Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 21 ayat untuk sudah sempurna AND book:[40 TO 66] AND book:43 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yoh 5:14) (full: JANGAN BERBUAT DOSA LAGI. )

Nas : Yoh 5:14

Yesus menuntut agar semua orang yang percaya kepada-Nya akan berhenti berbuat dosa; dan orang yang benar-benar selamat akan berhenti. Sekalipun orang yang benar-benar percaya itu tidak sempurna dan kadang-kadang bisa gagal, ia akan mengabdi kepada Kristus sehingga, melalui kuasa Roh Kudus, dosa tidak lagi akan menjadi sifat khas kehidupan mereka (1Pet 1:5; 1Yoh 3:6,9). Pengharapan Yesus untuk orang yang sudah dilahirkan baru sungguh bertentangan dengan mereka yang menekankan bahwa orang percaya akan berbuat dosa terus-menerus dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan sehari-hari.

(0.96) (Yoh 11:17) (sh: Penghiburan sejati (Sabtu, 30 Januari 1999))
Penghiburan sejati

Penghiburan apakah yang paling sempurna di saat orang yang kita kasihi terbaring di liang kubur? Teman-teman Marta dan Maria berusaha menghibur mereka dengan segala macam cara, namun terhiburkah mereka? Mereka sangat kehilangan saudara yang mengasihi mereka dan yang mereka kasihi. Sudah empat hari Lazarus dikubur, namun air mata Marta dan Maria seakan belum terkuras habis untuk menyatakan duka mereka. Ketika mereka mendengar bahwa Tuhan Yesus datang, Marta langsung menyongsong-Nya karena ia ingin memprotes keterlambatan Sobatnya itu. Marta seakan berkata bahwa seandainya Yesus datang pada saat Lazarus masih sakit, ia percaya penuh bahwa saudara-Nya tidak akan mati. Mengapa harus terlambat? Bukankah Ia berkuasa menyembuhkan segala macam penyakit? Banyak orang yang tidak mempunyai relasi dekat dengan Tuhannya, maka disembuhkan-Nya, tetapi "ia yang dikasihi-Nya" diabaikan-Nya? Bagaimana perasaan-Nya? Sulit dipahami!

Waktunya Tuhan. Bagi Tuhan Yesus, satu hari tidak dibatasi oleh waktu, artinya Ia masih mempunyai banyak waktu untuk melakukan pekerjaan-Nya yang besar. Ia tidak mungkin terlambat, karena Ia tahu apa yang dilakukan-Nya. Tuhan Yesus berkata, "Akulah kebangkitan dan Hidup", kapan pun waktunya.

(0.96) (Yoh 13:31) (sh: Pesan di akhir pelayanan Yesus (Selasa, 02 Maret 1999))
Pesan di akhir pelayanan Yesus

Masa pelayanan Tuhan Yesus di dunia akan segera berakhir. Pesan terakhir yang diberikan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu agar mereka saling mengasihi. Tuhan Yesus sudah menjadi teladan bagi mereka, karena Ia telah terlebih dahulu mengasihi mereka. Kasih inilah yang menjadi ciri khas orang percaya, yaitu murid-murid Kristus, supaya orang lain yang melihatnya percaya bahwa kita adalah murid-murid-Nya. Sudahkah kasih menjadi ciri khas dalam Gereja Anda?

Jaminan Kelak. Tuhan Yesus menyatakan bahwa ke tempat Dia akan pergi sekarang ini tidak dapat diikuti oleh siapa pun. Namun kelak ada jaminan bahwa kita akan mengikuti-Nya. Kepergian Tuhan Yesus ke sorga memiliki misi khusus; dan ini merupakan bagian dari penggenapan rencana keselamatan Allah yang sempurna. Harapan dan tekad Petrus yang kita pelajari dalam ayat ini, mungkin merupakan harapan dan tekad kita juga, di mana kelak kita pun akan dapat bersama-sama Yesus untuk selama-lamanya; bertemu muka dengan muka. Namun, sesungguhnya ada jaminan yang pasti bahwa selama kita, orang percaya masih hidup di dunia, kita pun mengalami persekutuan dengan Dia dalam roh dan kebenaran; dan kelak kita akan bertemu muka dengan muka dengan Dia selamanya di sorga.

(0.96) (Yoh 1:1) (full: )

Penulis : Yohanes

Tema : Yesus, Putra Allah

Tanggal Penulisan: 80-95 M

Latar Belakang

Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).

Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.

Tujuan

Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.

Survai

Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:

  1. (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
  2. (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
  3. (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).

Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.

  1. (1) Pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
  2. (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20-21; Yoh 20:1--21:25).

Ciri-ciri Khas

Delapan penekanan utama menandai Injil ini.

  1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
  2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
  3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
  4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
  5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
  6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
  7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
  8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
(0.95) (Yoh 14:27) (jerusalem: Damai-sejahtera Kutinggalkan) Ini rumus bersalam-salaman yang lazim dipakai orang-orang Yahudi, bdk Luk 10:5 dsj; artinya: keutuhan badan, lalu kebahagiaan sempurna dan kebebasan yang akan dikerjakan oleh Mesias. Semuanya itu diberikan oleh Yesus.
(0.95) (Yoh 16:25) (jerusalem: terus terang memberitakan) Dengan kebangkitan Yesus dan datangnya Roh Kudus dimulailah pengajaran sempurna, yang akan diselesaikan dengan "melihat Allah dalam keadaanNya yang sebenarnya", 1Yo 3:2.
(0.93) (Yoh 20:19) (sh: Damai sejahtera dari Tuhan (Selasa, 2 April 2002))
Damai sejahtera dari Tuhan

Di samping Maria, Petrus, dan Yohanes, para murid lain belum mengalami damai dan kesukaan dari mengetahui bahwa Tuhan mereka telah bangkit. Berita itu pasti telah tiba ke telinga mereka, namun mereka bersembunyi di ruang berkunci karena takut kepada para pemimpin orang Yahudi. Ketakutan yang sudah menyerang mereka sejak menjelang Yesus di salib kini menjadi-jadi. Meski pintu terkunci, tiba-tiba Yesus menampakkan diri di tengah mereka. Ia mengulang lagi kata-kata yang telah diucapkan-Nya dalam perpisahan-Nya (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">14:27), “Damai sejahtera bagimu.” Tetapi, kata-kata ini baru menjadi kenyataan sesudah mata mereka melihat sendiri bekas luka di tangan dan lambung-Nya (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20). Sekejap mereka mengalami kepenuhan makna “damai’ atau syalom, yaitu kepenuhan hidup karena memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Sukacita keselamatan karena melihat Yesus yang bangkit memenuhi hati mereka. Kesukaan melihat Yesus itu akan sempurna ketika semua orang milik-Nya kelak berjumpa muka dengan muka dengan-Nya.

Sesudah penuh dengan damai dan sukacita karena kehadiran Yesus, mereka menerima tugas menjadi utusan Kristus (rasul). Perhatikan dua hal penting dalam ucapan pengutusan ini. Pertama, kualifikasi pengutusan mereka adalah “seperti Bapa mengutus Aku” (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">21). Kesamaan pengutusan itu terletak dalam dua hal. Pertama di dalam fakta bahwa misi para murid adalah meneruskan misi Yesus dari Bapa. Misi tersebut adalah membawa kabar baik keselamatan bagi dunia ini. Kedua, misi itu harus dijalankan persis seperti cara Yesus menjalankannya, yaitu di dalam ketergantungan penuh kepada Bapa. Untuk memungkinkan mereka mengemban misi tersebut dengan prinsip inilah, Yesus menghembuskan Roh Kudus kepada mereka. Tindakan ini simbolis menunjuk pada pencurahan Roh Kudus kelak pada hari Pentakosta. Pengutusan dan pencurahan Roh Kudus kelak menjadi fondasi bagi Gereja. Roh Kudus akan mengubah ketakutan dan persembunyian menjadi keberanian dan keterbukaan, menjadi utusan yang disertai oleh wibawa sang pengutus sendiri (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">23).

Renungkan: Sebagai orang yang diutus, kita tidak saja diserahi tugas, tetapi juga ditopang, dimotivasi, diikutsertakan, dimantapkan, diberi visi, dan ditempatkan dalam jaringan kerja oleh Dia yang mengutus kita.

(0.90) (Yoh 13:34) (ende: Perintah baru)

Bukan baru dalam arti, bahwa perintah itu tidak terdapat dalam Perdjandjian Lama, melainkan dalam arti bahwa dalam Perdjandjian Baru tjinta-kasih harus diutamakan setjara istimewa, harus lebih sempurna dari pada jang dituntut dalam Perdjandjian Lama, lebih bersifat persaudaraan mesra, harus meliputi segala bangsa, dan harus luhur tanpa mengharapkan balasan, semuanja menurut tjontoh jang ditundjukkan Jesus sendiri terhadap semua orang.

(0.87) (Yoh 1:18) (jerusalem: Anak Tunggal Allah) Var: satu-satuNya yang diperanakkan Allah. Yesus adalah Anak Tunggal Allah, Yoh 1:14,18; 3:16-18, yang dikasihi Bapa, Yoh 15:9; 17:23; antara Bapa dan Anak ada hubungan timbal balik yang sempurna, Yoh 10:30-38+; Yoh 14:10-1; 17:21, dalam pengetahuan dan kasih, Yoh 5:20,30; 10:15; 14:31; bdk Mat 11:27 dsj.
(0.84) (Yoh 6:40) (full: KEHENDAK BAPA-KU. )

Nas : Yoh 6:40

Penting sekali untuk mengerti hubungan di antara kehendak Bapa dengan tanggung jawab manusia.

  1. 1) Bukan kehendak Allah bahwa seorang beriman jatuh dari kasih karunia (bd. Gal 5:4) dan dengan demikian terpisah dari Allah; juga bukan kehendak-Nya jikalau ada orang binasa (2Pet 3:9) atau gagal datang kepada kebenaran dan diselamatkan (1Tim 2:4).
  2. 2) Akan tetapi, ada perbedaan besar di antara kehendak Allah yang sempurna dengan kehendak-Nya yang mengizinkan

    (lihat art. KEHENDAK ALLAH).

    Dia tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk bertobat dan percaya sekalipun itu berarti kehendak-Nya yang sempurna tidak tercapai

    (lihat cat. --> Luk 19:41

    [atau ref. Luk 19:41]

    mengenai Yesus menangisi Yerusalem).
  3. 3) Keinginan Allah bahwa orang beriman akan dibangkitkan pada akhir zaman tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk menaati dan mendengarkan suara-Nya serta mengikuti-Nya (Yoh 10:27; 14:21). Pada malam Dia dikhianati, Yesus mengakui bahwa Dia melindungi murid-murid-Nya dan "memelihara mereka dalam nama ... yang telah Engkau berikan kepada-Ku; ... tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain daripada dia yang telah ditentukan untuk binasa" (Yoh 17:12).
(0.81) (Yoh 20:30) (sh: Tujuan penulisan Injil (Kamis, 4 April 2002))
Tujuan penulisan Injil

Alkitab, yang di dalamnya termuat Injil, bukan bacaan favorit. Ia sering menjadi penghuni lemari yang hanya seminggu sekali dibaca. Kewibawaan Alkitab sering dirongrong oleh pendapat bahwa Alkitab hanya tulisan manusia biasa, bukan buku yang datang dari Allah, Atau bahwa ada bagian-bagian Alkitab yang ternyata tidak cocok dengan nalar dan ilmu.

Yohanes menyatakan bahwa Injil (termasuk juga Injil-injil sinoptis) memang bukan laporan lengkap tentang hidup dan karya Yesus, tetapi suatu kesaksian yang bertujuan mengajak orang untuk mempercayai Yesus sebagai Juruselamat. Seperti lukisan, dan bukan seperti potret yang merekam suatu pemandangan secara rinci dan lengkap, Injil memuat nuansa-nuansa pribadi penulisnya yang ingin menanamkan kesan khusus bagi pembacanya. Maksud lukisan Injil menurut Yohanes adalah “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup yang sejati” (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">31).

Ada dua hal penting tersirat dalam pernyataan penting ini, pertama tentang isi dan arah iman, kedua tentang hasil iman. Isi iman menurut Yohanes adalah mempercayai Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah untuk menggenapi janji-janji-Nya. Yesus adalah penggenapan sempurna dan lengkap dari janji mesianis sebab Dia sendiri adalah Anak Allah; di dalam-Nya Allah hadir dan bekerja secara sempurna. Iman yang benar adalah iman yang hidup, yaitu yang tidak hanya berisi kepercayaan pada konsep kebenaran, tetapi yang mempercayai Yesus dalam arti mengikuti Dia, menaati kehendak-Nya, merajakan Dia di dalam arah hati dan seluruh gerak hidup. Sebagai hasil dari iman yang sedemikian, orang beroleh hidup. Hidup ini bukan hasil dari iman sebagai balasan Allah, tetapi sebagai hasil dari orang memiliki hubungan yang benar dengan Allah di dalam Yesus. Hidup tersebut adalah hidup Allah sendiri yang ada di dalam Yesus dan yang, karena kita berada di dalam Dia dan Dia di dalam kita, hadir juga di dalam kita. Karena hidup itu adalah hidup-Nya maka yang memiliki hidup dari-Nya akan memancarkan ciri-ciri hidup-Nya di dalam hidup yang bersangkutan.

Renungkan: Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia sungguh kebenaran dan hidup. Karena itu, hiduplah di dalam-Nya.

(0.80) (Yoh 1:14) (sh: Rahasia iman. (Sabtu, 26 Desember 1998))
Rahasia iman.

"Firman" sebagai gelar penjelmaan-Nya dalam diri manusia; sempurna tanpa dosa, adalah salah satu rahasia iman Kristen. Sebagian orang, sulit menerima fakta bahwa Allah yang kudus dan mulia itu mau datang menjadi manusia dan hidup bersama dengan manusia berdosa. Di sinilah letak harapan satu-satunya bagi manusia berdosa untuk memperoleh kembali hubungan intim dengan Allah, Penciptanya. Rahasia iman yang ajaib yang melampaui logika keterbatasan berpikir manusia. Dia yang kekal dan tak terbatas, tetapi mau masuk ke dalam keterbatasan manusia agar rencana kekal-Nya tergenapi.

Kontras: Taurat dan kasih karunia. Apa yang dikatakan Yohanes merupakan jawaban atas pemaparan tuntutan Taurat yang digenapi di dalam Kristus. Kehadiran Kristus itu bukan meniadakan hukum Taurat atau pun mengesampingkan tuntutannya, sebaliknya kasih karunia Kristus itu meneguhkan, sehingga di dalam Dia kebenaran Allah yang dinyatakan berlaku kekal sepanjang masa.

Renungkan: Benarkah peristiwa yang ajaib ini menjadi bagian hidup untuk membuka diri terhadap kebenaran Allah yang terus disingkapkan kepada kita.

Doa: Tuhan, celikkanlah mata kami, agar dapat melihat hal-hal rohani yang telah Tuhan kerjakan dalam kehidupan kami.

(0.80) (Yoh 5:30) (sh: Bapa mengutus putra-Nya (Jumat, 8 Januari 1999))
Bapa mengutus putra-Nya

Setiap hasil pekerjaan membutuhkan pengakuan yang sah agar pekerjaan tersebut layak dinyatakan sempurna. Siapa yang akan mensahkan kebenaran tentang Kristus? Banyak yang mengatakan bahwa pernyataan sah atau tidak kebenaran tentang Kristus, didasarkan pada banyaknya pengikut Kristus (kuantitas), semua yang tertulis dalam Alkitab dapat diterima akal, dlsb. Sebenarnya, apapun pendapat manusia, Kristus tidak memerlukan semua itu. Satu-satunya yang dapat mensahkan keabsahan siapa Kristus hanya Bapa-Nya, bukan manusia, bukan pula kesaksian Yohanes; sebab pekerjaan Kristus adalah pekerjaan Ilahi yang berotoritas.

Menerima Kristus. Benarkah ada orang yang percaya kepada Kristus tetapi tidak dapat menerima kebenaran pekerjaan-Nya? Ada yang percaya pada Kristus karena keturunan, kenyamanan, kekenyangan, dlsb. Orang-orang yang berciri demikian tidak jauh berbeda dengan orang pada zaman Kristus. Secara fisik mereka telah melihat Dia yang Mahatinggi, Mesias, telah hadir di tengah-tengah mereka, namun mereka tetap mengeraskan hati. Hanya orang-orang yang rindu mengenal Allah yang akan tiba pada pengenalan akan Kristus sebagai kebenaran yang paling tinggi.

Doa: Terima kasih Tuhan, Engkau sendiri menyatakan keabsahan Yesus.

(0.80) (Yoh 12:37) (sh: Pilihan bebas manusia (Sabtu, 27 Februari 1999))
Pilihan bebas manusia

"Tetap tidak percaya sekalipun telah melihat banyak mukjizat!" Kutipan Yesaya 6:10, seolah-olah menimbulkan kesan bahwa Allah sendirilah yang merencanakan pemberontakan dan penolakan percaya kepada-Nya. Benarkah demikian? Pada bagian ini dikatakan bahwa ketidakpercayaan manusia merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah. Namun hal ini terjadi bukan karena kesalahan atau kegagalan Allah melainkan karena manusia sendiri yang memilih untuk tidak percaya. Manusia lebih memilih dan menjunjung kehormatannya, daripada kehormatan Allah (43).

Percaya atau tidak percaya. Setelah mendengar, memahami dan meyakini segala perkataan dan perbuatan Yesus dalam pasal-pasal sebelumnya, Kristen saat ini, diperhadapkan pilihan, percaya kepada Yesus yang diutus oleh Allah atau tidak percaya. Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa percaya kepada Kristus adalah jaminan memperoleh hidup kekal. Sebaliknya, tidak percaya kepada Kristus membawa kita pada penghakiman, dan kebinasaan kekal.

Renungkan: Bila hati nurani Anda meyakini kepastian percaya kepada Kristus, itulah pilihan Anda, pegang teguh, jangan goyah!

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih bahwa Engkau menciptakan kami dengan baik dan sempurna. Tolong kami untuk senantiasa berjalan dengan-Mu.

(0.80) (Yoh 14:21) (full: BARANGSIAPA MEMEGANG PERINTAH-KU. )

Nas : Yoh 14:21

Menaati perintah-perintah Kristus bukan merupakan suatu pilihan bagi mereka yang mengingini hidup kekal (Yoh 3:36; 14:21,23; 15:8-10,13-14; Luk 6:46-49; Yak 1:22; 2Pet 1:5-11; 1Yoh 2:3-6).

  1. 1) Ketaatan kepada Kristus, sekalipun tidak pernah sempurna, seharusnya bersifat sungguh-sungguh. Ketaatan merupakan aspek hakiki dari iman yang menyelamatkan, yang timbul dari kasih kita bagi-Nya (ayat Yoh 14:15,21,23-24;

    lihat cat. --> Mat 7:21).

    [atau ref. Mat 7:21]

    Tanpa kasih kepada Kristus, semua usaha kita untuk menaati perintah-Nya hanya merupakan legalisme.
  2. 2) Kepada orang yang mengasihi Kristus serta berusaha untuk senantiasa menaati perintah-Nya, Kristus menjanjikan kasih yang khusus, kasih karunia, dan kehadiran-Nya yang mendalam (bd. ayat Yoh 14:23).
(0.79) (Yoh 18:28) (sh: Penjahat (Rabu, 27 Maret 2002))
Penjahat

Tuhan dianggap penjahat? Begitulah yang terjadi! Bukan karena Dia jahat, tetapi justru karena Dia baik. Orang baik banyak yang masuk ke dalam penjara karena kebaikan mereka. Orang jahat tak senang kepada orang baik karena kehadiran orang baik mengungkap kejahatan mereka. Itulah yang kini terjadi pada Tuhan. Orang banyak itu bahkan adalah orang-orang beragama. Mereka menaati hukum yang mencegah mereka berbuat najis (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">28), namun sekaligus malah merencanakan kejahatan terhadap Yesus. Hanya iblis yang bisa menuduh Tuhan jahat. Dengan tuduhan sejahat itu, jelaslah betapa jahatnya iblis dan para pengikutnya.

Raja. “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja,” kata Yesus kepada Pilatus, sang wakil kaisar Roma untuk jajahannya di Yudea (ayat 37). Penjahat menghakimi dengan ukuran kejahatannya, namun seorang raja yang benar menghakimi dengan keadilan. Yesus datang untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Ia adalah raja yang baik dan sempurna atas kerajaan yang surgawi. Tak heran bila dalam dialog tentang raja dan kerajaan itu, kebodohan dan kegelapan hati dan pikiran Pilatus ditelanjangi. Ia tidak tahu apa itu kebenaran, walaupun ia memegang kuasa untuk menjadi hakim. Yesus yang disengsarakan itu yang akan menghakimi semua orang yang berbuat jahat, termasuk Pilatus. Saat itu pun Yesus telah menghakimi Pilatus. Pilatus seharusnya bijak membuat keputusan. Namun, hatinya yang bercabang membuatnya tak berdaya. Keputusan salah boleh diambil hakim dunia ini, namun di tangan Allah semua keputusan harus tunduk pada rencana dan keputusan Ilahi.

Renungkan: Ketika kejahatan semakin meluas, bahkan juga dilakukan oleh para pemimpin, pengikut Kristus harus berani berkorban demi terungkapnya kejahatan dan terpancarnya kebenaran.

(0.79) (Yoh 1:12) (full: MENERIMA ... PERCAYA. )

Nas : Yoh 1:12

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana iman yang menyelamatkan adalah baik suatu tindakan tunggal maupun suatu sikap yang berlangsung seumur hidup.

  1. 1) Untuk menjadi anak Allah, seseorang perlu "menerima" (Yun. _elabon_ dari kata _lambano_) Kristus. Bentuk masa lampau ini menunjukkan suatu tindakan tertentu dari iman.
  2. 2) Setelah tindakan iman tersebut, masih harus ada tindakan percaya yang berkesinambungan. Kata "percaya" (Yun. _pisteuousin_ dari _pisteuo_) merupakan bentuk partisip masa kini, yang menunjukkan tindakan berkesinambungan dan perlunya ketekunan dalam hal percaya. Supaya seorang menerima keselamatan yang sempurna, iman sejati harus berlangsung terus-menerus setelah tindakan pertama, yaitu menerima Kristus (Mat 10:22; 24:12-13; Kol 1:21-23; Ibr 3:6,12-15).
(0.78) (Yoh 8:12) (sh: Status Yesus dan Bapa (Kamis, 17 Januari 2002))
Status Yesus dan Bapa

Tuhan Yesus melanjutkan kesaksian-Nya dengan menyatakan bahwa Ia adalah terang dunia (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">12). Ia tidak hanya terang Israel. Artinya Yesus datang bukan hanya untuk bangsa Yahudi, melainkan untuk seluruh suku bangsa yang ada di dunia ini. Tanpa Yesus manusia hidup dalam kegelapan, tanpa terang. Namun, orang-orang Farisi menolak kesaksian Yesus. Mereka memprotes bahwa kesaksian Yesus tidak benar karena Ia hanya bersaksi tentang diri-Nya sendiri (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">13). Terlihat bahwa yang dipersoalkan oleh orang Farisi bukanlah arti terang itu, melainkan diri Yesus. Bagaimana Tuhan Yesus menanggapi keberatan orang-orang Farisi? Dalam Yohanes sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:29, Tuhan Yesus telah menyatakan kehadiran Bapa dalam diri-Nya. Kemudian dalam bagian ini Tuhan Yesus menjelaskan kesatuan-Nya dan juga keterpisahan-Nya dengan Bapa. Sulit sekali bagi kita untuk memahami bagaimana kesatuan dan keterpisahan serentak terjadi. Ia dan Bapa adalah satu, namun Ia bukanlah Bapa itu. Begitulah kesaksian Yesus tentang status diri-Nya.

Kita mulai dengan gagasan keterpisahan. Yesus mengatakan bahwa Ia diutus oleh Bapa. Pengutusan oleh Bapa ditegaskan berulang kali (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7:16,18,28,33; 8:16,18,26,29). Hubungan Yesus yang unik dengan Bapa terungkap melalui tema pengutusan. Keterutusan Yesus berbeda dari yang diemban para nabi Perjanjian Lama. Ada kesatuan sempurna dalam kehendak dan tindakan Bapa dan Yesus yang tidak terdapat dalam para utusan Allah yang lain.

Kesatuan Tuhan Yesus dengan Bapa juga dijelaskan dalam hal penghakiman. Ia dan Bapa bersama-sama menghakimi (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16). Orang Farisi menghakimi menurut ukuran manusia (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">15), namun tidak demikian dengan Yesus. Kesatuan-Nya dengan Bapa menjadi dasar bahwa penghakiman-Nya tidak menurut ukuran manusia. Juga Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Bapa pun bersaksi tentang-Nya (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">18). Jika orang Farisi mengenal Yesus, maka mereka akan melihat kesaksian Bapa. Semua penjelasan ini berpuncak pada pernyataan yang tertuang dalam ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">19. Dalam ayat ini Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang yang melihat dan mengenal-Nya berarti juga melihat dan mengenal Allah. Ia dan Bapa adalah satu.

Renungkan: Melihat dan mengenal Yesus berarti melihat dan mengenal Allah.

(0.78) (Yoh 15:1) (sh: Yesus dan kita (Senin, 18 Maret 2002))
Yesus dan kita

Dalam perumpamaan ini, ada dua hal penting yang berkaitan dengan sudut pandang Perjanjian Lama yang perlu kita ketahui. Pertama, sekali lagi Tuhan menyebut diri-Nya dengan “Akulah”, suatu ungkapan yang menegaskan ke-Allah-an-Nya sebab itulah kata-kata Yahwe sendiri tentang diri-Nya. Kedua, Yesus menyebut diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur Allah dan juga pokok anggur milik Allah (bdk. Yes. 5:1-7,10). Tetapi, Israel gagal menjadi pohon anggur yang mengeluarkan buah yang baik sehingga Allah membuangnya (Yer. 2:21). Ketika di pasal sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8 Yesus meninggalkan bait Allah, di pasal-pasal berikutnya Yesus jelas mencurahkan perhatian untuk membentuk sekelompok umat yang sungguh mengenal Allah. Kini Dia menyebut diri-Nyalah Pokok Anggur yang benar. Semua yang seharusnya ada pada Israel, namun gagal, kini digenapi sempurna di dalam kehidupan taat, kudus, dan hubungan akrab Yesus dengan Allah. Jadi, semua pengikut-Nya di dalam dia dan bersama Dia adalah Israel baru.

Umat yang baru telah Tuhan ciptakan, dan kini adalah panggilan Allah untuk mereka agar berbuah lebat. Inilah yang Yesus kehendaki: para murid tinggal di dalam Yesus (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4,5,6,7) sebagaimana Ia di dalam para murid (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">4); firman-Nya tinggal di dalam para murid (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">7); para murid tinggal di dalam kasih-Nya (ayat 9,10), sebagaimana Ia tinggal di dalam kasih Bapa (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">10); dan, sukacita-Nya tinggal di dalam para murid (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">11). Dengan demikian, para murid — termasuk kita — dapat berbuah banyak dan menunjukkan bahwa kita adalah benar murid-murid Yesus (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">8). Selain janji tersebut, bagian ini juga mengandung peringatan keras. Seperti halnya Bapa yang menanamkan carang pada pokok anggur itu dan yang membersihkannya agar berbuah lebat, Bapa juga yang akan mengerat dan membuang carang yang tidak berbuah. Buah di sini bisa diartikan sebagai buah moral, kasih dan pelayanan yang melaluinya terungkap adanya kesatuan dengan Yesus. Karena itu, janji "mintalah apa yang kamu kehendaki" (ayat 14:13-14; 15:7,16) harus dimengerti dalam pengertian bahwa janji itu ditawarkan kepada para murid yang tinggal di dalam Sang Pokok Anggur demi menghasilkan buah.

Renungkan: Semakin kita diam dalam Kristus semakin orientasi hidup kita adalah bagi Allah dan sesama, bukan untuk diri sendiri.

(0.78) (Yoh 16:16) (sh: Saat-saat menentukan (Kamis, 21 Maret 2002))
Saat-saat menentukan

Dalam arti umum, penderitaan yang akan para murid alami memang bisa juga dilihat sebagai penderitaan yang menimpa semua orang beriman dari zaman ke zaman sebagai risiko iman. Yesus mengumpamakan penderitaan para murid waktu itu seperti sakit beranak yang singkat dan kemudian diikuti oleh sukacita besar. Penderitaan, tangisan, ratapan yang Yesus maksudkan akan para murid alami adalah terutama akibat apa yang mereka lihat terjadi pada diri Yesus (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">20) dan karena untuk sesaat mereka akan kehilangan Dia (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">16). Berarti yang Yesus maksud di sini adalah momen-momen menentukan dalam proses penyataan dan pewujudan keselamatan yang Yesus lakukan melalui penderitaan-Nya. Betapa pun kurangnya pengertian mereka, para murid mau tidak mau akan terlibat di dalam penderitaan yang Tuhan alami dan menyaksikan dahsyatnya peperangan ketika Yesus hendak dihabisi oleh si jahat. Itulah sebabnya di sini digunakan kata “meratap”, yaitu menangisi kematian orang yang kita kasihi. Tetapi, penderitaan dan ratapan itu hanya sekejap sebab mereka juga akan menyaksikan kemenangan Yesus. Ketika Yesus bangkit, naik ke surga, Roh dicurahkan, ratapan dan derita itu seolah sakit beranak saja. Sakit itu adalah proses mulainya suatu zaman baru, hidup baru, penggenapan janji-janji Allah terwujud sempurna.

Kesukaan bagi para murid akan terbit, menggantikan kedukaan. Pertama, karena mereka akan kembali berjumpa Yesus. Hubungan yang ada akan diperbarui, bahkan akan terjadi perubahan dalam hubungan itu. Kelak ketika Yesus telah bangkit dan Roh Kudus telah dicurahkan, mereka tidak perlu lagi menanyakan hal-hal yang selama ini mereka tanyakan (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">23). Semua ucapan Yesus yang sulit dimengerti dan semua penderitaan Yesus yang sulit diterima, akan mereka pahami sesudah Yesus bangkit. Lebih dari itu, mereka akan dipimpin oleh Roh sehingga mereka tahu apa yang menjadi kehendak Allah yang harus diminta dalam doa-doa mereka (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">23b-24). Selesai Yesus menyatakan itu, selangkah lebih jauh para murid alami dalam pengenalan mereka (ayat sudah+sempurna+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D+AND+book%3A43&tab=notes" ver="">29-33).

Renungkan: Bila banyak orang sedia berkorban atau menderita untuk alasan yang salah, mengapa para pengikut Kristus yang memiliki Kristus yang telah lebih dulu menderita cenderung enggan mengikuti teladan-Nya?



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA