Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 53 ayat untuk mereka itu AND book:60 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Ptr 1:11) (ende: Mereka menanjakan diri....)

Nubuat para nabi berhubungan dengan suasana sekitar penebusan umat manusia. Dalam suasana sekitar itu termasuk djuga penderitaan dan kemuliaan Kristus.

(1.00) (1Ptr 3:19) (ende: Dalam rohnja....)

Tubuhnja mati, tetapi djiwa Kristus tetap hidup. Dan dalam keadaan hidup itu, Ia pergi mewartakan kabar-gembira kepada mereka jang belum menikmati hasil penebusan.

(1.00) (1Ptr 4:12) (ende: Djanganlah...)

Penderitaan adalah nasib jang lazim sekali bagi seorang kristen. Dan orang kristen harus gembira bila menderita, karena dengan itu, mereka ambil-bagian dalam penderitaan Kristus.

(0.99) (1Ptr 1:12) (ende: Perkara-perkara jang malah para Malaekat....)

Orang serani harus bangga akan imannja. Para nabi Perdjandjian Lama dan para malaekat rindu menjelamatkan rahasia itu, tetapi mereka sendiri tak menikmati masa kedatangan Penebus.

(0.98) (1Ptr 2:18) (sh: Penderitaan Kristiani (Senin, 18 Oktober 2004))
Penderitaan Kristiani

Toni diperlakukan tidak adil oleh majikannya. Ia disuruh bekerja lembur tanpa mendapatkan uang lembur yang sesuai dengan peraturan perusahaan. Ia juga mendapat tekanan dari karyawan lainnya bahkan pernah difitnah mencuri barang-barang milik perusahaan. Semua itu terjadi karena ia orang Kristen. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda berada di posisi Toni?

Dalam nas ini, pada waktu itu agama Kristen telah menyentuh semua lapisan masyarakat termasuk para budak. Sebagai budak hak mereka sering diabaikan dan "diperlakukan tidak manusiawi" oleh majikannya. Apalagi bila budaknya itu Kristen, majikan yang bukan Kristen sering memperlakukan budak Kristen dengan lebih kejam, seakan-akan menjadi Kristen itu adalah sebuah kesalahan. Bagaimana Petrus menasihati budak Kristen yang menderita karena imannya itu? Pertama, tetap tunduk dan taat walaupun majikannya itu seorang yang kejam (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">18). Dasarnya adalah menderita oleh karena kehendak Allah merupakan kasih karunia (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">19). Kedua, menyadari bahwa di dalam tekanan majikannya itu ia sedang meneladani penderitaan Kristus yang walaupun tidak berdosa namun diperlakukan tidak adil bahkan sampai dihukum mati (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">21-23). Kristus rela diperlakukan tidak adil dan tidak membalas, karena Ia mau menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Seharusnya kita juga memiliki motivasi yang serupa, rela diperlakukan tidak adil oleh majikan supaya mereka boleh mengenal keselamatan dari Kristus.

Dalam kisah di atas Toni akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan itu. Namun, yang pasti Toni tidak dendam apalagi mengancam akan membalas perbuatan majikan atau teman-temannya. Toni juga mengundurkan diri bukan karena berbuat kesalahan sebagaimana yang difitnahkan kepadanya. Sehingga, beberapa karyawan yang simpati kepada Toni justru akhirnya menjadi Kristen oleh kesaksiannya.

Renungkan: Pribadi seorang Kristen sejati tidak dipengaruhi oleh situasi. Bahkan ketika ia diperlakukan tidak adil, ia bukan hanya tidak membalas melainkan mengampuni dan berbuat kebajikan.

(0.97) (1Ptr 1:13) (sh: Hidup kudus demi Tuhan (Kamis, 14 Oktober 2004))
Hidup kudus demi Tuhan

Ada orang-orang tertentu yang hidup kudus demi mengejar keselamatan. Arti keselamatan baginya adalah kelepasan dari belenggu kedagingan. Itulah sebabnya, ia berupaya menahan diri dari berbagai hawa nafsu kedagingan (misalnya: seks bebas, kerakusan, dll.), bahkan bisa secara ekstrim mengekang dirinya dari hal-hal yang wajar (misalnya: pernikahan, makanan sehat, dll.). Tujuan ia melakukan tindakan pengekangan diri itu adalah untuk mendapatkan kelepasan dari belenggu kedagingan itu sehingga ia akan memperoleh keselamatan. Bagaimana dengan kita? Apakah tujuan orang Kristen hidup kudus? Apakah untuk mengejar hal yang sama?

Orang Kristen hidup kudus bukan untuk mendapatkan keselamatan! Keselamatan adalah anugerah Tuhan. Tuhan memberikan keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Maka, Petrus menasihatkan umat Tuhan dalam suratnya ini agar mereka hidup kudus dengan menyadari status mereka yang telah memperoleh keselamatan sebagai umat dari Tuhan yang kudus (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">15-16). Umat Tuhan hidup kudus karena mereka telah ditebus dari cara hidup masa lampau yang sia-sia, yaitu hidup dalam penyembahan berhala sebagaimana dulu nenek moyang mereka melakukannya (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">18). Mereka sadar harga tebusan itu melampaui nilai perak atau emas, yaitu darah anak domba Allah, Yesus Kristus sendiri (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">19). Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari belenggu kedagingan dan hidup penuh kesia-siaan yang hanya akan membawa mereka kepada kebinasaan.

Jadi, tujuan orang Kristen hidup kudus karena ia tidak mau menyia-nyiakan penebusan Kristus yang sudah dianugerahkan kepadanya. Kita sudah dibebaskan dari belenggu perbudakan dosa, mengapa sekarang kita mau menyerahkan diri lagi kepada perhambaan dosa itu? Kalau kita masih hidup sembarangan dalam dosa maka sama saja dengan kita menghina dan menyangkali karya Kristus di kayu salib.

Camkanlah: Hidup kudus bukan pilihan bagi orang Kristen. Hidup kudus adalah cara hidup orang-orang Kristen yang telah mengalami anugerah penebusan Kristus.

(0.97) (1Ptr 5:1) (sh: Tugas penatua gereja (Senin, 25 Oktober 2004))
Tugas penatua gereja

Jabatan tertentu di kantor swasta/instansi pemerintah sering menjadi rebutan karena jabatan tersebut biasanya disertai berbagai fasilitas yang menarik dan menjanjikan keuntungan materi. Namun, apakah rebutan ini berlaku bagi jabatan penatua di gereja? Jawabannya bisa ya dan tidak. Jawabannya ya bila sang penatua salah mengartikan makna jabatan penatua itu. Sebaliknya tidak bila ia memahami arti jabatan penatua. Oleh karena itu, mari kita mempelajari tulisan Petrus dalam nas ini.

Jabatan sebagai penatua berarti ia melakukan pengawasan dalam kegiatan gereja, memberikan perintah untuk kepentingan jemaat dan menjadi teladan bagi jemaat dalam hidup kudus. Gereja mula-mula menggangap jabatan penatua adalah posisi yang agung, sehingga mereka memberikan penghargaan kepada penatua yang dianggap bijaksana dan dilanjutkan oleh beberapa gereja pada masa kini. Dengan demikian, seorang penatua memiliki tanggungjawab yang besar terhadap Tuhan dan jemaat, dan diharapkan menjadi contoh yang baik. Petrus memberikan nasihat tentang dua ciri khas penatua yang bijaksana (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1), sbb.: Pertama, mereka menyadari bahwa yang "digembalakan" adalah "domba-domba" milik Tuhan dan bukan milik mereka sendiri sehingga mereka melakukan tugasnya dengan sukarela dan bukan karena terpaksa (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2b). Kedua, mereka harus memfokuskan diri kepada apa yang bisa mereka berikan kepada jemaat dan bukan mencari keuntungan diri sendiri (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">3). Itulah sebabnya, penatua harus menjadi teladan bagi para pemimpin Kristen lainnya, menunjukkan wewenang yang didasarkan atas pelayanan kepada Tuhan dan bukan karena keinginan untuk berkuasa. Penghargaan penatua dalam kesetiaan pelayanannya ini dinyatakan kelak oleh Yesus Kristus (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">4).

Jika Tuhan dan jemaat memercayakan jabatan kepemimpinan di gereja bagi Anda, itu berarti kesempatan untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan dan orang percaya.

Renungkan: Jadilah pemimpin yang menyenangkan Tuhan dan bukan untuk mencari pujian dari manusia.

(0.97) (1Ptr 1:1) (sh: Pendatang di dunia, ahli waris di surga (Rabu, 13 Oktober 2004))
Pendatang di dunia, ahli waris di surga

Selama hidup di dunia ini, anak-anak Tuhan tidak akan lepas dari masalah dan penderitaan. Namun, anak-anak Tuhan sejati tidak akan tenggelam dalam berbagai percobaan hidup ini sampai berputus asa, apalagi murtad. Tidak sama sekali! Karena anak-anak Tuhan memiliki pengharapan akan kepastian keselamatan! Di dunia ini kita boleh hidup menderita, tetapi di surga kelak, kebahagiaan kekal menanti. Puji Tuhan!

Petrus menaikkan doa ucapan syukur untuk umat Tuhan yang tinggal di wilayah Asia Kecil oleh karena sebagai orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Roh melalui darah Yesus (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2), mereka adalah ahli waris surgawi (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">4). Sebagai orang-orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, mereka akan dipelihara oleh kekuatan Tuhan sendiri sampai akhir zaman (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">5). Oleh sebab itu, nasihat Petrus kepada mereka adalah supaya mereka bersukacita sekalipun dalam hidup di dunia ini mereka menderita (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">6). Petrus juga menjelaskan bahwa tujuan Tuhan mengizinkan penderitaan kepada umat-Nya adalah bukan untuk menjatuhkan mereka sebaliknya, untuk membuktikan kesejatian iman mereka. Iman yang sejati pasti teruji dengan baik. Ibarat emas yang dimurnikan oleh api dan segala kotorannya akan terbakar habis sehingga emas itu akan tampil cemerlang. Demikian juga ketika iman anak Tuhan diuji oleh penderitaan maka hasilnya anak Tuhan akan muncul sebagai pemenang (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">7).

Bukti seperti apa yang harus dinyatakan oleh anak-anak Tuhan tentang kesejatian imannya? Pertama, tetap setia dan tidak menyangkal Tuhan dalam segala situasi. Kedua, tetap mempraktikkan kasih Tuhan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita.

Renungkan: Iman, pengharapan, dan kasih. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Tuhan bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan memampukan kita melihat ke depan kepada janji surgawi. Kasih diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari menantang kejahatan demi untuk membangun sesama manusia dalam dunia ini.

(0.97) (1Ptr 4:1) (sh: Penderitaan memperdalam kerohanian (Jumat, 22 Oktober 2004))
Penderitaan memperdalam kerohanian

Ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1 mudah disalahfahami, seolah Petrus mengajarkan bahwa penderitaan melepaskan orang dari dosa, atau bahwa tubuh adalah letak kedudukan dosa. Jika kita pernah berpandangan demikian, sadarilah bahwa ajaran itu tidak alkitabiah. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh jahat adanya dan bahwa keselamatan harus dengan jalan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, orang Kristen tidak perlu memegang anggapan negatif tentang tubuh, materi atau unsur dunia lainnya.

Setelah di bagian sebelumnya ini ia menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan orang beriman, kini ia menjelaskan apa arti penderitaan dalam hidup rohani orang beriman. Jika seseorang telah berani menanggung penderitaan badani karena kebenaran, berarti orang itu sedang membayar harga demi keinginannya untuk hidup kudus. Dengan kata lain, Petrus kini mendorong orang-orang percaya untuk berjuang demi kekudusan sampai ke resiko menanggung penderitaan badani (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2). Ketika seseorang masuk ke dalam anugerah Tuhan, orang itu harus meninggalkan masa lalu hidup berdosanya, apa pun resiko yang harus dipikul (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">3,4). Nah, bila kita telah memiliki sikap sedemikian, kekuatan daya tarik dosa sudah teramat lemah atas kita!

Ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">6 sulit dipahami sebab mirip dengan ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">3:19,20, tetapi berbeda maksud. Di ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">5, Petrus sudah menyinggung soal orang hidup dan orang mati, semua akan dihakimi Tuhan. Di ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">6 ini Petrus menyebut tentang orang-orang yang (karena imannya) dihakimi dan dihukum mati. Seperti halnya Kristus, orang beriman tersebut dapat dimatikan tubuhnya, tetapi tidak rohnya. Maksud Petrus, penilaian terakhir kualitas hidup orang tidak dapat diukur secara badani atau duniawi, tetapi harus dari prinsip kebenaran Tuhan dalam firman-Nya. Selain itu, ia kini menggemakan ajaran Yesus bahwa kita tidak perlu takut orang membunuh tubuh kita, sebab mereka tidak dapat mencelakan roh kita.

Untuk dilakukan: Manusia dapat membunuh tubuh kita, tetapi tak ada kekuatan sebesar apa pun dapat merebut iman kita atau memisahkan kita dari kasih Tuhan.

(0.96) (1Ptr 4:13) (full: BERSUKACITALAH, SESUAI DENGAN BAGIAN YANG KAMU DAPAT. )

Nas : 1Pet 4:13

Suatu prinsip dalam kerajaan Allah ialah bahwa menderita karena Kristus akan memperdalam sukacita orang percaya dalam Tuhan (lih. Mat 5:10-12; Kis 5:41; 16:25; Rom 5:3; Kol 1:24; Ibr 10:34;

lihat cat. --> 1Pet 4:14 berikut).

[atau ref. 1Pet 4:14]

Oleh karena itu, mereka yang hanya sedikit atau sama sekali tidak menderita untuk Tuhan jangan dicemburui.

(0.96) (1Ptr 1:1) (sh: Dipanggil untuk taat dan kudus (Rabu, 7 Juli 1999))
Dipanggil untuk taat dan kudus

Allah telah menyatakan rahmat-Nya yang besar melalui diri Putra-Nya, Yesus Kristus; sehingga orang-orang pendatang di Asia Kecil mengalami kelahiran baru dan hidup dalam pengharapan. Mereka adalah orang-orang pilihan yang dipanggil Allah untuk mengemban amanat agung-Nya. Mereka dipanggil sebagai umat yang akan menyatakan inti berita Injil yakni kasih Kristus kepada dunia sekitar mereka. Oleh karena itu mereka harus menjaga hidup mereka dalam ketaatan dan kekudusan. Sebagai umat-Nya, kita pun terpanggil untuk hidup taat dan kudus di hadapan-Nya, agar dunia merasakan keberadaan kita yang menyaksikan kasih-Nya.

Harta sorgawi. Ada suatu pengharapan bagi umat-Nya yang dipanggil taat dan kudus, yakni tersedianya harta sorgawi yang tidak binasa, yang tidak cemar, dan tidak dapat layu. Pengharapan kekal inilah yang Allah janjikan bagi setiap orang yang hidup berkenan kepada-Nya, supaya tetap tekun dan sabar menghadapi kenyataan hidup di dunia ini yang memang penuh pergumulan. Penderitaan dan pergumulan yang kita alami saat ini memang tidak dapat dibandingkan dengan keindahan dan kekekalan harta sorgawi. Renungkan: Harta sorgawi akan menjadi milik abadi bagi setiap orang yang mau menjaga ketaatan dan kekudusan hidupnya, berkenan kepada-Nya.

(0.96) (1Ptr 4:1) (full: KRISTUS TELAH MENDERITA. )

Nas : 1Pet 4:1

Mereka yang bersedia menderita bagi Kristus menemukan bahwa lebih mudah untuk menolak dosa dan mengikuti kehendak Allah. Mereka telah manunggal dengan Kristus dan salib-Nya. Sebagai akibatnya daya tarik dosa menjadi tidak berarti dan kehendak Allah menjadi yang terpenting (ayat 1Pet 4:2). Prinsip rohani ini akan berlaku dalam kehidupan semua orang percaya. Menaati Allah, bahkan jika itu berarti penderitaan, ejekan, atau penolakan akan memperkuat kita secara moral dan rohani, dan kita juga akan menerima kasih karunia yang lebih besar dari Allah (ayat 1Pet 4:14).

(0.96) (1Ptr 3:8) (sh: Menderita karena kebenaran (Rabu, 20 Oktober 2004))
Menderita karena kebenaran

Tidak ada seorang pun yang ingin hidup susah. Tetapi, seringkali penderitaan memang tidak dapat dihindari. Ketika hal ini terjadi maka nasihat Petrus dalam bagian ini patut diperhatikan.

Dalam nas ini, Petrus secara khusus mengingatkan jemaat untuk memelihara hidup mereka di dalam kasih dan perdamaian dengan semua orang sekalipun jemaat tidak diperlakukan dengan baik oleh mereka (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">8-9), karena memang itulah yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">10-12). Memang orang yang berbuat baik tidak seharusnya menderita (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">13). Akan tetapi, Petrus mengingatkan jemaat bahwa sekalipun mereka telah melakukan apa yang benar dan baik sesuai dengan kehendak Allah, namun tetap harus mengalami penderitaan, maka hal ini bukanlah hukuman dari Allah, melainkan sebuah kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk memurnikan iman mereka (band. mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1:7-9). Lalu bagaimana jemaat harus bersikap menghadapi penderitaan itu? Pertama, jemaat harus berbahagia dan bukan takut atau gentar (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">14). Mengapa? Sebab jika jemaat menderita karena kebenaran dan bukan karena telah berbuat kejahatan, maka penderitaan ini merupakan suatu pengorbanan yang diperkenan Allah. Bukankah tidak ada hal yang lebih indah selain hidup dalam perkenan Allah? Kedua, jemaat harus tunduk kepada otoritas Kristus sebagai Tuhan yang "memegang" hidupnya bahkan menguasai kehidupan semua orang sehingga jemaat dapat memercayakan diri ke dalam tangan-Nya. Ketiga, jemaat harus siap memberi jawaban kepada semua orang tentang pengharapan iman Kristen yakni pekerjaan yang sedang Allah genapi dalam hidup umat-Nya melalui penderitaan.

Ada suatu janji Tuhan yang indah bagi umat-Nya yang sedang mengalami penderitaan yaitu Dia yang telah berkenan mengizinkan kita mengalami penderitaan tidak akan pernah berhenti menopang, memberi kekuatan dan menghibur kita. Allah yang mengizinkan anak-anak-Nya menderita, tidak hanya menonton, tetapi turut menanggung penderitaan itu.

Renungkan: Jika Tuhan menghendaki kita menderita karena berbuat sesuai firman-Nya, bagaimana respons kita?

(0.96) (1Ptr 4:12) (sh: Tujuan penderitaan orang Kristen (Minggu, 24 Oktober 2004))
Tujuan penderitaan orang Kristen

Bila Anda melihat tayangan fear factor (sesuatu yang menyebabkan ketakutan) di salah satu televisi swasta maka Anda akan menyaksikan bagaimana para peserta ditantang untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbahaya, menakutkan bahkan menjijikkan. Mengapa mereka mau melakukannya? Karena ada hadiah sebesar $ 50.000 AS (empat ratus juta rupiah) yang diberikan kepada peserta yang juara. Dalam acara fear factor ini, para peserta rela menderita sesaat ketika mereka berlomba untuk mendapatkan hadiah uang $ 50.000 AS itu.

Penderitaan sesaat di dunia ini yang juga dialami oleh orang Kristen berbeda dengan perlombaan tersebut. Orang Kristen rela menjalani penderitaan sesaat ini bukan untuk mendapatkan sebuah pujian atau penghargaan dunia. Tentu saja penderitaan sesaat yang dimaksudkan di sini bukanlah hukuman akibat tindakan kejahatan (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">15). Sebab jika ini yang terjadi, penderitaan sesaat itu ialah hukuman atas dosa. Ada dua alasan mengapa orang Kristen mengalami penderitaan sesaat tersebut. Pertama, melalui penderitaan orang Kristen dapat ambil bagian dalam penderitaan yang telah dialami Kristus (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">13). Kedua, kalau orang Kristen menderita karena nama Kristus berarti hal ini bertujuan supaya Tuhan dimuliakan (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">14,16). Sejarah gereja mula-mula membuktikan bahwa justru melalui penderitaan nama Tuhan semakin dikenal di Yerusalem (Kis. 4:1-4).

Camkanlah: Penderitaan sesaat bagi orang Kristen sejati justru menghasilkan iman kepada Tuhan yang makin diteguhkan.

(0.96) (1Ptr 3:18) (sh: Menang dalam penderitaan (Kamis, 21 Oktober 2004))
Menang dalam penderitaan

Konteks bagian sulit ini adalah menjadikan hidup Tuhan Yesus teladan dan sumber ketahanan orang Kristen ketika harus menderita karena kebenaran. Konteks ini perlu kita jadikan tempat beranjak untuk mengerti ayat-ayat sulit yang diapitnya.

Penderitaan dan kematian Kristus tidak saja merupakan sumber bagi keselamatan kita, tetapi juga menjadi teladan yang harus kita tiru. Ia rela menderita bahkan berkorban bagi orang-orang yang tidak benar, meski diri-Nya benar adanya. Tubuh-Nya dapat dibunuh, tetapi roh-Nya tidak (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">18). Itu sebab, Ia bangkit, naik ke surga dan dari sana memerintah segala sesuatu (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">22). Kesediaan Kristus untuk menderita dan kemenangan-Nya ini menjadi motif dan kekuatan bagi orang kristen yang menderita. Berarti apa yang ingin ditekankan Petrus dari Kristus ialah teladan, kemenangan dan dampak positif kematian-Nya.

Bagian ini tidak mengajarkan bahwa sesudah kematian orang masih berkesempatan untuk bertobat dan diselamatkan. Petrus ingin menegaskan bahwa bahkan pada saat kematian-Nya, Kristus menang sebab roh-Nya tidak mati, tetapi bebas dan mewartakan kemenangan-Nya. Tentang arti bagian sulit ini, ada empat pendapat. Pertama, roh-roh terpenjara itu adalah anak-anak Allah dan mereka yang jatuh ke dalam dosa. Kedua, proklamasi yang Kristus lakukan mirip tugas Nuh yang mengajarkan orang-orang zamannya untuk bertobat. Ketiga, roh-roh tersebut adalah orang-orang pilihan Allah yang belum sempat mendengar Injil. Keempat, roh-roh tersebut adalah orang-orang Yahudi yang terpenjara oleh Taurat dan menanti-nantikan Mesias. Entah tafsiran mana yang tepat, yang pasti tidak ada kekuatan apa pun dapat menghentikan kemenangan dalam dan menurut Kristus. Dengan mengacu kepada Tuhan Yesus, Petrus ingin mengorbankan harapan di dalam mereka yang sedang menderita karena Dia. Ia menang dalam kematian-Nya, mereka pun demikian.

Renungkan: Kematian-Nya menghapuskan kuasa dosa. Kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut. Karena itu, bagi orang Kristen, menderita demi kebenaran adalah jalan menuju kemenangan.

(0.96) (1Ptr 1:11) (full: ROH KRISTUS, YANG ADA DI DALAM MEREKA. )

Nas : 1Pet 1:11

Iman kita tidak hanya didasarkan pada Firman Allah dalam PB, tetapi juga pada Firman Allah dalam PL. Roh Kudus melalui para nabi menubuatkan penderitaan Kristus dan kemuliaan yang menyusul (Kej 49:10; Mazm 22:1-32; Yes 52:13-53:12; Dan 2:44; Za 9:9-10; 13:7; bd. Luk 24:26-27;

lihat cat. --> 2Pet 1:21;

[atau ref. 2Pet 1:21]

lihat art. KRISTUS DALAM PERJANJIAN LAMA).

Roh itu disebut "Roh Kristus" karena Dia berbicara mengenai Kristus melalui para nabi dan karena diri-Nya diutus dari Kristus (ayat 1Pet 1:11-12; bd. Yoh 16:7; 20:22; Kis 2:33).

(0.96) (1Ptr 2:11) (sh: Hidup yang diubahkan (Minggu, 17 Oktober 2004))
Hidup yang diubahkan

Sekeluarnya dari penjara hidup Rudi berubah. Ia tidak lagi merokok, bermalas-malasan, dan berjudi. Dulu Rudi ditakuti sebagai pengacau di kampungnya. Kini ia bekerja di kantor kelurahan sebagai pesuruh. Beberapa teman lama mengajak Rudi kembali kepada hidupnya yang dulu, namun ia justru membawa mereka satu per satu kepada Tuhan.

Hidup baru seperti Rudi tidak mudah. Namun, itulah panggilan kita. Petrus menasihati umat Tuhan agar hidup mereka menjadi kesaksian dari hidup yang diubahkan Tuhan. Hanya dengan hidup yang diubahkan maka dunia dapat melihat, mengenal Tuhan dan diselamatkan (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">11-12). Petrus memakai istilah pendatang dan perantau untuk menunjukkan bahwa anak Tuhan harus memandang dirinya sebagai orang asing yang menumpang di dunia ini sehingga tidak perlu mengikuti gaya, pola dan cara hidup orang dunia yang berdosa (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">10).

Hidup yang diubahkan juga harus dinyatakan dengan cara menghormati lembaga manusia yang didirikan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Kita pun harus menjadi teladan dalam berbuat baik secara pribadi maupun pelayanan sosial yang berdampak luas bagi masyarakat. Selain itu, kita juga perlu terlibat berbagai kegiatan kemasyarakatan di rumah, sekolah, kampus, tempat kerja, dan di mana pun. Hidup yang diubahkan Tuhan harus menjadi ciri khas kekristenan yang menjadi berkat bagi masyarakat di sekitar kita (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">15).

Tekadku: Menjadi berkat melalui kehidupan pribadi maupun tindakan nyata bagi masyarakat sekelilingku.

(0.96) (1Ptr 1:22) (sh: Mempertahankan hidup kudus (Jumat, 15 Oktober 2004))
Mempertahankan hidup kudus

Sejak Sutinah dibaptis, ia dengan setia bersaat teduh, berdoa dan membaca Alkitab setiap hari. Menurutnya firman Tuhan memberinya petunjuk tentang apa yang harus dilakukannya setiap hari. Sutinah diubahkan Tuhan dalam kebiasaan jelek mengumpat dan merajuk. Ia tidak lagi berbohong dan memfitnah. Hidupnya berubah menjadi kudus!

Hidup kudus adalah anugerah Tuhan. Hidup kudus merupakan akibat perubahan status dari orang belum percaya menjadi anak Tuhan dan menjadi dasar hidup orang percaya. Orang percaya ialah orang yang sudah dilahirkan baru dengan benih kekal, yaitu firman Tuhan yang menguduskannya (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1:23). Namun, kekudusan ini bisa dinodai dengan perbuatan dosa yang sewaktu-waktu dilakukan! Setelah seseorang menjadi anak Tuhan, ia masih bisa jatuh ke dalam dosa karena tidak taat atau tidak waspada. Itu sebabnya, Petrus menasihati umat Tuhan agar mereka lebih bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan sepenuh hati. Kasih Tuhan akan mencegah kita untuk memanfaatkan orang lain demi kepentingan, kepuasan, dan egosentrisme. Kasih Tuhan seharusnya mendorong kita untuk dengan tegas membuang segala dosa yang menyakiti hati Tuhan maupun sesama (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2:1). Sumber kekuatan untuk dapat tetap hidup kudus adalah firman Tuhan. Firman Tuhan itu kekal sampai selama-lamanya, tidak berubah dan sekaligus menjadi sumber yang tidak habis-habisnya mengisi kehidupan orang-orang percaya (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">24-25).

Menjadikan firman Tuhan sebagai "minuman rohani" seperti bayi yang membutuhkan susu adalah cara untuk tetap memelihara kemurnian iman dan menumbuhkan kekuatan rohani kita (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2:2). Dengan cara demikian, kita mampu menghadapi segala kejahatan, tipu muslihat, kedengkian dan fitnah (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1). Anak Tuhan yang telah mengecap kebaikan Tuhan pasti memiliki dorongan kuat untuk terus menikmati dan melakukan firman Tuhan sepanjang hidupnya (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">3).

Ingat: Jika kasih Yesus dan firman kebenaran Tuhan sungguh mendiami hati kita, kita akan bertumbuh menyerupai Yesus.

(0.96) (1Ptr 4:7) (sh: Semakin giat dalam melayani (Sabtu, 23 Oktober 2004))
Semakin giat dalam melayani

Hidup melayani Tuhan tanpa pengharapan dalam iman adalah hidup yang kurang bergairah. Dengan adanya pengharapan dalam iman ini, kita hidup dengan tujuan yang jelas yaitu pengharapan menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

Seruan Petrus ini mengadopsi tradisi orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki pemahaman bahwa kesudahan dari segala sesuatu diawali dengan periode penderitaan yang hebat, dan kesengsaraan yang tiada akhir. Oleh karena itu, Petrus menasihati jemaat untuk senantiasa tenang dan berdoa (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">7). Petrus mendorong supaya jemaat tetap siap sedia menantikan kedatangan Tuhan. Kedatangan Tuhan kedua kali yang digambarkan "dekat" bukan berarti kita hanya tinggal menanti dan tidak melakukan kegiatan apa pun baik pelayanan maupun pekerjaan sehari-hari. Sebaliknya, justru Petrus mendorong jemaat untuk: Pertama, tetap memiliki kasih yang "bertumbuh" baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">8). Kedua, memberikan tumpangan kepada orang lain dengan tidak bersungut-sungut (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">9). Kedua hal ini sulit dilakukan karena memberikan tumpangan kepada orang lain bukanlah suatu hal yang lazim pada saat itu. Tumpangan hanya berlaku untuk sanak saudara saja. Demikian juga kasih secara manusiawi terbatas hanya pada orang dan dalam hubungan khusus. Namun, kasih Tuhan membuat jemaat menjadi satu keluarga sehingga bisa memberikan tumpangan kepada orang lain yang bukan saudara. Ketiga, agar jemaat saling melayani satu sama lain sesuai dengan karunia yang mereka miliki sehingga Tuhan dimuliakan (ayat mereka+itu+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">10-11).

Kesadaran atau pengharapan tentang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali memang akan berdampak konkret pada kehidupan dan pelayanan kita. Kerinduan berjumpa Dia dalam keadaan layak mendorong kita mengusahakan yang terbaik dalam segala hal.

Renungkan: Menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali seharusnya membuat kita semakin giat melayani bukannya memudar.

(0.95) (1Ptr 1:5) (full: DIPELIHARA DALAM KEKUATAN ALLAH KARENA IMANMU. )

Nas : 1Pet 1:5

Ayat ini menyajikan tiga kebenaran mengenai jaminan orang percaya, sebuah berita yang relevan bagi pembaca surat ini karena banyak di antaranya sedang menderita penganiayaan yang hebat.

  1. 1) Orang percaya "dipelihara (versi Inggris NIV -- "dilindungi") dalam kekuatan Allah" terhadap semua kekuasaan kejahatan yang hendak menghancurkan kehidupan dan keselamatan mereka dalam Kristus (2Tim 4:18; Yud 1:1,24; bd. Rom 8:31-39).
  2. 2) Syarat penting yang diperlukan untuk memperoleh perlindungan Allah ini ialah "iman"

    (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

    Allah yang melindungi kita dengan kasih karunia-Nya tidaklah bekerja secara sewenang-wenang saja, karena hanya "karena iman" orang percaya dilindungi oleh kuasa Allah, seperti "karena iman" orang percaya itu selamat (Ef 2:8). Demikianlah, iman yang hidup di dalam Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah tanggung jawab kita sekarang untuk memiliki perlindungan Allah (ayat 1Pet 1:9; Yoh 15:4,6; Kol 1:23; 2Tim 3:14-15; 4:7; Wahy 3:8,10).
  3. 3) Sasaran pokok perlindungan Allah oleh iman orang percaya adalah "keselamatan". Dalam hal ini keselamatan menunjuk kepada dimensi yang akan datang dari keselamatan (bd. Rom 1:16), yaitu memperoleh warisan di sorga (ayat 1Pet 1:4) dan "keselamatan jiwamu" (ayat 1Pet 1:9).


TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA