Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 3 dari 3 ayat untuk orang pembunuh AND book:19 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 139:19) (ende: penumpah darah)

disini bukan pembunuh, melainkan orang djahat pada umumnja, chususnja dibidang masjarakat.

(1.00) (Mzm 5:7) (jerusalem: kasih setiaMu) Kata Ibrani (hesed) yang diterjemahkan dengan "kasih setia" aselinya mengungkapkan kesetiakawanan yang berdasarkan hubungan alamiah dan wajar, keluarga, pamili, suku. Kemudian kata itu dipakai untuk mengungkapkan kesetiakawanan antara umat Israel dan Allah berdasarkan perjanjian. Umat Israel dianggap sebagai isteri dan anak Tuhan. Akhirnya kata itu mengungkapkan kesetiakawanan antara Allah dan masing-masing orang. Di pihak Allah "kasih setia" mengandung kesetiaan pada janji, kasih dan rahmat, dan di pihak manusia "hesed" berarti takwa dan ketaatan
(0.39) (Mzm 59:1) (sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001))
Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan

Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia.

Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).

Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah (ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat 12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat 17- 18).

Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita.

Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA