Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk menjadi kudus AND book:60 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Ptr 1:22) (sh: Mempertahankan hidup kudus (Jumat, 15 Oktober 2004))
Mempertahankan hidup kudus

Mempertahankan hidup kudus. Sejak Sutinah dibaptis, ia dengan setia bersaat teduh, berdoa dan membaca Alkitab setiap hari. Menurutnya firman Tuhan memberinya petunjuk tentang apa yang harus dilakukannya setiap hari. Sutinah diubahkan Tuhan dalam kebiasaan jelek mengumpat dan merajuk. Ia tidak lagi berbohong dan memfitnah. Hidupnya berubah menjadi kudus!

Hidup kudus adalah anugerah Tuhan. Hidup kudus merupakan akibat perubahan status dari orang belum percaya menjadi anak Tuhan dan menjadi dasar hidup orang percaya. Orang percaya ialah orang yang sudah dilahirkan baru dengan benih kekal, yaitu firman Tuhan yang menguduskannya (ayat menjadi+kudus+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">1:23). Namun, kekudusan ini bisa dinodai dengan perbuatan dosa yang sewaktu-waktu dilakukan! Setelah seseorang menjadi anak Tuhan, ia masih bisa jatuh ke dalam dosa karena tidak taat atau tidak waspada. Itu sebabnya, Petrus menasihati umat Tuhan agar mereka lebih bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan sepenuh hati. Kasih Tuhan akan mencegah kita untuk memanfaatkan orang lain demi kepentingan, kepuasan, dan egosentrisme. Kasih Tuhan seharusnya mendorong kita untuk dengan tegas membuang segala dosa yang menyakiti hati Tuhan maupun sesama (ayat menjadi+kudus+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2:1). Sumber kekuatan untuk dapat tetap hidup kudus adalah firman Tuhan. Firman Tuhan itu kekal sampai selama-lamanya, tidak berubah dan sekaligus menjadi sumber yang tidak habis-habisnya mengisi kehidupan orang-orang percaya (ayat menjadi+kudus+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">24-25).

Menjadikan firman Tuhan sebagai "minuman rohani" seperti bayi yang membutuhkan susu adalah cara untuk tetap memelihara kemurnian iman dan menumbuhkan kekuatan rohani kita (ayat menjadi+kudus+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2:2). Dengan cara demikian, kita mampu menghadapi segala kejahatan, tipu muslihat, kedengkian dan fitnah (ayat 1). Anak Tuhan yang telah mengecap kebaikan Tuhan pasti memiliki dorongan kuat untuk terus menikmati dan melakukan firman Tuhan sepanjang hidupnya (ayat 3).

Ingat: Jika kasih Yesus dan firman kebenaran Tuhan sungguh mendiami hati kita, kita akan bertumbuh menyerupai Yesus.

(1.00) (1Ptr 2:4) (sh: Diselamatkan untuk memberkati (Sabtu, 16 Oktober 2004))
Diselamatkan untuk memberkati

Diselamatkan untuk memberkati. Tujuan orang Kristen diselamatkan ada dua. Pertama, agar kita bisa menjadi "alat di tangan" Tuhan untuk membangun gereja-Nya. Kedua, agar Tuhan dapat menggunakan kita untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Kedua tugas ini berjalan bersama-sama di dalam diri setiap anak Tuhan.

Petrus menggunakan dua ilustrasi untuk menggambarkan kedua tugas kristiani tersebut. Pertama, ilustrasi batu hidup menunjuk kepada tugas pembangunan tubuh Kristus yaitu Gereja sebagai tugas kristiani pertama (ayat 5). Sebagaimana Kristus sudah menjadi batu penjuru bagi bangunan "rumah rohani" demikian juga, setiap anak Tuhan harus menjadi "batu hidup" untuk pembangunannya. Dengan demikian, Kristus adalah dasar persekutuan anak-anak Tuhan yang menjadi pengikat mereka menjadi satu. Persekutuan anak-anak Tuhan ini disebut juga imamat yang rajani. Istilah imamat yang rajani menunjuk kepada fungsi imam atau "jembatan" antara manusia dan Tuhan. Hal ini berarti setiap anak Tuhan adalah imam bagi sesamanya dan alat bagi orang yang belum percaya untuk mengenal Tuhan Yesus. Kedua, ilustrasi bangsa yang kudus untuk mengungkapkan tugas kristiani kedua (ayat 9). Istilah bangsa yang kudus diambil dari Perjanjian Lama dan menunjuk kepada Israel yang dipilih Tuhan untuk menjadi bangsa yang dikhususkan (Kel. 19:6). Tujuannya adalah supaya Israel menjadi teladan sebuah bangsa yang hidup seturut dengan firman Tuhan, dan sekaligus menjadi saluran berkat bagi bangsa lain untuk mengenal Tuhan yang sejati. Umat Tuhan pada masa kini bagaikan bangsa Israel rohani yang dikhususkan Tuhan untuk memberkati dunia ini.

Kita dipanggil untuk menjadi saksi hidup kudus dalam bentuk persekutuan imamat yang rajani (tugas pertama), dan untuk membawa setiap orang yang belum percaya bertemu dengan Tuhan Yesus dan memperoleh keselamatan (tugas kedua).

Yang kulakukan: Aku akan hidup kudus supaya dapat menjadi teladan di keluarga, pekerjaan, dan lingkunganku. Aku siap membawa mereka dan memperkenalkan Kristus kepada mereka.

(1.00) (1Ptr 2:4) (sh: Pribadi kudus jemaat kudus (Minggu, 11 Juli 1999))
Pribadi kudus jemaat kudus

Pribadi kudus jemaat kudus Dalam perikop ini, umat Kristen digambarkan sebagai batu hidup. Panggilan Kristen bukanlah ajakan untuk menjadi pengikut, tetapi peserta. Kita harus berhenti menonton dan masuk dalam karya dan rencana Allah. Sedemikian penting peran serta kita, sehingga disebut "batu yang hidup bagi pembangunan suatu rumah rohani". Hal penting lainnya yaitu bahwa pembangunan suatu rumah rohani hanya dapat dibangun oleh jemaat yang kudus secara komunitas dan pribadi.

Allah, Arsitek Agung. Orang percaya yang kudus secara pribadi dan juga jemaat yang kudus dibangun oleh Allah. Allah adalah Arsiteknya. Ia tahu persis batu mana yang disusun pada bagian atas, samping, tengah, dan bawah. Setiap orang percaya akan diletakkan pada bagian yang tepat dalam rencana dan karya Allah, sesuai dengan panggilan dan talenta masing-masing. Proses pembangunan itu tidak mudah, karena menuntut kesediaan menyangkal diri. Ada batu yang sebelum diletakkan harus diperhalus, dipotong lebih dahulu. Demikian pula proses Allah dalam menempatkan setiap individu Kristen dalam rencana-Nya. Mulai dengan perendahan dan penderitaan, berakhir dengan kemuliaan dan kesempurnaan.

Peran gereja masa kini. Sentuhan tangan Allah menciptakan suatu komunitas (kumpulan) umat yang rajani, bangsa yang kudus dan kepunyaan Allah. Gereja terdiri dari orang-orang berbagai suku, bangsa, tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi adalah wujud agung karya Allah. Ke satuan umat dalam kepelbagaian ini merupakan keunikan yang harus dijaga dan dikembangkan keindahannya. Apa yang harus gereja lakukan? Panggilan Gereja adalah melayani, bahkan Gereja sendiri adalah pelayanan! Gereja adalah tangan-tangan Kristus untuk mencari, menjangkau dan melayani Tuhan. Tetap setia pada tugas panggilan adalah cara yang tepat apabila Gereja ingin menjaga karya agung Allah.

Doa: Ya Tuhan Yesus, ingatkanlah gereja-Mu untuk selalu setia pada tugas panggilan pelayanan yang telah Engkau embankan.

(0.99) (1Ptr 1:15) (jerusalem: kudus) Manusia perlu menuruti kekudusan Allah (Ima 19:15). Yesus menegaskan bahwa dengan mengasihi sesama manusia orang mengikuti teladan Allah, membedakan diri dengan orang yang tidak mengenal Allah, lalu menjadi anak Allah (Mat 5:43-48) dsj. Tetapi dari manakah kekuatan yang diperlukan? Tradisi rasuli membalikkan urutan tsb: oleh karena menjadi anak Allah (1Pe 1:14-16; 1Yo 3:2-10; Efe 5:1 dst). Sebab Allah adalah kasih, 1Yo 4:8, dan menjadi pokok pangkal perbuatan-perbuatan kita. Menurut pandangan Paulus mengikuti teladan Allah berarti memulihkan ciptaan, Kol 3:10-13; Efe 4:24.
(0.98) (1Ptr 2:9) (full: BANGSA YANG KUDUS. )

Nas : 1Pet 2:9

Orang percaya dipisahkan dari dunia supaya menjadi milik Allah sepenuhnya (bd. Kis 20:28; Tit 2:14) dan memberitakan Injil keselamatan demi kemuliaan dan kebesaran-Nya

(lihat cat. --> Kel 19:6;

lihat cat. --> Yes 42:1).

[atau ref. Kel 19:6; Yes 42:1]

(0.98) (1Ptr 1:1) (sh: Dipanggil untuk taat dan kudus (Rabu, 7 Juli 1999))
Dipanggil untuk taat dan kudus

Dipanggil untuk taat dan kudus. Allah telah menyatakan rahmat-Nya yang besar melalui diri Putra-Nya, Yesus Kristus; sehingga orang-orang pendatang di Asia Kecil mengalami kelahiran baru dan hidup dalam pengharapan. Mereka adalah orang-orang pilihan yang dipanggil Allah untuk mengemban amanat agung-Nya. Mereka dipanggil sebagai umat yang akan menyatakan inti berita Injil yakni kasih Kristus kepada dunia sekitar mereka. Oleh karena itu mereka harus menjaga hidup mereka dalam ketaatan dan kekudusan. Sebagai umat-Nya, kita pun terpanggil untuk hidup taat dan kudus di hadapan-Nya, agar dunia merasakan keberadaan kita yang menyaksikan kasih-Nya.

Harta sorgawi. Ada suatu pengharapan bagi umat-Nya yang dipanggil taat dan kudus, yakni tersedianya harta sorgawi yang tidak binasa, yang tidak cemar, dan tidak dapat layu. Pengharapan kekal inilah yang Allah janjikan bagi setiap orang yang hidup berkenan kepada-Nya, supaya tetap tekun dan sabar menghadapi kenyataan hidup di dunia ini yang memang penuh pergumulan. Penderitaan dan pergumulan yang kita alami saat ini memang tidak dapat dibandingkan dengan keindahan dan kekekalan harta sorgawi. Renungkan: Harta sorgawi akan menjadi milik abadi bagi setiap orang yang mau menjaga ketaatan dan kekudusan hidupnya, berkenan kepada-Nya.

(0.97) (1Ptr 2:5) (full: IMAMAT KUDUS. )

Nas : 1Pet 2:5

Dalam PL keimaman terbatas pada suatu golongan minoritas tertentu. Kegiatan mereka yang khusus ialah mempersembahkan kurban kepada Allah, mewakili umat-Nya dan berbicara langsung dengan Allah (Kel 28:1; 2Taw 29:11). Kini melalui Yesus Kristus, setiap orang Kristen sudah menjadi imam di hadapan Allah (Wahy 1:6; 5:10; 20:6). Keimaman semua orang percaya berarti sebagai berikut:

  1. 1) Semua orang percaya boleh langsung menghadap Allah melalui Kristus (1Pet 3:18; Yoh 14:6; Ef 2:18).
  2. 2) Semua orang percaya berkewajiban untuk hidup kudus (ayat 1Pet 2:5,9; 1:14-17).
  3. 3) Semua orang percaya harus mempersembahkan "persembahan rohani:" kepada Allah, termasuk:
    1. (a) hidup dalam ketaatan kepada Allah dan jangan menjadi serupa dengan dunia (Rom 12:1-2);
    2. (b) berdoa kepada Allah dan memuji Dia (Mazm 50:14; Ibr 13:15;

      lihat art. PUJIAN);

    3. (c) melayani dengan sepenuh hati dan pikiran (1Taw 28:9; Ef 5:1-2; Fili 2:17);
    4. (d) melakukan perbuatan baik (Ibr 13:16);
    5. (e) memberi dari harta milik (Rom 12:13; Fili 4:18); dan
    6. (f) mempersembahkan tubuh kita kepada Allah sebagai senjata kebenaran (Rom 6:13,19).
  4. 4) Semua orang percaya harus bersyafaat dan saling mendoakan serta berdoa untuk semua orang (Kol 4:12; 1Tim 2:1; Wahy 8:3; bd.

    lihat art. DOA SYAFAAT).

  5. 5) Semua orang percaya harus memberitakan Firman Allah dan mendoakan keberhasilannya (ayat 1Pet 2:9; 3:15; Kis 4:31; 1Kor 14:26; 2Tes 3:1).
  6. 6) Semua orang percaya dapat memimpin baptisan air dan Perjamuan Kudus (Mat 28:19; Luk 22:19).
(0.97) (1Ptr 1:13) (sh: Hidup dalam kekudusan (Jumat, 9 Juli 1999))
Hidup dalam kekudusan

Hidup dalam kekudusan. Inilah perintah Allah yang mengatakan: "kuduslah kamu, sebab Aku kudus". Kristen adalah umat tebusan Allah yang telah dilahirkan kembali karena pengorbanan Kristus yang telah mati di kayu salib. Inilah penebusan yang mahal, yang tidak mungkin dibayar dengan apa pun juga, selain dengan darah Yesus, Sang Putra Allah. Setelah ditebus, Kristen terpanggil menjadi umat-Nya yang kudus, yang menjaga hidupnya berkenan kepada-Nya. Kecenderungan berbuat dosa dan menyukakan diri ditinggalkan dan termotivasi untuk hidup sesuai dengan firman-Nya, hari demi hari menikmati pengudusan-Nya, semakin serupa dengan Kristus.

Kasih persaudaraan. Suatu bentuk manifestasi (perwujudan) dari orang yang telah dipanggil adalah kasih persaudaraan. Orang yang sudah dipanggil menjadi Gereja harus memanifestasikan komunitas (persekutuan) ilahi, yakni komunitas Allah yang lahir dari Firman yang hidup. Kasih Kristus yang telah mengalir dalam hidupnya akan mengalir pula dalam manifestasi yang nyata sehari-hari, saling mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih yang tulus ikhlas dan segenap hati. Kasih persaudaraan sebagai pengikat komunitas ilahi walau berbeda latar belakang, suku bangsa, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dll.

Doa: Tuhan, jadikan kami komunitas ilahi yang memiliki kasih persaudaraan.

(0.96) (1Ptr 1:23) (jerusalem: firman Allah, yang hidup dan yang kekal) Tidak jelas apakah "yang hidup dan yang kekal" mengenai Allah atau firman Allah. Firman Allah merupakan benih kehidupan dan menjadi dasar kelahiran ilahi. Karena firman itu kita juga mampu berlaku sesuai dengan kehendak Allah, 1Pe 1:22-25; Yak 1:18+; Yoh 1:12 dst; 1Yo 3:9; bdk 1Yo 2:13 dst; 1Yo 5:18. Memanglah firman Allah berdaya, 1Ko 1:18; 1Te 2:13; Ibr 4:12. Menurut Yakobus "firman Allah" ialah, hukum Taurat, 1Pe 1:25, tetapi menurut 1Petrus firman itu tidak lain kecuali pemberitaan Injil, 1Pe 1:25 (bdk Mat 13:18-23 dsj). Menurut Yohanes akhirnya firman Allah itu ialah Anak Allah, 1Pe 1:1+. Dalam pandangan Paulus Roh Kuduslah yang menjadikan kita anak Allah, Rom 6:4+. Tetapi Roh Kudus tidak lain kecuali daya firman.
(0.96) (1Ptr 5:8) (full: LAWANMU, SI IBLIS. )

Nas : 1Pet 5:8

Ketika umat manusia jatuh dalam dosa, Iblis menjadi penguasa dunia ini (Yoh 12:31; 14:30; 16:11). Iblis menguasai seluruh dunia (1Yoh 5:19), meronda di bumi, dan menjadi pemimpin dari pasukan roh-roh jahat yang dipakainya untuk memperbudak dan menawan mereka yang di luar Kristus (Ef 2:2;

lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).

Hanya orang percaya telah dibebaskan dari kuasanya

(lihat art. KERAJAAN ALLAH).

Namun, seperti singa yang mengaum-ngaum, dia tetap menjadi ancaman bagi orang percaya (Mazm 22:14; Yeh 22:25) dan berusaha untuk membinasakan mereka, khususnya melalui pengalaman penderitaan (ayat 1Pet 5:8-10). Iblis akan secara rohani membinasakan seseorang yang meninggalkan perlindungan Allah. Oleh iman kita dalam darah Kristus (Wahy 12:11), peperangan rohani kita oleh Roh Kudus (Ef 6:11-18) dan doa-doa kita kepada Allah (Mat 6:13), kita dilengkapi penuh untuk mengalahkan muslihat Iblis (Ef 6:11), melawan dia dan berdiri teguh dalam iman (ayat 1Pet 5:9). "Roh yang ada di dalam kamu lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia" (1Yoh 4:4).

(0.96) (1Ptr 1:16) (full: KUDUSLAH KAMU. )

Nas : 1Pet 1:16

Allah itu kudus, dan apa yang berlaku bagi Allah juga harus berlaku bagi umat-Nya. Kekudusan mengandung pengertian terpisah dari cara-cara fasik dunia dan dipisahkan untuk mengasihi, melayani, dan menyembah Allah (lih. Im 11:44). Kekudusan adalah sasaran dan maksud pemilihan kita di dalam Kristus (Ef 1:4); itu berarti menjadi serupa dengan Allah dan mengabdi kepada-Nya, sementara hidup untuk menyenangkan-Nya (Rom 12:1; Ef 1:4; 2:10; 1Yoh 3:2-3;

lihat cat. --> Ibr 12:14).

[atau ref. Ibr 12:14]

Kekudusan diperoleh melalui Roh Allah yang menyucikan jiwa kita dari dosa, memperbarui kita menjadi serupa dengan Kristus, dan memungkinkan kita melalui pemasukan kasih karunia untuk menaati Allah sesuai dengan Firman-Nya (Gal 5:16,22-23,25; Kol 3:10; Tit 3:5; 2Pet 1:9). Untuk pembahasan selanjutnya mengenai kekudusan sebagai gaya hidup

lihat art. PENGUDUSAN.

(0.96) (1Ptr 3:1) (sh: Jadilah teladan, bukan korban atau tiran (Selasa, 19 Oktober 2004))
Jadilah teladan, bukan korban atau tiran

Jadilah teladan, bukan korban atau tiran. Nasihat Petrus dalam nas ini tidak asing bagi kita pada masa kini. Ia memberikan sebuah nasihat kepada para istri dan suami. Perintah ini terkesan sesuai dengan kondisi mereka, meski tetap ada prinsip penting untuk zaman ini juga. Menurut hukum Romawi, budak, anak-anak, dan istri harus tunduk kepada pria yang menjadi kepala keluarga (sebagai majikan, ayah, suami). Para budak harus tunduk sampai dibebaskan; anak-anak tunduk sampai dewasa; para istri harus tunduk seumur hidup mereka. Lalu, bagaimana pasangan Kristen menerapkan perintah Petrus ini? Bagaimana seharusnya perbedaan sikap pasangan Kristen dengan pasangan lainnya yang tidak mengenal Tuhan? Pertama, Petrus menyatakan dengan jelas bahwa sikap "tunduk" istri di sini bukanlah suatu sikap yang pasif ataupun suatu mentalitas seorang "korban", melainkan suatu tindakan aktif karena menyatakan kesalehan dan kemurnian hidup sesuai ajaran Tuhan (ayat 1-2). Kedua, dorongan atau kekuatan untuk melaksanakannya bukan berasal dari luar (termasuk hukum Romawi) melainkan dari kuasa Roh Kudus yang telah mengubah hidup mereka dan "melahirkan" pembaruan sikap terhadap pasangan (ayat 3-4).

Petrus menutup bagian ini dengan teladan dari Sara, istri Abraham (Kej. 12:5) yang begitu setia dan tunduk kepada suaminya ketika mereka keluar dari tanah kelahirannya menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Sikap Sara ini terjadi karena ia "menaruh pengharapannya kepada Allah" (ayat 5). Hanya dengan cara itulah Sara mampu untuk berbuat baik, bukan karena desakan suami. Demikian juga sebaliknya, Petrus tetap mengingatkan bagaimana seharusnya suami Kristen bersikap terhadap istrinya, sebab hal ini menentukan tanggapan Tuhan terhadap doa suami (ayat 7). Dengan demikian, suami pun harus menjadi teladan bagi istrinya, bukan memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan, menjajah dan menghancurkan istri. Jangan menjadi suami yang tiran.

Sudahkah kita menjadi teladan dalam hidup keluarga sebagai istri yang tunduk ataupun sebagai suami yang mengasihi istri?

Renungkan: Yesus mengasihi kita. Mari lakukan hal yang sama.

(0.96) (1Ptr 5:1) (sh: Tugas penatua gereja (Senin, 25 Oktober 2004))
Tugas penatua gereja

Tugas penatua gereja. Jabatan tertentu di kantor swasta/instansi pemerintah sering menjadi rebutan karena jabatan tersebut biasanya disertai berbagai fasilitas yang menarik dan menjanjikan keuntungan materi. Namun, apakah rebutan ini berlaku bagi jabatan penatua di gereja? Jawabannya bisa ya dan tidak. Jawabannya ya bila sang penatua salah mengartikan makna jabatan penatua itu. Sebaliknya tidak bila ia memahami arti jabatan penatua. Oleh karena itu, mari kita mempelajari tulisan Petrus dalam nas ini.

Jabatan sebagai penatua berarti ia melakukan pengawasan dalam kegiatan gereja, memberikan perintah untuk kepentingan jemaat dan menjadi teladan bagi jemaat dalam hidup kudus. Gereja mula-mula menggangap jabatan penatua adalah posisi yang agung, sehingga mereka memberikan penghargaan kepada penatua yang dianggap bijaksana dan dilanjutkan oleh beberapa gereja pada masa kini. Dengan demikian, seorang penatua memiliki tanggungjawab yang besar terhadap Tuhan dan jemaat, dan diharapkan menjadi contoh yang baik. Petrus memberikan nasihat tentang dua ciri khas penatua yang bijaksana (ayat 1), sbb.: Pertama, mereka menyadari bahwa yang "digembalakan" adalah "domba-domba" milik Tuhan dan bukan milik mereka sendiri sehingga mereka melakukan tugasnya dengan sukarela dan bukan karena terpaksa (ayat menjadi+kudus+AND+book%3A60&tab=notes" ver="">2b). Kedua, mereka harus memfokuskan diri kepada apa yang bisa mereka berikan kepada jemaat dan bukan mencari keuntungan diri sendiri (ayat 3). Itulah sebabnya, penatua harus menjadi teladan bagi para pemimpin Kristen lainnya, menunjukkan wewenang yang didasarkan atas pelayanan kepada Tuhan dan bukan karena keinginan untuk berkuasa. Penghargaan penatua dalam kesetiaan pelayanannya ini dinyatakan kelak oleh Yesus Kristus (ayat 4).

Jika Tuhan dan jemaat memercayakan jabatan kepemimpinan di gereja bagi Anda, itu berarti kesempatan untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan dan orang percaya.

Renungkan: Jadilah pemimpin yang menyenangkan Tuhan dan bukan untuk mencari pujian dari manusia.

(0.95) (1Ptr 2:4) (jerusalem) Bagian ini berlatar belakang Kel 19. Umat Allah yang kudus dahulu berdiri sekeliling gunung Sinai, tetapi tidak boleh mendekatinya. Sebaliknya, umat Allah yang baru berdiri sekeliling Bukit Batu yang lain. Batu yang dapat didekati, 1Pe 2:4. Korban-korban yang meneguhkan perjanjian yang lama. (Kel 24:5-8) diganti dengan korban-korban rohani umat Kristen, 1Pe 2:5. Selebihnya kiasan "pertumbuhan" diganti dengan kiasan "bangunan", Yesus sendiri, Mat 21:42 dsj, membandingkan diriNya dengan batu yang dibuang, Maz 118:22, lalu dipilih oleh Allah, Yes 28:16. Orang-orang Kristen, batu-batu hidup, 1Pe 2:5, sama seperti Kristus, 1Pe 2:4, dibangun menjadi kediaman rohani, 1Ko 3:16-17; 2Ko 6:16; Efe 2:20-22. Di situ mereka menyampaikan kepada Allah suatu ibadat rohani yang layak bagiNya, Yoh 2:21+; Rom 1:9+; Ibr 7:27+.
(0.80) (1Ptr 1:13) (sh: Dalam kebenaran dan kasih persaudaraan (Sabtu, 19 November 2011))
Dalam kebenaran dan kasih persaudaraan

Judul: Dalam kebenaran dan kasih persaudaraan
Dengan dasar iman, pengharapan, dan kasih, Petrus menasihati para pembaca untuk hidup dalam kebenaran dan kasih persaudaraan. Mereka harus mengendalikan pikiran, waspada terhadap segala sesuatu, dan meletakkan pengharapan pada masa yang akan datang. Pengharapan akan kemuliaan harus mendorong mereka untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dengan tidak lagi membiarkan hawa nafsu yang bejat menguasai mereka seperti saat mereka hidup dalam kegelapan dosa. Mereka mesti hidup kudus sebagaimana Allah adalah kudus, dan itu dapat mereka lakukan dengan menjauhi segala kejahatan, kecemaran, hawa nafsu, dan dosa moral lainnya.

Orang percaya perlu tahu bahwa Allah Bapa adalah Hakim yang adil dan benar, sehingga tidak ada satu orang pun yang terluput dari penghakiman-Nya. Maka kita harus hidup takut akan Tuhan karena Dia telah menebus kita dari dosa dan cara hidup yang lama. Allah menebus kita bukan dengan barang yang fana, tetapi dengan darah Anak-Nya yang mahal dan tanpa cacat dan cela (18-19). Hal ini sesuai dengan rencana Bapa yang telah memilih dan mengutus Anak-Nya datang ke dalam dunia dan mati untuk menebus dosa manusia sehingga setiap kita yang percaya boleh dilahirkan dari benih firman Tuhan yang kekal. Kita juga dapat memiliki pengharapan yang teguh kepada Allah yang telah membangkitkan Anak-Nya. Iman dan pengharapan ini harus terwujud dalam perbuatan kita. Di antara saudara seiman harus saling mengasihi dengan kasih yang tulus ikhlas. Kasih demikian akan menjauhi kita dari kepura-puraan, manipulasi, keegoisan, dan kepentingan diri. Kasih demikian juga membuat kita rela berkurban dan mengasihi tanpa pamrih demi kebaikan orang lain.

Kita yang sudah mendapatkan anugerah keselamatan yang begitu luar biasa dari Tuhan sudah sewajarnya menghargai dan membalas kasih Tuhan itu. Untuk itu, kita mesti hidup dalam kebenaran dan mewujudkan iman kita dengan hidup saling mengasihi termasuk mengasihi mereka yang belum percaya agar suatu hari mereka juga mengalami kasih Kristus.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/11/19/

(0.80) (1Ptr 1:10) (jerusalem) Tugas para nabi ialah menubuatkan misteri Kristus, 1Pe 1:10. Mereka diinspirasikan oleh Roh Kudus, 1Pe 1:11; bdk 1Ko 10:1-11+; Luk 24:27,44. Begitu pula pemberitaan rasuli diinspirasikan Roh Kudus, 1Pe 1:12. Kedua Perjanjian ternyata bersatu.
(0.78) (1Ptr 5:13) (jerusalem: dari kawanmu) Var: dari jemaat kawanmu
(0.77) (1Ptr 1:12) (full: DIBERITAKAN ... OLEH ROH KUDUS. )

Nas : 1Pet 1:12

Roh yang mengilhami para nabi PL (ayat 1Pet 1:11) juga telah mengilhami kebenaran Injil; demikianlah, berita itu berasal dari Allah dan bukan manusia. Pada hari Pentakosta, Roh yang sama yang mengilhami kebenaran Injil itu mulai memberikan kuasa kepada semua orang percaya untuk menyampaikan berita itu (Kis 1:8; 2:4).

(0.76) (1Ptr 4:14) (full: ROH KEMULIAAN YAITU ROH ALLAH. )

Nas : 1Pet 4:14

Mereka yang menderita karena kesetiaan kepada Kristus diberkati (bd. ayat 1Pet 4:13; 3:14; Mat 5:11-12), karena Roh Kudus akan berdiam atas mereka dengan cara istimewa. Kehidupan mereka akan penuh kehadiran Roh untuk bekerja dalam mereka, memberkati, menolong, dan memberikan mereka panjar dari kemuliaan surga (bd. Yes 11:1-2; Yoh 1:29-34; Kis 6:9-15).

(0.76) (1Ptr 1:2) (jerusalem) Perhatikanlah bahwa ketiga diri ilahi disebut, bdk 2Ko 13:13+. Dalam ayat-ayat yang menyusul dikatakan lebih lanjut tentang Bapa, 1Pe 1:3-5, Anak, 1Pe 1:6-7, dan Roh Kudus, 1Pe 1:10-12. 1Pe 1:2 ini menyinggung upacara pengikatan perjanjian, Kel 24;6-8: Umat berjanji akan menaati perintah-perintah Allah (1Pe 1:7) dan untuk meneguhkan perjanjian itu Musa memerciki umat dengan darah korban-korban (1Pe 1:8). Mengenai pemakaian nas Keluaran ini oleh orang-orang Kristen, bdk Ibr 9:18 dst; Mat 26:28.


TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA