(0.21) |
(Rm
1:1)
|
(ende) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna
menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi
orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah
penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah
kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud
singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak
memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja
terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah
berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi
pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa
itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat
imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa
penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan
kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul
seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan
dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian
terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah
ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"?
Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan
dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3),
dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus,
Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan
tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar
membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas
dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur-
tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri.
Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita
bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah
orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari
Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi
perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin
umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang
menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus
sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan
datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain"
(Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara
orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu
terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa
dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan
oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang
Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian
bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal
kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di
Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la
dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma,
umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian,
dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus,
menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar
(ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh
kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh,
melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang
(Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi
bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja
surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan
kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa
Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia
didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu
bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja
sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian
djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan
kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan
sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai
tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri
serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja
meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus
tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia
tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk
segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu
memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada
perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil
Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi
bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang
untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa
jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat
penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis
besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa.
Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah
dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan
achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari
perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia
dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan
para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian
Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah
menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan
Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja
kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah,
artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud
mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah
sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan,
bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman
Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu
memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat
menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja
kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa
Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak
diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah
perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari
suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan
semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih
landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap
kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana
penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada
Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel
dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana
umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja
dengan mengamalkan tjinta-kasih.
|