(1.00) | (1Taw 9:35) |
(sh: Kematian Saul yang tragis (Sabtu, 2 Februari 2002)) Kematian Saul yang tragisBagian pertama dari bacaan ini (ayat orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">9:35-44) sama isinya dengan orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8:29-38, tetapi tujuan penulisannya berbeda. Pasal orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8 menekankan tempat tinggal dari tiga puak (keluarga besar) keturunan Benyamin, sedangkan di sini silsilah Saul merupakan pengantar kisah kematiannya sebagai raja Israel (pasal orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">10). Kematian Saul dan ketiga anaknya yang sangat tragis dikisahkan dengan sangat mencekam. Kekalahan total dialami Saul: orang (tentara) Israel melarikan diri dan banyak yang mati terbunuh (ayat orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">1); Saul sendiri, serta seluruh keluarganya, juga mati (ayat orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">6); sesudah itu seluruh orang Israel melarikan diri (ayat orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">7). Semua kehormatan yang diterima Saul sebagai raja hilang lenyap dalam kekalahan dan kematiannya, terlebih lagi dalam perlakuan orang Filistin terhadap mayatnya (ayat orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">8-10).
Kepemimpinan Saul sebagai raja berakhir karena ketidaksetiaannya
terhadap Tuhan (ayat orang-orang+yang+mati+terbunuh+AND+book%3A13&tab=notes" ver="">13-14). Meminta petunjuk dari arwah adalah
salah satu perbuatan Saul yang merupakan kekejian bagi Tuhan ( Dalam konteks Israel pascapembuangan, tema "hukuman (retribusi) ilahi atas ketidaksetiaan umat" terdengar jelas dalam kitab Tawarikh. Penulisan sejarah masa lalu Israel dalam konteks ini dimaksudkan sebagai peringatan agar sejarah yang pahit itu tidak terulang kembali. Syukurlah, bagi Tuhan hukuman bukanlah kata akhir. Penulis Tawarikh juga memberitakan anugerah Allah yang melampaui hukuman yang paling keras sekalipun, dan yang diperoleh melalui pertobatan (bdk. 2Taw. 12:6-12; 15:4; 30:6-9; 32:26; 33:12-14). Umat Tuhan, senantiasa dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap firman-Nya. Kegagalan mereka bukan berarti gagalnya rencana keselamatan Tuhan bagi dunia ini. Tuhan mengangkat seorang pemimpin baru. Melalui Daud, Ia menjanjikan suatu kerajaan yang kekal, yang digenapi di dalam Yesus Kristus. Renungkan: Kita sering tidak setia kepada Tuhan. Tetapi, marilah kita bertindak seturut dengan I Yohanes 1:9. |