akan terbebas dari penderitaan. Apakah keyakinan Bartimeus berlebihan? Secara kasat mata mustahil bagi Bartimeus untuk terpenuhi harapannya. Tetapi, semua keraguan kebanyakan orang saat itu pupus ketika Yesus melintasi kota Yerikho, dalam perjalanan menuju Yerusalem. Berita bahwa Yesus akan lewat, membuat hati Bartimeus tergerak untuk meminta perhatian Yesus. Cemoohan dan hardikan orang banyak bukan penghalang bagi Bartimeus untuk terus berseru kepada Yesus. Bartimeus yakin bahwa inilah saat yang tepat baginya untuk bangkit dari ketidakberdayaan, untuk hidup normal seperti kebanyakan orang. Usaha kerasnya tidak sia-sia. Sapaan "Anak Daud, kasihanilah aku" menunjukkan bahwa siapa Yesus telah sampai ke telinga Bartimeus, dan itu menggerakkan hati Yesus. Yesus mendengar seruannya dan memenuhi kebutuhannya. Dari Bartimeus kita belajar tentang iman yang benar, yaitu iman yang diarahkan kepada Anak Daud, Mesias yang dijanjikan Allah. Keyakinan yang didasari iman yang hidup itu tidak hanya membuatnya mampu bertahan tetapi lebih lagi membuatnya mengalami perkara besar dalam hidupnya. Masing-masing kita pun dapat terhisab dalam perkara besar Allah sejauh dasarnya adalah iman yang benar dan hidup. Renungkan: Kenalilah benar permohonan yang Anda sampaikan kepada Tuhan Yesus. Apakah itu benar-benar kebutuhan hakiki yang didasari oleh iman yang hidup atau sekadar keinginan belaka? |
(0.49481118644068) | (Mrk 5:36) |
(full: PERCAYA SAJA.
) Nas : Mr 5:36 Putri kepala rumah ibadat itu sudah meninggal dunia (ayat Mr 5:35). Tanggapan Yesus ialah membangun iman sang ayah, bahkan dalam situasi yang tampaknya tak berpengharapan. Sepanjang sejarah penebusan, orang percaya telah menempatkan kepercayaan mereka kepada Allah sekalipun kelihatannya seakan segala sesuatu tidak memberi harapan lagi. Pada saat-saat seperti itu, Allah menganugerahkan iman yang diperlukan dan melepaskan umat-Nya sesuai dengan tujuan dan kehendak-Nya (bd. Mazm 22:5; Yes 26:3-4; 43:2). Hal ini berlaku bagi Abraham (Kej 22:2; Yak 2:21-22), Musa (Kel 14:10-22; 32:10-14), Daud (1Sam 17:44-47), Yosafat (2Taw 20:1-2,12), dan Yairus (ayat Mr 5:21-23,35-42). |
(0.49481118644068) | (Mrk 7:27) |
(full: ROTI ... BAGI ANAK-ANAK.
) Nas : Mr 7:27 Kata "anak-anak" menunjuk kepada Israel. Yesus menyatakan bahwa Injil harus diberitakan kepada bangsa Israel dahulu. Wanita itu menyadari hal ini, namun ia menanggapi pernyataan Kristus ini dengan kebijaksanaan, ketekunan, dan iman. Ia mengemukakan bahwa maksud Allah ialah agar bangsa lain secara tidak langsung memperoleh berkat ketika Allah memberkati Israel. Kristus membalas iman wanita tersebut dengan menyembuhkan putrinya (ayat Mr 7:28-30). Orang percaya ketika berdoa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, harus bertekun dalam doa, dan kadang-kadang bahkan berbincang-bincang dengan Allah (lihat cat. --> Mat 15:28). [atau ref. Mat 15:28] |
(0.49430708474576) | (Mrk 6:13) |
(full: MENGOLES ... DENGAN MINYAK.
) Nas : Mr 6:13 Penyembuhan dengan jalan mengoleskan minyak hanya disebutkan di sini dan di Yak 5:14. Minyak mungkin dipakai sebagai lambang dari kehadiran dan kuasa Roh Kudus (lihat cat. --> Za 4:3; lihat cat. --> Za 4:6) [atau ref. Za 4:3-6] dan sebagai sarana untuk membangkitkan iman. |
(0.49430708474576) | (Mrk 11:25) |
(full: JIKA KAMU BERDIRI UNTUK BERDOA, AMPUNILAH.
) Nas : Mr 11:25 Janganlah orang Kristen menipu dirinya bahwa mereka memiliki iman yang cukup untuk memperoleh jawaban atas doa apabila mereka dengan diam-diam menaruh permusuhan atau kedengkian terhadap seseorang (lihat cat. --> Mat 18:35). [atau ref. Mat 18:35] |
(0.49430708474576) | (Mrk 13:13) |
(full: BERTAHAN SAMPAI PADA KESUDAHANNYA.
) Nas : Mr 13:13 Ketabahan iman dan ketekunan dalam kesetiaan kepada Kristus adalah syarat alkitabiah untuk keselamatan terakhir (bd. Ibr 3:14; 6:11-12; Ibr 10:36). Kemuliaan keselamatan terakhir itu dilukiskan dalam Wahy 2:7,17,26-28; 3:5,12,20-21; 7:9-17; 14:13; 21:1-7. |
(0.49430708474576) | (Mrk 9:14) |
(sh: Sebuah kebergantungan (Sabtu, 22 Maret 2003)) Sebuah kebergantunganSebuah kebergantungan. Pengalaman hidup kerohanian kita, doktrin yang kita miliki, prestasi yang telah kita capai kadang membuat kita tidak peka lagi terhadap kerohanian yang sesungguhnya. Kehidupan rutin keagamaan sering kali menumpulkan kita, dan kita terhanyut oleh rutinitas yang hampa, namun berjubah mengkilap. Para murid mengalami keadaan seperti ini. Mereka bingung karena gagal mengusir setan dari seorang yang kelihatannya diserang ayan, tetapi akibat kerasukan. Mereka merasa bahwa otoritas dan kuasa ada dalam genggaman mereka, sama dengan sang pengutus, dalam hal ini Kristus. Tetapi, yang terjadi adalah mereka dipermalukan -- mereka gagal, dan akibatnya otoritas dan kuasa Yesus pun dipertanyakan oleh banyak orang. Apa yang keliru di sini? Yang keliru adalah bahwa para murid hanya bersandarkan kekuatan diri mereka sendiri. Mereka mengingat kejadian-kejadian lampau ketika mereka berhasil mengusir setan, dan merasa bahwa mereka bisa melakukannya lagi. Namun, tentu saja mereka tidak begitu pasti dengan apa yang mereka lakukan. Maka, di sana terdapat keraguan juga -- dan para murid tidak berdoa kepada Allah untuk mendapatkan kekuatan. Mereka bergantung kepada diri mereka sendiri. Reaksi para murid sangat kontras dengan apa yang dikatakan oleh ayah sang anak (ayat 24). Ia menyatakan dengan jujur bahwa ia ingin percaya kepada Yesus, dan ia menyerahkan ketidakpercayaannya kepada Yesus. Iman yang seperti ini merupakan iman yang hidup, iman yang peka, iman yang jujur kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada Tuhan. Inilah permulaan dari spiritualitas yang sejati: suatu pemilahan yang jelas akan kemurnian hubungan kita dengan Tuhan. Renungkan: Periksalah hubungan Anda dengan Tuhan. Apakah suatu kebergantungan mutlak atau sekadar memori yang indah. |
(0.49379786440678) | (Mrk 14:26) |
(sh: Sikap dan iman murid-murid (Minggu, 13 April 2003)) Sikap dan iman murid-muridSikap dan iman murid-murid. Belum lagi pulih perasaan mereka terhadap berita pengkhianatan salah seorang dari mereka, Yesus menyampaikan berita lain lagi. Dikatakan bahwa mereka semua akan guncang imannya, karena tanpa perlawanan sedikitpun Yesus menyerahkan diri untuk ditangkap. Mestinya, jika murid-murid itu bijak, mereka bisa bertanya kepada Yesus bagaimana mengatasinya. Tetapi yang terjadi adalah lain, tanpa berpikir panjang dan tampaknya mengandalkan kekuatan diri sendiri, Petrus tampil dan berjanji bahwa dirinya tidak akan terguncang. Keberanian Petrus ditanggapi Yesus dengan peringatan bahwa sebelum ayam berkokok dua kali, Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali. Memang, Petrus tampil untuk membela Yesus. Tetapi keberaniannya ini justru merupakan awal dari kelemahannya. Karena ia mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Penderitaan Yesus dalam saat-saat menjelang kematian-Nya merupakan ujian iman. Apakah para murid siap menerima fakta bahwa Mesias harus mati? Mengikut Yesus bukan sekadar janji atau pengakuan. Kecenderungan untuk cepat mengaku dan membuat janji dengan Tuhan hanya akan membuat orang Kristen tersandung dan jatuh. Karena pengakuan seperti ini ternyata bertumpu pada kekuatan atau kemampuan diri sendiri, bukan pada kekuatan Allah. Renungkan: Dalam persekutuan dengan Dia, kita dimampukan untuk menghadapi guncangan-guncangan itu. |
(0.48765518644068) | (Mrk 6:45) |
(sh: Menyedihkan dan ironis (Selasa, 11 Maret 2003)) Menyedihkan dan ironisMenyedihkan dan ironis. Tindakan para murid Yesus ini memang menyedihkan, bahkan patut ditertawakan. Mereka baru kembali dengan penuh percaya diri atas keberhasilan mereka mengusir setan-setan (ayat tanggung+jawab+iman+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">6:12-13, 30), dan telah menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus yang luar biasa. Tetapi sekarang, mereka kembali bertindak seperti orang yang tidak pernah melihat kuasa Yesus (ayat 49). Kuasa yang bahkan setelah peristiwa ini nyata kembali melalui mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus di Genesaret (ayat 53-56). Seharusnya setelah segala yang telah mereka alami sampai pada momen waktu itu, para murid menunjukkan respons yang lebih dewasa dan lebih percaya. Karena kuasa-Nya telah mereka saksikan, pengutusan-Nya mereka terima, dan bahkan dalam nama-Nya mereka melakukan perbuatan ajaib. Seharusnya mereka dapat mulai mengerti siapa Dia yang menjadi Guru mereka, dan seperti apa kuasa yang dipunyai-Nya. Sepatutnya kita tersenyum ketika membaca nas ini; tersenyum kecut dan dengan penuh rasa maklum, juga menertawakan diri. Pesan yang disampaikan Markus melalui nas ini jelas sekali. Tindakan dan kepercayaan mereka belum memadai, tidak seperti apa yang seharusnya sudah mereka tunjukkan. Komentar Markus tegas dan pedas: hati mereka masih degil (ayat 52). Sepatutnya tindakan dan kepercayaan para murid sepadan dengan pengajaran yang mereka terima dan pelayanan yang mereka lakukan. Hal ini pula yang selalu harus tampak pada hidup tiap Kristen. Sumbangnya kesaksian gereja sering kali karena iman dan tindakan Kristen tidak sepadan dengan pengajaran yang mereka pegang. Pertanyaannya kini, masihkah kita menjadi murid yang degil? Renungkan: Tiap Kristen punya momen kegagalan. Tugas kita adalah agar perjalanan kehidupan iman kita tidak lagi menyedihkan dan ironis, melalui tindakan-tindakan iman. |
(0.48012118644068) | (Mrk 6:6) |
(full: KETIDAKPERCAYAAN.
) Nas : Mr 6:6 Sebagaimana ketidakpercayaan menghalangi pengadaan mukjizat di kota asal Yesus, demikian pula ketidakpercayaan dalam gereja masih menghambat bekerjanya kuasa Yesus. Kegagalan untuk mempercayai kebenaran Alkitab, menyangkal kemungkinan terjadinya karunia Roh untuk dewasa ini, atau penolakan terhadap standar kebenaran Allah itu akan menghalangi Tuhan kita untuk mempertunjukkan kuasa Kerajaan-Nya di antara umat-Nya. Orang percaya harus tetap mempertahankan kelaparan akan Firman Allah sambil berdoa, "Tambahkanlah iman kami" (Luk 17:5). |
(0.48012118644068) | (Mrk 7:8) |
(full: ADAT ISTIADAT MANUSIA.
) Nas : Mr 7:8 Orang Farisi dan para ahli Taurat melakukan kesalahan karena menempatkan tradisi manusia di atas penyataan ilahi. Di sini Yesus tidak mengecam semua tradisi, tetapi hanya tradisi yang bertentangan dengan Firman Allah. Tradisi atau peraturan harus dilandaskan pada kebenaran yang sesuai dengan yang terdapat dalam Alkitab (bd. 2Tes 2:15). Gereja-gereja harus melawan kecenderungan untuk mengagungkan tradisi rohani mereka, hikmat manusiawi, atau kebiasaan umum di atas Alkitab. Alkitab merupakan satu-satunya kaidah iman dan kelakuan yang sempurna; Alkitab sekali-kali tidak boleh ditiadakan oleh gagasan manusia (ayat Mr 7:13; lihat cat. --> Mat 15:6). [atau ref. Mat 15:6] |
(0.48012118644068) | (Mrk 14:24) |
(full: DARAH PERJANJIAN.
) Nas : Mr 14:24 Darah Kristus tercurah bagi kita semua agar memberikan pengampunan dosa serta keselamatan. Kematian-Nya di kayu salib menetapkan suatu perjanjian yang baru di antara Allah dan semua orang yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (lihat cat. --> Yer 31:31-34). [atau ref. Yer 31:31-34] Mereka yang bertobat dan berbalik kepada Allah melalui iman kepada Kristus akan diampuni, dibebaskan dari kuasa Iblis, menerima hidup rohani yang baru, dijadikan anak Allah, dibaptiskan dalam Roh Kudus, serta dapat menghampiri Allah setiap saat untuk menerima kemurahan, kasih karunia, kekuatan, dan pertolongan (lihat cat. --> Mat 26:28; [atau ref. Mat 26:28] |
(0.47976477966102) | (Mrk 1:29) |
(sh: Pelayanan dan doa (Jumat, 17 Januari 2003)) Pelayanan dan doaPelayanan dan doa. Dalam pelayanan-Nya, Yesus tidak hanya mengajar banyak orang. Yesus juga menyembuhkan banyak orang, termasuk ibu mertua Simon, yang menderita sakit demam (ayat 30). Lazimnya orang yang baru sembuh dari sakit, badan terasa lemah, karena itu diperlukan waktu beberapa lama untuk beristirahat dan mengembalikan kondisi tubuh. Tetapi, tampaknya ini tidak berlaku bagi ibu mertua Simon. Segera setelah disembuhkan ia langsung melayani Yesus (ayat 31). Ini memberi indikasi bahwa penyembuhannya segera dan sempurna. Tidak hanya orang sakit, orang-orang yang kerasukan setan pun dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan dan dilepaskan dari cengkeraman setan (ayat 32,34). Menarik untuk dicatat bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan-setan untuk berbicara meski mereka mengenal Yesus. Dalam tanggung+jawab+iman+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">1:24, setan bahkan menyapa Yesus sebagai 'Yang Kudus dari Allah'. Tetapi, Yesus membentaknya untuk tidak bicara. Yesus menolak kesaksian setan dan roh-roh jahat, karena kesaksian mereka tidak lahir dari kesadaran dan suka rela. Mereka mengenal siapa Yesus, tetapi mereka tidak mau hidup taat terhadap Yesus. Inilah iman model ala setan (Yak. 2:19): mengenal Yesus bahkan beribadah di rumah ibadat, tetapi tidak mau taat kepada kehendak Yesus; percaya pada Yesus, tetapi hidup menurut kehendak sendiri. Di tengah kesibukan pelayanan, Yesus berdoa (bdk. 6:46 dan 14:35). Mengapa Yesus harus berdoa? Doa adalah komunikasi dengan Allah. Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Kedua, Yesus menyatakan ketergantungan-Nya kepada Allah. Rahasia kesuksesan pelayanan-Nya terletak pada ketergantungan-Nya pada Allah, dan doa merupakan ekspresi ketergantungan pada Allah. Renungkan: Apakah iman pada Yesus memberi warna terhadap perilaku dan moralitas hidup sehari-hari? Apa hambatannya? |
(0.47976477966102) | (Mrk 4:35) |
(sh: Anda mengenal Kristus? Bagi beberapa orang murid yang berprofesi (Selasa, 4 Maret 2003)) Anda mengenal Kristus? Bagi beberapa orang murid yang berprofesiAnda mengenal Kristus? Bagi beberapa orang murid yang berprofesi sebagai nelayan, menghadapi topan adalah hal biasa. Tetapi kali ini mereka berhadapan dengan topan yang teramat dahsyat. Mereka dicekam rasa takut. Saat itu Yesus ada bersama sama dengan mereka di dalam perahu. Apakah Yesus memahami ketakutan mereka dan tidak peduli ? Masalahnya bukan Yesus tidak peduli, tetapi karena para murid tidak menyadari bahwa Yesus bersama mereka. Dalam persahabatan atau dalam hubungan keluarga, orang selalu mengalami proses pertumbuhan pengenalan. Demikian juga halnya dalam hubungan para murid dengan Yesus, pun kita dengan Yesus. Meski sudah cukup lama mereka mengikut Yesus, ternyata mereka belum mengenal siapa Yesus yang sesungguhnya. Baru setelah Yesus bertindak mereka berseru takjub (ayat 41). Pertumbuhan rohani dan pengenalan kita akan Yesus memang tidak jadi dengan sekejap mata. Ketika Tuhan seolah surut tak terlibat, kita diuji untuk menghayati nyata bahwa sesungguhnya Dia peduli dan terlibat penuh. Seandainya Tuhan tidak tidur, tetapi langsung bertindak menolong setiap masalah yang dialami para pengikut-Nya, apa dampaknya pada pembentukan iman mereka? Jika Dia surut sesaat, di saat itulah kita memiliki dua kesempatan: [1] kesempatan untuk menyadari pentingnya Dia bagi kita, [2] kesempatan bagi kita untuk mengungkapkan ketergantungan kita kepada-Nya. Untuk mewujudkan kesempatan tersebut ada anugerah Tuhan yang akan membimbing kita melangkahi tahap-tahap pengenalan kita akan Tuhan, dan tersedianya berbagai alat pembentukan Tuhan bagi kita yang harus siap kita terima dan responi. Inilah saat bagi kita untuk bertumbuh dalam iman! Renungkan: Dia yang berkuasa atas angin dan laut adalah Yesus yang sama, yang mau dan bersedia menolong kita. |