(sh: Sang Mesias memperkenalkan diri (Minggu, 03 Januari 1999)) Sang Mesias memperkenalkan diri
Bila kita mengikuti alur percakapan Yesus dengan perempuan
Samaria, mungkin hati kita turut berdebar menunggu bagaimana
reaksi Yesus terhadap kerinduan perempuan Samaria itu. Mungkinkah
keinginan perempuan Samaria ini -- yang menginginkan air yang
tidak menghauskannya lagi dan yang tidak mengharuskannya menimba
lagi -- terwujud?
Kuasa Yesus dinyatakan.
Yesus tidak langsung menjawab keingintahuan si wanita tadi.
Mula-mula Yesus menunjukkan kemahatahuan-Nya. Pengetahuan-Nya
melampaui pikiran dan perkiraan manusia. Tanpa mendapat
penjelasan sebelumnya, Yesus tahu dengan tepat, siapa dan
bagaimana kehidupan perempuan Samaria itu (ayat 16-18), ini
menunjukkan bahwa sesuatu yang agung (kuasa Yesus) tidak selalu
bisa dicerna begitu saja. Meskipun demikian, dengan penuh
simpati, Yesus membimbingnya sampai menemukan kepuasan sejati dan
mengalami kehidupan yang diperbarui. Tanpa sedikitpun keraguan,
perempuan Samaria itu mengungkapkan pengakuan pribadi bahwa Yesus
adalah Nabi (ayat 19).
Ibadah yang benar diperkenalkan.
Langkah penting berikutnya yang diambil Yesus adalah memberi
pengertian yang benar tentang ibadah. Ibadah yang sejati dan
benar tidak harus dilakukan di Yerusalem (ayat 21), tetapi
dimulai dengan pemahaman yang benar tentang objek yang disembah.
Perkataan Yesus ini juga meluruskan pandangan orang Yahudi yang
memahami bahwa Allah hanya hadir di Yerusalem. Allah yang
disembah bukanlah Allah yang sulit dijangkau, melainkan Allah
yang hadir, yang persis berdiri di hadapan perempuan Samaria dan
sedang bercakap-cakap. Kita dapat membayangkan betapa bahagianya
wanita ini di depan Sang Mesias.
Renungkan:
Yesus Tuhan yang kita sembah, begitu nyata kehadirannya
bersama-sama dengan kita, tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Karena itu jadikanlah ibadah kita kepada-Nya bukan hanya ketika
di gereja pada tiap hari Minggu.
Doa:
Ya, Tuhan Yesus, biarlah kehadiran-Mu senantiasa membawa sukacita
ibadah sejati dalam kehidupan kami.
|