Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 15 dari 15 ayat untuk pohonkanlah berkat AND book:13 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Taw 26:5) (ende)

Berkat Allah itu nampak dalam djumlah anak jang besar.

(0.85) (1Taw 13:14) (full: MEMBERKATI KELUARGA OBED-EDOM. )

Nas : 1Taw 13:14

Allah memberkati keluarga Obed-Edom karena niscaya ia menerima tabut perjanjian dengan penuh hormat dan ketaatan kepada Allah. Peristiwa yang mendatangkan kematian bagi seorang mendatangkan berkat bagi yang lainnya.

(0.83) (1Taw 18:6) (full: KEMENANGAN KEPADA DAUD KE MANAPUN IA PERGI. )

Nas : 1Taw 18:6

Allah ingin menolong, melindungi dan memberikan kemenangan kepada umat-Nya yang setia. Ketika kita berharap kepada Allah dan kekuatan-Nya serta senantiasa mencari wajah-Nya (1Taw 16:11), maka sebuah saluran berkat dibuka untuk kehidupan kita. Melalui saluran itu Allah menolong kita dalam kesulitan, memberikan kita kebebasan dari kuasa Iblis serta menuntun kita dengan Roh-Nya.

(0.81) (1Taw 4:10) (full: YABES BERSERU KEPADA ALLAH ISRAEL. )

Nas : 1Taw 4:10

Contoh Yabes yang benar menekankan kebenaran bahwa Allah memberkati orang yang dengan setia berseru kepada-Nya. Perhatikan bahwa Yabes "lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya" (ayat 1Taw 4:9). Yabes menujukkan bahwa berkat dan perlindungan dari Allah tidak datang dengan otomatis, tetapi terjadi sebagai hasil dari penyerahan kita kepada-Nya dan maksud-Nya di bumi dan sebagai hasil doa kita (lih. Mat 6:13;

lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

Sudut pandangan penulis terungkap dengan baik dalam 2Taw 20:20, "Percayalah kepada Tuhan, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!" Doa Yabes merupakan pola bagi semua orang percaya.

(0.81) (1Taw 5:25) (full: BERUBAH SETIA TERHADAP ALLAH NENEK MOYANG MEREKA. )

Nas : 1Taw 5:25-26

Sepanjang Tawarikh, penulis menggarisbawahi kebenaran bahwa ketidaktaatan dan dosa mendatangkan hukuman dan malapetaka, sedangkan ketaatan dan kesetiaan mendatangkan sejahtera dan berkat (lih. 2Taw 7:14; 2Taw 15:2-7; 19:2; 21:12-15; 24:20; 28:9; 34:24-25). Prinsip rohani ini, yang masih berlaku dalam PB, seharusnya memotivasi kita untuk takut akan Tuhan dan mematuhi pimpinan Roh Kudus (lih. Rom 2:6-10; Rom 8:5-17; 1Kor 10:1-13).

(0.80) (1Taw 8:1) (sh: Generasi yang istimewa (Kamis, 31 Januari 2002))
Generasi yang istimewa

Selain suku Yehuda dan Lewi, suku Benyamin juga diistimewakan karena kesetiaannya terhadap keturunan Daud dan ibadah bait Allah. Suku Benyamin dalam pasal pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">7 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Utara, dan di pasal pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Yehuda.

Ada 4 kelompok suku Benyamin dalam perikop ini. Pertama, yang tinggal di Geba (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1-7). Silsilah dimulai dari Benyamin (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1) dan langsung menyempit kepada cucunya, Ehud (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">6). Ehud adalah hakim yang membawa kemenangan bagi Israel ketika melawan raja Moab, Eglon (Hak. 3:12-30). Penyebutan Geba menunjukkan bahwa daerah ini tetap milik mereka sesudah pembuangan. Kedua, yang tinggal di Moab, Ono, Lod, dan Gat (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8-13). Bagian kedua ini menyoroti Saharaim (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8) dan anak-anak Elpaal (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">12). Beberapa lokasi dimunculkan di sini. Saharaim tinggal di Moab (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8). Lalu, keturunan Elpaal membangun Ono dan Lod. Penyebutan kesuksesan pembangunan kota menyatakan berkat Allah bagi yang mendirikannya. Kemudian, disebutkan Gat yang telah direbut oleh Beria dan Sema. Penyebutan 4 nama tempat ini mensahkan kepemilikan suku Benyamin atas wilayah-wilayah tersebut.

Ketiga, yang tinggal di Yerusalem (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">14-28). Kalimat "Itulah para kepala puak . . . ." bisa mencakup semua nama dalam ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">14-27. Namun, dalam pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">9:3-9 hanya nama Yeroham yang muncul (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">9:8). Dengan demikian, kemungkinan hanya nama-nama dalam ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">26-27 yang dimaksud. Sebagian dari suku Benyamin telah kembali ke Yerusalem, dan mereka diharapkan memiliki peranan besar dalam pemulihan umat Allah. Keempat, yang berhubungan dengan Yerusalem. Yeiel adalah bapa (baca: pendiri) Gibeon. Daftar ini juga menyebutkan Kisy dan Saul, raja pertama Israel. Lalu, disebutkan pula Yonatan, sahabat karib Daud, dan Meribaal (Mefiboset) yang dikasihi Daud (ayat 2Sam. 9:6-13). Ayat 35-40 mendaftarkan banyak orang perkasa serta banyak keturunan. Di sini ditunjukkan sumbangan militer mereka dan tanda berkat Allah. Penyebutan para leluhur yang terhormat membuat suku Benyamin harus dihormati.

Renungkan: Generasi kini akan berdampak sangat besar kepada generasi-generasi yang akan datang. Berbuatlah sesuatu agar generasi Anda istimewa karena kesetiaan mutlak pada Allah!

(0.79) (1Taw 11:10) (sh: Semangat mengabdi terpadu (Senin, 4 Februari 2002))
Semangat mengabdi terpadu

Peneguhan Allah atas Daud dan pengakuan seluruh rakyat atas kepemimpinan Daud kini mewujud dalam kesatuan juang dan pengabdian yang sungguh membangkitkan ilham bagi kita. Berkat Allah memantapkan kekuasaan Daud tidak terjadi sekejap mata dan tidak tanpa dukungan para abdi yang setia dan piawai.

Dukungan itu dipaparkan dalam berbagai kisah. Pertama, catatan tentang para pahlawan yang memimpin pasukan-pasukan berani dan bagaimana melalui mereka tercapai kemenangan gemilang. Melalui kepemimpinan Yasobam, Eleazar, Abisai, dan Benaya, Daud berhasil memenangkan berbagai peperangan melawan bangsa Filistin, Moab, dan Mesir. Kedua, di samping para pahlawan yang keberanian dan keahlian perangnya menonjol itu, masih banyak lagi para pahlawan gagah perkasa yang menyumbangkan kemenangan. Faktor Daud sebagai raja memang sangat penting, tetapi tanpa perjuangan dan pengabdian semua orang ini, tak mungkin tercapai kemajuan dan perkembangan sebesar yang Daud capai. Dalam nama-nama tersebut disebut juga orang bukan Israel, bahkan ironisnya, Uria, seorang prajurit yang sangat berdedikasi namun menjadi korban dari kegagalan Daud mengendalikan dirinya.

Di pusat catatan tentang para prajurit pahlawan berpengabdian mengagumkan ini diselipkan kisah mengharukan pengabdian seorang prajurit kepada rajanya dan kisah pengabdian sang raja kepada Raja mereka. Karena kasihnya kepada Daud, ia rela menempuh bahaya mencarikan air bagi rajanya. Kisah ini menceritakan tentang keberanian sang prajurit, kepemimpinan Daud yang mampu menginspirasikan kasih dan keberanian sang prajurit itu, sekaligus mengungkapkan kerendahan hati Daud yang mengalihkan cinta sang prajurit menjadi ungkapan ibadah umat bagi Tuhan. Daud bukan menolak dan menyia-nyiakan pengabdian prajuritnya, namun dengan penuh syukur Daud mengalihkan pengabdian sang prajurit kepada Allah, Raja segala raja, satu-satunya yang patut menerima pengabdian hidup dari umat-Nya.

Renungkan: Bukan hanya kesatuan dan persatuan yang pemimpin perlu usahakan, tetapi kemampuan memberikan inspirasi tentang arti mengabdi kepada yang dipimpin karena hidup pemimpin sendiri adalah pengabdian total kepada Tuhan.

(0.79) (1Taw 16:7) (sh: Allah hadir (Minggu, 10 Februari 2002))
Allah hadir

Sesudah menegaskan pengkhususan tugas penyelenggaraan ibadah hanya kepada orang Lewi, Daud sendiri memimpin arak-arakan dan puji-pujian tersebut lalu memberikan berkat. Kini kita membaca mazmur yang ditujukan kepada Yahwe yang isinya jelas didasarkan atas Mazmur 105, 95, dan 106. Secara samar terlihat kesatuan fungsi raja dan imam bahkan juga nabi yang akan digenapi secara sempurna oleh Yesus Kristus.

Mazmur Daud ini mengajar kita beberapa prinsip penting dalam ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Kala beribadah, memang kita bersyukur, berdoa, bernyanyi, dan bermazmur sebagaimana diungkapkan dalam panggilan untuk beribadah (ayat 8-13). Tetapi, inti dari ibadah adalah keyakinan bahwa Allah ada dan hadir dan berkenan didapati oleh mereka yang mencari dan meninggikan Dia.

Allah adalah Allah perjanjian yang setia kepada janji-janji-Nya. Tema utama mazmur ini adalah penggenapan janji Allah menjadikan Israel umat-Nya, memberi mereka tanah perjanjian, membuat mereka suatu umat yang di dalam dirinya tanda-tanda kehadiran Allah terbaca dengan jelas (ayat 14-27). Kedatangan tabut perjanjian adalah salah satu penggenapan puncak dari janji Allah. Adalah kewajiban umat Allah untuk tidak melupakan hal tersebut. Mengingat-ingat kesetiaan Allah dan penggenapan janji-janji-Nya adalah inti dari penyembahan.

Ibadah yang benar akan melahirkan semangat kesaksian. Umat yang menyembah Tuhan dan menyadari bahwa kemuliaan Allah tidak terbatas akan terdorong oleh kerinduan untuk mengajak segenap bangsa, bahasa, dan ciptaan untuk mengakui kemuliaan Allah itu (ayat 28-34).

Renungkan: Kita seringkali gagal menyembah Tuhan dengan benar dan bersaksi bagi-Nya. Namun, Ia hadir dan akan mengerjakan maksud-maksud-Nya sampai kita sungguh menjadi penyembah dan saksi bagi-Nya.

(0.79) (1Taw 23:1) (sh: Melayani dengan baik dan teratur (Selasa, 19 Februari 2002))
Melayani dengan baik dan teratur

Kita perlu merenungkan bahwa bahwa kitab ini ditulis agar menjadi pedoman bagi umat yang kembali dari pembuangan dan mulai berencana membangun kembali Bait Allah yang telah runtuh. Kepemimpinan Daud tidak saja menjadi contoh tentang seorang pemimpin sejati yang sepenuh hati mengabdikan diri di dalam tugas-tugasnya. Sikap dan tindakan ini dilandasi atas konsep bahwa Allah di dalam kedaulatan-Nya, telah memilih dan menetapkan pribadi lepas pribadi untuk pelayanan kudus. Daud tahu tempat dan perannya, demikian juga tempat dan peran Salomo, serta para Lewi yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah tersebut. Selain itu, tindakan-tindakan Daud menjadi pola prinsip bagi pengaturan ibadah seputar Bait Allah untuk generasi pembangun yang kembali dari pembuangan tersebut.

Daud mengadakan sensus lagi, tetapi kali ini tidak dengan motif dan tujuan yang salah. Daud menghitung orang Lewi yang siap diikutsertakan bagi tugas pembangunan Bait Allah dan penyelenggaraan ibadah di dalamnya. Sebagian ditugaskan untuk memikul tanggungjawab pengawasan dan pengorganisasian, sebagian lagi dibagi-bagi dalam tugas penyelenggaraan ibadah. Pembagian tugas tersebut diatur menurut kelompok asal dari keturunan Lewi, yaitu Gerson, Kehat, dan Merari. Ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">13 memaparkan sangat rindi tugas-tugas imam, yaitu mengurus apa yang kudus, membakar kurban di hadapan Allah, melayani Allah, dan memberikan berkat demi nama-Nya.

Indah sekali bagian ini memadukan pemimpin dan yang dipimpin dalam suatu orkestra penyembahan yang serasi. Semua dan setiap unsur pada intinya adalah para pelayan Tuhan. Entah memimpin atau dipimpin, setiap kita dipanggil sama sebagai hamba Allah, dan karena itu wajib mengerjakan bagian kita sebagai bagian dari suatu kesatuan pengabdian bagi Allah sendiri. Kristen bukannya terpanggil untuk suatu posisi atau jabatan tertentu, tetapi untuk tugas dan tanggung jawab sebagai hamba Allah.

Renungkan: Penyembahan yang benar dan berkenan kepada Allah adalah pelayanan yang serasi dan teratur di dalam pimpinan Roh dan di dalam semangat kebenaran.

(0.79) (1Taw 27:1) (sh: Para pemimpin Israel (Sabtu, 23 Februari 2002))
Para pemimpin Israel

Daud tidak hanya membagi tugas untuk pelaksanaan ibadah di bait Allah, untuk pemerintahan daerah, tetapi juga untuk lingkungan istananya sendiri. Sistem pembagian tugas dalam pemerintahan Daud rapi dan teratur.

Ada 4 bagian besar. Pertama, pembagian pasukan yang bertugas menjaga dan melayani raja per bulan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1-15). Setiap bulan ada satu pasukan berjumlah dua puluh empat ribu orang dengan satu pemimpinnya bertugas. Bulan berikutnya pasukan lain yang menggantikan tugas. Demikianlah selama setahun satu pasukan hanya bertugas satu bulan. Ini mungkin bukan sistem yang lazim dalam dunia modern. Tetapi, harus diingat bahwa ini bukan pasukan tentara seperti zaman modern, namun tenaga bakti yang melayani untuk kepentingan negara.

Pembagian kedua adalah untuk kepala-kepala suku di Israel (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">16-24). Ada tiga belas kelompok, termasuk Lewi, lalu keturunan Harun disebutkan secara khusus, suku Manasye disebutkan dua kali, separuh-separuh, dan suku Efraim. Tetapi, tidak disebut sama sekali suku Gad dan Asyer, anak-anak Yakub dari budaknya Lea. Pengangkatan kepala-kepala suku menjadi pejabat ini kemungkinan menunjukkan terjadinya kemajuan dalam sistem pemerintahan dari pola kesukuan ke pola awal ketatanegaraan.

Pembagian ketiga adalah untuk pengawasan bagi berbagai bidang yang berhubungan dengan kesejahteraan raja dan isi istananya, seperti mandor di gudang makanan dan kebun-kebun anggur (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">25-31). Mereka disebut juga pengawas harta milik raja.

Pada bagian akhir pasal ini disebutkan juga tentang penasihat raja (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">32-33), yaitu orang yang memberikan masukan dan pertimbangan kepada raja di dalam mengambil keputusan. Peranan penting penasihat raja bisa dilihat pada peristiwa pemberontakan Absalom (ayat 2Sam. 16-17). Pembagian tugas seperti ini menunjukkan keteraturan dalam bidang manajemen pemerintahan raja Daud.

Renungkan: Dalam sebuah pemerintahan, yang terpenting bagi kita bukanlah tipe manajerialnya, melainkan fungsi yang dijalankannya. Ia harus menghasilkan pelayanan yang maksimal bagi kemuliaan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang.

(0.78) (1Taw 1:1) (sh: Orang yang istimewa (Selasa, 22 Januari 2002))
Orang yang istimewa

Bangsa Israel telah pulang dari pembuangan. Dalam situasi seperti itu, persoalan jati diri adalah masalah besar untuk mereka. Masihkah Allah menganggap mereka umat-Nya dan menghisabkan mereka dalam janji-Nya? Sangat wajar bila mereka putus asa dalam keterpurukan.

Melalui silsilah ini, penulis Tawarikh ingin memberikan keyakinan bahwa mereka tetap adalah umat pilihan Allah yang istimewa. Silsilah ini terdiri dari tiga bagian utama. Pertama, keturunan Adam (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1-3). Dalam kaitan dengan Adam sampai Nuh, Israel ditempatkan sebagai bagian dari umat manusia yang menikmati berkat dan kutuk yang sama (Kej. 1:26-29; 3:15-24). Bersamaan dengan itu nyata pemilihan Allah pada garis keturunan Set dan Nuh. Beda dari orang-orang sezamannya, mereka bergaul akrab dengan Tuhan. Dengan demikian, bangsa Israel adalah manusia biasa, namun istimewa karena merupakan bagian dari leluhur mereka yang terhormat umat yang dipilih Allah.

Kedua, anak-anak Nuh (ayat 4-27). Ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">4 mencatat urutan mulai dari Sem, Ham, dan Yafet. Namun, penjabaran selanjutnya dibalik: Yafet (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">5-7), Ham (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8-16), dan Sem (ayat 17-27). Penulis Tawarikh biasa membalikkan urutan nama, menempatkan orang yang dikenan Allah pada urutan terakhir. Sem adalah yang dikenan Tuhan (Kej. 9:25-27). Namun, dari semua keturunan Sem, Abram adalah orang yang dipilih Tuhan secara khusus (Kej. 12:1-3).

Ketiga, keturunan Abraham (ayat 28-34a). Urutan keturunan Abraham pun dibalik: Ismael-Ishak, juga keturunan Yakub: Esau-Israel (ayat 34b). Ishak lahir karena janji Allah, suatu mukjizat. "Israel" adalah nama baru yang diberikan karena pertobatan Yakub (Kej. 32:28). Ini mengingatkan bahwa bangsa Israel tidak seperti keturunan-keturunan Abraham lainnya. Baik Ishak maupun Yakub hidup atas dasar janji Allah, bukan karena kelahiran alamiah atau hak berdasarkan urutan kelahiran belaka. Karena itu, ke-12 suku Israel pun harus menghayati keumatan mereka bukan karena keturunan belaka, tetapi karena pilihan Allah yang memungkinkan mereka hidup berbeda.

Renungkan: Bila Anda berada dalam krisis entah karena dosa atau ujian Allah, ingat bahwa Allah ingin Anda menghayati kasih-Nya dan keterpilihan Anda.

(0.78) (1Taw 3:1) (sh: Rencana yang istimewa (Kamis, 24 Januari 2002))
Rencana yang istimewa

Menyambung silsilah Ram (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">2:10-17), penulis Tawarikh melanjutkan dengan anak-anak Daud: yang lahir di Hebron dan Yerusalem (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1-9), keturunan Salomo dari sebelum sampai tibanya pembuangan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">10-16), serta keturunan Yekhonya (Yoyakhin) selama dan sesudah pembuangan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">17-24).

Pertama, penulis Tawarikh mendaftarkan anak-anak Daud secara lengkap di Hebron (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">3:1-4a) dan Yerusalem (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">4b-9). Ini dimaksudkan untuk membedakan keturunan Daud secara umum dari keturunan khusus yang akan menjadi raja-raja. Kedua, Salomo difokuskan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">10-16). Tidak seperti dalam kitab Raja-raja, penulis Tawarikh tidak melaporkan perselisihan antara Salomo dan Adonia (ayat 1Raj. 1-2). Dari sudut pandang penulis Tawarikh, pelimpahan takhta dari Daud kepada Salomo berjalan mulus sesuai rencana Allah.

Ketiga, anak-anak Yekhonya (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">17-24). Ia disebut orang kurungan karena diangkut ke Babel tahun 597 sM. Penulis Tawarikh tahu bahwa Allah telah menolak keluarga Yekhonya sebagai garis keturunan raja (Yer. 22:28-30). Nubuat ini membuat orang bertanya-tanya tentang keturunan Yekhonya setelah pembuangan. Apakah garis keturunan lain dari Daud harus mengambil alih takhta kerajaan? Dalam silsilah ini, penulis Tawarikh menegaskan bahwa Allah telah mengangkat kutuk-Nya dan menegakkan kembali garis keturunan Yekhonya sebagai sarana pengharapan kerajaan Israel. Yekhonya sendiri dilepaskan dari penjara Babel (ayat 2Raj. 25:27-30). Keturunannya, Zerubabel, adalah pemimpin komunitas pascapembuangan (Ezr. 1:1-13). Bahkan Allah menyebut dia sebagai cincin meterai (Hag. 2:24). Ini secara langsung membalikkan kutuk terhadap Yekhonya (lih. Yer. 22:24).

Zerubabel tidak pernah menjadi raja, tetapi penulis Tawarikh mengakhiri silsilah kerajaannya dengan Zerubabel sebagai fokus (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">19-24). Bangsa Israel harus menaati perintah Allah untuk menempatkan keturunan Daud yang diwakili keluarga Zerubabel sebagai kepala bangsa agar mendapatkan berkat (bdk. Mat. 1:12-13; Luk. 3:27).

Renungkan: Allah memiliki rencana yang istimewa untuk orang-orang pilihan-Nya. Namun demikian, Ia juga menuntut kepatuhan mereka untuk mengikuti jalan yang telah ditentukan-Nya.

(0.78) (1Taw 5:1) (sh: Dilupakan namun istimewa (Sabtu, 26 Januari 2002))
Dilupakan namun istimewa

Penulis Tawarikh juga peduli terhadap suku-suku di sebelah timur sungai Yordan. Mereka mudah dilupakan karena: [1] Terpisah secara geografis (Yos. 1:12-15), [2] Telah ditaklukkan oleh Hazael dari Siria tahun 837/6 sM (ayat 2Raj. 10:32-33) sehingga peranannya dalam kehidupan nasional berkurang, dan [3] Dibuang 12 tahun lebih awal (ayat 734 sM) daripada suku-suku utara (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">6, 26).

Ada 4 bagian dalam daftar ini. Pertama, suku Ruben (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1-10). Karena dosanya, Ruben kehilangan berkat ganda untuk Yusuf (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1b-2, Ul. 33:13-17) dan kepemimpinannya dialihkan ke Yehuda. Meskipun demikian, dua kali disebutkan bahwa ia adalah anak sulung (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1) yang harus tetap dihormati. Catatan tentang Tiglath Pileser (Pilneser) III (ayat 745-727 sM) mempermalukan suku Ruben. Namun, ini diimbangi dengan penyebutan daerah-daerah milik mereka dan kemenangan mereka (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8b-10, lih. Mzm. 83:7). Kedua, suku Gad (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" vsf="TB" ver="">11-17). Seperti Ruben, Gad hanya sedikit berperanan dalam sejarah nasional Israel. Karena itu, wilayah-wilayah Gad yang sah disebutkan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" vsf="TB" ver="">11-12,16). Catatan ini mengacu ke catatan militer kerajaan (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" vsf="TB" ver="">17), menunjukkan bahwa mereka berperanan militer pada waktu pemerintahan Yotam dan Yerobeam (ayat 750 sM).

Ketiga, kemenangan-kemenangan suku-suku seberang sungai Yordan (ayat 18-22). Kekuatan yang dahsyat melawan mereka (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" vsf="TB" ver="">19). Mereka berseru dan percaya kepada Allah dan Ia memberikan kemenangan besar (ayat 20-22). Seperti Yehuda, mereka juga dapat sukses dalam peperangan. Mereka pun umat Allah. Keempat, setengah suku Manasye (ayat 23-26). Banyaknya keturunan Manasye (ayat 23) menunjukkan bahwa mereka diberkati Allah. Sebagai kontras dengan ayat 18-22, Ayat 24-26 mencatat kekalahan suku Manasye karena ketidaksetiaan mereka dalam perjanjian dengan Allah (ayat 25, lih. 2Raja 17:6-23). Mereka jatuh ke tangan orang asing (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">26). Namun, mereka tidak dihancurkan sepenuhnya, dan penulis Tawarikh ingin mereka kembali berharap untuk pemulihan. Dalam pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">4:24-5:26, suku-suku yang mudah dilupakan kembali dibela keberadaannya. Tanpa mereka, pemulihan tidaklah lengkap.

Renungkan: Anda adalah bagian yang amat penting dalam gereja Tuhan. Terimalah pemulihan dari Allah dan layanilah Dia bersama-sama dengan umat-Nya dalam kesetiaan dan rasa syukur!

(0.78) (1Taw 17:16) (sh: Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan (Rabu, 13 Februari 2002))
Takjub akan keajaiban janji setia Tuhan

Tidak mudah bagi seseorang yang sudah memiliki kedudukan penting mau mendengarkan masukan dari pihak lain, meski dari Tuhan sekalipun. Tetapi, lain halnya dengan Daud. Kebesaran dan kekuasaannya tidak membuat ia tertutup terhadap nasihat, teguran, dan peringatan dari Allah.

Setelah juru bicara Allah, yakni nabi Natan, menyampaikan bahwa rencana Daud diterima dalam arti ditempatkan di dalam rencana Allah dan di dalam prinsip keberadaan Allah dan melalui cara Allah, maka Daud meresponinya dengan memanjatkan doa syukur (ayat 1-22). Pertama, Daud hanyut dalam kesadaran akan diri Allah dan kerendahan dirinya di hadapan Allah. "Siapakah aku, . dan siapakah keluargaku, ya Allah," itulah respons yang selalu akan lahir dari hati orang-orang yang berhadapan dengan kemuliaan Allah dan rencana-Nya. Kedua, arus pujian dan penyembahan mengalir dari hati Daud kepada Allah. Kebesaran Allah sesungguhnya tak terlukiskan, namun Allah sudi menyatakan di dalam karya-karya besar-Nya dalam perjalanan sejarah umat Allah. Bahkan Allah berjanji sedia mengungkapkan perkara besar dari-Nya dalam hidup dan keturunan Daud. Dari membicarakan rencana hatinya sendiri untuk Allah yang semula tampak sedemikian mulia, kini Daud ganti berbicara tentang kebesaran Allah dan rencana besar-Nya bagi Daud dan berkat kekal-Nya bagi dunia.

Pengalaman Daud ini mengajarkan kita beberapa hal dasar tentang bagaimana kita melayani Allah. Sebenarnya tak ada sumbangsih apa pun dari kita kepada Allah apabila kita melayani Dia. Sebaliknya adalah karena kebesaran anugerah Allah kita diikutsertakan dalam pelayanan Allah untuk dunia ini. Karena itu, semua pelayanan yang benar harus berawal dari gerakan Allah sendiri, berjalan di dalam cara-cara Allah dan bersasaran pada penggenapan rencana Allah.

Renungkan: Dalam sudut pandang Alkitab, penyembahan dan karya sehari-hari harus padu dalam prinsip dan makna. Semua pekerjaan yang benar, entah yang dilakukan dalam bidang kerohanian ataupun yang dilakukan dalam bidang hidup di samping yang rohani, harus serasi dengan kehendak Allah. Itu hanya dapat terjadi apabila suasana penyembahan menapasi seluruh gerak hidup kita.

(0.78) (1Taw 29:10) (sh: Pujian bagi Allah (Selasa, 26 Februari 2002))
Pujian bagi Allah

Kini Daud mengarahkan perhatiannya pada Allah yang telah menyukseskan persiapan pembangunan Bait Suci. Di depan seluruh jemaah, Daud memuji Allah karena segala hal yang telah diberikan-Nya bagi Daud. Daud juga meminta berkat Ilahi bagi generasi-generasi selanjutnya. Ada 3 bagian di dalam puji-pujian ini.

Pertama, Daud memulainya dengan rangkaian pujian bagi Allah (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">10b-13). Allah harus dipuji dari kekal sampai kekal (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">10b) karena Ia begitu baik kepada Daud. Lalu, Daud juga menjelaskan mengapa Allah layak dipuji. Allah adalah Allah yang memiliki kejayaan, kehormatan, dst. (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">11). Pengungkapan ini menunjukkan antusiasme Daud mengingat apa yang telah Allah lakukan di langit dan di bumi (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">11a-c). Allah juga dipuji karena kedaulatan-Nya yang dinyatakan melalui kerajaan Israel (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">11d). Segala kemakmuran dan kesejahteraan berasal dari Allah yang adalah penguasa segala sesuatu (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">12). Proses pemulihan sepenuhnya adalah anugerah Allah bagi mereka yang setia kepada-Nya. Bagian ini ditutup dengan ucapan terima kasih kepada Allah dan pujian kepada nama-Nya yang mulia (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">13).

Kedua, kekaguman Daud kepada Allah juga didasarkan atas pengenalan akan kerendahan dirinya sendiri (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">14-16). Ia menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">14). Daud menyamakan dirinya sebagai orang asing (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">15) yang biasanya adalah tuna wisma dan bergantung sepenuhnya pada kebaikan orang-orang lain (lih. Ul. 10:18). Meskipun Daud sudah aman di tanah Israel, ia dan rakyatnya tetap perlu bersandar kepada Allah sebagaimana nenek moyang mereka di padang gurun (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">15). Demikian juga, pembangunan Bait Suci sepenuhnya adalah anugerah Allah.

Ketiga, Daud berdoa untuk masa depan kerajaan Israel (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">17-19). Doa ini dimulai dengan masalah ketulusan hati dan komitmen yang penuh (ayat pohonkanlah+berkat+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">17), yang ditunjukkan dengan sukacita dan kerelaan hati. Daud meminta agar sikap hati ini terpelihara sehingga ia dan rakyatnya setia kepada Allah selamanya. Kemudian, Daud juga meminta agar Salomo pun memiliki sikap hati yang sama, setia di dalam membangun rumah Allah. Hanya dengan ketulusan hatilah pekerjaan Salomo akan dapat diselesaikan.

Renungkan: Kerendahhatian, kebersandaran kepada Tuhan, kesetiaan, dan ketulusan hati adalah prasyarat-prasyarat dalam pemulihan.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA