Tidak jelas penderitaan macam apa dan sebab apa konteks dari mazmur ini. Yang jelas di dalam jiwanya ia merasa sengsara dan miskin (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2). Jiwanya tertekan mungkin karena dosa dan hukuman yang dideritanya. Ia minta diselamatkan (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), mengangkat jiwanya kepada Tuhan (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4), memohon Allah membuatnya bersukacita kembali (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">4) dan mengampuni dia (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">5). Permohonan itu ditujukan kepada Tuhan yang dikenalnya (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3), bukan kepada allah lain. Hubungan pemazmur dengan Tuhan sangat akrab dan mendalam. Dia memohon sepanjang hari, terus menerus, tiada henti (bdk. mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">18:1-8">Luk. 18:1-8).

Bulatkan hatiku. Hati adalah akar dari semua masalah manusia. Di dalam hati itulah terletak sikap terhadap Tuhan dan pertimbangan bagaimana kita ingin hidup yang akan mengungkap diri dalam berbagai perbuatan. Pemazmur menyadari itu, maka ia tidak sekadar memohon pengampunan tetapi "bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu" (bdk. mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">51:12). Ia bahkan memohon agar diberikan hati yang bersuka memuji Tuhan (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">12-13), dan yang kuat untuk hidup sebagai pemenang (ayat mereka+dikenalnya+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">14-17).

Renungkan: Kegagalan dan kejatuhan tidak perlu membuat kita menjauhi Tuhan, sebab Dia baik dan kasih setia-Nya tidak berubah!

Doa: Tuhan ajarlah kami untuk terus menerus berdoa, dan mensyukuri kesetiaan-Mu. Amin.