Aku bangun mendahului waktu jaga malam ^u  untuk merenungkan janji-Mu.

Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku ¹ , hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

(77-13) Aku hendak menyebut-nyebut ^v  segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu. ^w 

(63-7) Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau ¹  sepanjang kawal malam, -- ^y 

Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu ¹ , supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu ^k  yang ajaib.

Biarlah orang-orang yang kurang ajar ^r  mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; ^s  tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu.

tetapi yang kesukaannya ^h  ialah Taurat TUHAN ¹ , ⁱ  dan yang merenungkan ^j  Taurat itu siang dan malam ² .

Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu ^u  dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.

Semarak ^m  kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu ⁿ  yang ajaib akan kunyanyikan.

Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ^v  ketetapan-ketetapan-Mu.

Aku teringat ^v  kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan ^w  segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.

Dalam hatimu engkau akan memikirkan kengerian ⁿ  yang sudah-sudah: "Sudah lenyapkah juru hitung, sudah lenyapkah juru timbang, dan sudah lenyapkah orang yang menghitung menara-menara? ^o "

Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya ^d  dan merenungkannya.

(48-10) Kami mengingat, ^k  ya Allah, kasih setia-Mu ^l  di dalam bait-Mu.

Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu ^h  kurenungkan.

(77-7) Aku sebut-sebut pada waktu malam dalam hatiku, aku merenung, dan rohku mencari-cari:

Dalam hatiku ⁿ  aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa ^o  terhadap Engkau.

Kemudian dalam penglihatan yang kudapat di tempat tidurku ^b  itu tampak seorang penjaga, seorang kudus, ^c  turun dari langit;

Itulah sebabnya aku sujud ^d  kepada Bapa,

Semua ini telah kulihat dan aku memberi perhatian kepada segala perbuatan yang dilakukan di bawah matahari, ketika orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka.