Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 4 dari 4 ayat untuk menyelenggarakan ibadah AND book:41 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mrk 1:21) (sh: Hanya sekadar takjub? (Kamis, 16 Januari 2003))
Hanya sekadar takjub?

Sudah merupakan kebiasaan Yesus -- seperti orang Yahudi lainnya -- untuk beribadat di sinagoge atau rumah    ibadat. Di rumah ibadat ada suatu tradisi yang dikembangkan, yaitu siapa    saja yang hadir dalam ibadah saat itu, boleh berkhotbah.    Kesempatan ini dimanfaatkan Yesus untuk mengajar. Mengenai apa    yang diajarkan-Nya, tidak dicatat oleh Markus. Tetapi, Markus    memberi catatan detail tentang pengaruh khotbah-Nya terhadap    para pendengar-Nya.

Markus mencatat dua pengaruh yang dirasakan langsung dari khotbah    Yesus. Pertama, orang banyak takjub mendengar khotbah-Nya (ayat    menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">22). Takjub karena -- secara mencolok -- ajaran Yesus berbeda    dengan apa yang selama ini mereka dengar. Khotbah Yesus berbeda    dengan khotbah para pemimpin agama Yahudi yang selama ini mereka    dengar. Meski fakta ini nyata, namun tidak ada tanda-tanda yang    jelas bahwa orang banyak yang takjub itu menjadi percaya pada    Yesus. Mereka hanya sekadar takjub, tidak lebih.

Kedua, roh jahat yang biasanya dengan tenang turut beribadah di    sinagoge, menjadi terganggu dan terancam (ayat menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">24). Menarik    untuk diperhatikan bahwa roh jahat juga beribadah dengan tenang    di rumah ibadat. Namun, kehadiran Yesus mengungkapkan kehadiran    roh jahat tersebut. Roh jahat tidak dapat bertahan di depan mata    Yesus karena tidak tahan melihat kesucian Yesus. Ketika orang    banyak melihat bahwa roh-roh jahat taat kepada Yesus, mereka    semua menjadi takjub. Dalam hidup sehari-hari, kita sering    melihat dan menjumpai demonstrasi kuasa roh-roh jahat di dalam    hidup manusia. Akibatnya banyak sekali orang takut terhadap roh-    roh jahat. Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan dengan jelas    bahwa Yesus jauh lebih berkuasa dari roh-roh jahat.

Renungkan:    Jika kita percaya kepada Yesus, kita tidak perlu takut kepada    roh-roh jahat. Sebaliknya, takut atau tunduk pada roh-roh jahat    membuktikan bahwa kita tidak percaya pada Yesus.

(1.00) (Mrk 3:1) (sh: Yesus, Tuhan atas Sabat (Kamis, 23 Januari 2003))
Yesus, Tuhan atas Sabat

Tradisi yang berlaku di agama Yahudi, hari Sabat adalah hari ketika umat berada di rumah ibadat untuk beribadah pada Allah (ayat menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">1). Sebagai orang Yahudi, Yesus pun beribadah pada hari Sabat di sinagoge. Bagi Yesus ini adalah suatu kebiasaan baik, ketika umat mengekspresikan rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta ini. Namun, ternyata tidak semua orang berpikiran yang sama dengan Yesus. Ada sekelompok orang yang datang ke sinagoge bukan untuk bersekutu dan beribadah, tetapi untuk mempersalahkan Yesus (ayat menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">2). Mereka adalah para pemimpin agama Yahudi (ayat menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">6; bdk. menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">2:24-28).

Keberadaan seorang yang tangannya mati sebelah dijadikan objek oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka berharap agar Yesus menyembuhkannya, sehingga Yesus dipersalahkan karena melanggar hukum Sabat. Meski tidak diutarakan, Yesus tahu pikiran mereka. Yesus meminta orang yang tangannya mati sebelah untuk berdiri di tengah-tengah (ayat menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">3). Meskipun orang tersebut tidak menunjukkan indikasi bahwa ia sedang sekarat, tetapi Yesus menyembuhkannya. Melalui tindakan ini, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Apa yang harus dilakukan pada hari Sabat: berbuat baik dan menyelamatkan orang atau berbuat jahat dan membunuh orang? Para pemimpin agama itu tahu pilihan yang tidak melanggar Sabat. Tetapi, karena tidak mau percaya pada Yesus, mereka tetap diam. Yesus marah -- kemarahan yang mengungkapkan bahwa Yesus adalah manusia sejati -- tetapi bukan kemarahan yang tanpa alasan. Yesus marah karena kedegilan orang yang tidak mau percaya pada- Nya. Marah yang timbul karena ingin mendamaikan manusia dan Allah. Amarah Yesus adalah amarah damai. Penolakan terhadap damai inilah yang membangkitkan amarah-Nya.

Renungkan: Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Hari Sabat adalah hari ibadah dan bukan hari mencari musuh.

(1.00) (Mrk 12:35) (sh: Tampang Kerajaan Allah (Senin, 7 April 2003))
Tampang Kerajaan Allah

Akhir-akhir ini kita melihat suatu perubahan strategi pemasaran yang menarik dari sebuah produk minuman ringan. Sebelumnya iklan-iklan produk itu menampilkan kesan yang eksklusif (baca: kalangan terbatas): remaja dengan skateboard bermerk dan berwalkman ria, keluarga yang bertamasya dengan riang di samping mobil SUV mereka dll. Kini produk yang sama menampilkan iklan dengan penggambaran yang berbeda: pemuda yang berdiri di bus kota, tukang becak, remaja mandi di kali dll. Pendeknya, makin merakyat.

Sayang, tren penghayatan Kerajaan Allah justru berkembang terbalik. Awalnya adalah seperti yang Yesus gambarkan. Tampang Kerajaan Allah adalah tampang seorang janda miskin, kemalu-maluan menghampiri peti persembahan karena minder dengan jumlah persembahan yang ia bawa (ayat menyelenggarakan+ibadah+AND+book%3A41&tab=notes" ver="">41-44). Tampang merakyat. Yang dihargai adalah pengorbanan sang janda, yang walaupun nilai nominalnya kecil, tetapi lebih besar dari yang lain karena itu adalah seluruh nafkahnya. Tampang Kerajaan Allah, demikian Yesus, bukanlah tampang rohaniwan dan eksklusif dari para ahli Taurat. Bukan wajah-wajah yang fasih menuntut penghormatan. Bukan wajah mereka yang sangat fasih berdoa tetapi juga fasih menangguk keuntungan dari orang-orang kecil.

Di Indonesia, wajah kekristenan makin kurang menunjukkan kesan merakyat. Bagi banyak orang di luar kekristenan, kata "gereja" lebih kena disandingkan dengan gambaran tempat ibadah yang fully air conditioned, parkiran mobil-mobil mewah di halaman gereja, galadinner penggalangan dana, dll. Megah, terhormat, dan menuntut penghormatan. Perintah Kristus jelas, kita dipanggil untuk meneladani sang janda miskin, bukan para ahli Taurat.

Renungkan: Panggilan seorang murid Kristus adalah memberikan seluruh hidupnya bagi Tuhan, bukan menjadi "murid yang terhormat."

(1.00) (Mrk 14:53) (sh: Kesaksian palsu (Selasa, 15 April 2003))
Kesaksian palsu

Peristiwa penangkapan dan pengadilan Yesus di hadapan Mahkamah Agama, menunjukkan bahwa keadilan sedang dikesampingkan. Dorongan untuk merekayasa suatu kesaksian palsu dipandang sebagai upaya yang sah-sah saja. Dalam situasi yang demikian yang benar bisa diubah menjadi yang salah. Keadilan sebagai cita-cita luhur suatu pengadilan, diselewengkan, dan tindakan balas dendam dipakai sebagai norma.

Ucapan Yesus mengenai Bait Allah dalam Yohanes 2:19 diangkat sebagai isu karena dianggap sangat sensitif di kalangan orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, Bait Allah adalah tempat di mana Allah bersemayam. Oleh sebab itu Bait Allah adalah tempat yang sangat sakral, dan juga sebagai pusat ibadah orang Yahudi. Sehingga siapa pun yang mau menghancurkan Bait Allah konsekuensinya adalah hukuman mati. Hal lainnya lagi yang memberatkan Yesus adalah ucapan Yesus yang akhirnya membuat Imam Kepala mengoyakkan pakaiannya. Mengapa Ia melakukan tindakan yang mengisyaratkan perkabungan itu? Karena jawaban Yesus yang mengakui bahwa diri-Nya adalah Mesias, bahkan Putra dari Yang Terpuji (ayat 62). Ini dianggap sebagai tindakan menghujat Allah. Mengapa mereka tidak mampu melihat kebenaran ucapan Yesus? Karena hati dan akal sehat mereka telah dibutakan oleh kebencian.

Dari proses pengadilan Yesus ini kita belajar tentang beberapa hal: pertama, apabila suatu upaya mencari suatu kebenaran dilakukan dengan suatu prasangka buruk, atau dengan perasaan benci dan dendam maka orang sulit melihat secara jernih suatu persoalan. Kedua, jika suatu upaya mencari suatu keadilan telah dicemari oleh suatu prasangka buruk terhadap sesama maka keadilan bisa dihempaskan lalu kebencian dan dendam dipandang sebagai suatu keadilan.

Renungkan: Memberlakukan keadilan dan kebenaran adalah panggilan setiap orang yang mencintai damai sejahtera.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA