Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 128 ayat untuk penghiburan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (Rm 8:36) (full: DOMBA-DOMBA SEMBELIHAN. )

Nas : Rom 8:36

Kesulitan-kesulitan yang didaftarkan Paulus dalam ayat Rom 8:35-36 telah dialami oleh umat Allah sepanjang zaman (Kis 14:22; 2Kor 11:23-29; Ibr 11:35-38). Orang percaya janganlah heran jikalau mengalami kesulitan, penganiayaan, kelaparan, kemiskinan atau bahaya. Semuanya itu tidaklah berarti bahwa Allah telah meninggalkan kita atau bahwa Dia tidak mengasihi kita lagi (ayat Rom 8:35). Sebaliknya, penderitaan kita sebagai orang percaya akan membuka peluang untuk makin mengalami kasih dan penghiburan Allah (2Kor 1:4-5). Paulus memastikan bahwa semua kesulitan ini akan diatasi dan bahwa kita akan menjadi lebih daripada pemenang melalui Kristus (ayat Rom 8:37-39; bd. Mat 5:10-12; Fili 1:29).

(0.25) (2Kor 1:4) (full: MENGHIBUR KAMI DALAM SEGALA PENDERITAAN KAMI. )

Nas : 2Kor 1:4

Kata "menghibur" (Yun. _paraklesis_) berarti berdiri di sisi seorang sambil mendorong dan menolongnya pada saat kesukaran. Secara unggul Allah melaksanakan peran ini, karena Dia mengutus Roh Kudus kepada anak-anak-Nya untuk menghibur mereka

(lihat cat. --> Yoh 14:16).

[atau ref. Yoh 14:16]

Paulus telah belajar dalam banyak kesukaran yang dialaminya bahwa tidak ada penderitaan, sekalipun sangat hebat, yang dapat memisahkan orang percaya dari pemeliharaan dan belas kasihan Bapa sorgawi mereka (Rom 8:35-39). Kadang-kadang Allah mengizinkan kesukaran menimpa kehidupan kita supaya kita, setelah mengalami penghiburan-Nya, dapat menghibur orang lain dalam kesukaran mereka

(lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR).

(0.25) (Ams 5:15) (jerusalem: kulahmu sendiri) Bahasa kiasan (kulah, sumur) berarti: isteri yang sah. Dengan zinah yang terkutuk, Ams 2:16+, diperlawankan kesetiaan dalam perkawinan dan isteri sah yang dipuji, Ams 5:15-18,18-19. Ada berbagai pepatah yang memuji isteri yang baik, sebuah karunia dari Tuhan dan penghiburan suami, Ams 18:22; 19:14 (sebaliknya: Ams 11:22; 19:13; 21:9; 25:24; 27:15; 31:3); khususnya perlu disebut "Puji-pujian untuk isteri yang cakap", Ams 31:10-31. Boleh jadi dalam Ams 5:15 dan Ams 31:10 dst isteri yang sah melambangkan hikmat-kebijaksanaan yang diperorangkan. Kalau demikian mala dalam bab 1-9 zinah dan kesetiaan suami-isteri mengibaratkan (sesuai dengan tradisi kenabian, bdk Hos 1:2+) ketidaksetiaan dan kesetiaan terhadap Tuhan serta hukum Taurat yang menjadi pangkal hikmat-kebijaksanaan.
(0.25) (Yes 42:8) (jerusalem: TUHAN) Inilah nama Allah (YHWH) yang dinyatakan kepada Musa, Kel 3:14+; Dia itu satu-satunya Yang Ada. Tidak ada allah lain, bdk Yes 40:25; 43:10-12; 44:6-8; 45:3,5-6,14-15,18,20-22; 46:5-7,9; 48:11; bdk Yes 41:21-29. Ia adalah Pencipta segala sesuatunya, Yes 40:12 dst Yes 42:21 dst, Yes 28; 42:5; 43:1,44:24; 45:9-12,18; 48:13; 51:13; 54:5, kekal-abadi, Yes 41:4; 44:6; 48:12; kemuliaanNya tidak diberikanNya kepada yang lain, Yes 42:8; 48:11. Monoteisme jaya yang terungkap dalam Kitab Penghiburan ini melanjutkan dan mengembangkan pikiran tentang "kecemburuan Tuhan", Ula 4:24+; bdk Kel 20:3+, dengan menegaskan transendensi mutlak Allah.
(0.25) (Yes 52:7) (jerusalem) Kitab Penghiburan merupakan sebuah "Injil" berita damai, Yes 52:7, yang menyampaikan "Kabar Baik", Yes 40:9. Para pewarta yang datang berlari-lari dan para pengawal yang melihatnya datang bersorak-sorai kegembiraan, sebab Tuhan sendiri meresmikan pemerintahanNya si Sion. Pemerintahan Allah itu mengganti pemerintahan raja-raja. Sejak dahulu kala pemerintahan itu dinubuatkan para nabi, bdk Yes 43:15; Yer 3:17; 8:19; Yeh 20:33; 34:11-16; Mik 2:13; 4:7; Zef 3:15. Pemerintah itupun dipuji-puji dalam mazmur-mazmur yang meluhurkan Tuhan sebagai Raja, Maz 47:1-9; 93:1-5; 96:1-13; 97:1-12; 98:1-9; 99:1-9; 145:1-21; 146:1-10.
(0.25) (Ayb 2:11) (sh: Teman yang menghibur (Kamis, 18 Juli 2002))
Teman yang menghibur

"Yesus kawan yang sejati, bagi kita yang lemah. Tiap hal boleh dibawa dalam doa pada-Nya" Syair lagu ini ditulis oleh Joseph Scriven ketika penderitaan yang sangat berat dialaminya. Mungkin Joseph Scriven adalah salah satu dari sekian banyak Kristen yang memilih untuk tetap bersandar pada Tuhan ketika mengalami penderitaan. Ini berarti masih banyak juga Kristen yang memilih untuk menyalahkan bahkan meninggalkan Allah. Dari fakta tersebut, kita tahu bahwa Tuhan Yesus adalah sobat yang paling setia.

Dalam peristiwa Ayub, ia sungguh beruntung karena dalam penderitaannya yang sangat menyiksa, tubuh dipenuhi luka, bahkan sulit untuk dikenali wajah aslinya, ada teman-teman dekatnya yang datang mengunjunginya. Maksud kunjungan tersebut adalah untuk menghibur dan berharap dapat mengurangi penderitaan Ayub. Selama 7 hari dan 7 malam, mereka hanya duduk menemaninya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Sikap teman-teman Ayub ini tampaknya berhasil memberikan penghiburan dan pengharapan bagi Ayub, yaitu bahwa ternyata ia tidak ditinggalkan oleh teman-temannya. Namun, dalam perikop selanjutnya, kita akan mempelajari tentang ketidakkonsistenan teman-teman Ayub terhadap penderitaan Ayub. Mereka bukannya menghibur, tetapi malah semakin membuat Ayub menderita.

Melalui perikop ini, kita belajar banyak tentang arti persahabatan. Pertama, sahabat sejati peka akan penderitaan yang dialami sahabat yang lain. Kedua, sahabat sejati memiliki pengertian yang dalam dan memberikan penghiburan. Ketiga, sahabat sejati saling mengasihi dalam keadaan apa pun. Ketiga unsur penting dalam persahabatan ini hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Datanglah kepada-Nya karena beban penderitaan kita akan diangkat-Nya (lih. Mat. 11:28).

Renungkan: Ketika kita berada dalam penderitaan, Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian. Renungkan dalam syair lagu ini: "Adakah hatimu sarat, jiwa-ragamu lelah? Yesuslah Penolong kita, naikkan doa pada-Nya. Biar kawan lain menghilang, Yesus kawan yang baka. Ia mau menghibur kita atas doa pada-Nya" (KJ. 453).

(0.25) (Mzm 69:19) (sh: Sisi gelap cinta (Rabu, 17 Oktober 2001))
Sisi gelap cinta

Mencintai sesuatu atau seseorang kadangkala merupakan tindakan barbar, karena dilakukan dengan mengorbankan pihak lain. Seorang anak bisa sangat membenci orang-orang yang mencoba menyakiti orang-tua yang dicintainya. Cinta harus memilih. Demikian pula halnya dengan cinta kita kepada Allah. Apakah ketika kita memilih Allah, pihak-pihak lain yang mencoba melawan Dia harus dikorbankan?

Pemazmur sadar bahwa ia bukan orang yang sempurna tanpa dosa (ayat 6). Meskipun demikian, ia tidak merelatifkan dosa dan toleransi terhadap orang-orang jahat. Maka kita dihadapkan kepada satu doa yang seakan-akan amat kejam. Pemazmur ingin agar kecelakaan menimpa musuh-musuh kebenaran dalam bentuk-bentuk terburuk yang dapat dibayangkan (ayat 23-29). Itu semua merupakan satu seruan di dalam keputusasaan dan penindasan (ayat 20-22, 30). Adakalanya Tuhan melindungi orang benar dengan cara mendatangkan celaka bagi orang fasik.

Yang ingin disampaikan oleh pemazmur di sini adalah suatu sikap hati yang menolak dengan tegas segala ketidakbenaran. Kelaliman harus dibasmi tuntas dan tidak boleh diberi kesempatan untuk bersemi kembali. Tentunya hal ini tidaklah bertentangan dengan ajaran kasih Yesus, yang menasihati agar kita mendoakan orang-orang yang menganiaya kita. Dengan demikian, mengatasnamakan Allah untuk 'menggolkan' kepentingan pribadi jelas bukan maksud pemazmur. Celakalah mereka yang mempermainkan Allah, agama, dan pelayanan demi maksud terselubung!

Doa pemazmur ditutup dengan puji-pujian kepada Allah yang menyelamatkan (ayat 30-37). Puji-pujian lebih dikenan Allah daripada persembahan yang hanya lahiriah sifatnya. Ini berarti pemazmur memuji bukan hanya dengan mulutnya, melainkan dengan seluruh hidupnya. Dengan iman, pengharapan, dan kasihnya kepada Allah, pemazmur memuliakan Dia, lalu mengajak semua ciptaan-Nya bersukacita.

Renungkan: Cinta kepada kebenaran menuntut penyingkiran musuh-musuh kebenaran sampai tuntas. Tetapkanlah hati untuk melawan segala ketidakbenaran. Mintalah agar Tuhan memurnikan dan membuat kita rendah hati, agar tidak menjadi orang-orang yang memanipulasi kebenaran demi ambisi kita. Kemudian, bersyukurlah kepada Allah!

(0.25) (Am 5:14) (sh: Ngeri! Apabila Allah berlalu, apabila Allah datang! (Senin, 21 Juli 2003))
Ngeri! Apabila Allah berlalu, apabila Allah datang!

Sifat hukuman Allah kini menahap lebih maju. Bagian ini tidak lagi berbicara tentang kehilangan karena bangsa lain merampasi Israel tetapi tentang tindakan Allah sendiri melawan Israel. Bagian ini juga bernada pesimis. Tuhan masih terus menganjurkan reformasi, namun harapan Tuhan akan mengasihani kecil sekali sebab kemungkinan ada segelintir umat menyambut anjuran itupun tipis sekali (ayat 15-16). Kemungkinan itu kecil sebab yang umat inginkan hanya mencari kebaikan tanpa membuang kejahatan. Reformasi luar tanpa perubahan mentalitas dan kelakuan.

Tindakan ngeri Allah pertama adalah apabila Ia berlalu (ayat 16-17). Pada waktu raja melalui suatu tempat lazim penduduk tempat itu akan bersukacita, bukan? Pada waktu maut berlalu seperti ketika tulah kesepuluh terjadi, ada ratapan besar. Demikian yang akan terjadi pada umat ketika Allah berjalan di tengah mereka. Kengerian dan celaka belaka, bukan damai dan kesukaan!

Tindakan ngerti Allah kedua adalah apabila Ia datang (ayat 18-20). Di antara orang Israel bersemi harapan apokaliptis, yaitu harapan bahwa akan datang Hari Tuhan ketika Tuhan mengadili semua bangsa dan membela umat-Nya. Tetapi hal yang bersifat janji dan penghiburan itu kini dijadikan Tuhan sebagai ancaman terhadap umat-Nya. Keadilan dan murka Tuhan tidak akan dibatasi hanya untuk bangsa-bangsa bukan Israel yang di luar perjanjian. Hari itu tidak akan menjadi kesukaan dan penghiburan sebab kekelaman dan murka akan menimpa umat. Tuhan tidak akan pilih kasih. Selama ibadah tidak utuh meliputi seluruh aspek kehidupan, selama itu juga ancaman murka terus mengintai.

Renungkan: Jangan cepat menganggap diri saleh karena sudah melaksanakan seluruh upacara agama. Panggilan kita tidak hanya itu, tetapi harus meluas sampai kepada seluruh segi hubungan kemanusiaan kita.

(0.25) (Mat 26:69) (sh: Semangat saja tak dapat diandalkan (Selasa, 22 Maret 2005))
Semangat saja tak dapat diandalkan


Kadang kita takut menunjukkan identitas kita sebagai orang Kristen kepada kalangan tertentu karena kemungkinan akan mendatangkan bahaya dan merugikan kita. Kadang-kadang motivasi yang mendasari sikap kompromi atau penyangkalan iman disebabkan oleh rasa takut menghadapi risiko. Akar terdalam dari goyahnya iman seseorang adalah karena ia lebih mengandalkan semangat dan kekuatan sendiri daripada mengandalkan anugerah Tuhan.

Mengapa Petrus yang tadinya begitu berani membela Tuhannya dengan pedang berubah menjadi sedemikian takut sehingga ia menyangkal Yesus (ayat 70,72,74)? Untuk memahami kegagalan Petrus ini kita perlu kilas balik ke kisah-kisah sebelumnya. Pertama, Petrus adalah seorang yang impulsif. Ia mudah membuat pernyataan akan setia mengikut Yesus sampai mati tanpa didasari perhitungan iman yang cermat tentang risikonya (ayat 26:33-35). Kedua, Yesus sendiri sudah memberikan peringatan bahwa ia akan gagal, namun Petrus tidak serius menanggapi peringatan tersebut (ayat 26:31-32). Ketiga, ketika dalam kelemahan fisik, mental, dan spiritual ia seharusnya berjaga-jaga dalam doa, ia justru terlena tidur (ayat 26:40). Tidak heran bukan oleh badai, tetapi hanya oleh angin kecil pertanyaan-pertanyaan orang tak berarti cukup membuat semangat manusiawi Petrus tumbang.

Kisah Petrus ini memberikan peringatan sekaligus penghiburan. Peringatan, bahwa murid Yesus terdekat sekalipun bisa menyangkali Tuhannya. Juga bahwa ketekunan iman seseorang tidak dapat didasari atas semangat manusiawi semata. Hakikat iman adalah bergantung penuh pada kuasa Allah dan berpegang pada janji-janji Allah bukan pada kobaran semangat manusiawi. Penghiburan, karena kisah ini tidak berhenti sampai di sini. Tuhan yang disangkali Petrus tidak membuang Petrus, tetapi mencari dan memulihkannya (Yoh. 21).

Renungkan: Bukan semangat melahirkan iman, tetapi iman melahirkan semangat.

(0.25) (Yoh 14:15) (sh: Janganlah gelisah hatimu (Minggu, 17 Maret 2002))
Janganlah gelisah hatimu

Semua pokok yang muncul pada pasal ini masih menjadi bagian dari jawaban dan penghiburan atas permasalahan: apa yang akan terjadi kepada para murid ketika Yesus meninggalkan mereka. Penghiburan itu adalah hadirnya Roh Kudus, Roh kebenaran (ayat 17) dan Penghibur (ayat 26) yang tinggal di dalam para pengikut Yesus selamanya. Ia disebut sebagai Penolong yang lain (ayat 16) yang sederajat dengan Yesus, dan meneruskan pekerjaan Yesus. Ia mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita (ayat 26). Secara tidak langsung, ini berarti bahwa Roh Kuduslah yang memampukan para pengikut Yesus untuk menaati perintah-Nya, yaitu memelihara dan melakukan segala firman dan perintah-Nya.

Roh Kudus bukan saja memberikan damai sejahtera dalam hidup orang beriman dan memampukan para pengikut Yesus untuk hidup dalam hubungan kekal dengan Yesus, tetapi juga menolong orang percaya yang hidup di dalam Yesus, dalam ketaatan dan kasih, hidup juga di dalam Bapa (ayat 23). Ketaatan dalam kasih ini akan menjadi tanda yang pasti yang membedakan orang yang sungguh beriman pada Yesus dengan yang tidak. Di sini kita melihat adanya hubungan tak terpisahkan antara iman, kasih, ketaatan, pertolongan Roh, kehadiran Yesus dan Bapa, dan pengenalan akan Allah. Semuanya terjalin indah, yang satu menjadi syarat bagi yang lain. Itu berarti pengenalan akan Allah bukanlah sebatas tahu ajaran isi iman Kristen. Pengenalan akan Allah harus seperti pengenalan Yesus terhadap Bapa-Nya yang mengalirkan sungai damai sejahtera.

Renungkan: Kajilah bagaimana pengenalan akan Tuhan, ketaatan, damai sejahtera, kasih, iman, kehadiran Roh dalam kehidupan iman Anda!

Bacaan untuk Minggu Sengsara 6

Yesaya 59:14-20

I Timotius 1:12-17

Lukas 19:28-40

Mazmur 31:1-5,9-16

Lagu:

Kidung Jemaat 410

PA 2 Yohanes 14:1-14

Yesus telah memulai pesan-pesan terakhir-Nya dengan menyatakan bahwa Dia akan segera pergi meninggalkan dunia ini (ayat 13:1,33). Kini Dia meneruskan ucapan-ucapan-Nya yang amat penting untuk mempersiapkan para murid berada dalam satu situasi baru, ketika Ia tidak lagi ada bersama-sama mereka. Para murid kelihatannya belum siap untuk mandiri. Lagi pula, sebenarnya mereka belum sungguh-sungguh mengerti siapa Yesus sebenarnya dan apa misi-Nya di dalam dunia. Bagian awal pasal 14 ini terus menunjukkan upaya Yesus yang begitu sabar membimbing para murid menuju pemahaman yang baru.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Tiga perintah apa yang diberikan Yesus bagi para murid (ayat 1)? Mengapa perintah itu merupakan jawaban bagi kegelisahan para murid? Apa arti dan hubungan percaya kepada Allah dan kepada Yesus?

2. Mengapa Tuhan Yesus berbicara mengenai “rumah” dan “tempat tinggal” (ayat 2)? Apa maksud 2 kata itu dalam bagian ini? Apa hubungan fase-fase kehidupan Yesus dalam kematian, kebangkitan, kenaikan-Nya dengan Ia menyediakan tempat di surga bagi pengikut- Nya?

3. Mengapa Tuhan Yesus dapat berkata bahwa para murid mengetahui tempat yang dituju-Nya (ayat 4)? Apa yang dimaksud dengan “tahu” di sini? Apa hubungan antara “tahu” dan “percaya”? Apa jawaban Yesus kepada Tomas (ayat 6)? Bagaimana hubungan Yesus adalah kebenaran dan adalah hidup dengan Yesus adalah jalan menuju rumah kekal surgawi itu?

4. Mengapa Filipus meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa kepada para murid (ayat 8)? Mengapa itu “cukup” untuk mereka? Bagaimana Yesus menyatakan Bapa? Pikirkan bagaimana hubungan antara a) hidup Yesus, b) ajaran atau firman Yesus, dan c) perbuatan ajaib Yesus dengan hal menyatakan Allah! Yang mana yang terpenting? Mengapa?

5. Frasa “Sesungguh-sungguhnya ...” dalam ayat 12 (harfiah: Amin, Amin) menyatakan keseriusan. Mengapa janji Yesus ini perlu penekanan sekuat itu? Apakah yang Yesus janjikan (ayat 12)? Mengapa pekerjaan besar terkait dengan permintaan yang dijawab (ayat 13-14)?

6. Bagaimana kebenaran firman Tuhan ini menolong Anda untuk mengenal Yesus dan menjalani kehidupan di dunia?

(0.25) (Kis 20:1) (sh: Rahasia prestasi gemilang (Minggu, 25 Juni 2000))
Rahasia prestasi gemilang

Selama 14 tahun pelayanannya, Paulus berhasil membangun sekitar 30 gereja di Asia hingga Eropa. Dan gereja-gereja yang ia bangun adalah gereja-gereja yang bertumbuh, berkembang, dan berbuah di tengah tantangan dan penderitaan yang tiada henti-hentinya mendera gereja.

Di dalam waktu 14 tahun, di tengah kondisi medan yang sulit, dan perlakuan orang-orang Yahudi dan pemerin-tahan Romawi, Paulus telah berhasil mencapai prestasi yang dapat dikatakan 'spektakuler'. Apa rahasia kesuksesannya? Ia tidak hanya mengabarkan Injil namun juga memfollow-up (pelayanan lanjutan), yakni menguatkan murid-murid secara konsisten dan berkesinambungan (1-2). Ini dilakukan setiap kali ia akan meninggalkan jemaat, mengunjungi jemaat yang sudah lama ditinggalkan, atau menulis surat kepada sebuah jemaat. Penguatan ini merupakan pelayanan yang diwujudnyatakan dengan kata-kata penghiburan, dorongan, pujian dlsb. yang dengan kekuatan Roh Kudus berusaha menguatkan Kristen untuk tetap setia dan bertahan dalam menghadapi berbagai penganiayaan.

Paulus juga bukan seorang 'pemain tunggal', karena ia mempunyai tim kerja dari berbagai latar belakang (4-6). Ketika di Troas, Paulus memperlihatkan bahwa gereja harus dibangun berdasarkan pelayanan firman dan sakramen (7-11). Selain memecah-mecahkan roti (perjamuan kudus), Paulus pun rela menghabiskan waktu untuk mengeksposisi firman Tuhan dan berdiskusi dengan jemaat (11). Sebab ia yakin bahwa hanya firman Tuhan yang mampu menguatkan jemaat untuk tetap setia, bertumbuh, dan berbuah. Peristiwa kebangkitan Euthikus, menegaskan bahwa sumber utama kekuatan dan penghiburan Kristen adalah Kristus yang telah mengalahkan kematian, musuh utama manusia.

Renungkan: Keberhasilan sebuah pelayanan nampak dari hasil pertumbuhan, buahnya, dan ketahanannya dalam menghadapi penganiayaan.

Bacaan untuk Minggu ke-2 sesudah Pentakosta

Ulangan 11:18-21 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ula/T_Ula11.htm#11:18 Roma 3:21-28 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Rom/T_Rom3.htm#3:21 Matius 7:21-29 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Mat/T_Mat7.htm#7:21 Mazmur 31:1-5,19-24 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz31.htm#31:1

Lagu: Kidung Jemaat 343

(0.25) (Why 1:1) (sh: Pesan penting di masa gawat (Senin, 21 Oktober 2002))
Pesan penting di masa gawat

Di tengah badai aniaya yang melanda umat-Nya, Tuhan Yesus memberikan wahyu kepada hamba-Nya, Yohanes untuk menghibur dan meneguhkan mereka. Dengan setia Yohanes bersaksi tentang wahyu yang telah diterimanya. Ia menuliskannya bagi ‘hamba-hamba Kristus’ (ayat 1) yang sedang menjalani masa uji dalam rangka pemurnian menjelang pemuliaan. Bagi “ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya” disebut berbahagia atau terberkati. Maksudnya jelas, menekuni dan mengamalkan Kitab Wahyu akan mendatangkan berkat bagi orang percaya dan jemaat, yakni ketangguhan menjalani masa uji yang penuh penderitaan, dan kemuliaan surgawi sebagai orang-orang yang menang.

Penghiburan dan peneguhan yang Tuhan Yesus sampaikan kepada umat-Nya, bertitik tolak dari hubungan antara Allah dengan umat-Nya, dengan mengedepankan kedaulatan karya-Nya. Kasih karunia, yang menjadi pokok keselamatan kita, dikatakan ‘menyertai kamu’ (ayat 4). Ungkapan ini menyiratkan kebenaran mendasar dalam keselamatan kita, bahwa sekali kita berada dalam kasih karunia Allah, selamanya kita berada dalam kasih karunia tersebut. Damai sejahtera, yang berarti kedamaian dan kesentosaan jiwa karena kepastian telah diperolehnya demai dengan Allah, juga dikatakan beserta umat-Nya. Itu berarti, bagi orang-orang yang berada dalam kasih karunia Allah, damai sejahtera hadir, dan di saat-saat topan kesengsaraan mengamuk, kedua hal itu menjadi bekal sekaligus titik berangkat pengharapan.

Pendeknya, dengan ‘kasih karunia dan damai sejahtera’ bagi umat-Nya, Allah bersama-sama dengan umat-Nya dalam menghadapi masa uji yang paling berat sekalipun. Ya, Allah mengasihi umat-Nya dan tidak membiarkan mereka berjuang sendirian. Allah sendiri tampil sebagai titik tekan penghiburan dan peneguhan itu.

Renungkan: Jaminan kemenangan bagi orang percaya yang sedang mengalami pergumulan mahadahsyat akan dikuatkan dan diteguhkan dengan pernyataan Tuhan Allah yang kekal berdaulat, Pencipta dan Penggenap sejarah umat manusia.

(0.25) (Why 1:1) (sh: Hai Yohanes, mengapa Wahyu? (Sabtu, 13 Desember 2003))
Hai Yohanes, mengapa Wahyu?

Mengapa bukan kitab pengajaran doktrin akhir zaman yang sistematis dengan poin-poin yang lugas, dibantu peta waktu yang lengkap detil kronologisnya (bila perlu ditambah sisipan CD software interaktif yang lebih user-friendly)? Mengapa kitab Wahyu ada dalam bentuk seperti yang kita temukan sekarang? Alasan utamanya sederhana saja: Allah di dalam Kristus yang membuatnya seperti demikian; Ia memilih untuk mengaruniakan-Nya dalam bentuk seperti ini (ayat 1). Lalu apa maksudnya? Atau yang lebih penting, apa maksud-Nya?

Kitab Wahyu bukanlah bahan kursus tertulis jarak jauh bagi Kristen yang kebetulan punya waktu luang lebih dan tertarik (bila bukan terobsesi) dengan hal-hal akhir/eskatologi. Yohanes mencatatnya, dan Kristus mengaruniakannya bagi jemaat Kristen yang sedang menderita yaitu Kristen yang terperangah menyaksikan (dan mengalami!) kuasa dunia yang jahat dan dahsyat! Intipati dari apa yang ada di dalam kitab Wahyu telah digemakan pada ayat-ayat yang kita baca sekarang. Kitab ini ditulis agar Kristen mengetahui hal-hal yang akan segera terjadi (ayat 1); sebab, apa yang akan terjadi itu adalah penghiburan bagi mereka (ayat 3). Jati diri Yesus, Tuhan mereka pun menjadi penghiburan dan teladan bagi mereka. Kristus adalah Sang Saksi yang setia dan terus mengasihi kita (ayat 5). Kuasa-Nya yang dahsyat telah nyata dari karya-Nya menyelamatkan Kristen dari dosa (ayat 5), dan akan terus nyata melalui segala sesuatu yang ia sedang dan akan kerjakan selanjutnya (ayat 7-8).

Mengapa Allah kini mengaruniakan Anda kesempatan untuk membaca, menggali, dan merenungkan kitab Wahyu? Agar iman Anda makin teguh, hati Anda makin berserah, dan karya kesaksian Anda makin nyata dalam dunia. Semua ini adalah demi Tuhan kita, yang bagi-Nya “kemuliaan dan kuasa sampai selama-lama-Nya” (ayat 6).

Renungkan: Taatilah Tuhan dalam segala sesuatu, karena hanya dalam ketaatan berita kitab Wahyu menjadi kabar bahagia bagi kita.

(0.21) (Yer 30:1) (jerusalem: Firman yang datang dari TUHAN) Bagian kitab Yeremia berikut ini, Yer 30:1-31:40, sering diberi berjudul: "Kitab Penghibur", oleh karena memuat nubuat-nubuat tentang keselamatan yang akan datang. Bagian terbesar Kitab Penghiburan itu ditulis, bdk Yer 30:2, pada waktu antara pembaharuan agama yang dimulai raja Yosia pada th 622 dan mangkatnya raja itu pada th 609. Pembaharuan agama yang bertumpu pada kitab Ulangan itu, bdk 2Ra 22:3-23:24, membangkitkan baik kepercayaan murni kepada TUHAN dengan menyingkirkan campuran agama yang disebarluaskan oleh raja Manasye, maupun pengharapan nasional dan semangat kebangsaan. Kemerosotan yang dialami negeri Asyur pada masa itu memberi raja Yosia kesempatan merebut kembali daerah Samaria dan Galilea, 2Ra 23:15,19; 2Ta 35:18. Maka bangkitlah pengharapan bahwa orang-orang Israel yang pada th 721 masuk pembuangan akan kembali kepada kerajaan yang dipulihkan seperti adanya pada masa raja Daud dahulu. Sajak-sajak yang tercantum dalam Yer 30:1-31:40 mengungkapkan pengharapan itu. Tuhan tetap mengasihi umat Israel di bagian utara negeri, Yer 31:3; 15-20 bdk Hos 11:8-9; Ia membawa kaum buangan kembali ke tanah airnya, Yer 30:3; 31:2-14; bdk Hos 10:11; semua bersatu kembali di sekitar Sion, Yer 31:6; bdk Yer 11:10-16. Di kemudian hari nubuat-nubuat tentang kembalinya umat itu disadur begitu rupa sehingga mencakup juga bangsa Yehuda yang dalam pada itu juga masuk pembuangan. Ditambahkan nubuat-nubuat, Yer 30:8-9; 31:1; 23-26; 27-28, dan beberapa sisipan Yer 30:3,4; 31:31, sehingga Yehuda disambung dengan Israel. Begitulah Kitab Penghiburan nabi Yeremia diberi makna baru dan terakhir, sehingga merangkum juga zaman Mesias; Israel dan Yehuda dipersatukan kembali, bdk Yer 3:18+, dan bersama-sama di negerinya sendiri mereka berbakti kepada Tuhan dan diperintah oleh raja Daud, Yer 30:9. Dikumpulkannya umat Israel yang terpencar-pencar menjadi suatu gagasan penting dalam pekabaran nabi-nabi yang tampil di masa pembuangan, Yes 43:5 dst; Yer 49:5-6,12,18-23, dll; Yeh 11:17; 20:34; 28:25; 34:12-13, dll, dan sesudahnya, Zak 10:6-12; bdk Yoh 11:52.
(0.21) (Yer 46:1) (sh: Allah di dalam percaturan politik (Jumat, 18 Mei 2001))
Allah di dalam percaturan politik

Hancurnya Asyur karena kebangkitan Babel yang begitu cepat di akhir abad ke 7 s.M. menggoncangkan dan meresahkan bangsa-bangsa di Timur Tengah. Mesir adalah satu-satunya bangsa di area itu yang cukup kuat secara militer untuk menentang Babel. Bangsa-bangsa lainnya tidak mempunyai banyak pilihan selain berpihak kepada Mesir atau Babel, dengan pertimbangan: negara mana yang akan memberikan banyak bantuan dan di bawah pemerintahan raja manakah negara mereka akan tetap berkembang.

Karena letak Yehuda berdekatan dengan Mesir dan sepanjang sejarah bangsa-bangsa di daerah Kanaan sudah mengakui kekuatan Mesir, maka Yehuda menghadapi masalah politik, sosial, dan ekonomi yang semakin pelik. Tidaklah mengherankan jika di dalam negeri Yehuda muncul kubu yang berpihak ke Mesir dan mencoba meyakinkan kubu lain untuk berpihak kepada Mesir dan bukan Babel.

Dalam situasi demikian, firman Tuhan tentang Mesir datang kepada Yoyakim dengan tujuan utama untuk meyakinkan dia agar mau tunduk kepada Babel. Kehancuran Mesir tinggal menunggu waktu saja. Mereka berpihak kepada Mesir karena kekuatannya. Peralatan perang dan tentara Mesir berkualitas luar biasa (4). Sekutu-sekutu Mesir pun bukan orang sembarangan (9). Tapi apa yang mereka lihat di tepi sungai Efrat dekat Karkemis (1, 5-6)? Dimanakah kesombongan dan kekuataan Mesir yang tersohor (7-8)? Semua itu tidak ada artinya di hadapan Babel (11-12). Sesungguhnya bukan karena kekuatan Babel namun karena Allah telah menetapkan waktu kehancuran Mesir. Sudah tiba saatnya Allah berperkara untuk menghukum mereka (10).

Renungkan: Inilah penghiburan besar bagi kita semua sebab Allah memegang kendali atas sejarah bangsa-bangsa. Ia terus berkarya dan berencana dalam percaturan politik di negara mana pun. Penghiburan yang lebih besar lagi adalah Allah sesungguhnya tidak merahasiakan rencana- Nya dari umat-Nya. Jika Yehuda mau mendengarkan suara Allah mereka tidak perlu resah dengan kebangkitan Babel. Bukankah Allah yang memegang kendali? Kristen pun tidak perlu resah walau siapa pun yang bangkit berkuasa. Bukankah Ia yang memegang kendali dan tidak merahasiakan rencana-Nya kepada Kristen? Hanya apakah kita seperti Yeremia atau seperti Yoyakim?

(0.20) (2Kor 12:9) (full: CUKUPLAH KASIH KARUNIA-KU BAGIMU. )

Nas : 2Kor 12:9

Kasih karunia adalah kehadiran, kemurahan, dan kuasa Allah. Ini merupakan suatu daya, suatu kekuatan sorgawi yang dikaruniakan kepada mereka yang berseru kepada Allah. Kasih karunia ini akan berdiam dalam diri orang percaya yang setia, yang mengalami kelemahan dan kesukaran demi Injil (Fili 4:13;

lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  1. 1) Semakin besar kelemahan dan pencobaan kita karena Kristus, semakin besar kasih karunia yang akan diberikan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Apa yang dikaruniakan-Nya akan selalu cukup bagi kita untuk menjalankan kehidupan sehari-hari, melayani-Nya, dan memikul penderitaan dan "duri" di dalam daging itu (bd. 1Kor 10:13). Selama kita mendekatkan diri kepada Kristus, maka Kristus akan mengaruniakan kekuatan dan penghiburan sorgawi-Nya.
  2. 2) Kita harus bangga dan melihat nilai kekal dalam kelemahan kita, karena dengan demikian kuasa Kristus ada bersama kita dan diam dalam diri kita sementara kita menempuh hidup ini menuju ke rumah sorgawi kita.
(0.20) (1Sam 23:14) (sh: Persahabatan Sejati. (Selasa, 03 Februari 1998))
Persahabatan Sejati.

Ada pepatah mengatakan Ada uang abang sayang, tak ada uang abang melayang. Pepatah ini merupakan salah satu contoh ejekan bagi bentuk persahabatan yang terjalin karena materi. Benar, bahwa menggalang persahabatan di kala senang, atau sukses tidaklah sulit. Tanpa dicari banyak orang yang datang menawarkan persahabatan. Tetapi, apa yang terjadi bila orang berada dalam keadaan susah? Yang semula mengaku sebagai sahabat, satu demi satu pergi menjauh bahkan lebih menyedihkan lagi, berlagak seolah tak pernah kenal. Masih ingatkah sikap Petrus terhadap Yesus di saat Dia menghadapi penderitaan? Sebaliknya, dalam keadaan takut, kehadiran Yonatan memberikan penghiburan dan dukungan bagi Daud. Tindakan Yonatan ini mengandung risiko, tetapi itulah ciri persahabatan sejati.

Kesetiaan Allah. Syukur kepada Allah yang selalu setia memperhatikan pergumulan hamba-hamba-Nya. Rencana-Nya sungguh luar biasa. Orang-orang yang tidak percaya, seperti Filistin dapat dijadikan-Nya alat penyelamat bagi hamba-Nya. Suatu kerjasama yang indah terjalin antara Allah dan hamba-Nya, Daud. Daud setia kepada Allah, karena Allah telah terlebih dahulu bertindak setia. Itulah sumber damai sejahtera dan pengharapan kekal umat Allah.

(0.20) (Ayb 24:1) (sh: Benarkah Allah tidak peduli? (Minggu, 19 Desember 2004))
Benarkah Allah tidak peduli?

Maraknya berita kejahatan yang disuguhkan oleh media cetak dan elektronik menimbulkan pertanyaan teologis di benak kita. "Di mana Allah?" atau "Mengapa Allah tidak bertindak atas berbagai kesengsaran yang menimpa orang tidak bersalah?" atau "Mengapa Allah diam saja dan tidak menghukum pelaku kejahatan?"

Pertanyaan yang sama pun muncul ketika Ayub menyaksikan berbagai kejahatan terjadi di dunia sekitarnya (ayat 2-16). Ayub bertanya-tanya bahkan mengeluh mengapa Allah tidak berbuat apa-apa? Ayub bingung karena Allah terlihat seolah membiarkan ketidakadilan (ayat 1, 17). Lalu, keresahan Ayub ini digantikan oleh kesadaran bahwa setiap orang yang melakukan kejahatan pasti akan berhadapan dan tunduk pada hukum maut (ayat 18-20). Ayub yakin bahwa Allah pasti bertindak menurut waktu dan rencana-Nya bagi manusia (ayat 23).

Sebenarnya Allah bukan tidak peduli terhadap kesengsaraan yang manusia derita. Dia bukan Allah yang tidak menindak para pelaku kejahatan. Bukan pula Allah yang berpihak pada ketidakadilan. Sesungguhnya, Allah justru menangis melihat manusia menderita. Ia peduli dan telah bertindak melalui Yesus, anak-Nya. Hari ini kita memasuki Minggu Adven ke-4. Suatu masa di mana kita mengingat kembali kedatangan Allah dalam diri Yesus Kristus yang akan memberikan kekuatan dan penghiburan kepada setiap orang yang mengalami penderitaan.

Camkanlah: Hanya manusia yang bersekutu dengan Allah saja, yang mampu meyakini bahwa Ia tetap berpihak pada keadilan dan akan bertindak menumpas kejahatan!

(0.20) (Mzm 51:7) (sh: Hubungan pemahaman tentang dosa dan pertobatan sejati (Rabu, 22 Agustus 2001))
Hubungan pemahaman tentang dosa dan pertobatan sejati

Dosa bukanlah sebuah perbuatan tunggal dan terisolir melainkan ada ekses-ekses yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Ekses pertama adalah noda yang membekas pada seseorang (ayat 9). Cukup sulit untuk mendefinisikan noda sebab tidak kasat mata bagi manusia kecuali bagi Allah. Apakah kita mau mempunyai kehidupan yang coreng-moreng di hadapan-Nya? Hanya Allah yang mampu menghilangkan noda itu. Ekses kedua adalah ekses psikologis. Orang yang sudah melakukan dosa, diakui atau tidak, pasti akan kehilangan ketenangan, kedamaian, dan kesukacitaan dalam jiwanya (ayat 10, 14). Siapakah yang dapat mengembalikan semua itu? Ekses ketiga adalah dihantui perasaan bahwa Allah akan membuang dirinya (ayat 13) walaupun itu tidak mungkin terjadi sebab Allah penuh belas kasihan dan kemurahan. Ekses keempat adalah apa yang kita tabur akan kita tuai (ayat 16). Daud meminta Allah untuk mematahkan ekses ini. Ekses kelima adalah dosa seorang pemimpin memberikan dampak negatif kepada negara dan bangsa yang dipimpinnya. Menyadari hal itu, Daud memohon agar Allah menghentikan dampak negatif ini agar bangsa dan negaranya tetap sejahtera (ayat 20).

Pemahaman akan ekses-ekses dosa memimpin Daud kepada pertobatan sejati. Ciri pertobatan sejati adalah hati dan jiwa yang remuk (ayat 19). Siapa yang dapat tetap tenang setelah berbuat dosa jika dosa itu mempunyai ekses yang demikian dahsyat? Ciri pertobatan sejati selanjutnya dinyatakan dalam permohonan Daud kepada Allah (ayat 12). Daud rindu agar hati dan batin yang menjadi pusat kehendak manusia diperbaharui agar ia tidak berbuat dosa lagi. Daud sudah membuktikan tekadnya dalam hidupnya.

Renungkan: Sekarang marilah kita merenungkan kehidupan kita. Adakah ekses- ekses dosa yang dipaparkan oleh firman-Nya yang masih tersisa dalam hidup kita, baik itu berupa ketidaktenangan hati yang terus- menerus, buah pahit yang harus kita tuai, maupun kegagalan demi kegagalan dalam usaha yang kita lakukan? Jika masih ada, mintalah kepada Allah untuk mematahkan ekses itu dan memberikan kekuatan kepada Anda agar dapat menanggungnya. Jika sudah tidak ada, bagaimanakah pemahaman tentang ekses-ekses dosa membantu Anda untuk tidak berbuat dosa lagi?

(0.20) (Mzm 93:1) (sh: Tuhan Raja yang kekal dan Hakim yang adil. (Sabtu, 7 November 1998))
Tuhan Raja yang kekal dan Hakim yang adil.

Seorang raja di dunia, berada pada posisi sangat berkuasa dan penuh kemuliaan. Bagaimana dengan Allah sebagai Raja di atas segala raja? Ia sungguh dapat diandalkan (bdk. Mzm. 46)! Pemerintahan-Nya dan Kerajaan-Nya tidak tergoyahkan. Ia juga Hakim yang adil, yang akan melaksanakan pembalasan, sebagai hak mutlak Allah terhadap segala bentuk kejahatan.

Allah gunung batu perlindunganku. Orang-orang congkak dan fasik tidak menghiraukan Tuhan. Mereka meremukkan umat Tuhan, menindas dan berkata: Tuhan tidak melihatnya (ayat 94:5-7). Apa jalan keluar bagi si tertindas bila mengalami kesukaran dan penderitaan karena kejahatan orang lain? Berdiam diri, pasrah? Tidak! Adukan semua perbuatan jahat mereka pada Allah, Gunung batu perlindungan. Dia akan turun membela umat-Nya. Bacaan hari ini bermakna pengharapan: 1) berbahagialah orang yang dihajar dan diajar Tuhan melalui firman-Nya (ayat 94:12-13); 2) Allah tidak akan meninggalkan umat-Nya yang mengalami penindasan dan penderitaan; 3) Allah akan memberi penghiburan. Orang beriman tidak dipanggil untuk hidup pasif. Orang beriman harus memperingatkan orang fasik, menegur dan menasihati mereka untuk bertobat.

Doa: Terima kasih Tuhan atas perlindungan dan pengajaran-Mu.



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA