Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 16 dari 16 ayat untuk sinar (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.0013501369863) (1Sam 14:27) (ende: matanja mulai ber-sinar2)

sebagai tanda kekuatan dan semangat dipulihkan oleh makanan itu.

(1.0013501369863) (Ayb 41:18) (jerusalem: cahaya) Karena bersinnya dikeluarkan tetes-tetes air yang kena sinar matahari berkilau-kilau.
(0.62584383561644) (Mzm 18:12) (jerusalem: Karena sinar...) Teks Ibrani nampaknya rusak. Cahaya Allah menembusi awan-awan yang menjadi selubungNya, Maz 18:12, dan cahaya itu di sertai hujan es dan api.
(0.62584383561644) (Mal 4:2) (jerusalem: surya kebenaran) Pengertian "kebenaran" atau "keadilan" mencakup gagasan kekuasaan dan kemenangan, bdk Yes 41:2+. Sebutan "Surya Kebenaran" menjadi gelar Kristus dan gelar itu mempengaruhi liturgi hari raya natal dan Epifani
(0.37550630136986) (Rm 2:3) (full: SEDANGKAN ENGKAU SENDIRI MELAKUKANNYA JUGA. )

Nas : Rom 2:3

Janganlah ada orang yang berusaha untuk mengarahkan orang lain agar berbuat yang betul, sedangkan ia sendiri tidak membetulkan kelakuannya yang jahat. Ada gereja yang berusaha mendorong masyarakat kafir mengikuti peraturan alkitabiah, sedangkan pada saat yang sama mereka buta terhadap keduniawian dan kedursilaan di kalangan mereka sendiri (bd. Luk 6:42). Sebelum gereja berusaha untuk mempengaruhi dunia agar hidup lebih baik, seharusnya dirinya sendiri ditempatkan di bawah sinar ilahi dan memperbaiki dirinya sesuai dengannya.

(0.31292191780822) (Yos 10:13) (full: BERHENTILAH MATAHARI. )

Nas : Yos 10:13

Cara tepat yang dipakai Allah untuk memperpanjang siang hari itu tidak diberikan. Allah dapat memperlambat perputaran bumi, memiringkan bumi pada porosnya seperti di utara di mana matahari tidak terbenam, atau menyebabkan sinar matahari membias. Cara apa pun yang dilakukan oleh-Nya, perpanjangan hari itu merupakan jawaban yang luar biasa atas suatu doa (ayat Yos 10:12-14). Allah yang menciptakan bumi dan benda-benda angkasa dengan fungsi-fungsi masing-masing dapat juga menahan gerakan alami semua itu untuk mencapai maksud-Nya (bd. Yes 38:7-8).

(0.31292191780822) (Kej 3:15) (jerusalem: permusuhan) Ayat ini menyatakan adanya permusuhan antara keturunan ular dan keturunan perempuan. Dengan demikian manusia dilawankan dengan Iblis serta "keturunannya". Secara samar-samar ayat ini juga berbicara tentang kemenangan terakhir yang akan diperoleh manusia. Ini sinar pertama dari keselamatan mendatang, Pra-Injil. Dalam terjemahan Yunani anak kalimat: engkau akan meremukkan tumitnya, mulai dengan kata ganti diri: dia, yang mengenai seorang laki-laki. Menurut terjemahan itu kemenangan terakhir tidak akan diperoleh oleh keturunan perempuan (umat manusia) pada umumnya, melainkan oleh salah seorang keturunannya. Terjemahan itu menjadi dasar tafsiran yang langsung menghubungkan ayat ini dengan Mesias. Tafsiran itu sangat digemari para pujangga Gereja. Mesias tidak dapat dipisahkan dari ibuNya. Ini terungkap dalam terjemahan Latin yang berbunyi: ipsa conteret (Ia - seorang perempuan - akan meremukkan), sehingga ayat ini dihubungkan dengan Maria. Tafsiran yang terkandung dalam terjemahan Latin itu menjadi tradisionil dalam Gereja katolik.
(0.25033753424658) (Mzm 121:1) (sh: Keamanan yang sejati (Minggu, 24 November 2002))
Keamanan yang sejati

Keamanan yang sejati.
Mazmur ziarah kita hari ini berbicara mengenai jaminan keamanan hidup. Menurut mazmur ini, ada 2 kemungkinan. Pertama, mazmur ini dinyanyikan ketika bangsa Israel berziarah tahunan ke Yerusalem. Ayat 1-2 merupakan pertanyaan para musafir, dan ayat 3-8 merupakan jawaban para imam. Kedua, dinyanyikan ketika bangsa Israel pulang kembali ke tempatnya dari Yerusalem. Keduanya menyiratkan keinginan untuk mendapatkan keamanan dan berkat, keselamatan Israel.Jika "gunung-gunung" yang dimaksud terletak di Yehuda maka hal tersebut menyimbolkan bahaya, misalnya, perampokan. Pertanyaannya adalah, "Dari mana pertolongan itu akan datang?" Dari Allah yang menciptakan langit dan bumi. "Gunung" mengingatkan kita akan bukit-bukit pengorbanan penyembahan berhala. Maka, bisa jadi ketika pemazmur memandang ke gunung-gunung, ia membandingkannya dengan Allah yang tak pernah tidur (bdk. 1Raj. 18:27).

Jadi, iman kepada Allah didasarkan atas 3 hal: [1] Allah adalah pencipta dunia yang mengatur penuh segala sesuatu dengan kendali penuh (ayat 2), [2] Allah adalah "Penjaga Israel" (ayat 3), dan [3] Allah adalah Penjagamu (ayat 5), Allah adalah juga Allah atas pribadi-pribadi. Ia akan memelihara orang yang percaya kepada-Nya dari teriknya sinar mentari Palestina. Ia akan menjadi pelindung yang berkuasa (di sebelah tangan kanan), dan Ia akan memelihara kita dari bulan. "Bulan" waktu itu dikaitkan dengan takhayul mengenai penyakit. Allah akan melindungi dari segala yang jahat.

Renungkan:
"Keamanan" hanya ada di dalam pribadi Allah yang mengendalikan segala sesuatu. Bersandarlah kepada-Nya setiap waktu!

(0.25033753424658) (Mat 11:20) (sh: Bertelinga tetapi tidak mendengar, mempunyai mata namun tidak melihat. (Selasa, 20 Januari 1998))
Bertelinga tetapi tidak mendengar, mempunyai mata namun tidak melihat.

Bertelinga tetapi tidak mendengar, mempunyai mata namun tidak melihat.
Demikianlah dikatakan Yesus tentang kota-kota Betsaida, Khorazim, dan Kapernaum, yang telah menikmati banyak mukjizat Tuhan Yesus. Mereka senang menerima berkat Tuhan, tetapi tidak mau menerima sumber berkat itu sendiri. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengecam dengan pedas, "Celakalah kamu, celakalah kamu, kota yang harus diturunkan ke neraka". Hukuman Sodom akan lebih ringan daripada orang-orang yang menolak Tuhan Yesus.

Air sejuk bagi orang yang haus di padang pasir. Yesus membeberkan keberadaan kota-kota itu, agar mereka menyadari dan mengenali dirinya serta tahu apa dan siapa yang dibutuhkannya. Seseorang yang belum menyadari dirinya mengidap kanker ganas tidak akan pernah sungguh-sungguh mencari dokter. Ketika sinar rontgen membuktikan, barulah ia segera mencari pertolongan. Undangan Yesus itu ibarat air sejuk bagi orang yang akan mati haus di padang gurun. Berbahagialah kita yang telah menikmati kelegaan dan ketenangan dari Tuhan Yesus. Jadilah murid-murid yang mau taat belajar dan rela memikul kuk yang dipasang untuk kita.

Doa: Jauhkanlah kami dari hati yang senantiasa mencari berkat. Tolonglah agar bergantung pada sumber berkat itu sendiri, Amin.

(0.25033753424658) (Mrk 16:1) (sh: Kematian bukan akhir kehidupan (Minggu, 20 April 2003))
Kematian bukan akhir kehidupan

Kematian bukan akhir kehidupan. Kematian Yesus meninggalkan kesedihan mendalam di hati para pengikut-Nya. Sebagai wujud kasih dan kesetiaan kepada Yesus, para wanita pergi ke kubur untuk meminyaki dan merempah-rempahi jenazah Yesus. Mereka sama sekali tidak menduga apalagi berharap bahwa Yesus akan bangkit.

Namun ketika mereka tiba, batu di pintu kubur itu telah terguling, dan kubur Yesus telah terbuka. Mereka tidak menjumpai mayat Yesus di dalamnya, melainkan menjumpai seorang muda yang memberitahukan bahwa Yesus tidak ada lagi sebab Ia telah bangkit. Selanjutnya ia berpesan agar mereka memberitahukan kepada murid-murid bahwa Yesus telah bangkit dan Ia mendahului mereka ke Galilea.

"Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini". Perkataan ini mengandung dua pengertian. Pertama, bahwa Yesus tidak mati. Ia hidup kembali, karena Ia adalah sumber hidup itu. Ia telah menang atas maut. Karena itu Ia tidak lagi berbaring di tempat kematian itu.

Kedua, hati yang tadinya dirundung duka mendalam, berganti sukacita. Sinar paskah mulai bercahaya, kegelapan mulai sirna. Patutlah kiranya bila sekarang ini kita pun menyambut berita tentang kebangkitan Yesus dengan takut dan iman.

Renungkan: Kebangkitan Yesus memberikan kepada kita pengharapan akan masa depan yang gemilang. Semua tantangan dan pergumulan tidak lagi dihadapi dengan perasaan putus asa melainkan dengan keyakinan dan harapan bahwa Yesus telah menang atas dosa.

(0.21904534246575) (Ayb 16:1) (sh: Kebenaran di atas kenyataan (Senin, 29 Juli 2002))
Kebenaran di atas kenyataan

Kebenaran di atas kenyataan. Sekali lagi kita membaca teriakan Ayub yang memilukan, "Semangatku patah, umurku telah habis, dan bagiku tersedia kuburan" (ayat 17:1,11). Hidup Ayub tidak selalu penuh penderitaan, bahkan di masa lampau ia pernah mencicipi kehidupan yang baik, (ayat 16:12) tetapi kemudian semuanya lenyap (ayat 14,15). Kita semua merindukan ketenteraman dan kesejahteraan; kehilangan kedua hal ini akan membuat kita kehilangan keseimbangan hidup. Sekuat-kuatnya kita, niscaya kita akan terhuyung-huyung dan kehilangan pegangan. Kita tidak dapat melihat secercah sinar, kita hanya mampu memandang malam yang kelam.

Dietrich Bonhoeffer, seorang pendeta berkebangsaan Jerman yang terkenal dengan bukunya, The Cost of Discipleship, pernah berjalan "terhuyung-huyung" dalam kegelapan hidup karena menentang kekejaman Hitler. Ia ditangkap dan pada akhirnya dihukum gantung, meski ia bukan orang Yahudi. Di penjara, orang hanya mengenalnya sebagai seseorang yang tegar. Namun, dengan jujur ia mengakui bahwa di dalam sukmanya, ia gelisah dan tidak tenteram. Ia berjuang untuk tegar, namun ia pun dapat terguncang.

Ayub pun berupaya keras untuk tetap berharap walau berharap telah menjadi sebuah perjuangan, bukan lagi penghiburan. Ia berseru, "Meskipun begitu orang yang benar tetap pada jalannya dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah kuat" (ayat 17:9). Saya tidak tahu apakah itu yang Ayub alami - bertambah kuat- namun itulah yang ia proklamasikan sebagai pernyataan imannya. Ia menolak untuk mengubah kebenaran menjadi serupa dengan kenyataan. Bagi Ayub, kebenaran tetap kebenaran kendati tidak sesuai dengan kenyataan.

Dalam mengarungi laut penderitaan, kita harus berjuang keras untuk tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan walau kenyataan terlihat berbeda. Firman Tuhan adalah sauh yang menancap di dasar laut sehingga sebesar apa pun ombak bergulung di permukaan, perahu kehidupan kita tidak akan terseret oleh ombak yang menggunung.

Renungkan: Kita tidak selalu dapat memahami kenyataan hidup, tetapi kita selalu dapat mempercayai kebenaran firman-Nya.

(0.21904534246575) (Yeh 1:1) (sh: Allah dalam pembuangan (Senin, 16 Juli 2001))
Allah dalam pembuangan

Allah dalam pembuangan. Setelah menjalani kehidupan dalam pembuangan selama 5 tahun, Yehezkiel mendapatkan penglihatan yang luar biasa dari Allah. Yehezkiel melihat penglihatan tentang takhta kemuliaan Allah yang begitu agung dan dahsyat sehingga membuat Yehezkiel sujud menyembah.

Memperhatikan penglihatan yang dipaparkan Yehezkiel, mungkin kita akan terheran-heran sebab Yehezkiel banyak menggunakan simbol- simbol dan menjabarkannya secara detil. Namun demikian kita harus memperhatikan bahwa Yehezkiel secara jelas berusaha untuk tidak memberikan deskripsi secara spesifik dan pasti, khususnya ketika menggambarkan kemuliaan Allah. Karena itu ia banyak menggunakan kata-kata `kelihatan seperti, menyerupai, seperti, kelihatan'. Terlebih ketika ia menggambarkan kemuliaan Tuhan, ia hanya mengatakan `seperti busur pelangi ... begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan' (ayat 28). Apa makna semua itu? Makna semua itu adalah Allah jauh di luar deskripsi manusia. Manusia tidak akan mampu mendeskripsikan kemuliaan Allah. Yehezkiel hanya dapat melihat gambaran kemuliaan seperti busur pelangi. Mengapa Yehezkiel sujud menyembah ketika ia melihat penglihatan itu? Semakin dekat matanya ditarik pada figur utama dalam penglihatan itu maka semakin buta matanya oleh sinar kemuliaan. Bagi Yehezkiel lebih mudah memperhatikan 4 makhluk hidup beserta roda-rodanya daripada memperhatikan figur utama dalam busur pelangi.

Allah yang bersemayam di bukit Zion, Allah yang bersemayam di Bait-Nya di Yerusalem, menampakkan diri-Nya kepada umat-Nya yang ada dalam pembuangan di Babel adalah Allah yang memang jauh di luar deskripsi manusia, namun Ia bukanlah Allah yang jauh dari umat sekalipun di tanah asing. Masa depan bangsa Israel masih ada bahkan masih ada pelayanan yang harus dilakukan oleh Yehezkiel sebagai imam di tanah pembuangan.

Renungkan: Kemuliaan Allah memang jauh dari bayangan manusia, namun tidak ada tempat yang jauh dari jangkauan Allah. Tidak ada situasi manusia yang jauh dari pengadilan-Nya. Dia akan datang kepada kita di saat kita gagal, kecewa, depresi, maupun mengalami malapetaka. Kita mungkin hanya dapat melihat sedikit dari kemuliaan-Nya, namun Ia senantiasa ada bersama kita.

(0.21904534246575) (Mi 4:6) (sh: Pemulihan bagi kerajaan-Nya (Minggu, 17 Desember 2000))
Pemulihan bagi kerajaan-Nya

Pemulihan bagi kerajaan-Nya. Mungkinkah dari Sion akan keluar pengajaran dan dari Yerusalem akan keluar firman Tuhan, jika bangsa Israel masih tercerai- berai dan Yerusalem masih menjadi reruntuhan? Mungkin! Sebab Allah sendiri akan mengumpulkan kembali bangsa Israel yang sudah terpencar. Ini merupakan janji yang diberikan kepada bangsa yang sudah cacat, mengalami disintegrasi, kehilangan rasa solidaritas, dan keamanan sebagai dasar kehidupan yang normal karena penghukuman-Nya. Janji itu merupakan intervensi Illahi untuk mengubah secara drastis keadaan bangsa Israel agar dapat kembali memiliki status sebagai sebuah bangsa (7-8).

Janji itu tidak akan membatalkan atau menghentikan hukuman mereka secara tiba-tiba. Mereka yang telah meninggalkan Yahweh pemimpin sejati mereka dan lebih percaya kepada manusia (9) akan tetap mengalami kesakitan, bahkan hal-hal yang lebih buruk masih akan menimpa mereka (10). Yerusalem akan hancur. Penduduknya harus kehilangan kenikmatan dan keamanan yang diberikan kota itu, mereka harus beradaptasi dengan cara hidup yang berbeda. Mereka harus rela tidur di kemah-kemah sepanjang jalan menuju Babel. Mereka pun dihina oleh bangsa-bangsa lain (11). Pengharapan seakan sirna. Namun di ujung penderitaan yang panjang itu, mereka akan melihat secercah sinar pengharapan dari Allah. Allah akan membuatnya kembali menjadi bangsa yang kuat yang akan menghancurkan musuh-musuhnya dan merampas barang-barangnya untuk dipersembahkan kepada Allah (12-14). Pemulihan ini bukan semata- mata demi kebaikan bangsa Israel tetapi demi terealisasinya rencana Allah bagi seluruh ciptaan-Nya (lihat 4:2-3).

Renungkan: Bukankah kita juga sudah mengalami pemulihan luar biasa yang dikerjakan oleh Allah? Apa yang dapat Anda kontribusikan bagi perealisasian kerajaan Allah di dunia ini?

Bacaan untuk Minggu Advent 3

Yesaya 61:1-4, 8-11

1Tesalonika 5:16-24

Yohanes 1:6-8, 19-28

Lukas 1:46b-55

Lagu: Kidung Jemaat 408

(0.18775315068493) (Bil 6:23) (full: MEMBERKATI ORANG ISRAEL. )

Nas : Bil 6:23

Ayat Bil 6:22-27 menunjukkan tanggapan Allah yang pengasih kepada umat-Nya jikalau mereka memelihara kesucian di tengah jemaat dan mengungkapkan pengabdian dengan segenap hati sebagaimana terlihat dalam nazar seorang Nazir

(lihat cat. --> Bil 6:2).

[atau ref. Bil 6:2]

"Memberkati" (Ibr. _barak_) mengandung ide bahwa kehadiran, tindakan, dan kasih Allah memasuki kehidupan dan lingkungan seseorang.

  1. 1) Berkat ini diperhadapkan di depan hamba-hamba Allah yang setia sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh-Nya (Ul 11:26,27).
  2. 2) Berkat keimaman itu terdiri atas tiga bagian:
    1. (a) Pemberian berkat Allah dan perlindungan-Nya dari kuasa-kuasa kejahatan dan segala sesuatu yang merugikan kesejahteraan hidup seseorang (ayat Bil 6:24; bd. Mazm 71:1-6).
    2. (b) Sinar wajah Tuhan, yaitu kebaikan hati, kehendak baik, dan kasih karunia Allah kepada umat-Nya (ayat Bil 6:25) adalah berlawanan dengan murka-Nya (bd. Mazm 27:1; 31:16; Ams 15:30; 16:14; Yes 57:17). Kasih karunia Allah ialah pengampunan, kasih, dan kuasa penyelamatan-Nya

      (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

    3. (c) Wajah Allah yang dihadapkan kepada mereka (ayat Bil 6:26), yaitu pemeliharaan dan pemberkatan mereka dengan sepenuh hati (bd. Mazm 4:8-9; 33:18; 34:17). Yang dianugerahkan oleh Allah ialah "damai sejahtera" (ayat Bil 6:26). Damai sejahtera (Ibr. _shalom_) berarti tidak ada kekurangan apa-apa dan menerima segala sesuatu yang diperlukan untuk menjadikan hidup ini sungguh-sungguh hidup (bd. Mal 2:5), termasuk harapan akan masa depan (Yer 29:11). Lawan dari "damai sejahtera" bukan hanya ketiadaan keselarasan, tetapi kejahatan dalam segala bentuk (bd. Rom 1:7; 1Kor 1:3; 1Tes 5:23;

      lihat art. DAMAI SEJAHTERA ALLAH).

  3. 3) Berkat Allah atas umat-Nya akan menghasilkan keselamatan yang memancar bagaikan obor penerang kepada semua bangsa (Mazm 67:1-8; Mazm 133:3; Yeh 34:26;

    lihat cat. --> Mat 28:19;

    lihat cat. --> Luk 24:50).

    [atau ref. Mat 28:19; Luk 24:50]

(0.18775315068493) (Yoh 19:16) (sh: Disalibkan (Jumat, 29 Maret 2002))
Disalibkan

Disalibkan. Puncak pengorbanan Yesus terjadi pada penyaliban. Semua orang zaman itu tahu bahwa itulah hukuman mati paling ngeri dan paling menyiksa. Untuk zaman ini, kita punya kata tepat: hukuman secara biadab. Yohanes tidak sampai hati melukiskan seluruh adegan penyiksaan yang Yesus harus tanggung. Cukup dengan melukiskan bahwa Yesus memikul salib-Nya lalu dihukum mati di antara para penjahat. Kemudian adegan lain menunjukkan penghinaan: para prajurit yang merampas jubah-Nya, Ia diberi minum anggur asam, dan lambung-Nya ditikam. Seandainya Dia belum mati menjelang hari sabat, kaki-Nya akan dipatahkan agar memaksa-Nya mati. Sungguh kematian yang mengerikan.

Namun, justru di tengah pekatnya penderitaan dan kejahatanlah sinar kemuliaan anugerah Allah terpancar dengan amat indahnya. Pertama, dalam tiga bahasa yang mewakili dunia waktu itu, Yesus diakui sebagai Raja. Maksud tindakan itu tentu adalah untuk menghina Yesus dan menghina orang Yahudi. Tetapi, ini justru memperlihatkan prinsip kerajaan Allah: kekuatan di dalam kelemahan, kemenangan melalui kekalahan, kemuliaan di dalam keaiban tak terperikan. Kedua, kasih tak terperikan. Dapat kita bayangkan betapa hancur hati wanita yang pernah mengandung Yesus. Yesus melupakan penderitaan-Nya dan memperhatikan penderitaan ibu-Nya. Sekaligus dalam perhatian-Nya itu tegas ucapan dari seorang yang kini berada dalam posisi Juruselamat dunia, juga Juruselamat Maria. Ketiga, puncak dari hukuman tersebut adalah kematian Yesus. Dua hal penting ditegaskan Yohanes. Ia berseru, “Sudah genap”, lalu menyerahkan nyawa-Nya: suatu kematian di dalam rencana Allah, kematian yang adalah kemenangan dari hidup, dan kematian dari kematian itu sendiri. Akhirnya, puncak dari kematian Yesus itu adalah bahwa tulang-tulang-Nya tidak dipatahkan. Kemudian ketika lambung-Nya ditusuk, keluarlah air dan darah, tanda bahwa Ia sungguh sudah mati. Bagian terakhir ini mungkin dipakai Yohanes menjadi lambang bahwa dari kematian-Nya mengalir air pengudusan dan darah penebusan untuk orang beriman.

Renungkan: Apakah tindakan konkret kita hari ini untuk menunjukkan bahwa hari ini adalah hari kemurahan Tuhan? Paling tidak Anda bisa mendoakan dan menunjukkan kasih kepada orang-orang yang memusuhi Anda!



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.20 detik
dipersembahkan oleh YLSA