(1.00) | (1Sam 8:11) |
(ende) Apa jang dikatakannja disini mengenai "hak radja", hanja tjotjok dengan keadaan dikemudian hari, chususnja pada djaman Sulaiman dan pengganti2nja. |
(0.92) | (1Sam 2:27) |
(sh: Yang lebih dari Allah (Kamis, 31 Juli 2003)) Yang lebih dari AllahKadang, manusia tidak takut kepada Allah bukan karena tidak percaya akan kemahakuasaan Allah. Ia - seperti saya dan Anda - mungkin percaya sepenuhnya kepada Allah yang maha kuasa, adil, kudus, dll. Hanya saja, ia tidak merasakan Allah yang maha kuasa, adil dan kudus itu relevan dalam hidupnya. Yang 'jelas', ada banyak hal lain lebih mendesak, nyata, dan relevan dalam hidup ketimbang Allah.
Gambaran tadi bisa membantu kita membayangkan kondisi imam Eli
sebelum Allah berfirman kepada-Nya. Bagi Eli, keberadaan diri
anak-anaknya lebih nyata untuk dimaklumi dan dihidupi. Namun,
pada saat seorang abdi Allah datang kepadanya, Eli menghadapi
realitas sejati bahwa Allah terus dan selalu relevan dalam
kehidupannya. Walaupun penyataan diri Allah terjadi dulu kepada
nenek moyang Eli (ayat 27), tetapi Allah tetap relevan karena Ia
menyatakan Diri-Nya dengan nyata (ayat 27) dan terus menuntut
penghormatan kepada-Nya dalam kekudusan dan ketaatan (ayat Mengalami penghukuman dari Tuhan adalah sesuatu yang sangat mengerikan (bdk. Ibr. 10:31). Dosa dan ketidaktaatan tiap orang, bahkan seorang imam atau hamba Tuhan pun pasti akan dihukum Tuhan, baik melalui hukuman yang bersifat punitif (menghukum) maupun yang bersifat pendisiplinan seorang anak. Ingatlah, Ia pengasih, tetapi juga kudus. Renungkan: Bila kita lupa bergumul dalam doa; bila satu hari berlalu tanpa berjuang untuk mendengar dan menaati kehendak-Nya, saat itu kita dalam bahaya melupakan Allah dan menjadikan-Nya tidak relevan dalam hidup kita. |
(0.79) | (1Sam 6:9) |
(ende) Lembu2 ini memang dengan sendirinja kembali kepada anak2nja (nanti ia menguak!). Djika mereka toh pergi, maka njatalah mereka didorong oleh daja ilahi, jang djalan ini memberitahukan, bahwa sampar itu adalah hukuman. |
(0.76) | (1Sam 16:23) |
(full: ROH YANG JAHAT ITU UNDUR DARI PADANYA.
) Nas : 1Sam 16:23 Rupanya Roh Kudus aktif dalam musik Daud sehingga Saul menerima kebebasan sementara dari penindasan roh jahat yang menimpa dirinya sebagai hukuman Allah. |
(0.74) | (1Sam 2:27) |
(ende) Rupa2nja bagian ini berasal dari tradisi lain dan kemudian dimasukkan kedalam kisah mengenai Sjemuel dan 'Eli. Pada asasnja ia sedjadjar dengan 1Sa3:11-14. Semua hal jang dikemukakan hari terdjadi disini diramalkan setjara terperintji dan agak djelas djuga. Peristiwa2 jang menghapuskan keluarga 'Eli sebagai imam dianggap sebagai tjampur tangan Allah akan hukuman salah satu dosa keluarga itu. Untuk menjatakan hal ini peristiwa2 itu diberi bentuk ramalan. Tetapi teranglah ramalan jang aseli kemudian dilengkapi sesuai dengan kenjataan2 |
(0.73) | (1Sam 19:21) |
(full: ORANG-ORANG INIPUN JUGA KEPENUHAN
) Nas : 1Sam 19:21 (versi Inggris NIV -- bernubuat). Ayat 1Sam 19:18-24 menyatakan bahwa Roh Allah dapat turun atas seseorang sebagai hukuman atau berkat.
|
(0.72) | (1Sam 2:29) |
(full: MENGHORMATI ANAK-ANAKMU LEBIH DARIPADA-KU.
) Nas : 1Sam 2:29 Eli gagal total dalam memberikan kepemimpinan rohani bagi keluarga dan juga bagi Israel.
|
(0.71) | (1Sam 4:1) |
(sh: Karena A, maka pasti B? (Sabtu, 2 Agustus 2003)) Karena A, maka pasti B?Karena Anda cantik/ganteng, maka anak Anda hidup bahagia. Benarkah pernyataan ini? Tentu saja tidak. Orang Romawi bilang: 'non sequitur'; "tidak mengikuti". Pernyataan kegantengan atau kecantikan fisik orang tua tidak dapat dijadikan sebab, lalu 'diikuti' oleh pernyataan bahwa anak orang tersebut bahagia sebagai akibatnya. Tidak ada hubungannya, dan tidak bisa dihubung-hubungkan.
Sayang, istilah Latin itu tidak dikenal orang Israel. Karena kira-
kira justru demikianlah cara mereka waktu itu berpikir. Mereka
berpikir jika tabut perjanjian Allah dibawa ke medan perang,
pasti Allah akan memenangkan mereka (ayat 3). Siapa tahu, seperti
yang ditakutkan Filistin (ayat 7-8), karenanya Allah bertindak
seperti pada saat Israel keluar dari Mesir. Non sequitur. Dari
perspektif teologi PL, hal pemberian kemenangan bagi Israel dalam
peperangan bersangkut paut dengan kedaulatan dan kekudusan Allah
sendiri, serta ketaatan umat. Kekalahan adalah hukuman Tuhan.
Kekalahan Israel yang dahsyat menjadi bukti ketidakberkenanan
Allah (ayat 10-11). Melalui peristiwa ini pula firman Tuhan
mengenai penghukuman terhadap Eli dan keluarganya digenapi (ayat
11-22). Istri Pinehas memberikan kesimpulan yang tepat: dengan
berbuat demikian, justru Israel kehilangan kemuliaan (ayat Apa yang dilakukan Israel mirip dengan apa yang sering dilakukan Kristen masa kini. Kadang "klaim" akan janji Tuhan berubah menjadi pemerasan terhadap Allah: kita menjebak Allah dengan menaruh janji firman tertentu untuk menghadapi masalah kita. Kita anggap Allah pasti tidak mau dipermalukan karena janji-Nya "tidak digenapi." Padahal, upaya jebak-paksa rohani ini sering berakar dari pengertian salah tentang janji atau firman tersebut. Seharusnya Kristen selalu ingat bahwa Allah tidak bisa dipaksa. Renungkan: Keyakinan tentang kedaulatan, kasih, keadilan Allah akan mengajarkan kita berserah bukan memaksa Allah. |