Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 257 ayat untuk para budak di bait Allah AND book:2 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kel 21:1) (sh: Aturan tentang budak Ibrani. (Rabu, 6 Agustus 1997))
Aturan tentang budak Ibrani.

Di balik peraturan ini tersirat pengalaman Israel ketika menjadi budak bangsa Mesir. Mereka tidak boleh memperlakukan budak dari bangsa mereka sendiri seperti dulu mereka diperlakukan oleh bangsa Mesir. Sebaliknya Israel harus bermurah hati. Budak pria dianggap seperti orang magang, yang sesudah enam tahun mengabdi beroleh kemerdekaannya di tahun ketujuh. Kecuali jika ada yang memutuskan dalam hak kemerdekaannya untuk mengabdi seumur hidup karena mengasihi istri dan anak-anaknya. Perlakuan kepada para budak perempuan memang berbeda. Intinya bukan merendahkan perempuan tetapi memikirkan keperluan nafkahnya baik secara jasmani maupun secara batin.

Citra Allah. Umat Allah harus menjadi citra sifat-sifat Allah sendiri. Perlakuan kepada orang bawahan kita merupakan kesempatan emas untuk kita mencitrakan bagaimana Allah sudah memperlakukan kita. Di dalam gereja sendiri pun ada cukup banyak saudara seiman kita yang tingkat sosialnya lebih rendah dari kita. Apakah anugerah yang kita terima dalam Yesus Kristus sudah menyanggupkan kita untuk memandang dan memperlakukan mereka secara terhormat?

Doa: Ampuni kami Tuhan, sering kami menghargai orang lain dengan terlebih dahulu melihat status sosialnya.

(0.99) (Kel 15:17) (jerusalem: Kaucangkokkan mereka di atas gunung) Ialah di atas pegunungan Yerusalem, tempat berdirinya bait Allah.
(0.91) (Kel 25:17) (jerusalem: tutup pendamaian) Ini menterjemahkan kata Ibrani kapporet yang berasal dari kata dasar kapar, artinya: menutup, tetapi juga: mengadakan perdamaian, dan: menghapus. Di sini dan dalam Kel 35:12 kapporet itu digambarkan seolah-olah terlepas dari tabut itu. Dalam upacara Hari Raya Pendamaian yang baru muncul sesudah masa pembuangan, kapporet itu berperan sedangkan tabut tidak ada lagi. Ima 16:15 dan 1Ta 28:11 berkata tentang bagian Yang Mahakuasa dalam bait Allah sebagai "ruangan untuk tutup pendamaian". Tutup pendamaian dengan kerub-kerub di atas dalam bait Allah sesudah pembuangan mengganti tabut perjanjian serta kerub-kerub yang di atasnya, yang ada dalam bait Allah bangunan Salomo. Tradisi Para Imam dalam menggambarkan kemah Suci menggabungkan tabut itu dengan tutup pendamaian, Kel 25:21. Di atas tutup pendamaian itu Allah menyatakan diri dan berfirman kepada Musa, Kel 25:22; Ima 16:2; Bil 7:89.
(0.88) (Kel 30:1) (jerusalem: mezbah) Dalam bait Allah bangunan Salomo mezbah pembakaran ukupan itu bertempat di depan bagian yang mahakudus. Mezbah semacam itu umum dipakai di daerah timur dahulu.
(0.86) (Kel 25:18) (jerusalem: kerub) Kata (Ibrani) kerub ini bersesuaian dengan kata karibu dalam bahasa Babel. Karibu itu ialah makhluk gaib, setengah manusia dan setengah binatang, yang menjaga kuil-kuil dan istana-istana. Menurut apa yang dikatakan Alkitab tentang kerub itu dan sesuai dengan gambarnya yang masih tersedia, maka kerub itu berupa "sfinks" bersayap. Dalam bait Allah di Yerusalem kerub-kerub melingkupi tabut perjanjian, 1Ra 6:23-28. Dalam ibadah kepada Tuhan kerub-kerub itu (dengan pasti) baru mulai berperan semenjak tabut perjanjian itu ada di Silo. Sebab tentang Silo dikatakan bahwa di sana "Tuhan bersemayam di atas para kerub", 1Sa 4:4; 2Sa 6:2; bdk 2Ra 19:15; Maz 80:2; 99:1 atau "mengendarai kerub", 2Sa 22:11; bdk Maz 18:11. Menurut Yeh 1 dan Yeh 10 kerub-kerub menarik kereta Allah. Selama Israel di gurun kerub-kerub belum berperan dalam ibadatnya. Kerub-kerub yang ada dalam bait Allah bangunan Salomo, hilang lenyap bersama-sama dengan tabut perjanjian. Dalam bait Allah yang didirikan sesudah pembuangan ada dua kerub kecil pada tutup pendamaian, bdk catatan Kel 25:7
(0.81) (Kel 9:1) (sh: Menghargai sesama (Sabtu, 9 April 2005))
Menghargai sesama


Mengapa orang menindas sesamanya? Karena manusia yang satu menganggap diri lebih tinggi daripada yang lainnya. Manusia menciptakan sistem kasta di antara sesamanya. Padahal Tuhan menciptakan semua manusia setara.

Mengapa Firaun berkeras tidak mau melepaskan bangsa Israel? Bagi Firaun, Israel adalah aset untuk pembangunan Mesir. Orang Israel hanyalah budak bagi orang Mesir. Oleh karena itu, walaupun sudah empat tulah dijatuhkan, Firaun tetap tidak bergeming. Maka tulah kelima, sampar yang menimpa ternak orang-orang Mesir (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">3,6) dan tulah keenam, barah yang menjangkiti orang Mesir dan ternaknya (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">9-10) diturunkan Tuhan untuk menghajar Firaun dan bangsanya. Bahkan para ahli sihirnya Firaun terkena barah itu (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">11). Sebaliknya, bangsa Israel dilindungi Tuhan dari malapetaka itu (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">4).

Firaun dalam kepercayaan bangsa Mesir dianggap sebagai anak allah (dewa Ra), namun demikian di hadapan Allah Israel, Firaun tetaplah manusia biasa. Ia adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai hakikat yang sama dengan sesamanya manusia. Sikap dan perbuatan Firaun yang menganggap diri lebih daripada manusia biasa, bahkan melecehkan harkat bangsa Israel adalah sikap yang sama sekali salah. Apalagi dengan sombongnya Firaun mau melawan Allah Israel, Sang Pencipta. Upah kesombongan itu adalah kehancuran yang akan datang melalui tulah-tulah yang sudah dan yang masih akan datang.

Orang Kristen harus lebih peka menolak sikap dan perlakukan membedakan manusia menurut suku, harta, kedudukan, dllsb. Pemahaman bahwa kita diciptakan sama mulia sebagai gambar Allah perlu secara aktif kita praktikkan. Lebih daripada itu anugerah pengampunan dalam Kristus Yesus yang membuat orang mengalami pemulihan dari perbudakan dosa wajib kita saksikan.

Yang kulakukan: Mereka yang tertindas harkatnya oleh dosa adalah sesamaku. Aku harus mengasihi dan menyatakan kasih Allah kepada mereka.

(0.79) (Kel 24:16) (jerusalem: Kemuliaan TUHAN) Kemuliaan TUHAN itu menurut tradisi Para Imam ialah penyataan kehadiran Tuhan, bdk Kel 13:22+. Dalam tradisi Para Imam kemuliaan itu berupa api dan jelas berbeda dengan awan, Kel 13:22+. Dalam tradisi Para Imam kemuliaan itu berupa api dan jelas berbeda dengan awan, Kel 24:16; 40:34-35, yang menyertai dan seolah-olah menyalut kemuliaan itu. Ciri-ciri kemuliaan tsb dipinjam dari penampakan Tuhan yang besar, yang berlangsung dalam rangka sebuah badai yang hebat, Kel 19:16-24+. tetapi ciri-ciri pinjaman itu mendapat makna yang lebih luhur. Cahaya api bersemarak yang juga memancar dari wajah Musa, Kel 34:29, merupakan istilah yang mengungkapkan keagungan Tuhan yang tidak terhampiri dan menakutkan. Cahaya kemuliaan Tuhan itu dapat nampak tanpa badai juga, Kel 33:22. Ia memenuhi Kemah Perjamuan yang baru didirikan, Kel 40:34-35, dan kemudian memenuhi bait Allah yang dibangun Salomo, 1Ra 8:10-11. Nabi Yehezkiel melihat kemuliaan itu meninggalkan Yerusalem menjelaskan hari kota itu dimusnahkan, Yer 9:3; 10:4,18-19; 11:22-23, dan kemudian ia kembali ke bait Allah yang baru, Yeh 43:1dst. Tetapi oleh Yehezkiel kemuliaan itu nampak sebagai sesuatu berupa manusia yang bersemarak, Yeh 1:26-28. Menurut nas-nas lain, khususnya beberapa mazmur, kemuliaan Allah tidak lain kecuali kebesaran Allah atau kehormatan yang perlu disampaikan kepadaNya. Kerap kali kemuliaan itu mendapat ciri eskatologis, karena akan menjadi nyata di akhir zaman. Dalam Kel 15:7 kemuliaan Tuhan ialah kekuasaanNya yang mengerjakan mujizat; bdk "kemuliaan" Yesus, Yoh 2; 11; 11:40.
(0.77) (Kel 27:9) (jerusalem: pelataran) Ialah tanah kudus sekeliling tempat suci. di sini pelataran itu diberi berpagar dari kayu dan kain. Dalam bait Allah di Yerusalem juga ada pelataran, 1Ra 6:36; Yeh 40; Mat 21:12 dsj; Kis 21:27-30.
(0.76) (Kel 26:1) (jerusalem: Kemah Suci) Ini menterjemahkan kata Ibrani misykan, kediaman. Ini istilah merupakan milik khusus tradisi para Imam untuk menyebut Kemah Suci yang dipakai Israel selama di gunung. Biasanya istilah itu tidak diberi keterangan lebih lanjut. Tetapi ada kalanya kemah/kediaman itu disebut "Kemah/Kediaman Kesaksian", bdk Kel 25:16+, atau "Kediaman Kemah Pertemuan". Ibraninya: ohel mo'ed. Tradisi Para Imam sendiri paling sering justru memakai istilah itu. Penggambaran Kemah Suci yang disajikan itu agak sukar dimengerti secara terperinci. Tetapi jelaslah Kemah Suci adalah semacam kuil yang mudah dapat dibongkar, sehingga sesuai dengan keadaan suku-suku Badui yang terus berpindah-pindah tempat. Tetapi jelas pulalah bahwa penggambaran Kemah Suci dalam Alkitab terpengaruh oleh bangunan bait Allah yang didirikan Salomo. Kemah Suci dipikirkan serupa. Hanya kain tenda yang menutupi Kemah itu sungguh-sungguh berasal dari "kuil" yang didirikan Musa yang berupa kemah. Tradisi-tradisi tua memang menyebut Kemah itu, Kel 31:7-11; 38:8; Bil 11:16 dst; Kel 12:4-10; Ula 31:14-16, tetapi tidak menggambarkannya secara terperinci.
(0.76) (Kel 21:2) (full: SEORANG BUDAK IBRANI. )

Nas : Kel 21:2

Sekalipun Allah tidak secara langsung menghapuskan kejahatan seperti perbudakan atau poligami di Israel, Ia mengatur semua itu untuk menjadikannya lebih manusiawi (bd. Im 25:39-40; Ul 15:12-18). Pada satu pihak, perbuatan-perbuatan ini bukan cita-cita Allah. Pada pihak lain, Ia mengizinkannya untuk sesaat karena kekerasan hati manusia (bd. Mat 19:8;

lihat cat. --> Kej 29:28).

[atau ref. Kej 29:28]

Lagi pula, hukum-hukum Allah mengenai perbudakan lebih manusiawi daripada kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar itu. Akan tetapi, dalam PB, Allah mengungkapkan standar yang lebih tinggi lagi

(lihat cat. --> Yoh 13:34;

lihat cat. --> Kol 3:22).

[atau ref. Yoh 13:34; Kol 3:22]

(0.76) (Kel 23:14) (jerusalem) Keempat tradisi yang termaktub dalam Pentateukh masing-masing memuat sebuah penanggalan liturgis: Kel 23:14-17 berasal dari tradisi Elohista; Kel 34:18-23 berasal dari tradisi Yahwista; Ula 16:1-16 berasal dari tradisi Yahwista; Ula 16:1-16 berasal dari tradisi Ulangan; Ima 23 berasal dari tradisi Para Imam dan bersesuaian dengan tata upacara yang tercantum dalam Bil 28-29. Kendati perbedaan dalam penetapan terperinci, keempat tradisi tsb sepakat dalam menyebut tiga perayaan pokok yang disajikan dalam Kel 23. 1 Di musim semi ada Hari Raya Roti Tidak Beragi; 2. perayaan panenan yang dalam Kel 34:22 disebut Hari Raya Tujuh Minggu; pesta ini dirayakan tujuh minggu. Ula 16:9, atau lima puluh hari, Ima 23:16, sesudah Paskah (karena itu dalam bahasa Yunani disebut Pentakosta, Tob 2:1); pesta ini mengakhiri musim panen gandum; kemudian pesta ini dihubungkan dengan pengumuman hukum Taurat gunung Sinai; 3. perayaan pemetikan buah-buahan di musim rontok, pada akhir musim buah-buahan; perayaan ini disebut Hari Raya Pondok Daun, Ula 16:13; Ima 23:34, sebab selama perayaan itu orang tinggal di gubuk-gubuk yang dibuat dari ranting-ranting dan didirikan di kebun anggur di musim pemetikan: pondok-pondok itu mengingatkan umat Israel yang dahulu berkemah di padang gurun, Ima 23:43; perayaan yang paling digemari rakyat justru Hari Raya Pondok Daun sehingga begitu saja disebut "Hari Raya", 1Ra 8:2,65; Yeh 45:25. Ketiga perayaan tsb baru mulai dirayakan setelah Israel menetap di tanah Kanaan. Dalam penanggalan Kel 23 dan Kel 34 tidak ada tanggal yang ditetapkan. Sebab penanggalan-penanggalan itu berasal dari zaman waktu ibadat belum berpusatkan Yerusalem. Orang dapat merayakan pesta-pesta tsb di tempat suci setelah sesuai dengan kemajuan pekerjaan di ladang di daerah tertentu. Di zaman kemudian masih ditetapkan beberapa hari raya lain, yakni: Tahun Baru, Ima 23:24; Hari Pendamaian, Ima 16; 23:27-32; Hari Purim (sesudah pembuangan), Est 9:24; Hari Raya Pentahbisan Bait Allah, 1Ma 4:59, dan Hari Nikanor, 1Ma 7:49.
(0.73) (Kel 15:1) (jerusalem) Beralasan musnahnya tentara Firaun mazmur ucapan syukur ini (kidung pertama dan terkenal yang dipungut ibadat Kristen dari Perjanjian Lama) meluhurkan segenap keselamatan yang secara mengagumkan dikerjakan Tuhan yang Mahakuasa dan penuh perhatian bagi umatNya. Nyanyian kemenangan yang tercantum dalam Kel 15:21 diperluas oleh mazmur ini, sehingga mencakup segala peristiwa ajaib yang menyertai baik keluaran maupun pendudukan tanah Kanaan, bahkan sampai dibangunnya bait Allah di kota Yerusalem. Kel 15:19 berupa sisipan.
(0.73) (Kel 30:15) (jerusalem: setengah syikal) Orang kaya dan orang miskin di hadapan Tuhan setingkat. Pajak bagi bait Allah ini hanya disebut dalam nas-nas yang berasal dari zaman agak belakangan, Kel 38:24-26; Ima 5:15; 27:25; Bil 3:47; 18:16. Syikal yang dimaksudkan agaknya syikal lama yang harganya 1/50 mina dan beratnya 11 gr 4, sedangkan syikal baru sudah didevaluasi menjadi 1/60 mina bdk Yeh 45:12.
(0.72) (Kel 25:8) (jerusalem: diam di tengah-tengah mereka) Allah dipuja di mana saja Ia melalui sebuah penampakan menyatakan diri hadir, Kej 12:7; 28:12-19, dll. Gunung Sinai tempat Tuhan secara luar biasa menyatakan diri adalah "gunung Allah", Kel 3:1; 1Ra 19:8, dan tempat kediamanNya, Ula 33:2; Hak 5:4-5; Hak 3:3; Maz 68:9. Tabut perjanjian menjadi lambang kehadiran Allah itu, Kel 25:22; bdk 1Sa 4:4; 2Sa 6:2, dan Kemah Suci yang mengurung tabut itu adalah kediaman Tuhan, Kel 25:9 dan Kel 40:34, yang turut mengembara bersama-sama dengan umat Israel, 2Sa 7:6, hingga bait Allah di Yerusalem menjadi kediaman Tuhan, 1Ra 8:10.
(0.70) (Kel 11:1) (sh: Jangan keraskan hati (Rabu, 13 April 2005))
Jangan keraskan hati


Tujuan tulah dijatuhkan kepada orang Mesir adalah untuk membuat mereka sadar bahwa Allah Israel lebih berkuasa daripada dewa-dewi Mesir, supaya mereka mau melepaskan umat Israel untuk beribadah kepada Tuhannya. Karena tidak kunjung bertobat, maka tulah demi tulah dijatuhkan. Semua tulah yang sudah dijatuhkan, memiliki satu kesamaan di dalam nuansa alami. Akan tetapi, tulah yang kesepuluh itu berbeda sama sekali. Tulah itu akan segera tiba dan diberitahukan pertama-tama kepada Musa dan orang Israel. Tulah ini memiliki sifat yang mematikan bagi orang-orang Mesir. Tulah ini akan merupakan pukulan telak yang membuat Firaun akhirnya menyerah (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">1).

Sebetulnya dari semua tulah yang sudah terjadi, orang Mesir belajar dan melihat bahwa Allah orang Israel sangat berkuasa. Hati mereka sudah "dilunakkan" oleh Tuhan sehingga rela memberikan emas dan perak kepada orang Israel (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">2-3). Ketika tulah ini diumumkan kepada orang Mesir dan seluruh istana Firaun, semua orang digambarkan akan menyerah kecuali Firaun yang bersikukuh mengeraskan hati (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">8-10). Oleh karena itu, tulah itu dipastikan akan terjadi.

Tulah ini akan memakan korban semua anak sulung dari Firaun sampai kepada anak sulung budak perempuan, bahkan juga anak sulung hewan-hewan di Mesir akan mati (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">4-6). Mereka akan berseru dengan seruan hebat yang tidak pernah terdengar di Mesir sebelumnya (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">6). Seruan serupa (kata yang sama digunakan) terdengar dari mulut orang-orang Israel dulu atas penderitaan perbudakan yang mereka alami di Mesir (Kel. 3:7-9). Sebaliknya tulah ini tidak akan mengganggu sedikit ujung rambut pun orang-orang Israel (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">7).

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tidak mengeraskan hati melawan Allah. Jangan sampai pada akhirnya hati kita membatu. Saat itu kita tidak lagi dapat bertobat!

Renungkan: Yesus yang datang dengan lemah lembut menyapa hati Anda (Mat. 11:29), adalah juga Tuhan yang tegas terhadap orang yang terus menolak-Nya.

(0.70) (Kel 17:6) (ende)

Mukdjidjat jang sama ditjeritakan di Bil 20:1-11, tetapi pada saat lain dan ditempat lain, jakni di Kadesj disebelah Selatan tanah Palestina, dalam tahap perdjalanan jang terachir. Bukit Horeb disebut disini, supaja dua tjerita itu djelas-djelas terbedakan, sungguhpun mungkin sekali keduanja berkenaan dengan peristiwa jang sama.

Dalam tradisi selandjutnja kerap kali Tuhan digambarkan sebagai Allah jang menjegarkan umatNja: Ula 8:15; Maz 114:8; Yer 2:13; Yeh 47; Yoe 3:18; Zak 14:8. Demikian pulalah Kristus adalah batu karang jang memantjarkan air: 1Ko 10:4 (bandingkan Yeh 4:10-14). Ia Bait Allah baru, dan padaNja bersumberlah air kehidupan: Yoh 7:37-39; Wah 22:1).

(0.68) (Kel 26:1) (sh: Kemah bertabir. (Sabtu, 16 Agustus 1997))
Kemah bertabir.

Semua hal dalam bentuk dan bahan kemah sembahyang itu mengandung makna rohani yang indah bagi umat Tuhan. Salah satu yang sangat penting ialah tabir yang memisahkan ruang maha kudus dari ruang kudus. Allah yang Maha Kudus, karena kebesaran kasih-Nya sedia diam di antara umat-Nya. Meskipun berulang kali mereka berdosa, mengecewakan bahkan berontak melawan Dia. Itu sebabnya Ia ingin menegaskan bahwa kekudusan-Nya tidak dapat dicemari oleh dosa. Umat-Nya tidak dapat menghampiri Dia dengan sembarangan. Ada tabir pemisah. Hanya sekali dalam setahun, Imam Besar boleh memasuki ruang maha kudus itu (Lih.: para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" vsf="TB" ver="">6:12;9:6-8">Ibr. 6:12; 9:6-8).

Tabir terkoyak. Ketika Kristus mati, tabir Bait Allah terkoyak dari atas ke bawah (Mat. 27:51). Jelas sekali itu melambangkan bahwa kematian Yesus telah menjadi jalan satu-satunya untuk menghampiri Allah yang Maha Kudus. Tubuh-Nya terkoyak sampai mati, itulah harga yang memungkinkan terkoyaknya tabir pemisah tersebut. Kita kini hidup dalam hadirat-Nya senantiasa, selalu beroleh hak duduk dalam pangkuan-Nya di surga (para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">2:6">Ef. 2:6).

Renungkan: Jangan membuat tabir perintang sendiri bila Allah telah mencabikkan tabir itu dalam korban Kristus.

(0.59) (Kel 3:22) (full: MEMINTA ... MERAMPASI ORANG MESIR ITU. )

Nas : Kel 3:22

Bangsa Israel telah diundang ke Gosyen dan dengan tidak adil dijadikan budak. Mereka berhak atas upah, tetapi mereka tidak diperkenankan mengambil sesuatu dengan paksa. Allah akan memberikan sikap yang baik kepada bangsa Mesir sehingga ketika orang Israel meminta perak, emas, dan pakaian, orang Mesir akan memberi dengan berlimpah-limpah. Jadi, daripada menyelinap pergi seperti budak yang melarikan diri, orang Israel akan berangkat dengan penuh kemenangan, bagaikan pasukan perang yang membawa hasil-hasil kemenangannya.

(0.59) (Kel 20:4) (sh: Awas allah palsu! (Kamis, 15 September 2005))
Awas allah palsu!

Menurut Anda, dapatkah kehadiran Allah digantikan oleh makhluk ciptaan-Nya dan benda karya manusia? Siapakah yang paling tepat merepresentasikan Allah?

Makna perintah pertama yang melarang Israel menyembah allah lain itu menekankan karakter Allah yang Esa maka makna perintah kedua ini menekankan penyembahan kepada Allah yang Esa. Allah tidak bisa didekati dan disembah sembarangan oleh manusia. Pertama, Dia Allah yang Esa, tidak ada duanya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun benda di du-nia ini yang dapat dan tepat merepresentasikan Allah. Bukan hanya tidak layak, benda-benda seperti itu bisa menjadi sebab kita jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. Penyembahan berhala adalah perzinaan rohani yang akan membangkitkan kecemburuan Allah. Kedua, Allah telah menciptakan manusia dalam gambar-rupa-Nya. Istilah rupa yang dipakai pada Kej. 1:26 sama dengan kata patung di nas kita hari ini. Oleh karena itu, manusia tidak perlu memakai sarana benda-benda apa pun untuk menyembah Dia.

Peringatan keras yang diberikan kepada pelanggar perintah kedua ini bukan ditujukan untuk menghukum anak karena dosa ayahnya (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">5). Perintah ini menunjukkan keseriusan dosa ini bila dilakukan oleh orang tua karena akan mening-galkan teladan dan dampak buruk bagi mereka yang tinggal bersama-sama dengannya bahkan berlanjut kepada para cucu dan cicit, keturunan mereka. Akan tetapi, pernyataan kasih setia Tuhan tersedia bagi mereka yang setia beribadah kepada-Nya (ayat para+budak+di+bait+Allah+AND+book%3A2&tab=notes" ver="">6).

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tepat merepre-sentasikan Allah selain Yesus. Yesus satu-satunya yang berhasil menghadirkan Allah ke tengah kita, ke dalam hidup kita. Berhala-berhala hanya akan melumpuhkan status terhormat yang Allah berikan kepada manusia. Hanya di dalam dan melalui Yesus, manusia dapat menjadi gambar Allah.

Responsku: Aku akan sepenuhnya menjunjung Allah melalui hidupku agar kemuliaan-Nya nyata dalamku.

(0.58) (Kel 17:6) (jerusalem: di Horeb) Ini agaknya sebuah keterangan yang ditambahkan seorang pembaca. Para Imam kitab Yahudi berpendapat bahwa gunung batu itu mengikuti orang Israel dalam perjalanannya, bdk 1Ko 10:4. Dalam kitab Mazmur Allah memang disebut "bukit batu", Maz 18:3+.


TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA