Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 6 dari 6 ayat untuk panggilanmu [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Kor 1:26) (ende: Tiliklah panggilanmu)

jaitu keadaan dan kedudukan kemasjarakatanmu ketika kamu dipanggil.

(0.29) (Yes 6:1) (sh: Krisis sejarah dalam terang takhta Tuhan. (Kamis, 24 September 1998))
Krisis sejarah dalam terang takhta Tuhan.

Tidak ada penanggalan yang dimulai dengan tahun kematian seorang raja. Tetapi saat yang biasanya kritis dari segi sosial-ekonomi-politis itu, justru adalah saat ketika Yesaya melihat Tuhan bertakhta. Uzia mati, tetapi Allah ada di atas takhta-Nya yang menjulang tinggi meliputi surga sampai ke bumi. Uzia mati dalam kekerasan hatinya, tetapi firman Allah harus tetap dikumandangkan oleh hamba Allah. Dunia dipenuhi kekuatan-kekuatan yang memberontak terhadap Allah, tetapi sesungguhnya Allahlah yang sedang dipuji seluruh pasukan malaikat yang siap bergerak melaksanakan kehendak-Nya. Itukah visi Kristen di Indonesia saat ini juga?

Syarat-syarat bagi utusan Allah. Menjadi utusan Allah dalam konteks budaya yang sesat dari kebenaran adalah tugas yang muskil. Karena itu Yesaya perlu melihat fakta Allah yang memerintah dalam kekudusan, menyadari keberdosaan diri, mengalami anugerah pemurnian dari Allah atas hidupnya dan menerima misi untuk menyampaikan firman kepada umat itu. Semua ini adalah syarat-syarat dasar yang tak boleh tidak harus ada dalam seorang utusan Allah.

Renungkan: Hanya hidup yang dipilih dan dikhususkan bagi Allah yang berkenan dipakai Allah dan yang sanggup berdiri sebagai wakil Allah di dunia ini.

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk siap menjawab panggilan-Mu.

(0.25) (Ul 18:9) (sh: Hidup di dalam panggilan Allah (Rabu, 23 Juni 2004))
Hidup di dalam panggilan Allah

Setiap orang Kristen hidup di dalam panggilan Allah, baik pelaku bisnis, pemilik toko, supir angkot, penjual sayur ataupun penjual obat. Ada satu hal yang umum dari semua jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen, mereka adalah duta Allah di dalam dunia. Seorang penjual sayur dapat menjadi seorang duta Allah di dalam dunia, kalau ia hidup sesuai dengan panggilan Allah.

Seperti apakah panggilan Allah itu? Ketika orang Israel dipanggil keluar dari Mesir, mereka sebetulnya menjalani panggilan Allah. Ketika mereka hendak masuk ke tanah perjanjian, Tuhan memerintahkan mereka untuk tetap hidup sesuai dengan panggilan Allah (ayat 13), yaitu menjadi duta Allah. Mereka harus mengkhususkan diri untuk tidak mengikuti kebiasaan dari bangsa-bangsa kafir yang tinggal di sekitar mereka (ayat 9-12).

Bangsa Israel diperintahkan oleh Allah untuk tidak ikut ambil bagian dalam kebiasaan bangsa tetangga mereka, misalnya kekejian dan penyembahan roh-roh (ayat 9-13). Mengenai masa depan, mereka diminta untuk hanya bergantung kepada Allah dan tidak kepada siapapun yang mereka kenal. Oleh karena itu Allah mengkhususkan nabi-nabi untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masa depan dan kehendak Allah sendiri (ayat 14-22). Dua hal ini hanyalah contoh tentang bagaimana orang Israel harus hidup di tanah perjanjian. Mereka tidak boleh berkompromi selain menyembah dan beriman kepada Allah.

Hidup di dalam panggilan Allah berarti hidup sesuai dengan perintah Allah. Ketaatan dan iman kepada Allah ialah suatu hal yang mutlak di dalam segala situasi kehidupan kita. Biarlah kita membawa diri kita sebagai duta Allah di manapun kita berada. Jati diri sebagai duta akan menghindarkan kita dari hidup kompromi.

Doa: Tuhan jadikanlah saya duta-Mu yang sejati, yang mengemban tugas dan panggilan-Mu di manapun saya berada.

(0.25) (1Sam 3:1) (sh: Kualifikasi hamba Allah (Minggu, 23 November 1997))
Kualifikasi hamba Allah

Hamba Allah bukanlah sembarang orang. Ia adalah seorang yang dipakai Tuhan sebagai alat-Nya untuk menyampaikan atau mewujudkan rencana Allah dalam kehidupan umat-Nya. Oleh sebab itu ada kualifikasi tertentu yang ada pada setiap hamba Tuhan sejati. Seorang menjadi hamba Tuhan bukan karena bakat. Tugas hamba Tuhan meskipun masa kini dapat dipelajari di sekolah teologi dlsb., tidak hanya terkait dengan pengetahuan dan keterampilan. Tugas hamba Tuhan hanya dapat dilakukan dengan benar bila orang tersebut diurapi, disertai, dipenuhi oleh kehadiran Tuhan dalam kuasa dan kebenaran-Nya. Dari zaman ke zaman Allah menyiapkan para hamba Tuhan berkualifikasi.

Penyiapan hamba Tuhan. Paling tidak ada dua kualifikasi hamba Tuhan yang sedang diproses Tuhan dalam hidup Samuel. Pertama, panggilan. Tuhan yang memilih, memanggil, menyiapkan seseorang menjadi hamba-Nya. Tanpa panggilan, orang hanya akan menjadi seorang hamba Tuhan yang mengandalkan cita-cita, ambisi, dan kemampuannya sendiri. Dalam terang Alkitab, orang yang demikian disebut hamba Tuhan palsu. Kedua, hamba Tuhan harus memiliki sikap hati yang taat. Sebagai pelayan Tuhan, haruslah seseorang belajar untuk menundukkan segala hal di bawah kehendak Allah. Kedua hal inilah yang tengah dibentuk Tuhan dalam diri Samuel ketika Ia memanggilnya. Tiga kali Samuel dibangunkan dari tidur di tengah malam. Tiga kali ia terjaga, bertanya kepada imam Eli karena menyangka Eli yang memanggilnya (ayat 5-9). Adegan ini memperlihatkan Allah tengah membentuk disiplin, kepekaan akan suara Tuhan dalam hati Samuel.

Renungkan: Panggilan, sikap responsif, disiplin, kepekaan akan suara dan pimpinan Tuhan tidak terjadi sekejap mata. Allah perlu memanggil dan melatih hamba-Nya berulang kali agar kualitas itu terbentuk dalam diri hamba-Nya.

Doa: Tatkala aku kurang tanggap terhadap panggilanMu, janganlah Kau berhenti memanggilku.

(0.25) (Yoh 1:19) (sh: Identitas diri yang teguh. (Minggu, 27 Desember 1998))
Identitas diri yang teguh.

Serentetan pertanyaan diajukan orang-orang utusan para imam dan para Lewi kepada Yohanes tentang dirinya. Mungkin dia dianggap seorang pengganggu, karena berada di luar sistem agama Yahudi saat itu, apalagi dia tidak memegang jabatan tertentu dalam pelayanan di rumah ibadah orang Yahudi. Kehadirannya dipertanyakan, kiprah pelayanannya disepelekan, dan kuasa yang dimilikinya untuk membaptis diragukan. Semua ini ditimbulkan oleh kelompok orang yang menyebut diri sebagai kelompok "elite rohani". Yohanes sama sekali tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meninggikan dirinya, atau mencatut nama Mesias demi keuntungan dan kepentingan pribadi. Justru kondisi tanya ini dia manfaatkan untuk menjelaskan siapa dirinya dan siapa Mesias yang dinanti-nantikan itu.

Misi Yohanes. Yohanes sadar betul akan tugas panggilan dan misi yang diembannya, yaitu memusatkan pelayanan dan kesaksiannya pada sang Mesias, yaitu Yesus Kristus. Dia hanyalah utusan dari Allah untuk sang Mesias. Dan Yohanes Pembaptis telah membuktikan bahwa seorang utusan yang baik tidak akan pernah berpikir apalagi bertindak berani untuk merebut kemuliaan Tuhan yang dilayaninya.

Misi Anak Domba Allah. Julukan Yohanes kepada Yesus yang baru saat itu ditemuinya sebagai "Anak Domba Allah", "yang menghapus dosa dunia," "yang telah mendahului aku." Kemungkinan besar julukan Yohanes ini mengacu kepada Anak Domba Paskah yang darahnya meluputkan tiap anak sulung Israel di Mesir. Dengan misi yang diemban-Nya jelas bahwa Yesuslah yang mampu mengangkut dosa kita hingga kita luput dari cengkeraman dosa dan akibatnya yang mematikan.

Renungkan: Pelayanan dan kesaksian hidup yang berpusatkan pada Sang Mesias, Yesus Kristus, akan menjaga kita dari kejatuhan, merebut kemuliaan Tuhan.

Doa: Tuhan berilah kepada kami hati yang penuh dengan kasih dan kepekaan terhadap panggilan-Mu agar kami menyaksikan pada dunia tentang keselamatan-Mu yang agung.

(0.25) (1Tes 5:12) (sh: Kerjasama jemaat dan berkat Tuhan (Kamis, 30 Oktober 2003))
Kerjasama jemaat dan berkat Tuhan

Ada sebuah papan promosi sebuah produk yang menjelaskan produk tersebut dengan sebuah kalimat: "Mungkinkah perkerjaan yang besar dan berat dapat selesai jika dikerjakan sendirian?" Ini bukan rangkaian kalimat berkonotasi pesimis. Kalimat ini hanya mengingatkan bahwa kerja sama dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan itu adalah hal yang sangat penting.

Tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada orang-orang Kristen di Tesalonika sama beratnya dengan tugas dan tanggung jawab umat Tuhan saat ini. Jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri mustahil semua tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan. Maka, jemaat Tuhan harus bahu membahu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab itu (ayat 12-22) dan memohonkan berkat Tuhan untuk memberikan kemampuan serta motivasi (ayat 23-28).

Nasihat-nasihat terakhir Paulus yang ditujukan kepada jemaat Tesalonika berisikan tentang beberapa hal penting: [1] supaya jemaat menghormati dan mendukung dalam kasih para pemimpin jemaat yang sudah bekerja keras, memimpin dan menegor mereka (ayat 12-13); [2] para pemimpin agar tegas terhadap mereka yang tidak tertib, dan berlaku adil terhadap yang lemah (ayat 14-15); [3] keseluruhan komunitas jemaat agar mereka tekun dalam doa dan syukur, mengembangkan karunia dan menjauhi kejahatan (ayat 16- 21). Dengan saling bekerja sama, pekerjaan Tuhan niscaya dapat dilaksanakan dan diselesaikan.

Akhirnya, jemaat memerlukan kekuatan dan pertolongan dari Tuhan supaya mereka dapat dengan tuntas menunaikan tugas dan tanggung jawab pelayanan mereka. Itu sebabnya Paulus menyampaikan berkat Allah kepada mereka.

Renungkan: Tunaikan tugas dan panggilanmu dengan setia dan bertanggung jawab. "Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga yang akan menggenapinya."



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA