Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 6 dari 6 ayat untuk menyuruh berjalan AND book:16 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Neh 12:31) (bis: Gerbang Sampah)

Gerbang Sampah. Kedua kelompok itu mulai dari sebelah barat daya tembok kota dan berjalan ke arah yang berlawanan sampai mereka bertemu di depan Rumah TUHAN di sebelah timur laut kota.

(0.89) (Neh 12:27) (jerusalem) Upacara peresmian tembok kota ini dalam waktu mengusul Neh 6:16. Tetapi si Muwarikh membuat kisah ini menjadi imbalan bagi Ezr 6:13-17 (peresmian bait Allah). Begitu ada dua peresmian atau pentahbisan yang masing-masing mengakhiri kurun zaman yang penting. Tokoh utama pada kurun pertama ialah Zerubabel, sedangkan menurut pandangan si Muwarikh Ezra dan Nehemia menjadi tokoh-tokoh utama pada kurun yang kedua. Upacara peresmian tembok kota l.k berlangsung begini: Sesudah pentahiran yang lazim diadakan, terbentuk dua rombongan perarakan yang berjalan di atas bubungan tembok. Kedua perarakan itu berangkat dari pintu gerbang Lebak, yang satu ke jurusan selatan dan yang lain ke jurusan utara. Kedua rombongan bertemu kembali di bait Allah. Di sana diadakan upacara penutup. Masing-masing rombongan terdiri dari suatu paduan suara imam-imam yang diikuti para pemuka sipil. Si muwarikh menyisipkan ke dalam kisah itu sebuah daftar para imam yang ikut serta dalam rombongan pertama, Neh 12:33-36, dan daftar para imam yang ikut serta dalam rombongan yang kedua, Neh 12:41-42. Ia juga menyisipkan Ezra, Neh 12:33.
(0.88) (Neh 4:1) (sh: Oposisi (Rabu, 15 November 2000))
Oposisi

Apakah suatu pekerjaan yang berasal dari dorongan Roh Tuhan terjamin berjalan dengan mulus tanpa hambatan? Belum tentu! Orang beriman terlibat dalam peperangan rohani dan lawan kita bukan manusia tetapi kekuatan anti Tuhan (lihat Ef. 6:10-12). Dari mulanya gubernur Samaria, Sanbalat, dan beberapa pemimpin wilayah tetangga lainnya mendengar rencana pembangunan tembok Yerusalem. Mereka kesal karena ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel (menyuruh+berjalan+AND+book%3A16&tab=notes" ver="">2:10). Serangan pertama yang dilontarkan oleh Sanbalat dan sekutunya adalah ejekan (1-3). Ejekan ini dapat melemahkan semangat orang Yahudi sebab mereka

sedang diperhadapkan pada tugas yang sulit dan ejekan yang mereka lontarkan mengandung kebenaran. Sebagai contoh: batu yang ada pada zaman itu adalah batu yang lunak. Ketika dibakar, semua cairan yang terkandung dalam batu itu menguap sehingga batu itu akan hancur menjadi debu. Karena itu ejekan ini: "apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis?" merupakan serangan mental yang berat terhadap semangat Nehemia dan kawan-kawannya.

Bagaimana Nehemia meresponi serangan ini? Ia berdoa kepada Allah agar Allah sendiri yang membalikkan ejekan itu kepada Sanbalat dan sekutunya. Nehemia tidak beragumentasi dengan Allah tentang panggilannya sebab ia yakin bahwa Allah dapat memimpin kepada keberhasilan. Keberhasilan inilah yang akan membungkam semua ejekan. Mereka tetap teguh melaksanakan pekerjaan mereka. Namun serangan tidak berhenti sampai di sini. Ketika ejekan tidak dapat melemahkan semangat orang Yahudi bahkan pekerjaan mereka semakin menampakkan kemajuan yang berarti (7), Sanbalat dan sekutunya mulai mengadakan serangan secara fisik. Nehemia menghadapi serangan ini dengan cara yang sama yaitu berdoa, keteguhan, dan kesiapan fisik maupun mental.

Renungkan: Jangan meragukan atau mempertanyakan penyertaan Allah ketika Anda menghadapi banyak kesulitan, serangan, dan masalah dalam pelayanan ataupun pekerjaan Anda. Masalah dan kesulitan akan selalu ada. Hanya dengan doa, keteguhan hati, dan kesiapan untuk terus bekerja, yang akan memimpin kita kepada keberhasilan yang sudah Allah sediakan bagi kita.

(0.88) (Neh 11:1) (sh: Kerelaan untuk berkorban (Senin, 27 November 2000))
Kerelaan untuk berkorban

Setiap Kristen tentu berharap agar pekerjaan Tuhan dapat terlaksana dengan baik. Namun berapa banyak yang mau berkorban demi terlaksananya pekerjaan Tuhan? Pemikiran inilah yang muncul tatkala Nehemia harus memilih orang-orang untuk tinggal di Yerusalem.

Sejak pembuangan ke Babel, jumlah penduduk Yerusalem jauh berkurang. Penyebabnya pertama, tanah pertanian yang menjadi mata pencaharian terletak jauh dari Yerusalem sehingga orang memilih tinggal di dekat tanah pertanian. Kedua, rakyat tidak lagi memberikan perpuluhan untuk mendukung kehidupan para imam dan orang Lewi, sehingga para pemimpin rohani ini terpaksa meninggalkan Yerusalem, kembali ke desanya, dan bekerja di tanah pertanian. Padahal sebagai ibu kota, Yerusalem harus ditinggali oleh penduduk dalam jumlah yang cukup agar pembangunan dan pertahanan dapat berjalan dengan baik. Lebih penting lagi, secara rohani Yerusalem memang harus ditinggali. Itulah sebabnya pembayaran perpuluhan kembali ditekankan (menyuruh+berjalan+AND+book%3A16&tab=notes" ver="">11:10-12:28). Tetapi siapa yang mau tinggal di Yerusalem? Sebagai ibu kota, Yerusalem menjadi sasaran utama ancaman para musuh. Jika demikian maka penduduknya pun rawan terhadap ancaman dan bahaya.

Tanpa perlu diundi atau diminta, para pemimpin bangsa harus mau menetap di Yerusalem. Sebagai pemimpin mereka harus memberikan contoh kepada rakyat tentang dedikasi dan bakti mereka bagi kerajaan Israel. Inilah harga yang harus dibayar oleh para pemimpin. Di saat tidak ada orang yang mau melakukan karena faktor risiko dan konsekuensi yang besar, pemimpin harus mau menerima risiko dan konsekuensi apapun. Sedangkan pemilihan rakyat yang akan menetap di Yerusalem ditentukan melalui undian sebab mereka percaya bahwa membuang undi adalah cara menentukan kehendak Allah. Nehemia berserah kepada kehendak Allah mengenai siapa yang akan tinggal di Yerusalem. Walaupun ditunjuk melalui undian, mereka yang mau tinggal di Yerusalem tetap dipuji sebab mereka telah menunjukkan kerelaan untuk berkoban, bukan hanya demi kemakmuran Yerusalem tetapi juga demi kehidupan kerohanian seluruh bangsa Israel.

Renungkan: Kerelaan kita untuk berkorban seharusnya didorong oleh kerinduan untuk menyembah dan menghormati Allah.

(0.88) (Neh 13:1) (sh: Kehadiran pemimpin rohani (Jumat, 1 Desember 2000))
Kehadiran pemimpin rohani

Setelah menjadi gubernur di Yudea selama 12 tahun, Nehemia kembali ke Susan. Ketika ia tidak berada di Yerusalem, bangsa Israel sedikit demi sedikit melanggar perjanjian yang mereka buat untuk melakukan semua hukum Taurat dengan sungguh-sungguh (menyuruh+berjalan+AND+book%3A16&tab=notes" ver="">10:28-39). Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem untuk menjadi gubernur yang kedua kalinya, ia mendapati Imam Elyasib yang diangkat menjadi pengawas bilik-bilik rumah Allah menyediakan bilik besar bagi Tobia, kenalan baik Imam Elyasib sekaligus musuh lama orang Yahudi. Padahal bilik itu biasanya digunakan untuk menyimpan korban sajian, kemenyan, perkakas, dan persembahan perpuluhan (4- 5). Nehemia juga mendapati ibadah di Bait Suci tidak diadakan lagi. Para orang Lewi yang biasanya melayani di Bait Allah kembali bekerja di ladang untuk mendapatkan nafkah, sebab mereka tidak lagi menerima persembahan untuk mendukung kehidupan mereka (10-13).

Nehemia tidak dapat tinggal diam melihat dosa kembali menggerogoti bangsanya. Tindakan Nehemia yang penuh kemarahan atas Tobia dan hartanya merupakan manifestasi sikap Nehemia yang merindukan reformasi yang sungguh terjadi dalam kehidupan bangsanya dan ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Tindakan Nehemia ini mengingatkan kita akan tindakan Yesus di Bait Allah (Mat. 21:12- 13). Bagi Nehemia, Elyasib telah menjungkirbalikkan tatanan prioritas kehidupan umat Allah. Apakah dapat dibenarkan bilik yang seharusnya digunakan bagi kelangsungan kehidupan dan tata ibadah ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi (4-5)? Nehemia pun bertindak tegas dengan mengumpulkan kembali orang- orang Lewi dan mengangkat pengawas perbendaharaan yang baru, sehingga kesejahteraan orang Lewi terjamin. Itu semua dilakukan agar kehidupan ibadah bangsa ini kembali berjalan dan reformasi terus bergulir seperti yang terjadi setelah peristiwa ini (1-3).

Renungkan: Kehadiran pemimpin rohani yang berwibawa, peka terhadap dosa sekecil apa pun, berani menentang dan menghancurkan dosa, tidak kompromi terhadap dosa, berkomitmen penuh bagi pembangunan moral dan spiritual umat Allah, sungguh diperlukan. Berdoalah agar Allah memberikan kepada gereja Anda seorang pemimpin rohani seperti Nehemia.

(0.88) (Neh 5:1) (sh: Ancaman dari dalam lebih serius (Jumat, 17 November 2000))
Ancaman dari dalam lebih serius

Pembangunan tembok Yerusalem juga mendapat ancaman dari praktik ketidakadilan yang merajalela dalam masyarakat Yahudi. Mereka yang berkuasa dan kaya menindas saudara-saudara sebangsa yang miskin. Mereka meminjamkan uang dengan mengambil bunga yang tinggi. Lalu mereka juga merampas tanah dan harta benda sebagai pembayaran hutang kaum miskin. Bukan itu saja, mereka tidak segan- segan menjadikan anak-anak orang miskin sebagai budak untuk membayar hutang. Mereka yang miskin akan semakin miskin sebab mereka masih harus membayar pajak yang tinggi kepada raja Persia.

Kemarahan Nehemia menunjukkan bahwa ancaman yang sedang terjadi ini sangat serius dan dapat menimbulkan kehancuran yang fatal dalam masyarakat Yahudi. Akar permasalahannya adalah pertama, mereka tidak lagi takut akan Allah sebab firman Tuhan dengan jelas melarang menarik bunga uang atau riba dari saudara sebangsanya (Im. 25:35-37; Ul. 23:19-20). Kedua, tidak adanya kasih yang nyata di antara mereka yang menyebut diri sebagai umat Allah, telah mencemarkan nama Allah (9). Padahal saat ini sebagai umat Allah mereka tidak hanya sedang membangun tembok kota tetapi sedang membangun spiritual dan moralnya. Ancaman itu akan menghambat pembangunan. Permasalahan yang serius ini ditangani secara serius, hati-hati, dan tegas. Nehemia tidak bertindak pada saat amarahnya menyala-nyala tapi memikirkan masak-masak sebelum mengambil tindakan. Ia melakukan pendekatan terhadap para pelaku penindasan sebelum masalah ini diumumkan. Keseriusan dan ketegasan Nehemia dalam menghentikan praktik penindasan ini nampak jelas dari usulan dan tindakan yang ia ambil (11-13). Hasilnya, ia berhasil mendapatkan persetujuan dari para penindas untuk segera menghentikan praktik penindasan (9-12). Maka pembangunan bangsa Yehuda dapat kembali berjalan dengan lancar.

Ancaman yang besar bagi pelayanan dan misi gereja bukan datang dari luar tapi justru dari dalam. Nehemia dapat dengan mudah mengatasi ancaman yang datang dari kerajaan tetangga tetapi ancaman yang serius terhadap misinya justru datang dari bangsanya sendiri.

Renungkan: Apakah potensi ancaman dari dalam yang dapat menghancurkan misi dan pelayanan Kristen di Indonesia saat ini?



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA