Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 81 - 100 dari 963 ayat untuk sedang mengandung (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.35) (Mat 8:17) (jerusalem: Dialah yang memikul...) Menurut Yesaya Hamba Tuhan menanggung penderitaan kita melalui sengsaraNya yang menyilih dosa kita. Matius menafsirkan ayat Yesaya itu begitu rupa, sehingga Yesus "mengambil" penderitaan itu melalui penyembuhan orang sakit. Penafsiran itu nampaknya dibuat-buat saja, tetapi sesungguhnya mengandung suatu kebenaran keagamaan yang mendalam: oleh karena menanggungkan pada diriNya penyilihan dosa, maka Yesus, Hamba Tuhan, dapat juga membebaskan orang dari kemalangan jasmaniah, yang merupakan akibat dan hukuman dosa.
(0.35) (Luk 10:6) (jerusalem: orang yang layak menerima damai-sejahtera) Terjemahan ini menguraikan ungkapan (yang berbau Ibrani): anak damai sejahtera, tetapi artinya: orang yang layak menerimanya. Ungkapan "damai-sejahtera" (dalam bahasa Yunani/Ibrani hanya satu kata saja) mengandung arti: segala sesuatunya yang baik di bidang jasmaniah dan di bidang rohaniah. Ucapan salam mengharapkan (dan mendoakan) semuanya itu bagi orang yang diberi salam itu. Bdk Yoh 14:27.
(0.33) (Mzm 23:1) (sh: Indahnya kehidupan Kristen (Sabtu, 17 Maret 2001))
Indahnya kehidupan Kristen

Menggunakan gambaran domba yang dipelihara oleh gembala (1-4) dan tamu di hadapan tuan rumah yang sangat baik hati (5-6), Daud menggambarkan betapa indahnya hidup dalam pemeliharaan Allah. Mengapa?

Domba adalah binatang yang tidak dapat hidup lepas dari sang gembala sebab ia tidak dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Demikian pula Daud sebagai domba dalam menjalani hidup di dunia, ia senantiasa membutuhkan pertolongan Allah. Ia bukan hanya tidak akan kekurangan namun materi yang ia dapatkan akan menyehatkan dan menyegarkan dirinya, bukannya membuatnya sakit (2), sebab gembalanya akan membimbingnya untuk mendapatkan materi secara benar dan sehat (3). Gambaran ini mengandung kebenaran yang dalam yaitu materi untuk memenuhi kebutuhan fisik yang kita dapatkan tanpa bimbingan Tuhan justru akan menghancurkan kita sebab materi itu mungkin rumput yang beracun atau air yang di dasarnya terdapat pusaran arus yang deras sehingga akan menenggelamkan kita. Daud juga menyadari bahwa ia bukan hidup di surga namun di dunia yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa. Karena itu ia tidak heran jika suatu saat harus mengalami penindasan dan ketidakadilan yang akan membawanya kepada kematian. Ia tidak takut sebab ia tahu bahwa Allah yang menyertai adalah Allah yang berkuasa menjaga dan melindunginya (4).

Mampukah Anda menikmati makanan lezat di sebuah perjamuan jika Anda tahu musuh-musuh sedang menanti untuk menghancurkan Anda? Daud mampu. Ia yakin bahwa dirinya adalah tamu Allah. Di zaman Timur Tengah purba, tamu adalah raja dan kebutuhannya harus dipenuhi sang tuan rumah. Selain itu seorang tuan rumah bertanggungjawab atas keselamatan tamunya. Ini membuat dirinya tetap tenang dalam segala situasi dan tetap dapat menikmati setiap berkat yang disediakan Allah walaupun sedang menembus badai krisis (5-6).

Renungkan: Selidikilah kehidupan Anda! Apakah segala berkat materi yang Anda miliki sekarang merupakan rumput hijau dan air yang tenang? Apakah Anda dapat tetap tenang menikmati kehidupan ini walaupun gejolak sosial dan politik semakin memanas? Ingat, Anda adalah domba sekaligus tamu dari Gembala dan Tuan Rumah Agung yaitu Allah.

(0.30) (Ams 12:1) (sh: Garis pemisah yang jelas (Kamis, 27 Juli 2000))
Garis pemisah yang jelas

Satu topik yang banyak diberikan perhatian oleh raja Salomo adalah orang benar. Orang benar merancangkan keadilan (5) bukan kejahatan. Sebab orang benar sungguh peduli kepada keadilan (18:5). Di samping itu orang benar sangat peduli kepada mereka yang membutuhkan uluran tangannya karena itu orang benar selalu bermurah hati kepada siapa saja tanpa terkecuali (10). Mereka juga benci kepada dusta dan ketidakjujuran (13:5). Oleh sebab itu apa pun yang dilakukannya selalu mengandung kebenaran bukan kekejian atau pun kejahatan (11:3; 15:19). Bahkan perkataannya pun berguna bagi hidup orang lain (6).

Namun manusia zaman sekarang sinis terhadap orang benar. Firman Tuhan jelas menentang keyakinan itu. Orang benar akan tetap merasa aman dan tak tergoyahkan sementara rekannya akan rubuh ketika goncangan-goncangan melanda manusia (3). Masa kejayaan dan keberadaan orang fasik tidak akan langgeng, namun kejayaan dan keberadaan orang benar malah sebaliknya (7). Jika melakukan usaha, orang benar akan berhasil walaupun mungkin harus membutuhkan waktu yang lama (12). Sedangkan orang fasik yang nampaknya berhasil mencapai kesuksesan secara singkat namun tidak akan langgeng (7, 12). Walaupun tidak kebal terhadap kesukaran tetapi akhirnya orang benar akan keluar dari kemelut yang menyelimutinya (13).

Garis pemisah antara orang benar dan orang fasik sangat jelas walaupun masyarakat sekarang berusaha untuk mengaburkannya. Mereka menyebut tindakan penggelapan atau pemakaian uang negara dengan `salah prosedur'. Mereka mempersiapkan, merencanakan, dan melakukan tindakan kekerasan di bawah payung `demokrasi' dan perlindungan hak asasi manusia. Tindakan kejahatan dan korupsi yang jelas-jelas melanggar norma-norma dan nilai-nilai etis masyarakat, dibenarkan karena dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden yang sudah disahkan oleh lembaga tertinggi negara. Namun Allah tidak dapat didustai dan diperdayai dengan cara apa pun.

Renungkan: Siapa pun kita yang memilih untuk menjadi orang benar yakinlah bahwa berkat sedang dan akan dilimpahkan kepada kita. Sedangkan siapa pun yang menolak kebenaran akan menerima apa yang patut mereka terima.

(0.30) (Ams 15:18) (sh: Hidup adalah memilih (Rabu, 2 Agustus 2000))
Hidup adalah memilih

Sejak Anda terjaga dari tidur, Anda sudah diperhadapkan pada pilihan: langsung bangun atau tidur lagi. Setelah memutuskan untuk bangun, pilihan lain sudah ada di depan mata: mau mandi dulu atau membereskan tempat tidur? Pilihan demi pilihan terus diperhadapkan kepada Anda hingga Anda tidur lagi. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang selalu terikat. Ia hanya terbebas dari pilihan-pilihan ketika ia tidur atau mati. Namun yang paling penting untuk diperhatikan adalah sesederhana apa pun pilihan yang diperhadapkan kepada Anda, di balik itu pasti mengandung konsekuensi. Karena itu manusia harus bijak dalam membuat keputusan demi keputusan.

Amsal hari ini memperlihatkan kepada kita 2 pilihan yang harus dipilih salah satu. Pilihan-pilihan itu berkenaan dengan kehidupan sehari-hari seperti: pemarah atau sabar, bijak atau bebal, bodoh atau pandai, fasik atau benar, mengabaikan didikan atau mendengarkan teguran, dlsb. Amsal juga mengingatkan bahwa walau mempunyai kesempatan untuk memilih, tidak berarti manusia bisa seenaknya memilih. Sebab setelah melakukan pemilihan, manusia akan terikat pada pilihannya. Ada konsekuensi yang akan senantiasa mengikatnya hingga pilihan itu dilepaskan. Dan konsekuensi ini, baik positif ataupun negatif, akan memberikan pengaruh yang bersifat multi-arah dan menentukan kondisi dan situasi selanjutnya.

Pilihan yang dibuat antara malas atau jujur, tanpa pertimbangan atau dengan pertimbangan, mendengarkan atau mengabaikan teguran akan membawa dampak bagi jalan kehidupannya, kesuksesannya ataupun pengembangan pribadinya (19, 22, 31). Keharmonisan hubungan di dalam keluarga (20, 27) juga ditentukan dengan pilihan yang kita ambil (27). Kerusuhan yang terjadi di dalam masyarakat juga disebabkan karena manusia salah memilih dalam bersikap antara menunggu atau bertindak (18), dalam cara berkomunikasi baik non- verbal ataupun verbal (30). Dan yang paling utama dari semua itu, hubungan kita dengan Tuhan dapat menjadi renggang, jauh, atau bahkan Tuhan menjatuhkan hukuman-Nya, jika kita telah menentukan pilihan-pilihan (25, 26, 29, 33).

Renungkan: Pilihan-pilihan yang kita buat setiap hari adalah jalan setapak yang sedang kita bangun. Walaupun langkah ke depan masih gelap, namun kita sudah dapat memastikan di tempat yang bagaimana jalan setapak kita akan berakhir.

(0.30) (Luk 6:1) (sh: Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya? (Jumat, 7 Januari 2000))
Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya?

Dalam Perjanjian Lama, pengertian Sabat adalah: (1) suatu bentuk perayaan atas keyakinan Israel bahwa Allah telah menciptaan alam raya ini dan berhenti di hari ke tujuh. Saat ini Israel bukan saja berhenti bekerja, mengikuti teladan Allah, tetapi mengkhususkan diri untuk menghormati Allah. (2) Tujuan umat merayakan Sabat ialah mengingat karya besar Allah yang telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Ul. 5:12-15). Sabat adalah saat mensyukuri kebaikan dan kedahsyatan Allah, dan belajar menghayati secara nyata keumatan mereka.

Orang-orang Farisi tahu benar peraturan Sabat, maka mereka menilai bahwa Yesus tidak menghargai peraturan Sabat ketika melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mereka menempatkan peraturan untuk mencari kesalahan Yesus dan para murid-Nya. Padahal tindakan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat pasti dengan penghayatan Sabat yang benar. Manakah yang lebih penting: peraturannya atau kebenaran menolong sesama? Apakah dapat dibenarkan bila seseorang menaati peraturan sampai mengorbankan nyawa sesamanya?

Yesus memiliki otoritas di atas segala peraturan. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas Sabat, mengandung makna bahwa Ia lebih berotoritas daripada peraturan Sabat, karena Dialah Allah yang menjadi pusat Sabat. Ia tahu lebih dalam pengertian Sabat daripada manusia, bagaimana mungkin Ia sendiri melanggar? Segala sesuatu yang dilakukan-Nya tidak mungkin bertentangan atau melanggar hukum-hukum yang ditetapkan-Nya bagi manusia. Ia tidak bermaksud mengubah hukum Sabat, tetapi Ia adalah pembaharu hukum. Melalui kasus nyata, Ia ingin mengajarkan pengertian dan makna Sabat yang benar, namun sayangnya orang Farisi dan ahli taurat tidak terbuka kepada kebenaran-Nya.

Renungkan: Seringkali peraturan gerejawi yang ditetapkan dapat menggeser makna yang sesungguhnya. Ketaatan kepada peraturan lebih mutlak daripada perwujudan makna kebenaran yang lebih penting dari peraturan. Misalnya ada seorang jemaat yang sedang kritis dan membutuhkan dana untuk berobat, manakah yang terlebih dahulu dilakukan: rapat birokrasi sesuai dengan prosedur/ peraturan atau pencarian/pemberian dana, agar nyawanya tertolong? Marilah kita bertindak bijak dan benar.

(0.30) (Kis 10:30) (jerusalem: sedang berdoa) Var: aku sedang berpuasa dan sedang berdoa.
(0.30) (Mat 1:18) (sh: Menundukkan diri kepada rencana Allah melalui Yesus (Sabtu, 25 Desember 2004))
Menundukkan diri kepada rencana Allah melalui Yesus

Jaka dan Gadis berencana hendak menikah pada tahun depan, tetapi sebelum pernikahan terjadi Gadis telah mengandung seorang anak dari laki-laki lain. Jika Anda berada di posisi Jaka tindakan apakah yang akan Anda ambil?

Penulis injil Matius pada nas ini menceritakan suatu peristiwa sebelum kelahiran Yesus yang didominasi dengan pergumulan Yusuf, sebelum ia memutuskan mengambil Maria menjadi istrinya. Yusuf mengalami pergumulan berat ketika ia mengetahui bahwa Maria, tunangannya telah mengandung. Sebagai laki-laki yang tulus hati, Yusuf tidak mau melakukan perbuatan yang "mencemarkan" Maria (ayat 19a). Yusuf merencanakan untuk memutuskan pertunangannya dengan Maria secara diam-diam (ayat 19b). Rencana Yusuf ingin membatalkan pernikahannya dengan Maria menyiratkan satu hal yaitu ia belum mengetahui bahwa Allah memilih Maria menjadi ibu Yesus, Mesias bagi umat manusia. Kemungkinan pada saat itu, Maria tidak menceritakan kepada Yusuf perjumpaannya dengan malaikat Gabriel, utusan Allah (Luk. 1:26-38). Sebagaimana Allah menjumpai Maria, Ia pun menyampaikan rencana-Nya tentang Maria dan anak yang akan dilahirkannya, melalui mimpi kepada Yusuf (ayat 20-23). Mimpi inilah yang meneguhkan keberanian Yusuf untuk menikahi Maria (ayat 24). Keputusan Yusuf menyatakan kepatuhannya terhadap perintah Allah. Keberanian Yusuf menunjukkan kepercayaannya terhadap rencana keselamatan Allah bagi umat manusia melalui Yesus (ayat 25).

Yusuf berani melangkah untuk menikahi Maria dalam keadaan mengandung itu karena ia mau menundukkan dirinya kepada kedaulatan Allah dengan mengesampingkan kepentingannya. Seringkali kita tidak berani mengambil keputusan untuk tunduk kepada kehendak dan rencana Allah karena kita lebih mementingkan keinginan diri sendiri. Kita cenderung tidak bersedia mengambil resiko kehilangan sesuatu yang kita sukai dengan mengalihkan fokus hidup kepada rancangan Tuhan.

Renungkan: Rencana besar Allah untuk dunia ini tidak dikerjakan-Nya sendiri tetapi mengikutsertakan manusia.

(0.30) (Kej 17:5) (ende)

Nama menundjukkan kodrat dan tugas seseorang. Perubahan nama mengandung arti, bahwa seseorang menerima tugas baru, peranan dalam sedjarah keselamatan; bahwa ia mendjadi manusia baru, manusia lain. (Lihat ajat Kej 15; 32:29; 35:10 (Jakub). Dalam Perdjandjian Baru perubahan nama Simon mendjadi Petrus mempunjai arti sematjam itu (Yoh 1:42; Mat 16:18).

Disini nama Abram diganti mendjadi Abraham (dalam bahasa Arab: Ibrahim).

Ditindjau dari sudut etimologi, Abraham sama sadja artinja dengan Abram, jakni: "bapa jang mulia", atau: "ia seseorang jang luhur dari pihak bapanja" (ia berasal dari keluarga terhormat). Tetapi disini Abraham diberi arti baru, jakni: "Ab-hamon" = "bapa suatu golongan besar".

(0.30) (Luk 15:7) (ende: Jang tidak perlu bertobat)

Utjapan Jesus ini mengandung sindiran terhadap kaum Parisi, jang menganggap dirinja sutji dan benar.

Maksud Jesus dengan ketiga perumpamaan ini, ialah mengemukakan penghargaan dan belaskasihan Allah kepada orang berdosa, jang memang hatinja masih baik, dan besarnja tjinta Allah kepada orang berdosa jang bertobat. Maksudnja dalam itu selandjutnja, ialah menundjuk salah sikap orang parisi jang hanja tahu menghinakan dan menghukum orang-orang jang mereka sangka berdosa. Tetapi jang terpenting: Jesus hendak menimbulkan dalam hati semua orang berdosa rasa hargadiri dan harapan kepada Allah, supaja mereka djangan putusasa, melainkan dengan penuh kepertjatjaan bertobat dan pulang kepada Bapanja.

(0.30) (Kis 6:9) (ende: Sinagoga orang jang dibebaskan)

Dengan "jang dibebaskan" barangkali dimaksudkan turunan-turunan dari orang Jahudi jang dalam tahun 63 seb. Kr. dibawa ke Roma sebagai budak belian, tetapi kemudian dibebaskan dari perbudakan. Sebagian pulang ke Palestina (Jerusalem) dan sebab mereka berbahasa Junani, maka mereka mempunjai sinagoga tersendiri di Jerusalem.

Pidato Stefanus mengandung pembelaan diri terhadap tuduhan-tuduhan jang dilontarkan kepadanja, tetapi lebih bertudjuan menginsjafkan orang Jahudi akan salah paham sikapnja terhadap Jesus.Ia mentjoba membuktikan dari Kitab Kudus, bahwa mereka dengan menolak dan menentang Jesus sebenarnja menentang Allah dan taurat.

(0.30) (Kis 11:26) (ende: Kristianoi)

Demikian dalam bahasa Junani. Dari itu diasalkan "Kristen" dalam bahasa kita. Maksudnja: penganut adjaran Kristus. Pemakaian "Nurani, Serani" untuk mereka mendjadi lazim dalam bahasa-bahasa Timur, seperti djuga dalam bahasa kita sedjak dahulu. Bunjinja memang lebih enak daripada kata asing

(0.30) (Rm 2:1) (ende)

Teguran didalam fasal ini langsung ditudjukan kepada orang Jahudi, seperti njata dari uraian-uraian selandjutnja, tetapi mengandung adjaran umum djuga.

(0.30) (Rm 8:16) (ende: Bersama dengan roh kita)

Segala gerak-gerik hidup ataskodrati para anak Allah dilakukan dalam kesenjawaan dengan Roh Kudus. Sebab Roh Kudus bekerdja senjawa dengan kita, barulah segala perbuatan kita mendjadi bernilai untuk kehidupan abadi, malah mendjadi bersifat Ilahi. Patut ditjatat pula bahwa dalam bahasa asli "teknon" (anak) mengandung arti "anak sedjati","anak kandung","turunan sedarah". Demikian anak-anak Allah bukan "diangkat" sadja, menurut arti "anak-anak", seperti jang lazim diantara manusia, melainkan anak-anak Allah dalam "diangkat" diberi hidup "Bapa-pengangkat", jaitu hidup Ilahi "dari dalam Allah" menurut ungkapan Yoh 1:13.

(0.30) (Rm 8:29) (ende: Dikenal oleh Allah)

Ungkapan ini dalam bahasa Kitab Kudus selalu mengandung arti "ditjintai oleh Allah".

(0.30) (Rm 9:17) (ende: Kubangkitkan)

Paulus mengutip II Mos. (Kel 9:16) dengan tafsiran bebas. Aslinja: "Aku membiarkan (atau membuat) engkau hidup terus". Djadi "kubangkitkan" berarti disini: "Aku membiarkan engkau muntjul dan bertindak...." Didalam buku jang sama (Kel 7:13,22) dinjatakan pula, bahwa Farao penuh bertanggung djawab atas sikapnja, sebab ia tidak mau mengindahkan tuntutan-tuntutan dan antjaman-antjaman Allah. Dan dimana (misalnja dalam Kel 7:3) Allah menjatakan, bahwa Ia menegarkan hati Farao, itu mungkin mengandung arti, bahwa tuntutan dan antjaman Allah kepada Farao djustru membangkitkan pertentangan dan pemberontakan padanja, dan itu mendjadi alasan ketegaran hatinja kian bertambah lagi.

(0.30) (Flp 3:19) (ende: Mereka mempertuankan perut)

Maksud sindiran ini agaknja: mereka mendewa-dewakan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan Jahudi mengenai makan dan minum, jaitu perkara-perkara perut sadja. Mungkin pula kalimat ini mengandung arti jang terdapat dalam Rom 16:18, ialah, bahwa pengandjur-pengandjur Jahudi hanja mentjari penganut-penganut untuk kepentingan duniawi mereka sendiri.

(0.30) (2Raj 15:16) (full: DIBELAHNYA SEMUA PEREMPUANNYA YANG MENGANDUNG. )

Nas : 2Raj 15:16

Beberapa raja Israel melakukan kekejaman yang paling biadab (lih. Yes 13:18; Hos 10:14; 13:16; Am 1:13); apalagi, Allah telah mengatakan bahwa raja-raja itu akan menjerumuskan umat Allah ke dalam kemurtadan (lih. 1Sam 8:7; 10:19). Sampai saat itu, Israel menjadi begitu jahat sehingga hukuman dan kebinasaannya akan segera terjadi

(lihat cat. --> 2Raj 15:29 selanjutnya).

[atau ref. 2Raj 15:29]

(0.30) (Mzm 119:105) (full: FIRMAN-MU ... TERANG BAGI JALANKU. )

Nas : Mazm 119:105

Firman Allah mengandung prinsip-prinsip rohani yang akan membantu kita menjauhi banyak kesusahan, perangkap, dan tragedi yang disebabkan oleh keputusan dan pilihan yang salah; oleh karena itu, kita harus menghargai hikmatnya dan berpegang teguh pada ketetapan-ketetapannya dalam segala situasi kehidupan (ayat Mazm 119:106,112).

(0.30) (Why 15:1) (full: TUJUH MALAPETAKA TERAKHIR. )

Nas : Wahy 15:1

Malapetaka-malapetaka ini mengandung hukuman-hukuman Allah yang terakhir atas bumi selama masa kesengsaraan. Malapetaka itu disebut hukuman-hukuman "tujuh cawan dari emas" (ayat Wahy 15:7) dan itu dimulai pada pasal Wahy 16:1-21. Tujuh cawan hukuman itu bisa menjadi pembukaan sangkakala hukuman yang ketujuh

(lihat cat. --> Wahy 11:15).

[atau ref. Wahy 11:15]



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA