Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 21 ayat untuk sedikit demi sedikit AND book:[1 TO 39] AND book:11 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 6:29) (endetn: didalam)

diperbaiki sedikit menurut 1Ra 6:30.

(0.91) (1Raj 20:29) (ende)

Angka ini (dan aj. 1Ra 20:30 sedikit terlalu. Tjorak tjeritera rakjat.

(0.91) (1Raj 14:2) (endetn: mendjadi radja)

Bentuk kata Hibrani diperbaiki sedikit menurut terdjemahan Syriah, Latin (Vlg.) dan Targum.

(0.89) (1Raj 21:1) (sh: Ahab, si anak manja (Kamis, 26 Agustus 2004))
Ahab, si anak manja

Kisah Ahab adalah kisah seorang yang memiliki jabatan tertinggi di dalam pemerintahan, namun bertingkah bagaikan anak kecil yang manja karena terbiasa mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya. Kisah ini menarik untuk dikaji secara kejiwaan. Namun dalam renungan kita hari ini, mari kita mengkaji kisah ini secara teologis.

Pertama, Ahab serakah. Ia tidak mengendalikan hawa nafsu keserakahannya. Ia tidak mau menyadari bahwa Tuhan sudah memberikan hak dan "berkat" kepada setiap orang sesuai dengan kasih karunia-Nya. Keinginan yang serakah adalah dosa di mata Tuhan (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">1-4).

Kedua, Izebel licik. Ratu jahat ini menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jelas ini bukan sikap iman! Orang yang merasa bahwa ia bisa dan harus mendapatkan apapun dengan memakai cara apapun, bukan anak Tuhan (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">5-10)!

Ketiga, para tua-tua dan pemuka Kota Samaria adalah masyarakat kelas atas yang memiliki moral rusak dan hati nurani yang busuk. Buktinya mereka mau saja mengikuti perintah Izebel yang jelas-jelas bermotivasikan kejahatan. Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang sakit (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">11-12)!

Keempat, dua orang dursila adalah orang-orang yang mau melakukan apa saja demi sedikit keuntungan. Ini adalah produk dari masyarakat yang sakit (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">13-14).

Betapa mengerikannya kalau keserakahan Ahab, kelicikan Izebel, dan kerusakan moral dan hati nurani masyarakat Samaria adalah gambaran kehidupan pemimpin-pemimpin dan kelompok elit negeri ini. Pastilah produk yang muncul adalah orang-orang dursila. Siapa yang bisa mengatasi semua ini? Syukur kepada Allah. Allah sendiri, melalui anak-anak-Nya yang mau dipakai-Nya untuk menyuarakan kebenaran dan menegakkan keadilan.

Doaku: Tuhan, tolong agar aku dapat menjadi terang, agen kebenaran dan keadilan Allah di tengah masyarakat yang berdosa ini. Mohon kemurahan-Mu agar jangan bangsaku musnah oleh dosa-dosanya.

(0.87) (1Raj 2:28) (sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000))
Melek hukum, syarat utama untuk tegas

Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di dalam terang hukum yang berlaku.

Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan -- menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34).

Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13). Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap masyarakat.

Renungkan: Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat.

(0.83) (1Raj 4:24) (ende)

Pengarang ajat ini terdapat diseberang sungai Efrat, artinja di Babel.

Ajat ini dan djuga teks aseli. Gambar ini sebenarnja sedikit banjak mem-besar2kan kenjataan.

(0.83) (1Raj 11:1) (ende)

Ajat2 ini menerangkan, mengapa pemerintahan Sulaiman jang mulia itu sedikit banjak gagal, seperti nanti ditjeriterakan. Sebabnja ialah: Sulaiman tidak setia pada Jahwe; terbudjuk oleh isterinja jang kafir.

(0.83) (1Raj 7:17) (endetn)

Perbaikan2 dalam ajat ini dapat bersandar sedikit pada terdjemahan2 kuno tetapi terdjemahan2 inipun agak gelap. Achirnja semua perbaikan hanjalah kiraan sadja.

(0.79) (1Raj 5:7) (ende)

Utjapan Hiram ini tidak berarti, bahwa ia mendjadi monoteis dan menerima Allah Israil, sebagai Allah jang esa. Mungkin kata2 Hiram aseli, sedikit disadur oleh pengarang kitab Radja2.

(0.79) (1Raj 10:9) (ende)

Pudjian Allah ini dalam mulut ratu Sjeba tidak berarti, bahwa ia menganuti Allah Israil atau mendjadi monoteis. Ia mau menghormati dewa setempat sadja. Kata2nja mungkin sedikit disadur oleh sipengarang menurut anggapan Jahudi.

(0.79) (1Raj 7:1) (jerusalem) Berita tentang istana Salomo ini hanya menjadi terperinci sedikit kalau mengenai bagian-bagian istana yang dipakai untuk keperluan umum. Gedung-gedung itu terletak di pojok selatan pelataran bait Allah.
(0.74) (1Raj 4:7) (ende)

Sulaiman membagikan keradjaannja (hanja Israil?) atas duabelas daerah berhubung dengan padjak dan dinas militer. Pembagian jang baru itu tidak selalu tjotjok dengan pembatasan suku2. Daftar kepala2 daerah itu rupanja sedikit rusak. Kadang2 terdapat hanja nama ajahnja, sedang nama orang sendiri hilang.

(0.70) (1Raj 14:22) (full: ORANG YEHUDA MELAKUKAN APA YANG JAHAT. )

Nas : 1Raj 14:22

Suku Yehuda di bawah pemerintahan Rehabeam (ayat 1Raj 14:21) hanya sedikit lebih baik daripada kesepuluh suku kerajaan Israel; mereka juga meninggalkan Tuhan dan menyerahkan dirinya kepada dosa yang hebat

(lihat cat. --> 1Raj 14:24 selanjutnya;

[atau ref. 1Raj 14:24]

bd. pasal 2Taw 11:1-12:16).

(0.70) (1Raj 20:35) (full: ROMBONGAN NABI )

Nas : 1Raj 20:35

(versi Inggris NIV -- para putra nabi). Mereka adalah murid para nabi yang sedikit banyak telah dibina oleh para nabi yang lebih tua dan berpengalaman seperti Elisa (bd. 2Raj 2:3,5,7,15; 4:1,38; 5:22; 6:1; 2Raj 9:1). Mereka berhubungan dekat dengan nabi pemimpin mereka, menentang penyembahan Baal, dan mengajarkan ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan Allah. Mereka dikenal karena bernubuat dengan kuasa Roh.

(0.70) (1Raj 11:25) (jerusalem) Ayat ini dalam naskah Ibrani nampaknya kacau sedikit dan kurang jelas. Terjemahan dibuat sebaik-baiknya. Agaknya 1Ra 11:25 tidak mengenai Rezon, 1Ra 11:23-24, tetapi Hadad, 1Ra 11:14-22. menurut terjemahan Yunani dalam 1Ra 11:25 (yang ditempatkan sesudah 1Ra 11:22) ia menjadi raja atas Edom dan tidak atas Aram, seperti dikatakan naskah Ibrani. Catatan dalam 1Ra 11:23-24 (yang berupa sisipan) berkata tentang kerajaan Aram yang dahulu ditaklukkan Daud, 2Sa 8:6, tetapi sekarang ditegakkan kembali. Selanjutnya Aram menjadi musuh Israel yang terus mengganggu.
(0.68) (1Raj 4:1) (sh: Perkembangan yang menjadi bumerang (Senin, 31 Januari 2000))
Perkembangan yang menjadi bumerang

Di tengah masa pemerintahan Salomo, wilayah kerajaan Israel semakin luas. Bahkan pada masa itu juga janji kepada Abraham mengenai keturunannya yang banyaknya seperti pasir di laut sudah digenapi.

Kerajaan yang luas dengan bangsa yang besar pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit, khususnya yang berhubungan dengan biaya militer untuk menjaga dan mempertahankan wilayah kerajaannya. Untuk menutup biaya yang tinggi, Salomo membagi wilayah Israel menjadi dua belas distrik dan mengangkat seorang kepala daerah untuk masing-masing distrik. Tanggung jawab utama kepala daerah adalah memungut pajak untuk memenuhi biaya bagi Yerusalem dan menutup biaya rumah tangga istana.

Pembagian wilayah yang diterapkan Salomo memiliki sedikit unsur baik tetapi banyak unsur buruknya. Distrik yang baru ini tidak sama dengan pembagian wilayah Israel menurut 12 suku seperti yang terjadi di zaman Yosua. Tampaknya Salomo sengaja melakukannya agar rasa sukuisme tidak terbangun dan menjadi eksklusif. Dengan melemahnya rasa sukuisme, pemerintahan pusat pun menjadi kuat. Sekali lagi tampak upaya Salomo untuk mempertahankan takhta dan pemerintahannya. Namun Salomo melupakan satu hal yang kelak menjadi bumerang bagi kerajaan Israel, yaitu, kaum Yehuda yang dibebaskan dari beban pajak yang berat. Ini merupakan keputusan Salomo tanpa perundingan dengan kepala distrik lainnya. Tampaknya hanya suatu kesalahan kecil, tetapi sesungguhnya hal itu mempunyai dampak yang sangat buruk. Strategi Salomo inilah yang akhirnya menjadi pemicu terpecahnya kerajaan Israel di masa mendatang.

Salomo berhasil mencapai perkembangan dan perluasan wilayahnya secara luar biasa, namun ia gagal dalam mengatur dan memelihara perkembangan yang telah dicapai dengan cara yang sehat dan bijak. Akibatnya apa yang sudah dibangun justru menjadi bumerang yang fatal bagi kerajaan Israel.

Renungkan: Mungkin saat ini kita sedang berjuang mencapai perkembangan dalam pelayanan dan kegiatan usaha kita, ingatlah jangan sampai perkembangan itu justru nantinya menjadi bumerang. Pikirkan strategi yang tepat, cara yang sehat dan bijak, serta ketelitian dan kematangan dalam berencana.

(0.65) (1Raj 9:10) (sh: Lupa berkat! (Sabtu, 7 Agustus 2004))
Lupa berkat!

Semua keberhasilan yang kita raih tidak pantas menjadi kebanggaan pribadi saja. Keberhasilan apapun yang kita raih bukan karena usaha kita semata. Mengapa demikian? Ada orang lain di sekitar kita yang berperan baik sedikit maupun banyak untuk keberhasilan kita. Dan jangan lupa, Tuhan berperan di balik kesuksesan kita. Jadi apa yang harus kita lakukan?

Salomo sukses. Kesuksesan itu dicatat sejak pasal sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">4-8, dilanjutkan lagi dengan pasal sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">10. Kesuksesan Salomo dicapai karena Tuhan yang mengaruniakan berkat hikmat (pasal sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">3-4), mengaruniakan pekerja yang handal (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">7:13-51), bahkan pekerja rodi yang "gratis" (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">5:13-18; 9:15-22), mengaruniakan teman-teman dari penjuru dunia untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembangunan "Rumah Tuhan" (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">5:1-12). Hal ini menunjukkan bahwa Salomo sukses karena Tuhan serta karena orang "besar" (=orang yang hebat, berkuasa) dan orang "kecil" (=orang yang tidak penting) di sekelilingnya. Sayang sekali justru di sini Salomo mulai gagal! Ia lupa bahwa Hiram adalah seorang teman dekat yang setia dan sudah menolongnya dalam pembangunan "Rumah Tuhan". Ia tidak menghargai jasa Hiram sepantasnya. Tidak heran Hiram kecewa kepada Salomo (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">9:10-14). Kegagalan ini dicatat oleh penulis kitab Raja-raja di tengah-tengah keberhasilan dan kegemilangan Salomo sebagai suatu peringatan bagi pembaca. Kegagalan Salomo ini jika tidak segera disadari akan berakibat buruk, yaitu bukan hanya ia akan kehilangan teman dan orang-orang yang mengasihinya, tetapi juga ia akan kehilangan kepekaan hikmatnya bahwa semua keberhasilannya itu adalah berkat Tuhan.

Jika kita sedang mengalami keberhasilan dalam usaha, pelayanan, keluarga, dan dalam banyak hal lainnya, jangan lupa untuk mensyukurinya. Jangan lupa berterima kasih kepada orang-orang yang berperan di balik keberhasilan kita.

Camkanlah: Lupa berkat adalah awal dari lupa teman dan lupa saluran berkat. Pada akhirnya kita lupa kepada Tuhan sang pemberi berkat!

(0.65) (1Raj 13:11) (sh: Allah memakai hamba-Nya sampai tuntas (Jumat, 13 Agustus 2004))
Allah memakai hamba-Nya sampai tuntas

Tidak sedikit pelayan Tuhan yang gagal di tengah jalan. Ada yang jatuh ke dalam dosa. Ada yang meninggalkan pelayanan di tengah-tengah pekerjaan Tuhan. Meski demikian, Tuhan tetap bisa memakai mereka untuk mencapai maksud-Nya. Justru ini menjadi peringatan agar hamba Tuhan melayani dan hidup benar di hadapan Allah.

Kisah abdi Allah ini sungguh tragis. Ia sudah selesai menunaikan tugas utama, yaitu menegur Yerobeam atas dosa-dosanya. Ia tahu bahwa Tuhan memerintahkannya untuk tidak makan roti dan minum air dalam perjalanan tugas. Namun, karena tipuan seorang nabi tua, ia melanggar perintah Tuhan itu. Hukuman pun dijatuhkan, abdi Allah itu dibunuh oleh seekor singa. Kita tidak tahu motivasi si nabi tua membohongi abdi Allah itu. Mungkin ia iri hati melihat si abdi Allah yang berasal dari Selatan masuk ke wilayahnya tanpa permisi untuk bernubuat. Mungkin ia seorang yang "mendukung" pemerintahan Yerobeam sehingga tidak senang melihat abdi Allah ini mencela rajanya. Apapun alasannya, akhirnya ia sadar bahwa penipuannya berakibat fatal bagi abdi Allah itu (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">20-22).

Kematian abdi Allah itu tidak menghalangi firman Tuhan dinyatakan. Peristiwa aneh setelah abdi Allah itu diterkam singa (ay. sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">24: yaitu singa dan keledai menjagai mayat abdi Allah itu) pastilah menimbulkan kegemparan di kalangan rakyat. Tuhan memakai peristiwa itu untuk menyadarkan si nabi tua, yang mungkin selama ini sudah kehilangan kepekaan akan firman Allah dan kehilangan keberanian iman (ia tidak pernah mencela Yerobeam). Ini membuktikan Allah berdaulat dalam segala keadaan, menggenapi janji-Nya, atau menghukum yang melanggar. Kalau Ia tidak segan menghukum abdi-Nya yang lalai, apalagi terhadap orang yang mengkhianati-Nya (Yerobeam). Pasti nubuat mengenai penghukuman Yerobeam akan tergenapi (ayat sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">32).

Renungkan: Hidup atau mati, Tuhan bisa memakai kita menjadi saluran firman-Nya. Persoalannya apakah hidup kita layak untuk menjadi berkat, menyatakan keadilan, dan kasih-Nya.

(0.65) (1Raj 17:7) (sh: Perhatian Allah di waktu perang (Rabu, 1 Maret 2000))
Perhatian Allah di waktu perang

Dalam suatu perang dapat dipastikan bahwa para penguasa tidak mungkin lagi memperhatikan dan memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap masing-masing individu, karena masing-masing penguasa sibuk dengan rencana dan strateginya untuk memenangkan perang. Bahkan tidak sedikit individu-individu tersebut justru dijadikan perisai oleh para penguasa untuk kepentingannya sendiri. Contohnya Sadam Husein. Ia menggunakan rakyatnya sebagai perisai untuk melindungi kedudukannya. Namun tidak demikian dengan Allah ketika 'sedang dalam peperangan' menghadapi Iblis.

Perpecahan antara kerajaan Yehuda - Israel dan peperangan yang terjadi di antara kedua kerajaan tersebut hanyalah merupakan latar belakang bagi konflik yang sesungguhnya. Yaitu peperangan yang telah berlangsung sejak lama antara kerajaan Allah dan kerajaan Iblis. Pasal sedikit+demi+sedikit+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">17-22 memfokuskan kepada peperangan tersebut, dimana nabi Elia mewakili kerajaan Allah sedangkan raja Ahab mewakili kerajaan Iblis. Dalam keadaan yang sedemikian, Allah tidak terlalu sibuk atau egois dengan rencana dan strateginya, sehingga melupakan individu-individu yang terkena dampak dari peperangan tersebut.

Allah dengan kuasa-Nya telah menghentikan hujan selama beberapa tahun. Kekeringan pun melanda Israel bahkan sampai Sidon. Ketika sungai Kerit mulai kering, Allah mengirim Elia ke Sarfat. Di sana secara mukjizat Allah memelihara dan memenuhi kebutuhan pangan Elia melalui janda Sarfat dan anaknya. Bukan hanya Elia yang mendapatkan berkat, janda Sarfat pun merasakan pemeliharaan-Nya. Bahkan ketika anak laki-laki janda Sarfat itu mati, Allah melalui Elia membangkitkannya. Ini semua memperlihatkan bahwa di dalam "peperangan" melawan kerajaan kegelapan itu, di dalam bencana nasional dan internasional yang dahsyat karena penghakiman-Nya, Allah tetap memperhatikan dan memelihara individu-individu.

Renungkan: Seberapa pun gentingnya situasi dimana Gereja tenggelam dan seberapa sibuknya Gereja menghadapi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi secara umum, Gereja tidak seharusnya melupakan atau mengabaikan individu-individu yang terkena dampak dari permasalahan atau situasi tersebut.

(0.64) (1Raj 6:14) (sh: Dana dan daya (Jumat, 4 Februari 2000))
Dana dan daya

Banyak Kristen bersedia memberikan uangnya untuk suatu pelayanan, bahkan beberapa dari mereka bersedia memberikannya dalam jumlah besar. Namun, jika diminta bantuan berupa waktu, tenaga, pikiran, dan pertimbangan, sedikit yang menyatakan kesediaannya, dengan 1001 macam alasan. Bahkan ada kesan bahwa dengan memberikan uang itu sudah lebih dari cukup, kita bisa melibatkan orang lain yang "tidak mampu" memberikan persembahan uang untuk menangani hal yang lain. Karena itu, disadari atau tidak, dalam gereja ada satu kesan bahwa ada kelompok yang khusus memberikan persembahan uang dan ada kelompok lain yang bekerja mati-matian.

Tidak demikian dengan Salomo. Ia mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk melapisi seluruh tembok dalam dan berbagai perkakas yang ada dalam Bait Allah dengan emas. Diperkirakan jumlah emas yang dipergunakan adalah 25 ton yang bernilai sekitar 1,8 triliun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis. Salomo tidak hanya mengeluarkan dana, ia pun mengerahkan waktu, daya, segala kemampuan, dan kepandaian untuk merancang Bait Allah dan segala ornamennya, sehingga semuanya mengandung makna kebenaran rohani yang dalam, yang diyakini oleh Salomo dan seluruh bangsa Israel.

Bila kita melihat rantai emas yang melintang di depan pintu masuk ruang maha kudus, menandakan bahwa ruangan ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Kemudian dua kerub besar dengan sayap yang besar, yang ditempatkan tepat menghadap pintu masuk ruang maha kudus, melambangkan kekudusan Allah yang tak terhampiri. Menghadap takhta Allah bukanlah perkara yang mudah, harus mengikuti aturan-aturan yang Allah tetapkan. Pemahaman ini berdasarkan konsep bahwa kerub selalu dihubungkan dengan takhta dan pemerintahan Allah, dan merupakan penjaga jalan menuju Taman Eden (Kej. 3:24). Salomo melakukan semuanya ini karena ia sudah merasakan kasih Allah; dan ia pun mengasihi Allah, sehingga dana dan daya ia kerahkan sebagai manifestasi atas kasih dan imannya kepada Dia.

Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk membatasi secara sengaja persembahan kepada Tuhan. Seperti Salomo, kita pun harus mewujudkan iman dan kasih kita dalam wujud dana dan daya yang kita miliki bagi kemuliaan Allah.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA