Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 44 ayat untuk orang-orang Galatia AND book:[40 TO 66] [Pencarian Tepat] (0.024 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Tim 4:10) (jerusalem: ke Galatia) Var: Gallia, Di zaman itu Galatia dapat berarti baik propinsi Romawi di Asia Kecil, maupun Gallia, ialah Perancis.
(0.85) (Gal 4:9) (jerusalem: sesudah kamu dikenal Allah) Pertobatan orang-orang Galatia adalah karya Allah, yang terlebih dahulu "mengenal" (ialah memilih dan mengasihi) mereka, bdk 1Ko 8:2-3; 13:12.
(0.85) (Gal 4:12) (jerusalem: akupun telah menjadi sama seperti kamu) Ini kiranya terjadi oleh karena Paulus tidak menepati hukum Taurat waktu berada di tengah orang-orang Galatia bdk 1Ko 9:21.
(0.82) (Kis 20:3) (ende: Tiga bulan)

Dalam waktu ini Paulus menulis surat-suratnja kepada umat Galatia dan Roma.

(0.82) (Gal 4:13) (ende: Kelemahan dagingku)

rupanja suatu penjakit buruk jang memaksa Paulus tinggal beberapa lama di Galatia.

(0.70) (Gal 2:10) (ende: Kaum miskin)

Orang Galatia sudah tahu, siapa jang dimaksudkan, jaitu orang-orang miskin didalam umat-induk di Jerusalem. Pendermaan itu terutama dianggap sebagai tanda persatuan antara sekalian umat dan chususnja dengan umat induk itu. Maksud itu sangat ditekankan Paulus dalam mengandjurkan pendermaan itu. Batjalah 2Ko 9:13-14.

(0.70) (1Ptr 1:1) (ende)

SURAT PERTAMA SANTU PETRUS

KATA PENGANTAR

Pengarang

Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja.

Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus .

Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus.

Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja.

Pembatja

Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:18).

Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis

Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">4:12).

Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin.

Gajabahasa

Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral. la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang pandjang (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:3-5) jang lazim kedapatan pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat (5:12- 14). Tjara penjadjian bahan djuga sederhana, tidak sangat ilmiah. Achirnja, faktor-faktor iman jang digunakan untuk memberi arti kepada adjakan itu djauh lebih banjak daripada St. Jakobus dan menundjukkan suatu teologi penebusan jang tjukup dalam isinja. Teologi penebusan itu dikemukakan dalam suatu bentuk jang sesuai benar dengan liturgi Sakramen Permandian (tjontohnja: orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:3; 2:2; 3:21 dll). Banjak sardjana modern berjakin bahwa isi surat ini sebenarnja terpetik dari suatu katekese permandian jang pernah digunakan St. Petrus. Pemakaian sematjam itu kita ketemukan djuga dalam tulisan-tulisan lain dari Perdjandjian Baru. Ini adalah suatu bukti bahwa liturgi memainkan peranan penting dalam pembentukan Perdjandjian Baru. Ini harus diperhatikan djuga, agar kita dapat mengerti lebih baik Kitab Kudus dan kehidupan liturgi pada zaman purba Geredja Katolik.

Adjaran

Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:9); dahulunja mereka pendosa (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:24) jang tak tahu suatu apapun (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:2).

Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:3) dan kudus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:21; 4:1), dan wafat disalib (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:18; 3:18).

Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:5; 3:22).

Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:15), melawan penggodaan setan (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu (1:14;2:11;4:2- 5), menerima pertjobaan dan penderitaan hidup ini (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:6; 2:19; 5:13; 4:12), mengusahakan kebadjikan jang sesuai dengan tugas hidup (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:13; 3:7; 5:1-5), dan terlebih berusaha akan beroleh kebadjikan tjinta-kasih persaudaraan (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">3:8).

Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">2:9).

Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="ende">1:7; 5:1,4).

(0.63) (Kis 16:6) (jerusalem: tanah Galatia) Daerah Galatia yang sesungguhnya, bdk pengantar surat-surat Paulus. Dengan berangkat dari Ikonium Paulus mau pergi ke jurusan barat menuju ke Efesus. Dicegah oleh Roh Kudus ia berangkat ke utara ke Frigia; ia berbelok ke arah barat laut dan tiba di tanah Galatia; di sana ia tertahan sebuah penyakit, Gal 4:13-15. Di daerah itu Paulus mewartakan Injil dan kemudian masih mengunjungi murid-murid di sana, Kis 18:23.
(0.62) (Gal 4:15) (ende: Mentjungkil kedua belah mata)

suatu kiasan berlebih-lebihan, tetapi jang menjatakan betapa keluhuran hati orang Galatia kepada Paulus waktu itu.

(0.62) (Gal 4:13) (jerusalem: oleh karena aku sakit) Penyakit itu kiranya memaksa Paulus tinggal lebih lama di daerah Galatia. Kesempatan itu dimanfaatkan Paulus untuk mewartakan Injil.
(0.62) (Gal 1:10) (ende)

Pengandjur-pengandjur Jahudi itu, jang kemudian disebut "saudara-saudara palsu", bukan sadja membantah adjaran Paulus, melainkan djuga memfitnah untuk mengetjilkan kewibawaan dan pengaruhnja didalam umat-umat. Dan rupanja tidak sedikit orang Galatia jang pertjaja dan mengikuti andjuran-andjuran orang-orang Jahudi tersebut. Dapat dimengerti betapa besar keketjewaan dan ketjemasan Paulus tentang umat-umat tertjinta itu dan mengapa surat ini begitu keras dan bersemangat bahasanja. Tetapi njata bahwa nada dasarnja tjinta kerasulan jang djudjur dan mesra.

(0.62) (Gal 1:1) (jerusalem) Salam ini jauh lebih pendek dan singkat dari pada yang lazim dalam surat-surat Paulus (a.l. tidak ada sama sekali kata pujian yang ditujukan kepada orang-orang Galatia). Dalam Gal 1:1 dan Gal 1:4 Paulus menunjuk pokok-pokok utama yang akan diutarakannya, yakni: pembelaan diri sebagai rasul, Gal 1-2; isi Injil yang bertumpu pada iman kepada Yesus Kristus semata-mata dan yang melandasi kemerdekaan Kristen, Gal 3-5.
(0.62) (Gal 2:15) (jerusalem) Bagian ini lebih-lebih ditujukan kepada orang-orang Kristen yang ke-Yahudi-an, terutama di daerah Galatia, dan bukanlah kepada Petrus.
(0.58) (Gal 5:1) (sh: Tetap merdeka atau menjadi hamba? (Rabu, 15 Juni 2005))
Tetap merdeka atau menjadi hamba?


Apa daya tarik ajaran yang menjadikan usaha menaati hukum Taurat sebagai jalan keselamatan yang membuat orang berpaling dari Injil anugerah? Jawabannya: Gengsi. Menerima anugerah berarti mengaku tidak berdaya. Sebaliknya dengan melakukan Taurat berarti bisa membanggakan diri telah mengerjakan keselamatan untuk diri sendiri!

Paulus menghimbau jemaat Galatia untuk kembali setia kepada ajaran Injil sejati dan menolak injil palsu yang mau memperhamba diri mereka pada Taurat (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">1). Orang yang kembali kepada hukum Taurat akan menerima konsekuensi sbb. Pertama, ia ada dalam bahaya di luar keselamatan karena menolak karya Kristus di salib (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">2,4). Baginya Kristus tidak dapat menyelamatkan dirinya. Hanya ia sendiri yang dapat menyelamatkan diri melalui menaati hukum Taurat. Kedua, hukum Taurat menjadi alat pendakwa dirinya karena keselamatannya bergantung penuh kepada kemampuannya menaati secara sempurna hukum tersebut (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">3-4). Jemaat Galatia sudah memiliki anugerah keselamatan itu, maka mereka seharusnya tidak membiarkan diri disesatkan (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">6-9). Namun, Paulus yakin bahwa jemaat Galatia tidak akan murtad. Sebaliknya, mereka akan berjuang melawan penyesat-penyesat itu. Penyesat-penyesat itu harus dibasmi karena kalau tidak mereka akan merusak keharmonisan gereja. Paulus yakin mereka akan dihukum Tuhan (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">10).

Gereja harus berani bertindak tegas terhadap orang-orang yang memaksakan berbagai peraturan sebagai syarat untuk diselamatkan. Kalau hal ini dibiarkan akan menimbulkan kekacauan. Akan ada orang-orang yang menyombongkan diri oleh karena mereka sudah taat melakukan peraturan-peraturan tersebut. Sebaliknya juga akan banyak orang merasa bersalah dan berdosa karena tidak dapat dengan sempurna melakukannya.

Camkan: Setiap ajaran yang menekankan perbuatan menambahi atau bahkan menggantikan kasih karunia hanya akan membuahkan kesombongan dan perpecahan dalam gereja!

(0.54) (2Kor 12:21) (full: AKU AKAN BERDUKACITA TERHADAP BANYAK ORANG YANG ... BERBUAT DOSA. )

Nas : 2Kor 12:21

Pelayan Kristen harus berkabung atas orang-orang dalam gereja yang menolak untuk bertobat dan meninggalkan dosa mereka, karena mereka sudah mati secara rohani. Berita yang tragis bagi mereka disampaikan dalam perkataan Paulus kepada jemaat Korintus (1Kor 6:9), orang Galatia (Gal 5:21, dan orang Efesus (Ef 5:5-6), berita yang mengumumkan pemisahan dari kerajaan Allah.

(0.53) (Gal 1:13) (ende)

Untuk lebih mejakinkan orang Galatia, Paulus menerangkan, ia dahulu sependapat dengan pengandjur-pengandjur Jahudi itu, malah lebih berkejakinan dan giat dari pada mereka, tetapi segera berbalik haluan (15) setelah kekeliruan kentara oleh penampakan Kristus kepadanja.

(0.53) (Flp 3:9) (jerusalem) Dalam ayat ini diperlawankan "kebenaran manusia sendiri karena mentaati hukum Taurat" dan "kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus". Pertentangan antara kedua macam kebenaran itu menjadi pokok utama dalam surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan kepada umat di Roma.
(0.52) (Gal 3:15) (sh: Kebahagiaan orang Kristen (Jumat, 10 Juni 2005))
Kebahagiaan orang Kristen


Di jemaat Galatia terdapat orang-orang yang mengajarkan bahwa iman di dalam Kristus merupakan langkah awal dan iman itu harus disempurnakan dengan melakukan Taurat. Jadi, mereka mengajarkan iman plus melakukan Taurat sebagai syarat keselamatan

Namun dalam nas ini Paulus memisahkan iman sejati dari keharusan melaksanakan hukum Taurat. Untuk itu ia menjelaskan sejarah keselamatan. Janji kepada Abraham bagaikan sebuah surat wasiat yang memiliki keabsahan yang tak dapat dibatalkan, Paulus menjelaskan bahwa janji Allah kepada Abraham tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">15). Pertama, janji Allah kepada Abraham itu sah secara hukum maka tidak dapat dibatalkan (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">17a). Kedua, hukum Taurat baru diberikan empat ratus tiga puluh tahun kemudian sehingga tidak mungkin bisa membatalkan yang telah ada terlebih dahulu (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">17b).

Dengan dua alasan inilah Paulus menghancurkan kesimpulan bahwa janji Allah kepada Abraham harus ditambah dengan hukum Taurat supaya orang-orang Yahudi Kristen di Galatia mengalami janji berkat dari Allah. Konsep Mesias dari Paulus juga sangat jelas, yaitu bahwa keturunan yang Allah janjikan kepada Abraham itu menunjuk kepada Kristus (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">16). Jadi, janji berkat Allah melalui Abraham kepada orang percaya bukan didapatkan dengan menjalankan Taurat, tetapi ada di dalam Kristus sebagai penggenapan dari Taurat. Dengan beriman kepada Kristus saja orang percaya mendapatkan dan menikmati penggenapan janji keselamatan itu.

Kalau kebahagiaan orang Kristen didasarkan pada ketaatan melakukan hukum Taurat atau ajaran-ajaran kebajikan lainnya, maka dapat dipastikan kita akan frustasi. Sebaliknya dengan bersandar kepada janji Allah di dalam Kristus, kita dimungkinkan untuk hidup berkemenangan melawan kedagingan dan hawa nafsu duniawi.

Renungkan: Janji-Nya pasti ditepati. Jangan biarkan ajaran-ajaran lain mengacaukan iman kita kepada-Nya.

(0.49) (Gal 6:11) (sh: Mana yang penting: iman atau tanda? (Minggu, 19 Juni 2005))
Mana yang penting: iman atau tanda?


Kekristenan sering dihubungkan dengan hal-hal yang lahiriah, seperti salib, lilin, buku Alkitab, atau hal-hal yang formal seremonial seperti sakramen baptisan dan sakramen perjamuan kudus. Hal-hal itu memang penting sejauh berfungsi sebagai sarana dan bukan menjadi inti iman. Bila hal-hal tersebut mendapatkan penekanan yang berlebihan maka bisa berakibat hal-hal yang lebih mendasar, seperti iman, terabaikan.

Pada bagian akhir suratnya, Paulus menyimpulkan bahwa orang-orang yang memaksa jemaat Galatia untuk disunat adalah orang-orang yang memegahkan hal-hal lahiriah sebagai tanda kesalehan. Pada hakikatnya orang sedemikian sebenarnya mengingkari iman Kristen sejati (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">12). Mereka adalah orang-orang munafik yang menuntut orang lain menaati ajaran mereka sementara mereka sendiri menghindar semua beban berat itu (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">13; bandingkan dengan teguran Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi di Mat. 23:4). Paulus sendiri memiliki tanda-tanda lahiriah (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">17). Namun, tanda lahiriah itu ada karena kesetiaannya memikul salib untuk melayani Tuhan. Paulus tidak bermegah atas tanda-tanda lahiriah tersebut. Bagi Paulus yang penting bukan tanda melainkan iman sejati yang ada di baliknya (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">15).

Ketika kekristenan hanya berhenti sebatas tanda lahiriah maka ada begitu banyak kerugian yang akan dialami oleh orang Kristen. Imannya akan mandek bahkan dalam bahaya mati karena tidak lagi menjadi dasar hidup kekristenannya. Yang muncul adalah sejenis kemunafikan. Dari luar kelihatan saleh, tetapi di dalam imannya keropos. Bagaimana mungkin kekristenan seperti itu bisa bertahan menghadapi badai pencobaan? Semudah orang menyembunyikan kalung salib agar tidak ketahuan sebagai orang Kristen, segampang itulah orang menyangkali Tuhannya kalau kualitas kekristenannya hanya sebatas "kulit".

Renungkan: Iman sejati akan mewujud dalam kesaksian hidup yang memberkati orang lain.

(0.46) (Gal 3:1) (sh: Langkah surut (Rabu, 8 Juni 2005))
Langkah surut


Pada dua pasal pertama Paulus menyatakan sikap dan pandangannya terhadap kebenaran Injil serta dasar-dasar ia bersikap sedemikian. Maka dalam pasal tiga dan empat ini Paulus menggunakan argumentasi dari pengalaman iman jemaat Galatia sendiri dan dari ajaran Alkitab Perjanjian Lama.

Paulus menegur jemaat Galatia dengan keras karena tindakan bodoh mereka membiarkan diri diperdaya oleh ajaran-ajaran yang salah tentang Taurat sehingga mereka berpaling dari kebenaran Injil. Argumentasi Paulus jelas. Pertama, Yesus Kristus yang tersalib telah dibeberkan dengan jelas kepada mereka. Ini mencakup inti Injil itu sendiri: sebab dan tujuan kematian-Nya, kehendak Allah yang mendasarinya, serta kebangkitan-Nya (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">1; lihat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">1:1-4). Kedua, dengan pertanyaan retoris Paulus menegaskan bahwa umat Kristen Galatia telah menerima Roh Kudus karena mereka percaya pada Injil dan bukan karena mereka memberlakukan Taurat dalam hidup mereka (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">2). Ketiga, karena iman umat Kristen di Galatia telah menyaksikan mukjizat (yang dilakukan oleh Rasul Paulus) sebagai tanda kesahihan Injil (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">5; bdk. Ibr. 2:4; Rm. 15:18-19; 2Kor. 12:12). Pengalaman jemaat Galatia jelas: mereka telah diselamatkan melalui karya Yesus Kristus di kayu Salib oleh pekerjaan Roh Kudus. Maka berpaling dari Injil berarti "telah memulai dengan Roh dan mengakhirinya di dalam daging"(ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">3). Hal ini adalah suatu langkah surut, suatu kesia-siaan (ayat orang-orang%20Galatia%20AND%20book%3A%5B40%20TO%2066%5D&tab=notes&exact=on" ver="">4).

Pengalaman iman orang Kristen sejati adalah dosa-dosanya sudah diampuni oleh kematian Kristus dan oleh Roh Kudus dirinya telah dilahirbarukan menjadi anak Allah. Kalau sekarang kita memperhambakan diri lagi kepada peraturan-peraturan Taurat atau ajaran-ajaran apa pun yang menuntut perbuatan sebagai syarat keselamatan, itu sama saja dengan langkah surut, kesia-siaan, dan kebodohan!

Camkan: Mengandalkan perbuatan baik adalah sikap yang menodai dan merendahkan Injil.



TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA