Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 39 ayat untuk sebelah dalam AND book:29 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yl 2:16) (ende)

Malahan orang jang sama sekali tidak dalam keadaan untuk berkabung, seperti jang baru kawin, harus ikut dalam ibadah pertapaan itu.

(0.98) (Yl 2:10) (ende)

Deru jang disebabkan kawanan belalang serta kegelapan mengingatkan gedjala2 jang dalam gambaran para nabi menjertai hari Jahwe.

(0.98) (Yl 1:13) (jerusalem: kain kabung) Bdk Yoe 1:8+
(0.98) (Yl 3:21) (jerusalem) Ayat ini (yang kurang jelas dalam naskah Ibrani) agaknya sebuah sisipan yang mau menjelaskan akhir Yoe 3:19.
(0.98) (Yl 1:7) (jerusalem: pohon anggurku) Bdk Yes 5:1+
(0.98) (Yl 3:1) (jerusalem: Sebab...) Pemulihan umat Israel menyangkut penghakiman atas musuh yang telah menganiaya umat Allah, bdk Oba 15-21. Itulah yang dinubuatkan dalam Yeh 3:1-17. "Hari Tuhan" dalam nubuat ini tidak mengenai umat Israel, tetapi bangsa-bangsa yang bermusuhan. Sama seperti halnya dalam bab 1-2, demikianpun dalam bab 3 ini bercampurlah firman Tuhan, Yoe 3:1-8; 12-13,17(Yoe 3:21?) dan perkataan nabi sendiri, Yoe 3:9-11,14-16,18-20,21
(0.97) (Yl 2:4) (jerusalem: seperti kuda) Belalang sering kali dibandingkan dengan kuda. Perbandingan itu di sini dilanjutkan dalam Yoe 2:4-9. Perbandingan itu di sini dilanjutkan dalam Yoe 2:4-9, sehingga serbuan belalang dibandingkan dengan serangan yang dilancarkan suatu bala tentara, bdk Nah 2:4-7,11; 3:2-3; 15-17. Nada bagian Nahum ini ialah nada sastera apokaliptik.
(0.97) (Yl 3:11) (jerusalem: Bergeraklah) Naskah Ibrani memakai sebuah kata yang artinya tidak diketahui
(0.97) (Yl 1:15) (ende)

Hari Jahwe ialah hari pengadilan dan hukuman. Joel menafsirkan bentjana belalang itu sebagai suatu pendahuluan hari Jahwe itu jang malahan sudah nampak dan bekerdja dalam bentjana itu. Nabi2 lainpun sering menafsirkan matjam2 gedjala sedemikian.

(0.97) (Yl 2:32) (ende)

"orang2 jang terluput" ialah orang2 Israil dalam perantaraan. Pembuangan th. 597-586 membawa banjak orang Israil keluar negeri.Djuga dari antara orang2 perantau ada jang diselamatkan.

(0.97) (Yl 3:13) (ende)

Dalam istilah penuaian, Jahwe memutuskan hukuman atas bangsa2 kafir. Siapakah jang menimpakan hukuman itu dan diadjak oleh Jahwe? Rupa2nja "pahlawan2 Jahwe" (Yoe 3:11), jaitu malaekat2Nja.

(0.97) (Yl 3:18) (jerusalem: mata air) Bdk Yeh 47:1+; Yoh 4:1+
(0.96) (Yl 2:28) (jerusalem) Nubuat ini (dalam naskah Ibrani: Yoe 3:1-5) mengenai akhir zaman. Hari Tuhan, menurut Yoe 2:30-31. Pada hari itu roh ilahi akan di curahkan, bdk Yeh 36:27+. Menurut wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis 2:16-21+, nubuat itu mulai digenapi pada hari raya Pentakosta.
(0.96) (Yl 3:2) (ende: Lembah Josjafat)

bukan tempat tertentu, tetapi nama-lambang belaka (Josjafat = Jahwe menghakimi) jang berarti: pengadilan Jahwe, jang menghukum semua bangsa. Dalam aj. Yoe 3:14 "lembah Josjafat" dinamakan "lembah penentuan"!

(0.96) (Yl 3:9) (ende)

Hari pengadilan Jahwe digambarkan (seperti Yoe 3:2-3) sekarang dalam istilah perang.

(0.96) (Yl 1:4) (jerusalem) Yang dimaksudkan ialah kawanan belalang yang merusak negeri. Dipakai empat kata Ibrani untuk menyebut belalang itu. Kata yang biasa ialah arbeh (terj. belalang pindahan), artinya: perusak. Arti ketiga kata Ibrani yang lain kurang jelas. Mungkin dimaksud tiga jenis belalang atau (dan ini kiranya paling tepat) tiga tahap dalam perkembangan belalang: ulat (Yeled= pelompat) kepompong (hasil = pengupas) dan belalang muda (gazam= pengikis).
(0.96) (Yl 1:15) (jerusalem: pemusnahan) Kata Ibrani (syod) menyinggung nama Tuhan "syaddai" (Yang Mahakuasa), bdk Kej 17:1+. Tuhan belalang sebenarnya melambangkan "Hari Tuhan", suatu hari yang dahsyat, Yoe 2:1-2,11; Ams 5:18+, meskipun dalam rangka nubuat Yoel, Yoe 2:28-3:21, hari itu membawa kemenangan bagi umat Israel.
(0.96) (Yl 2:2) (jerusalem: hari... kelam pekat) Bdk Yoh 8:12+. Bila kawanan belalang mendekat matahari digelapkan, bdk Wah 9:2. "Fajar" itu mungkin mengibaratkan cepatnya kawanan belalang atau mungkin "fajar" itu menyinggung warna kawanan belalang yang kuning-kuningan karena disinari matahari dari atas
(0.96) (Yl 2:1) (sh: Hari Tuhan dan anugerah yang mengikutinya (Jumat, 19 November 2004))
Hari Tuhan dan anugerah yang mengikutinya

Murka Tuhan akibat dosa senantiasa disusul oleh berita anugerah, karena perjanjian kasih Allah tetap kekal dalam kehidupan umat-Nya.

Berbagai peristiwa yang terjadi dalam nas ini menunjukkan Hari Tuhan semakin dekat. Kehadiran-Nya digambarkan seperti pasukan yang kuat dan dahsyat. Kedatangan pasukan ini disertai bahaya dan malapetaka, membuat semua penduduk bumi gemetar karena menciptakan kekelaman yang belum pernah ada dalam sejarah (ayat 1-2). Bukan itu saja, kedatangannya melahap habis apa yang di depannya dan menyisakan kobaran api di belakangnya. Keindahan yang terdapat di depan berubah menjadi padang tandus yang mengerikan dan menimbulkan kehancuran (ayat 3-6). Tidak ada yang dapat menahan kedahsyatannya, semua orang merasakan dampaknya (ayat 7-9). Langit dan bumi bergetar, benda penerang pun tidak berguna (ayat 10).

Hari Tuhan adalah suatu hari yang dahsyat dan menakutkan. Tidak seorang pun yang dapat meluputkan diri dari padanya apabila ia tidak bertobat. Tuhan sendiri memimpin pasukan itu yakni bangsa-bangsa yang menjadi pelaku-pelaku firman-Nya (ayat 11). Tuhan menyampaikan seruan pertobatan menyusul berita hari Tuhan itu (ayat 12). Pertobatan yang diminta adalah pertobatan sungguh-sungguh semua bangsa, termasuk bayi yang menyusu, dan bukan sekadar ritus (ayat 13, 16). Harapan atas pertobatan itu adalah agar Tuhan menarik hukuman-Nya dan menggantinya dengan berkat (ayat 14). Seluruh bangsa harus datang dengan sungguh dan dengan hati yang tulus kepada Tuhan, mulai dari pelayan-pelayan Tuhan.

Di dalam tindakan Allah menghancurkan tidak saja terdapat pesan tentang amarah Allah atas dosa. Di dalamnya juga terpancar kasih-Nya yang ingin menghancurkan belenggu dosa dan membimbing umat memasuki kebebasan.

Renungkan: Peringatan Allah menggelegar bagai suara halilintar. Tugas orang percaya pada zaman yang jahat ini ialah meniupkan terompet perang Allah yang menghentak orang untuk bertobat. Jangan tiup suling sendu yang membuat orang terlena dalam dosa.

(0.96) (Yl 3:9) (sh: Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru (Rabu, 20 Juni 2001))
Penuntasan zaman lama dan terwujudnya zaman baru

Dosa telah menodai zaman lama yang penuh pemberontakan dan keagungan diri manusia. Manusia ciptaan ingin menempatkan diri setara dengan Sang Pencipta dan memunculkan sikap persahabatan dengan musuh Sang Pencipta untuk memberontak terhadap Sang Pencipta. Betapa hancurnya citra peta teladan Allah dalam diri makhluk ciptaan yang tertinggi ini. Namun sejarah perjalanan zaman lama masih bergulir dan bersamaan dengan zaman baru yang telah dimulai sejak kehadiran Tuhan Yesus dalam dunia. Penuntasan zaman lama adalah pada hari kedatangan-Nya.

Hujan berkat di hari TUHAN adalah terwujudnya zaman baru bagi seluruh umat-Nya. Merekalah pasukan Allah yang di dalam ketidakberdayaan dapat berkata: “Aku ini pahlawan!” (10). Segala bangsa dari segala penjuru akan berkumpul di Sion – Yerusalem dan menyaksikan umat-Nya menikmati masa penuaian yang penuh sukacita dan kemenangan sementara mereka mengikuti sidang penghakiman Allah (11-13). Inilah hari penentuan bagi umat-Nya dan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa yang mengagungkan dan mengandalkan kekuatan, kekayaan, dan ketangguhan panglima perang, akan dilumpuhkan-Nya dalam ketidakberdayaan (19). Segala dosa pemberontakan dipatahkan dan kehilangan kuasa-Nya, bertekuk lutut di bawah kaki pemerintahan-Nya (21). Namun umat-Nya akan bersorak menyambut-Nya karena Dialah benteng perlindungan yang memerintah selamanya (16, 20). Zaman baru yang telah dimulai sejak Yesus akan benar-benar terwujud secara sempurna dimana TUHAN memerintah selamanya sebagai Raja di atas segala raja bersama umat- Nya (17). Kota pemerintahan-Nya adakah kota yang kudus yang tidak mungkin dihampiri oleh orang-orang yang telah menolak-Nya. Pintu anugerah-Nya bagi yang belum menerima-Nya kini telah berakhir.

Renungkan: Yakinlah bahwa pergumulan zaman lama yang penuh dosa kejahatan dan pemberontakan akan berakhir, walaupun sementara ini kita harus tetap bergumul dalam dunia yang kita tumpangi ini. Bersiaplah menyambut terwujudnya zaman baru yang penuh sukacita dan kemenangan. Asahlah hidup Anda dengan kebenaran firman- Nya dan jadilah pahlawan iman di dalam ketidakberdayaan tubuh fana yang penuh dosa sampai tiba hari TUHAN.

Pengantar Kitab Ester

Kisah Ester terjadi di ibu kota kerajaan Persia – Susan – pada awal pemerintahan raja Ahasyweros (486-465 s.M.) yaitu setelah pemulangan bangsa Yehuda I (Ezr. 1-6) dan sebelum pemulangan II (Ezr. 7-10). Kisah ini menceritakan tentang rencana jahat untuk memusnahkan etnis Yahudi dari Kerajaan Persia. Persekongkolan itu digagalkan oleh Ester yang cantik dan berani yang telah menjadi permaisuri raja Ahasyweros. Kemenangan orang Yahudi ini sampai sekarang masih diperingati sebagai hari raya Purim

Penulis dan waktu penulisan Penulis kitab Ester tidak diketahui. Namun ketertarikannya pada asal mula dan perayaan hari raya Purim, nasionalisme yang tinggi dan pengetahuan yang mendalam tentang kerajaan Persia, tradisi, dan geografinya memberikan sedikit gambaran bahwa penulis kitab ini adalah orang Yahudi Persia yang hidup di Susan. Waktu penulisan kisah ini diperkirakan antara tahun 450 – 300 s.M. dengan tujuan menjelaskan asal mula perayaan Purim dan mengharuskan orang Yahudi untuk merayakannya (9:20-32).

Tema-tema utama Providensia Allah. Kitab Ester memberikan gambaran yang paling jelas tentang providensia Allah. Meskipun Allah tidak pernah disebutkan dalam kitab ini namun Ia berkarya melalui situasi, waktu, ‘kebetulan’, dan pilihan manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Kitab Ester mengajar kita untuk melihat Allah yang tidak terlihat namun menyatakan diri-Nya melalui pasang surut kehidupan manusia dan peristiwa dunia, dan untuk memuji Dia karena pemeliharaan-Nya tidak pernah berhenti. Ketaatan dan ketidaktaatan. Perbandingan antara ketaatan dan ketidaktaatan dapat dijumpai dalam keseluruhan kitab ini. Dimulai dari ketidaktaatan Wasti dibandingkan dengan ketaatan Ester kepada Mordekhai pamannya, hingga ia berani menantang undang-undang raja (4:11, 16; 5:1, 2). Tema ini juga dapat dilihat dalam diri Mordekhai yaitu ia menolak untuk menaati perintah Haman namun menaati perintah Ester (4:17) dan taat melayani raja Persia serta kepentingan bangsanya (10:3). Hidup sebagai umat Allah. Melalui kehidupan Mordekai, kita dapat melihat bahwa hidup sebagai kaum minoritas dan dalam negara yang sedemikian pluralis seperti Media-Persia bukanlah halangan untuk berkarya baik bagi bangsanya maupun bagi negara dimana ia tinggal.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA