Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk pedalaman [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yer 34:1) (ende)

Peristiwa ini terdjadi sebelum Jerusjalem dikepung oleh seluruh tentara Babel, tapi tentara itu sudah menguasai pedalaman.

(0.75) (Rat 2:2) (ende: penggembalaan Jakub)

ialah negeri Juda, pedalaman, jang dibinasakan musuh "keradjaan dengan para pangerannja", ialah negeri Juda, radja dan kaum bangsawan. Radja Sedekia ditangkap dan sangat direndahkan oleh Nebukadnezar.

(0.75) (Ul 3:5) (jerusalem: yang tidak berkubu) Ini dapat diartikan juga sebagai nama, yaitu: orang Perizi, artinya: penduduk pedalaman yang desa-desanya tidak berbenteng.
(0.63) (Yer 9:10) (ende)

Bagian ini tidak melandjutkan Yer 9:1-8, tetapi mengenai hal lain. Pedalaman sudah dirusakkan musuh, jang lalu djuga akan merebut kota2 dan benteng2; hukuman atas kedjahatan.

(0.50) (1Raj 4:19) (jerusalem: di tanah Gilead) Dalam terjemahan Yunani terbaca: di tanah Gad
(0.50) (2Raj 11:18) (jerusalem: Sesudah itu....) Revolusi keagamaan yang dilancarkan ini serupa dengan yang dilancarkan Yehu di kerajaan Israel, 2Ra 10:18-28. Tetapi di Yehuda revolusi itu didukung "rakyat negeri" Yehuda. Justru rakyat di pedalaman itulah menjaga kemurnian agama Tuhan, sedangkan kalangan atas di ibu kota (Yerusalem) terpengaruh oleh luar negeri dan agama kafir.
(0.50) (Yer 35:1) (jerusalem) Peristiwa yang diceritakan di sini terjadi pada akhir masa pemerintahan raja Yoyakim. Yerusalem terancam akan dikepung tentara Babel dan memang terjadi demikian pada th 598. Sejak sekitar th 602 negeri Yehuda terus-menerus diserbu dan dirampok gerombolan-gerombolan yang bersenjata, bdk 2Ra 24:2. Akibatnya ialah banyak orang dari pedalaman melarikan diri ke Yerusalem, bdk Yer 34:11.
(0.44) (Hos 2:15) (jerusalem: lembah Akhor) Ialah sebuah lembah di dekat Yerikho. Melalui lembah itu orang masuk ke pedalaman negeri. Di lembah itu pernah dilakukan suatu ketidaksetiaan yang dihukum keras oleh Tuhan, Yos 7:24-26. Nama itu berarti: Lembah kemalangan, menurut Yos 7:26+. Lembah itu akan menjadi "pintu pengharapan" oleh karena menjadi tempat masuk ke tanah Suci yang dibaharui
(0.44) (Kis 19:1) (jerusalem: Ketika Apolos masih di Korintus) Ini hanya penggabungan redaksionil antara kedua catatan yang disisipkan ke dalam kisah perjalanan. Teks barat berbunyi sebagai berikut: untuk melaksanakan rencananya Paulus mau berangkat ke Yerusalem, tetapi Roh berkata kepadanya bahwa harus kembali ke Asia. Maka sesudah menjelajah daerah-daerah pedalaman Paulus tiba di Efesus
(0.31) (Pkh 11:1) (sh: Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan (Senin, 11 Oktober 2004))
Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan

Jim dan Elizabeth Elliot bersama seorang putrinya pergi menjadi utusan Injil ke Equador, Amerika Selatan. Dalam sebuah kunjungan ke pedalaman, Jim dan beberapa rekannya dibunuh oleh penduduk asli. Niat Elizabeth Elliot untuk memberitakan Injil tidak surut sehingga ia memutuskan masuk ke daerah pedalaman tersebut untuk meneruskan pekerjaan yang telah dirintis almarhum suaminya. Ia melayani Tuhan di sana dan akhirnya, orang yang membunuh suaminya pun menjadi anak Tuhan.

Dalam hidup ini ada banyak hal yang terjadi namun, sedikit yang mampu kita pahami. Seberapa pun kepandaian manusia memahami semua ilmu pengetahuan dan mampu menciptakan berbagai alat yang berguna bagi kehidupan, tetap ada banyak peristiwa hidup yang tak terselami. Keterbatasan tersebut disebabkan Tuhan yang mengatur kehidupan manusia dan di "tangan-Nyalah" nafas semua makhluk hidup. Firman Tuhan menyatakan "Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah" (ayat 5). Pekerjaan Tuhan terhadap dunia ini tak terselami, seperti kita juga tidak mampu mengatur pertumbuhan benih yang kita tabur di tanah (ayat 6) ataupun memahami gerakan alam semesta ini (ayat 3). Adakalanya kita lupa bahwa kita bukanlah pusat dari alam semesta; melainkan kehidupan kita di dunia ini hanyalah bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar. Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang memercayai Tuhan dalam segala lakunya (ayat 8).

Namun, ada satu penghiburan bagi kita anak-anak-Nya yaitu Tuhan itu kasih. Jika Ia bukanlah Tuhan yang kasih maka Ia tidak akan mau menjadi manusia untuk mengorbankan diri-Nya di kayu salib dan membayar hukuman atas dosa kita. Sebenarnya, Tuhan tidak harus menjadi manusia, tetapi Ia memilih untuk melakukan semua itu demi kasih-Nya kepada kita. Kendati Ia mengijinkan sesuatu yang buruk menimpa kita bukan berarti rancangan-Nya yang indah untuk hidup kita akan gagal.

Renungkan: Iman sejati berarti memercayai rencana Tuhan tetap yang terbaik bagi hidup kita pada saat kita sedang menderita.

(0.25) (Ul 18:1) (jerusalem) Menurut Ulangan semua orang Lewi dapat menjabat imam. Karena itu dipakai istilah "imam-imam orang Lewi", Ula 21:5; 24:8; 31:9; bdk Ula 17:9. Tetapi jabatan itu hanya boleh dijalankan di Yerusalem, Ula 18:6-7, di mana orang Lewi mendapat nafkahnya dari mezbah, Ula 18:1-5. Orang Lewi terlalu banyak jumlahnya, sehingga tidak semua dapat menjabat di satu tempat kudus itu. Karena itu banyak orang Lewi tinggal di pedalaman. Dianjurkan supaya mereka (sama seperti pendatang, janda dan piatu) diberi nafkah oleh orang beriman, Ula 12:18-19, dll. Perbedaan antara imam dan orang Lewi (pembantu imam) di zaman Ulangan belum ada. Tetapi perbedaan itu mulai disiapkan oleh karena pada kenyataannya ada orang Lewi yang menjabat imam di tempat kudus pusat dan ada orang Lewi di daerah yang tidak menjabat imam.
(0.22) (Luk 16:1) (sh: Penggunaan uang dalam Kekristenan. (Sabtu, 1 April 2000))
Penggunaan uang dalam Kekristenan.

Cara yang dipakai oleh sang bendahara dalam perumpamaan ini bukanlah cara yang benar.    Namun demikian kita bisa meneladani kejelian dan kecerdikannya    dalam merencanakan masa depan. Ia menyadari bahwa dia akan    segera meninggalkan jabatannya dan tentunya akan kehilangan    otoritas di dalam mengelola harta tuannya. Karena itu ia    menggunakan kesempatan yang masih ada, untuk menjalin    persahabatan dengan menggunakan harta tuan-nya. Tujuannya jelas,    supaya ia nantinya mendapat balasan dengan diberi tumpangan.

Apa yang diutarakan dalam perumpamaan ini menggambarkan posisi    kita sebagai Kristen dalam hubungannya dengan harta. Tak satu    pun harta yang ada pada kita  dalam hidup ini  adalah milik    kita. Kita hanyalah dipercayai untuk mengelolanya. Suatu saat    kita akan meninggal-kan semuanya. Karena itu ketika kita masih    mempunyai wewenang atas Mamon yang tidak jujur, kita harus    menggunakannya untuk membangun persahabatan yang bernilai kekal.    Karena itulah penggunaan uang bagi Kristen bukanlah hal yang    sepele. Meskipun bila dibandingkan dengan kekayaan sorgawi,    nilainya sangat kecil, namun cara kita menggunakan yang sangat    kecil ini dapat menunjukkan apakah kita orang yang setia atau    tidak (ayat 10-12). Apakah kita adalah hamba yang layak dipercaya    untuk mengelola harta titipan "Tuan" kita?

Dalam hal penggunaan harta itu, apakah kita menggunakannya    untuk melayani Allah ataukah harta itu akan mempergunakan kita    untuk melayaninya? Janganlah kita seperti orang-orang Farisi    yang tidak hanya menjadi hamba uang, namun juga kehidupan    perkawinannya diwarnai dengan kawin cerai (ayat 14, 18). Walau    demikian mereka masih menganggap apa yang diajarkan Yesus    terlalu kaku sehingga mereka mencemoohnya. Mereka menilai    tindakan mereka berdasarkan standar mereka sendiri., sedangkan    Yesus menilainya berdasarkan standar Allah yaitu hukum Ilahi    yang ideal dan bukan sekadar legalisme atau tradisi.

Renungkan: Manakah yang akan Anda lakukan: menggunakan uang    untuk pekerjaan Tuhan seperti membeli Alkitab bagi suku-suku    terasing di pedalaman atau menggunakannya untuk kenikmatan    pribadi seperti makanan, pakaian, bepergian, dlsb.? Kita perlu    menyoroti cara penggunaan uang dengan standar Allah bukan dengan    standar kita.

(0.19) (Luk 6:20) (sh: Miskin tetapi kaya (Minggu, 9 Januari 2000))
Miskin tetapi kaya

Sepanjang sejarah pemberitaan Injil di daerah-daerah terpencil atau pedalaman, lebih banyak memaparkan dukacita, penderitaan, dan pergumulan para misionaris, yang telah menyerahkan seluruh hidup bahkan keluarganya bagi pekerjaan Tuhan. Ada di antaranya yang mengalami penolakan dari penduduk setempat, bahkan ancaman pembunuhan, atau ada juga yang anggota keluarganya terancam keselamatannya. Kehidupan mereka pun seringkali tidak terjamin, karena tidak memiliki sedikit pun uang untuk mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarganya. Contohnya: John Williams yang ber-PI di Tiongkok bagian utara, Kyai Sadrakh di tanah Sunda, Pdt. Nommensen di tanah Batak, dan masih banyak lagi, telah memberikan hidupnya bagi pemberitaan Injil, walaupun mereka harus mengalami segala risiko. Kemiskinan tidak membuat mereka miskin rohani, justru mereka mengalami kekayaan rohani melalui pengalamannya bersandar kepada kuasa dan kasih Tuhan.

Yesus mengkontraskan: miskin-kaya, lapar-kenyang, menangis -- tertawa, dan dibenci-dipuji. Sungguh di luar kebiasaan, Yesus mengatakan bahwa apa yang dianggap dunia menderita, itulah yang membahagiakan, sebaliknya apa yang dianggap dunia membahagiakan, itulah yang mencelakakan. Mengapa demikian? Pengertiannya adalah bahwa bukan ukuran yang penting, tetapi alasan pengalaman ini. Demi siapakah mereka mengalami semuanya itu, demi diri sendiri ataukah demi Dia yang telah memanggil mereka untuk melayani-Nya? Kepastian kebahagiaan akan dialami oleh mereka, bila karena Dia mereka harus menanggalkan segala kekayaan, kepuasan perut, kesenangan duniawi, dan pujian manusia.

Renungkan: Menjadi murid-Nya berarti siap hidup meneladan Guru Agung kita, yakni Yesus Kristus. Mungkin kita harus kehilangan pekerjaan tetap atau sumber kakayaan yang menjadi hidup kita selama ini. Mungkin kita akan mengalami kelaparan. Mungkin kita akan menangis karena berbagai pergumulan, ketidakbenaran, atau ketidakadilan. Mungkin kita akan dibenci orang-orang yang menantang iman kita. Semuanya ini tidak menjadikan kita hidup bahagia secara lahiriah. Namun motivasi yang murni dan kesetiaan kita pada panggilan-Nya akan menuntun kita pada kebahagiaan yang sejati, yang tidak dapat digantikan dengan materi, makanan, kesenangan duniawi, dan pujian. Lebih berharga hidup kita, bila kita miskin tetapi kaya daripada sebaliknya kaya tetapi miskin,



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA