| (0.99365896551724) | (Kel 5:7) |
(ende) Djerami ditjampur dengan tanah liat, untuk membuat batu bata kuat tahan lama. |
| (0.74524422413793) | (Hos 6:4) |
(ende) Kabut pagi dan embun jang lenjap mengibaratkan pertobatan umat (Hos 6:2-3), jang tidak tahan lama dan jang pura2 belaka. |
| (0.74524422413793) | (1Kor 4:19) |
(ende: Kalau diperkenankan Tuhan) Sebenarnja ia kemudian terpaksa mengubah rentjananja. Batjalah 2Ko 1:15-24. |
| (0.62103682758621) | (Yeh 21:13) |
(ende: terbuktilah sudah) jakni kekuatan pedang itu. Bagian kedua ajat ini kurang terang maknanja. "tongkat penghina" itu mungkin radja Sedekia. Selama ia masih ada Jerusjalem tidak dapat tahan, apalagi bila ia lenjap. |
| (0.62103682758621) | (2Kor 13:5) |
(ende: Periksalah, udjilah dirimu) Jaitu beralasan peringatan-peringatan dan pendjelasan-pendjelasan Paulus dalam surat ini, apakah sikap mereka terhadap "rasul-rasul", atau terhadap Paulus dan Kristus tahan udji. |
| (0.62103682758621) | (2Kor 13:7) |
(ende: Bukan supaja terbukti bahwa kami tahan udji) buka supaja kami dipudji atau dibenarkan. Paulus pula mengharap mereka berlaku baik, supaja tak usah ia menundjukkan kekerasan, biarpun karena itu ia dikatakan "lemah". |
| (0.49682948275862) | (Nah 3:8) |
(ende) Musuh (Assurbanipal) telah merebut Tebes (No-Amon) di Mesir selatan pada tahun 663. Maka itu Ninive pasti tidak dapat tahan atau berharap lagi. |
| (0.49682948275862) | (2Tim 4:13) |
(ende: Buku-bukuku) perkamen-perkamenku". Jang dimaksudkan buku, ialah tulisan-tulisan diatas kertas dari papirus, jang biasa disimpan tergulung. "Perkamen" dibuat dari kulit binatang dan sangat mahal dewasa itu, sehingga hanja digunakan untuk tulisan-tulisan penting dan jang harus tahan lama. Dia disimpan terlipat sehingga bentuknja mirip dengan buku-buku kita. |
| (0.49682948275862) | (1Kor 3:17) | (jerusalem: membinasakan bait Allah) Paulus membedakan tiga macam pemberita Injil, yaitu: mereka yang membangun atas dasar yang kokoh (1Ko 3:4); mereka yang membangun dengan bahan yang tidak tahan uji (1Ko 3:15); dan mereka yang tidak membangun melainkan meruntuhkan (1Ko 3:17). Mereka ini memang mencemarkan Tempat Suci dan akan dihukum sebagai pencemar Tempat Suci juga. |
| (0.49682948275862) | (2Kor 13:9) | (jerusalem: kamu kuat) Orang Korintus adalah "kuat", kalau kelakuan mereka benar-benar kelakuan Kristen. Kalau demikian maka Paulus adalah "lemah", sebab tidak perlu menegur orang Korintus dan tidak perlu menggunakan kekuasaannya sebagai rasul maka Paulus 'tidak tahan-uji" dalam "pengujian", bdk 2Ko 13:7+. |
| (0.43472581034483) | (Kel 3:6) |
(ende) Tuhan jang dulu mewahjukan diri kepada para Bapa Bangsa itulah djuga, jang kini dengan menggunakan Musa melandjutkan karjaNja. Umat Israel mempunjai keinsjafan jang amat mendalam tentang Keluhuran dan Kesutjian Tuhan, dan sebaliknja: betapa ketjil dan hinanja manusia. Tidak mungkin manusia melihat Tuhan tanpa mati, karena tidak tahan menjaksikan KemuliaanNja jang seagung itu. (Lihat Kej 32:31 tjatatan). Musa tetap masih hidup berkat rahmat Tuhan, demi tugas jang diserahkan kepadanja (Bandingkan Yes 6:5). |
| (0.43472581034483) | (Ezr 5:1) | (jerusalem) Kedua ayat ini menyarikan keterangan-keterangan yang tercantum dalam kitab Hagai dan Zakharia. Semangat semula untuk membangun bait Allah tidak tahan lama. Pada musim rontok th 520 seb Mas masih tetap ada reruntuhan melulu, Hag 1:4. Karena itu boleh dikatakan bahwa pada musim rontok th 520 orang benar-benar mulai bekerja Zerubabel yang sangat ditampilkan oleh nabi Hagai dan Zakharia dalam kitab Ezra kurang penting dari pada para "tua-tua orang Yahudi", Ezr 5:5. |
| (0.37648356896552) | (1Kor 3:10) |
(sh: Jangan pakai akar bila rotan tak ada (Rabu, 3 September 2003)) Jangan pakai akar bila rotan tak adaJangan pakai akar bila rotan tak ada. Mengapa? Menurut beberapa orang, karena dalam peribahasa "tak ada rotan akar pun jadi" tersirat bahwa kualitas adalah nomor dua. Seharusnya, bila tak ada rotan langkah yang diambil adalah entah cari rotan ke sumber lain atau rekayasakan bahan alternatif yang sebaik rotan, atau bahkan lebih baik, supaya mutu produk hasil tidak berkurang. Kini Paulus menggunakan metafora pendirian suatu bangunan (mulai dari 9, "bangunan Allah"). Dalam konteks jemaat Korintus, Paulus menjelaskan bahwa dengan karunia Allah, dirinya telah meletakkan dasar jemaat (ayat 10) yang adalah Kristus (ayat 11). Karena itu, Paulus memperingatkan mereka yang sedang membangun jemaat Korintus (tidak termasuk Apolos, bdk. 16:12) di atas dasar itu untuk berhati-hati: jangan membangun jemaat dengan hal-hal yang tidak tahan uji oleh api (ayat 12). Atau, dengan mengikuti nas sebelumnya, jangan dengan pengajaran dan tindakan jerami hikmat manusia (ayat 2:4-5,13), tetapi dengan pemberitaan hikmat Allah. Ketahanujian inilah yang akan menentukan upah seorang pelayan (ayat 14,15; tetapi bukan keselamatannya!). Sebagai penegasan, Paulus juga menyatakan bahwa jemaat setempat di Korintus adalah bait Allah dan Allah akan membinasakan orang yang membinasakan bait-Nya (ayat 16,17). Keprihatinan Paulus adalah jemaat lokal harus dibangun konsisten dengan dasarnya yang adalah Kristus. Kehidupan jemaat harus rohani, yaitu berbeda radikal dengan dunia. Perselisihan dan arogansi adalah tanda dari hikmat duniawi; tanda bahwa kontribusi Kristen kepada bangunan kehidupan jemaat tidak tahan uji. Bahkan, kekeraskepalaan untuk terus hidup duniawi dapat bermuara pada penghakiman karena meniadakan fungsi jemaat sebagai bait Allah: menghadirkan kesaksian Roh akan kasih karunia Allah bagi sekitar. Renungkan: Doakan dan gumulkan terus jemaat tempat Anda bergereja, agar terus bertumbuh dan hidup tahan uji sebagai representasi Allah di sekitar jemaat Anda. |
| (0.3513115) | (Kel 20:18) |
(sh: Kemahabesaran Allah. (Selasa, 5 Agustus 1997)) Kemahabesaran Allah.Kemahabesaran Allah. Keunikan hamba Allah. Musa dipakai Allah untuk menyampaikan firman Allah kepada umat Israel. Musa tahan masuk ke dalam kekelaman Allah. Allah yang memanggilnya yang membuatnya tahan. Keunikan Musa ini ada batasnya, di akhir hidupnya Musa gagal menaati Allah. Ini mengingatkan kita pada keunikan Kristus. Musa diizinkan masuk dalam kekelaman Allah, Kristus yang adalah perantara manusia, adalah Allah sumber kekelaman itu. Kristus mengenal siapa Allah karena Diri-Nya Allah. Ia adalah Perantara kita satu-satunya tanpa cacat, karena hanya Dia yang sempurna. Hanya Dia yang patut kita sembah. |
| (0.3513115) | (Mzm 69:1) |
(sh: Orang benar pun mengalami kesesakan? (Sabtu, 2 Mei 1998)) Orang benar pun mengalami kesesakan?Orang benar pun mengalami kesesakan? Kesesakan menimbulkan tahan uji. Kesesakan tidak selalu buruk untuk kita. Kesesakan memiliki dimensi tersendiri. Kesesakan dapat menempa orang beriman: dilatih tegar, belajar mempercayakan diri kepada Tuhan, terbentuk tahan uji. Di dalam proses sulit itulah, terjadi pembentukan proses kemuridan. Kristen diajar berdoa, menilai dunia dengan pertimbangan yang benar, realistis tentang dunia ini, serius membenci dosa dan kejahatan, dan pusat dari semua pembentukan itu ialah didesak untuk sungguh kenal Tuhan yang diimaninya. Renungkan: Ketika gelap derita mencekam, itulah saat untuk menatap dalam cahaya wajah Allah. Doa: Ya Roh Kudus, apakah maksudMu dalam deritaku? |
| (0.3105184137931) | (2Kor 1:8) |
(full: KAMI TELAH PUTUS ASA JUGA AKAN HIDUP KAMI.
) Nas : 2Kor 1:8-10 Seorang percaya yang setia, yang hidup dalam persekutuan yang taat dengan Kristus dan dikasihi oleh-Nya, bisa saja mengalami pengalaman yang melibatkan bahaya, ketakutan serta keputusasaan, dan dapat menghadapi keadaan yang melebihi kekuatan dan daya tahan umat manusia.
|
| (0.3105184137931) | (2Kor 13:7) | (jerusalem: tahan-uji) Percobaan yang akan menguji itu ialah kelakuan Paulus dan orang-orang Korintus nanti waktu Paulus mengunjungi jemaat itu, 2Ko 13:1. Paulus akan membuktikan bahwa Kristus bertindak melalui dirinya, 2Ko 13:3 dst. Percobaan itu akan merugikan jemaat, 2Ko 13:6, jikalau mereka tidak bertobat. Dengan tindakannya Paulus akan menang, 2Ko 13:7. Tetapi seandainya orang-orang Korintus bertobat maka Paulus nampak lemah, sedangkan mereka kuat, 2Ko 13:9. Paulus nampaknya mengalah dalam percobaan itu, 2Ko 13:7. Sebab orang memang dapat berkata bahwa ancaman-ancamannya hanya kata-kata melulu, bdk 2Ko 10:9, dst. Tetapi "kekalahan" semacam itu diterima Paulus dengan senang hati. Sebab hal itu sebenarnya merendahkan Paulus, tetapi memuliakan orang-orang beriman yang dikasihi itu. |
| (0.30739756896552) | (Mzm 37:1) |
(sh: Jangan iri terhadap orang fasik (Minggu, 6 November 2011)) Jangan iri terhadap orang fasikJudul: Jangan iri terhadap orang fasik Mengapa orang benar tidak perlu marah atau iri kepada orang fasik? Pertama, walaupun orang fasik kelihatan berjaya, mereka akan segera lenyap (2, 9-10). Seperti rumput yang berumur pendek dan daun yang cepat layu, demikian gambaran kefanaan orang fasik. Kedua, orang benar ada dalam pemeliharaan Tuhan (3-6, 11). Bisa saja sesaat kehidupan orang benar lebih sengsara daripada orang fasik. Namun, dalam jangka panjang akan terlihat orang benar justru bertahan sampai kesudahannya. Hal itu terjadi bukan karena kekuatan orang benar sendiri, melainkan kasih karunia Tuhan. Ketiga, iri hati kepada orang fasik merupakan bentuk ketidakpercayaan seseorang kepada Tuhan. Ia meragukan keadilan Tuhan dan kemampuan Tuhan untuk memberkati dia. Iri hati dengan sendirinya adalah dosa. Orang benar dengan iri hati tidak kompatibel. Itu sama saja menyebut orang benar sebagai berdosa. Apakah Anda sedang marah kepada orang fasik karena kejahatannya merugikan Anda, membuat masyarakat menderita, dan menghina nama Tuhan? Serahkan kemarahanmu pada Tuhan, biarkan Dia bertindak menyatakan keadilan-Nya, membela nama-Nya sendiri. Justru kita perlu berdoa agar dalam belas kasih Allah, hukuman Allah yang dijatuhkan pada orang fasik membawanya kepada pertobatan! Diskusi renungan ini di Facebook:
|
| (0.30739756896552) | (Ams 17:13) |
(sh: Seni membangun hubungan dengan sesama (Minggu, 6 Agustus 2000)) Seni membangun hubungan dengan sesamaSeni membangun hubungan dengan sesama. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan hidup. Tidak hanya itu, hubungan antarmanusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi orang-orang terdekat dan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya Amsal menggambarkannya sebagai membuka jalan air (14). Akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari pada yang diduga sebelumnya. Pada prinsipnya, manusia dapat menjalin hubungan dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan kedamaian, jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya dalam kedudukan itu secara sungguh-sungguh dan setia. Orang yang lemah dan menerima kebaikan dari orang lain seharusnya berterima kasih dan berusaha membalas budi bukan malah sebaliknya (13). Jika Anda adalah seorang pemimpin baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, maka jalankanlah tugas dan tanggung jawab Anda dengan penuh keadilan, kehati-hatian, tidak memihak, dan tidak menerima suap (15, 23, 26). Anda pasti adalah seorang sahabat dari salah seorang manusia, karena itu tunjukkanlah bukti-bukti persahabatan yang sejati dalam segala keadaan (17) dan janganlah sekali-kali mengkhianatinya (20). Dan yang terakhir Anda juga pasti adalah seorang anak dalam sebuah keluarga. Sudahkah Anda menjadi anak kebanggaan orang tua Anda atau justru sebaliknya (21, 23)? Renungkan: Harus diakui bahwa masih banyak terjadi perpecahan dan perselisihan dalam tubuh gereja, baik antarhamba Tuhan, antarjemaat, atau antara hamba Tuhan, aktivis, dan jemaat. Jika demikian, bagaimana mungkin gereja dapat bertumbuh? Serukan pertobatan kembali kepada prinsip sederhana yang Amsal telah ajarkan kepada kita! Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta Yesaya 55:10-13 Roma 8:12-17 Matius 13:1-17 Mazmur 65 Lagu: Kidung Jemaat 432 Pemahaman Alkitab 5 -- Amsal 16:1-17 Memahami puisi hikmat mempertajam pemikiran, mengasah pertimbangan, dan mengolah keputusan bijak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekayaannya, kita perlu menggali dan menemukannya, dengan kesabaran dan keuletan. Pada akhirnya pun kita harus mengakui bahwa Allah sumber hikmat yang akan membukakannya bagi kita yang sangat terbatas, sehingga dapat mengerti hikmat itu. Segala sesuatu dibuat oleh Tuhan untuk tujuan masing-masing. Manusia boleh merencanakan, menimbang, memikirkan jalannya, dan mengambil keputusan, tetapi Tuhan yang terlibat penuh dalam seluruh perjalanan hidup manusia menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mau hidup berkenan kepada-Nya. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Dalam ayat 1-7, kata `Tuhan' diulang setiap ayat. Mengapa hal ini ditekankan? Dikaitkan dengan apa sajakah peran Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa Tuhan mengambil peran tersebut? 2. Seperti dikatakan dalam 1:7: "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan", maka prinsip mendasar ini pun kembali diungkapkan dalam bagian ini. Makna apakah yang terkandung dalam "takut akan Tuhan"? Mengapa kata ini sering dihubungkan denngan hikmat? Jelaskan betapa berharganya hikmat? Sama seperti penuliskah Anda menganggap betapa berharganya takut akan Tuhan dan hikmat dalam hidup Anda? Jelaskan! 3. Ada raja yang berhasil memberi kehidupan bagi bangsanya tetapi ada pula raja yang membawa kematian. Menjadi raja yang berkenan harus memenuhi beberapa syarat: Berasal darimanakah keputusannya (10)? Mengapa timbangan dan neraca yang dipakai bukan standar manusia (11)? Bagaimana agar takhtanya tetap kokoh (12)? Dampak apakah yang akan dirasakan semua orang yang memiliki raja demikian (15)? Mungkinkah syarat-syarat ini bukan sekadar teori/pemahaman? Bagaimana mewujudnyatakan dalam pemerintahan di Indonesia? Sebagai pemimpin lembaga, perusahaan, gereja, atau apa pun juga, bagaimana prinsip di atas menjadi dasar kepemimpinan Anda? |
| (0.30739756896552) | (1Kor 7:1) |
(sh: Kehendak Allah atas pernikahan (Selasa, 30 April 2013)) Kehendak Allah atas pernikahanJudul: Kehendak Allah atas pernikahan Lalu bagaimana bila orang tidak menikah? Walaupun orang yang menikah berharap seandainya tidak menikah atau orang yang tidak menikah berharap menikah, Paulus menegaskan bahwa keduanya merupakan karunia Allah (7-9). Begitu pun bila orang yang menikah merasa lebih beruntung dari orang yang tidak menikah atau yang tidak menikah merasa lebih beruntung dari orang yang menikah, harus dipahami bahwa masing-masing status merupakan karunia Allah. Isu selanjutnya adalah perceraian. Sepasang suami istri Kristen tidak boleh bercerai karena alasan apa pun (12-13). Jika terjadi perpisahan, mereka tidak boleh menikah lagi dengan orang lain. Yang boleh dilakukan hanyalah mengadakan rekonsiliasi dengan pasangan mereka sebelumnya. Nas ini memperlihatkan kepada kita bahwa Allah memandang serius suatu pernikahan, maka begitu pula orang beriman seharusnya. Pernikahan merupakan kesatuan antara seorang pria dan seorang wanita yang bersifat permanen, sehingga tak seorang pun yang berhak memutuskan kesatuan itu. Baik menikah atau melajang menghadirkan manfaat dan berkat masing-masing. Baik menikah atau melajang, kita harus melayani Tuhan dan mencari kemuliaan-Nya. Tidak boleh ada seorang pun yang menyombongkan diri atas statusnya karena semuanya merupakan anugerah Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
|

