Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 9 dari 9 ayat untuk sulungnya (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Taw 8:38) (jerusalem: Azrikam, Bokhru) Kiranya perlu diperbaiki menjadi: Azrikam, anak sulungnya. Rupanya naskah Ibrani merobah bekoro (anak sulungnya) menjadi nama diri; Bokhru, supaya ada genap enam anak.
(0.41) (Dan 5:1) (full: BELSYAZAR MENGADAKAN PERJAMUAN YANG BESAR. )

Nas : Dan 5:1

Pemerintahan Nebukadnezar yang cemerlang berlangsung selama 44 tahun; setelah dia wafat, kemuliaan Babel mulai memudar. Sekalipun kerajaan itu masih bertahan selama 22 tahun lagi, berbagai pemberontakan dan pembunuhan melemahkannya. Raja Babel terakhir ialah Nabonidus dan putra sulungnya Belsyazar. Mereka memerintah kerajaan itu bersama-sama.

(0.29) (2Sam 13:21) (full: DAUD SANGAT MARAHLAH. )

Nas : 2Sam 13:21

Daud sangat marah atas pemerkosaan putrinya oleh putra sulungnya (1Taw 3:1). Namun, ia tidak bisa menegur dan menghukum Amnon sebagaimana mestinya (lih. Im 20:17).

  1. 1) Perbuatan Daud sendiri dengan Batsyeba telah melemahkan dan merusak kemampuannya untuk mendisiplin anak-anaknya dan mengatur rumah tangganya sendiri. Karena Daud sendiri bukan tanpa cela (lih. Ams 6:32-33), dia kehilangan wibawa dan keberanian moral untuk menegur anaknya. Teladannya yang kurang baik menghancurkan pengaruh moralnya atas orang-orang yang diasuhnya.
  2. 2) Di bawah perjanjian yang baru, para pemimpin gereja harus menjadi teladan kekudusan. Dengan demikian ketika menegur dosa, mereka tidak perlu takut bahwa kehidupan mereka sendiri bercela dalam menaati standar-standar yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya (1Tim 3:1-13).
(0.29) (Yak 1:18) (jerusalem: firman kebenaran) Firman itu ialah seluruh wahyu Allah kepada manusia, yang juga disebut "hukum sempurna" atau: "hukum yang memerdekakan", atau "hukum utama", harafiah: "hukum kerajaan", bdk Yak 1:21-25; 2:8
(0.24) (2Raj 3:27) (full: ANAKNYA YANG SULUNG ... MEMPERSEMBAHKANNYA SEBAGAI KORBAN. )

Nas : 2Raj 3:27

Raja Moab membunuh putra sulungnya sebagai persembahan kepada dewa Kamos (lih. 1Raj 11:7), dalam usahanya untuk membujuk apa yang dianggap sebagai dewa itu membantu tentaranya dalam perang. Korban manusia ini sebenarnya menjadi persembahan kepada Iblis dan roh-roh jahat

(lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA);

"persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat" (1Kor 10:20). Para ahli purbakala telah menemukan sebuah batu piagam Moab yang menegaskan bahwa raja Moab memang melakukan perbuatan jahat itu.

(0.24) (Kis 1:15) (jerusalem: saudara-saudara) Kata "saudara" dalam Kitab Suci tidak hanya berarti saudara seayah-seibu (atau seayah, seibu), tetapi juga dipakai sehubungan dengan kaum kerabat lainnya, Kej 9:25; 13:8, atau orang sebangsa, Kej 16:12; Kel 2:11; Ula 2:4; 15:2; Maz 22:23. Kata itu dikenakan pula pada persekutuan lebih mendalam yang berurat berakar dalam perjanjian. Dalam Perjanjian Baru orang-orang Kristen sebagai murid Yesus disebut saudara, Mat 28:10; Yoh 20:17; Kis 6:3; 9:30; 11:1; 12:17; Rom 1:13, dll, yaitu mereka yang sama seperti Yesus melakukan kehendak Bapa, Mat 12:50 dsj. Mereka semua anak Bapa sedangkan Yesus adalah Anak SulungNya, Mat 25:40; Rom 8:29; Ibr 2:11,17. Di antara semua saudara itu berada kasih persaudaraan, Rom 12:10; 1Te 4:9; 1Pe 1:22; 1Yo 3:14, dll.
(0.21) (Kel 12:21) (sh: Darah dan tebusan (Jumat, 15 April 2005))
Darah dan tebusan


Ritual yang dilaksanakan pada hari Paskah, berupa pemotongan domba dan pengolesan darahnya ke tiang pintu rumah orang-orang Israel dilakukan pada malam ketika mereka akan keluar dari Mesir. Hal ini dilakukan sebelum tulah yang kesepuluh dijatuhkan atas Mesir sebagai suatu tanda nyata bahwa Allah tidak akan menghukum orang Israel dengan tulah tersebut (ayat 23,27).

Lebih daripada hanya sebagai penangkal datangnya tulah, orang Israel yakin darah yang dioleskan di tiang pintu rumah mereka menghapuskan dosa seisi rumah itu. Lalu, daging domba panggang yang dimakan pada perayaan ini ialah daging yang menyucikan mereka yang memakannya. Dengan berpartisipasi dalam ritual Paskah ini, umat Tuhan menyucikan diri mereka di hadapan Tuhan dan menjadi bangsa yang kudus (Lihat 19:6).

Setelah semua ritual itu dilakukan, tulah kesepuluh dinyatakan (ayat 12:29-33). Semua rumah tangga orang Mesir, termasuk Firaun, bahkan ternak-ternak mereka kehilangan anak-anak sulungnya. Namun, mereka yang telah disucikan oleh Tuhan, yaitu orang-orang Israel tidak memperoleh kutukan tersebut. Mereka selamat bahkan justru diizinkan untuk pergi keluar dari Mesir. Orang-orang Mesir yang telah melihat kutukan dahsyat Tuhan menimpa mereka, mendesak dan memaksa semua orang Israel untuk pergi (ayat 33).

Para penulis Perjanjian Baru melihat peristiwa kematian Yesus Kristus pada rentetan ritual Paskah ini. Mereka mengartikan sifat kematian-Nya, untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menebus manusia. Dia adalah Anak Domba yang dipersembahkan untuk keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Ibr. 9:12). Lebih jauh lagi, di dalam peringatan Perjamuan Kudus, kita diingatkan akan peristiwa tersebut setiap kali kita memakan roti dan meminum anggur.

Renungkan: Allah telah menebus kita di dalam Yesus Kristus. Kita patut bersyukur karena hal itu. Yesus telah menjadi domba paskah bagi kita yang percaya kepada-Nya.

(0.21) (Ul 21:15) (sh: Hidup disiplin! (Senin, 28 Juni 2004))
Hidup disiplin!

Kita yang hidup di Indonesia pada zaman pascareformasi makin terbiasa dengan hidup yang tidak disiplin. KKN, pelecehan dan kekerasan menjadi makin biasa. Kita mengatasnamakan HAM untuk ketidakdisiplinan kita. Padahal kita sendiri yang tidak mau dan tidak ingin disiplin.

Ketika orang Israel bersiap masuk ke tanah Perjanjian, mereka diperintahkan Allah untuk hidup disiplin. Ada tiga disiplin yang harus mereka terapkan di dalam perikop yang kita baca hari ini. Pertama, disiplin seorang ayah. Orang Israel yang mempunyai lebih dari satu istri dan memiliki anak-anak laki-laki dari istri-istrinya itu, harus berlaku adil terhadap semua anak laki-laki itu. Bila anak laki-laki sulungnya adalah berasal dari istri yang tidak dikasihinya, maka ia tidak boleh memberikan hak kesulungan itu kepada anak laki-laki dari istri yang lebih dikasihinya (ayat 15-17).

Kedua, disiplin dalam mendidik anak dan ketaatan anak. Orang Israel diperintahkan untuk mendisiplin anak-anak mereka. Anak-anak diperintahkan untuk menuruti disiplin orang tuanya (ayat 18-21). Apabila mereka tidak mendengarkan orang tuanya, maka ada hukuman yang lebih fatal, yaitu rajam.

Ketiga, orang Israel dituntut untuk disiplin di dalam menghukum kejahatan yang sepadan dengan hukuman mati. Orang yang dihukum ini akan digantung di sebuah pohon dan harus dikuburkan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Banyak aplikasi yang kita bisa pelajari dari firman untuk orang Israel ini. Kita diajak untuk lebih disiplin di dalam hidup kita, menghargai firman Tuhan yang mendisiplinkan diri kita agar hidup kita teratur. Paulus di 1 Korintus 14:40 mengajarkan agar kehidupan Kristen dapat menjadi teratur. Keteraturan melambangkan hidup yang sesuai dengan ajaran firman Tuhan.

Renungkan: Biarlah hidup kita mulai sekarang menjadi hidup yang teratur, sesuai dengan rencana dan kehendak Allah yang tersusun rapi untuk kita semua.

(0.18) (1Taw 2:1) (sh: Ketaatan yang istimewa (Rabu, 23 Januari 2002))
Ketaatan yang istimewa

Setelah mengingatkan bangsa Israel tentang asal-usul mereka, penulis Tawarikh menjabarkan suku-suku Israel (ayat 2:1-9:1a) secara panjang-lebar. Ia menempatkan Yehuda di urutan pertama karena Daud berada dalam garis keturunan ini dan karena Ruben telah kehilangan hak sulungnya (ayat 5:1-2). Penulis Tawarikh mengajak para pembacanya untuk menegakkan takhta Daud kembali.

Silsilah Yehuda dimulai dengan anak-anak Yehuda (ayat 2:3-9) yang dikelompokkan menurut ibu-ibu mereka. Er dan Onan mati karena berbuat jahat di hadapan Tuhan (ayat 3, Kej. 38:7-10). Ahar, keturunan Karmi dan Zerah (lih. Yos. 7:1), mati karena tidak setia. Sebaliknya, keturunan Peres beranak-cucu dan diberkati sebagai tanda Allah berkenan pada kesetiaan dan ketaatan mereka. Tidak ada cacat yang dicatat pada garis keturunan ini karena nantinya akan menuju kepada Daud, raja agung Israel.

Keturunan Ram lalu dijabarkan (ayat 10-17). Fokusnya adalah pada silsilah dinasti Daud, bukan pada urutan kelahiran. Isai, ayah Daud, adalah keturunan Ram. Kemudian, keturunan Kaleb dijabarkan (ayat 18-24, dieja Khelubai dalam ayat 9). Kaleb adalah nenek moyang Bezaleel (ayat 20) yang mengawasi pembangunan Kemah Suci (Kel. 31:1-5). Penulis Tawarikh melihat hubungan yang sangat erat antara takhta Daud dengan ibadah Bait Allah.

Kemudian anak-anak Yerahmeel didaftarkan (ayat 25-33 dan 34-41). Elisama menjadi fokus perhatian (ayat 41) karena leluhurnya adalah seorang Mesir (ayat 34). Apakah dia dan keturunannya juga bagian umat Allah? Penulis Tawarikh menunjukkan bahwa ia dan keturunannya sah sebagai bangsa Israel yang bersaudara dekat dengan dinasti Daud. Keturunan Kaleb untuk kedua kalinya dicatat (ayat 42-55). Ada 2 penekanan di sini: [1] Penyebutan Zif, Maresa, dan Hebron, wilayah-wilayah di luar komunitas pascapembuangan, memberikan harapan pemulihan wilayah bangsa Israel, [2] Penyebutan keturunan gundik (ayat 46,48) dan keturunan Keni, orang non-Israel yang masuk ke suku Yehuda, meyakinkan bahwa mereka pun termasuk umat Allah yang dihormati setelah masa pembuangan.

Renungkan: Anda harus taat karena Anda istimewa, bukan hanya istimewa karena taat. Dalam ketaatan, Anda akan diberkati Allah dan menjalani proses penyempurnaan dalam kehendak-Nya.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA