Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 26 dari 26 ayat untuk setelah mengambil AND book:10 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.75) (2Sam 18:19) (sh: Pilihan yang sukar. (Kamis, 09 Juli 1998))
Pilihan yang sukar.

Mengambil keputusan apalagi membuat pilihan yang paling tepat, tidaklah mudah. Tindakan Yoab membunuh Absalom di satu sisi telah mengakhiri peperangan, tetapi di sisi lain dia tidak mematuhi perintah atasan. Kini dia harus memilih utusan yang akan mengabarkan kedua hal ini, Ahimaaskah atau orang Etiopia? Pilihannya tidak pasti karena akhirnya ia membiarkan mereka berdua menyampaikan berita itu kepada Daud. Ia mendua mungkin karena bingung bagaimana menyampaikan kabar baik dan buruk akibat ketidaktaatannya itu.

Menyampaikan berita secara benar. Antara keinginan dan kenyataan itu terkadang tidak seirama. Banyak orang yang pada awalnya tersentuh hati nurani untuk menegakkan kebenaran, menjunjung tinggi kejujuran, tetapi hanya sampai pada keinginan saja tanpa berusaha untuk merealisasikannya.Itulah yang terjadi pada Ahimaas. Ketika dia berhadapan dengan Daud, semangat menyatakan yang benar menjadi luntur bahkan akhirnya dia berbohong (ayat 29). Berbeda dengan orang Etiopia, dia menyampaikan berita apa adanya, tanpa dikurang dan tanpa diberi bumbu penyedap. Menurut kita mana yang baik?

Doa: Oh, Tuhan, jauhkan kami dari keinginan berkata dusta. Memang seringkali kami tidak tahu bagaimana menyatakan kebenaran. Jangan biarkan kami sendiri tanpa bimbingan-Mu.

(0.75) (2Sam 19:9) (sh: Strategi Daud. (Sabtu, 11 Juli 1998))
Strategi Daud.

Meski Daud telah memperoleh kemenangan dalam menumpas pemberontakan Absalom, tetapi untuk memimpin kembali rakyat yang pernah menolaknya bukanlah perkara mudah. Daud harus bijak supaya ia bisa diterima secara aklamasi, baik oleh kaum Israel, yang semula menyulut pemberontakan, maupun oleh kaum Yehuda.

Keberanian mengakui, keberanian mengampuni. Tidak setiap orang mampu melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Simei, menghapuskan begitu saja perbuatannya yang tak terpuji, walaupun sebenarnya Daud tidak dengan mudah melupakan perbuatan Simei itu (lih. 2:8,9">1Raj. 2:8,9). Daud mengambil langkah itu karena tahu bahwa saat itu adalah saat untuk membangun dan memulihkan bukan untuk membalas dendam. Sikap yang sulit ditemukan dalam kepemimpinan dewasa ini.

Pengampunan Kristus. Peristiwa dramatis di kayu salib mengingatkan kita bahwa Kristus memberikan pengampunan dengan memperhitungkan tindakan manusia yang berdosa ke atas diri-Nya sendiri. Hanya pengampunan dari Tuhan yang sungguh membebaskan kita dari tuduhan dan tuntutan dosa akibat dosa.

Renungkan: Melalui ketaatan, disiplin dan latihan, manusia ciptaan yang fana ini tumbuh menuju gambar dan rupa Allah yang kekal (Ireneus).

(0.74) (2Sam 11:2) (full: TAMPAK KEPADANYA ... SEORANG PEREMPUAN. )

Nas : 2Sam 11:2

Pasal 2Sam 11:1-24:25 mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya.

  1. 1) Kisah dosa-dosa dan aneka tragedi yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya PB, bukan hanya untuk bangsa Israel. Mengenai aneka peristiwa yang mirip pada masa keluaran, Roh Kudus melalui Paulus menekankan, "Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba" (1Kor 10:11); oleh karena itu kita harus berhati-hati supaya tidak menginginkan hal-hal jahat, bertindak mesum, dan mencobai Tuhan (bd. 1Kor 10:6-9).
  2. 2) Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan Roh Kudus. Ketika Allah mula-mula memanggilnya untuk menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah (1Sam 13:14; Kis 13:22); akan tetapi dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya, Daud telah menghina Allah dan firman-Nya (2Sam 12:9-10; bd. 1Kor 10:12).
  3. 3) Sekalipun Daud bertobat dari dosa-dosanya dan menerima pengampunan Allah, Allah tidak meniadakan akibat dosanya. Demikian pula, seorang percaya mungkin melakukan dosa-dosa yang hebat, dan kemudian melalui dukacita menurut kehendak Allah dan pertobatan yang sungguh-sungguh menerima kasih karunia dan pengampunan Allah. Sekalipun demikian, pulihnya hubungan seorang dengan Allah tidaklah berarti bahwa orang itu akan lolos dari hukuman jasmani atau dibebaskan dari dampak-dampak dosa tertentu (ayat 2Sam 11:10-11,14).
  4. 4) Allah tidak memaafkan dan mengampuni dosa-dosa Daud dengan alasan bahwa Daud itu manusia biasa, bahwa dosa-dosanya hanyalah sekedar kelemahan atau kegagalan manusiawi, atau bahwa dapatlah dimaklumi sebagai raja ia bisa mengambil jalan kejahatan dan kekejaman. Peristiwa-peristiwa yang tercatat menunjukkan bahwa Daud tidak perlu melakukan semuanya itu. Bahkan dengan penebusan perjanjian yang lama yang belum sempurna, orang seperti nabi Samuel menunjukkan suatu kesetiaan dan iman yang tekun kepada Allah dengan kasih karunia yang tersedia bagi mereka (bd. 1Sam 12:1-5,23;

    lihat cat. --> 1Sam 25:1).

    [atau ref. 1Sam 25:1]

    Penulis kitab ini dengan jelas menyalahkan dan bukan memaafkan semua pelanggaran besar Daud.
  5. 5) Reaksi yang benar terhadap dosa ialah bertobat dengan sungguh-sungguh, menghampiri Allah untuk menerima pengampunan, kasih karunia, dan kemurahan-Nya (Mazm 51:1-21; Ibr 4:16; 7:25), serta bersedia menerima hukuman Allah tanpa dendam atau pemberontakan. Daud menyadari dan mengakui dosa-dosanya yang hebat, mengarahkan kembali hatinya kepada Allah dan menerima teguran Allah dengan kerendahan hati (2Sam 12:9-13,20; 16:5-12; 24:10-25; Mazm 51:1-21).
(0.74) (2Sam 12:1) (sh: Cerita, alat Allah (Jumat, 15 Agustus 2003))
Cerita, alat Allah

Daud telah terbelit rentetan dosa-dosa: zinah, perencanaan pembunuhan, dusta. Dapatkah Anda menduga bagaimana akibat kondisi itu pada hati nurani Daud? Jika Anda ditugaskan Tuhan menegur orang dalam kondisi seperti Daud, apa yang akan Anda lakukan? Nasihat dan wejangan sering kali tidak dapat menembus hati yang keras dan pikiran yang buta. Natan beroleh hikmat Tuhan. Ia tidak berkhotbah, tidak menegur atau menuding, tetapi bercerita. Cerita itu berhasil memojokkan Daud ke posisi yang melibatkan pertimbangan kebenaran dan tanggung jawab.

Cerita itu tentang orang kaya dan orang miskin. Natan menggambarkan kehidupan gembala miskin, hidup sederhana dan memiliki hanya seekor anak domba. Ia memperlakukan domba itu seperti anak perempuannya sendiri. Celakanya, meskipun orang kaya itu memiliki banyak domba, saat ia memerlukan daging untuk makan siangnya, ia "mengambil" anak domba betina milik si miskin. Spontan Daud menyatakan bahwa orang kaya itu harus dihukum mati. Segera sesudah Daud mengungkapkan kemarahan dan tindakan yang harus diambil, Natan menempatkan Daud dalam kisah itu. Ia juga "merampas" Batsyeba, istri Uria itu (ayat 11:40). Natan menghardik Daud, dan menyampaikan firman Allah kepada Daud, suatu khotbah penghukuman. Allah mengucapkan sebuah kalimat yang sangat dramatis: Daud telah memiliki segala-galanya (ayat 8). Betapa bodohnya tindakan Daud!

Syukurlah, Daud sembuh dari kebutaannya. Ia berani mengaku salah. Ia masih sensitif terhadap dosa. Namun demikian, konflik dan pertumpahan darah tidak akan beranjak dari dinasti Daud. Akibat dari sebuah dosa terlalu berat untuk ditanggung!

Renungkan: Anda bisa saja marah dan menertawai Daud. Namun, mungkinkah Anda juga sedang dibutakan oleh dosa-dosa Anda? Jika Daud bisa berubah karena cara-cara Tuhan yang ajaib itu, Anda pun bisa!

(0.74) (2Sam 12:15) (sh: Hidup dalam tanggung jawab (Sabtu, 16 Agustus 2003))
Hidup dalam tanggung jawab

Semua orang memiliki masa lalu, sebagian bahagia, sebagian kelam. Daud pun demikian. Ia baru saja melakukan dosa yang keji: mengingini isteri sesama, perzinahan, pembunuhan. Allah menghukum dia dengan menulahi anak yang ada dalam rahim Batsyeba. Daud pun memberanikan diri berpuasa dan berdoa berhari-hari untuk memohon kesembuhan anaknya. Dalam kedudukannya yang tinggi, Daud merendahkan diri sampai ke debu di hadapan Allah yang dikasihinya.

Permohonan Daud tak dikabulkan oleh Allah. Keputusan Allah bahwa anak Daud harus mati, tidak dapat diubahkan, dan itu pasti terjadi. Mengetahui kenyataan tersebut, sebelum para pegawainya memberitahukan dia, Daud bangkit dari tanah dan memulai hidupnya kembali. Ia sadar akan segala konsekuensi terhadap segala dosa yang telah dilakukannya. Semua orang tercengang melihat sikap Daud. Penjelasan Daud membuat kita memahami bahwa ia meninggalkan masa lalunya untuk hidup dalam kekinian dan menyongsong masa depan dengan penuh tanggung jawab (ayat 23).

Daud sudah sepenuhnya hidup dalam kekinian. Hal ini bisa kita perhatikan bukan hanya dari sikapnya di atas, namun juga dari kemampuannya untuk menghibur Batsyeba, yang sekarang sudah dianggap sebagai istrinya (ayat 24). Di sana juga kita perhatikan bahwa Daud dipulihkan dengan kelahiran Salomo (dari kata shalom, "damai"). Kisah Daud dan Batsyeba merupakan kisah penghukuman dan penghakiman, namun di tengah-tengahnya kasih Allah dinyatakan, dan Daud menerimanya dengan penuh syukur.

Kekinian Daud terakhir dinyatakan dengan majunya ia berperang, mengambil alih posisi Yoab dan menaklukkan Amon. Daud sudah memulai hidup yang baru!

Renungkan: Masa lalu yang gelap tak dapat menghalangi kasih Allah yang tetap. Dalam anugerah Kristus, jalanilah hidup hari ini dengan tegap dan sigap -- matahari telah bersinar lagi!

(0.74) (2Sam 19:24) (sh: Yang setia yang difitnah. (Minggu, 12 Juli 1998))
Yang setia yang difitnah.

Informasi negatif tentang Mefiboset yang diterima Daud dari Ziba (">2Sam. 16:3), telah membuat Daud terlanjur mengambil keputusan tanpa meneliti dengan benar faktanya (16:4">2Sam. 16:4). Namun ia tetap berusaha bertindak bijak dengan bertanya: "Mengapa engkau tidak pergi bersama-sama dengan aku?" Secara manusia Daud memang tidak mampu melihat ke lubuk hati orang, Ziba atau Mefiboset yang benar. Karena itu bisa dimengerti bila ia memerintahkan agar keduanya membagi tanah yang Daud berikan 29). Ketulusan Mefiboset tampak dari kesediaannya menyerahkan tanah itu seluruhnya kepada Ziba (ayat 19:30" context="true">30).

Setia kawan. Persahabatan Daud dan Barzilai yang telah terjalin sekian lama ternyata tak lekang ditelan waktu. Sikap kesetiakawanan yang lahir dari nurani yang tulus, bersih tanpa dibuat-buat telah diperlihatkan Barzilai. Selain dia menyempatkan diri untuk mengantar Daud yang akan kembali ke Yerusalem, segala yang dimilikinya pun, diusahakan membantu keperluan Daud dan para pengikutnya. Bantuan Barzilai sangat berarti bagi Daud, karenanya Daud menawarkan untuk tinggal bersamanya di Yerusalem(ayat 33).

Maksimalkan potensi. Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa potensi apa pun yang dikaruniakan-Nya bukanlah untuk dipakai demi kepentingan dan keuntungan sendiri, tetapi supaya dibagikan. Kita tidak pernah menjadi pemilik mutlak karunia Tuhan itu, kita hanyalah penatalayan-Nya. Namun seringkali situasi dan kondisi yang kita hadapi kita pakai sebagai alasan untuk melupakan saudara-saudara kita yang seharusnya tidak boleh terlupakan. Kalau pun kita mengingatnya, seringkali bukan didasari oleh nurani yang tulus, bersih, melainkan lebih diwarnai oleh kepura-puraan demi gengsi derajat hidup.

Refleksi: Janganlah Anda sekadar bersikap natural terhadap sesama Anda, tetapi kasihilah seorang kepada yang lain terus menerus di dalam Yesus Kristus (Ignatius dari Antiokhia).

Doa: Ya Tuhan, mampukan kami mengasihi dengan kasih-Mu.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA