(0.61) |
(1Raj
2:28)
|
(sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000)) Melek hukum, syarat utama untuk tegas
Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu
faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak
bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya
menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang
benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di
dalam terang hukum yang berlaku.
Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei
memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya
berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang
berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa
yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk
mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan --
menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan
karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh
Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan
secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34).
Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan
penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei
tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13).
Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom
waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak
terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal
bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi
sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan
saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti
mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak
gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak
berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat
diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap
masyarakat.
Renungkan:
Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas
untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan
yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan
bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan
menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan
mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak
hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita
yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita
untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat.
|