Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 28 ayat untuk mengiringi (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 14:27) (jerusalem: bentara) Ialah pasukan pengawal pribadi raja yang mengiringi kereta raja, bdk 1Ra 1:5.
(0.63) (1Tes 3:13) (ende: Sekalian orangNja jang kudus)

Jang dimaksudkan ialah pasukan-pasukan Malaekat jang akan mengiringi Kristus pada kedatanganNja diachir zaman. Bdl. Zak 14:5; Mat 25:31 dan Wah 20:1-4.

(0.63) (2Tes 2:3) (ende)

Paulus ingat dan memperingatkan akan nubuat-nubuat Jesus tenang peristiwa-peristiwa jang akan mendahului dan mengiringi pengadilan terachir, seperti jang kita batja dalam Mat 24; Mar 13 dan Luk 21.

(0.50) (Mzm 24:1) (ende)

Mazmur ini terdiri atas tiga bagian, jang mungkin semula tersendiri (Maz 24:1-2,3-6,7-10). Rupanja lagu ini dipergunakan dalam ibadat untuk mengiringi suatu arak2an, barangkali dengan membawa peti-perdjandjian. Ia dinjanjikan oleh beberapa golongan penjanji.

(0.50) (Mzm 38:1) (ende)

Mazmur ini adalah lagu seorang jang kena sakit (kusta) karena dosanja dan atas kegembiraan musuh2nja. Ia mengakui dosanja dan memohon-agar disembuhkan, sambil mengutjapkan kepertjajaan dan pengharapannja.

(0.50) (Mzm 66:1) (ende)

Lagu ini mengiringi kurban di Bait-Allah, jang dipersembahkan karena suatu nadar, setelah orang dilepaskan dari kesusahannja (Maz 66:10-15). Lalu perbuatan Jahwe ini diwartakan kepada semua orang jang ikut serta dalam (perdjamuan?) kurban itu (Maz 66:16-20). Dalam bagian pertama (Maz 66:2-9) umat memudji Jahwe karena perbuatan2Nya jang adjaib dalam sedjarah dahulukala.

(0.44) (Mzm 100:1) (ende)

Agaknja mazmur ini mengiringi suatu arak2an masuk Bait-Allah. Umat diundang hendak memudji Jahwe dalam BaitNja (Maz 100:1-2), oleh karena Ia mentjiptakan dan melindungi umat (Maz 100:3). Arak2an disuruh masuk Bait-Allah hendak meneruskan sjukurnja disana (Maz 100:4), sebab Jahwe adalah baik dan setia akan djandji2Nja (Maz 100:5).

(0.44) (Mzm 30:1) (jerusalem: Nyanyian syukur karena selamat dari bahaya) Seorang yang (rupanya) sembuh dari sakit parah mengucapkan syukur kepada Tuhan. Dua kali dikatakan bagaimana sakitnya dan bagaimana penderita minta tolong, Maz 30:2-6,7-12. Barangkali penyanyi ini mengiringi korban syukur yang dipersembahkan orang yang sembuh dari penyakit, Maz 30:5,12. Dalam judul, Maz 29:1, dikatakan bahwa mazmur ini dipakai dalam perayaan ulang tahun pentahbisan bait Allah.
(0.38) (1Kor 12:2) (ende)

Orang Korintus sedjak ketjilnja terpesona oleh matjam-matjam kegaiban jang sering mengiringi perajaan ibadat orang penjembah berhala didalam kuil-kuil. Orang menimbulkan matjam-matjam daja gaib dalam dirinja, jang lalu dinjatakan dengan gerakan-gerakan badan dan utjapan-utjapan gandjil, sampai kegila-gilaan. Tidak mengherankan kalau orang-orang jang baru bertobat sekedar menjamakan kurnia-kurnia Roh Kudus tertentu dengan daja gaib orang-orang kafir itu. Bdl. misalnja sikap Simon, tukang sihir itu, dalam Kis 8:18-19.

(0.38) (1Taw 15:1) (jerusalem) Dalam 1Ta 15:25 si Muwarikh kembali menuruti 2Samuel. Kitab Tawarikh semula rupanya hanya memuat 1Ta 15:1-3,11-15, yaitu didirikan sebuah kemah untuk mengurangi tabut perjanjian dan hukum kitab Imamat mengenai cara tabut itu harus diangkut. Karena hukum itu dilanggar maka Peres-Uza dahulu mengamali nasib malang, 1Ta 13:9 dst. kemudian berbagai tambahan diselipkan, yaitu: sebuah daftar imam-orang Lewi, 1Ta 15:4-10, sebuah catatan mengenai orkes yang sedang mengiringi tabut perjanjian, 1Ta 15:16-24.
(0.38) (Mzm 5:1) (jerusalem: Doa pada pagi hari) Mazmur ini agaknya mengiringi korban pagi, Maz 4, yang dipersembahkan oleh imam, sementara doa ratapan dan permohonan ini dipanjatkan penuh kepercayaan, Maz 5:2-4,9, oleh karena Tuhan memang selalu menolong orang benar dan menghukum orang fasik. Orang jahat serta kejahatannya tidak berkenan pada Tuhan, Maz 5:5-7,10-11, padahal Ia merelai mereka yang benar karena beban dari kejahatan, Maz 5:7,11-12.
(0.38) (Mzm 116:1) (jerusalem: Terluput dari belenggu maut) Ini nyanyian syukur mengiringi korban syukur yang dipersembahkan untuk membayar nazar, Maz 116:12-14,17-19. Tuhan telah mengabulkan doa minta tolong, Maz 116:1-2, dari seseorang yang terancam bahaya maut (sakit?), Maz 116:3-4 dan yang sudah putus asa, Maz 116:10-11. Namun dalam keadaan itupun ia tetap percaya pada Tuhan dan begitulah ia dibebaskan dari bahaya, Maz 116:5-9,15-16. Dalam terjemahan Yunani dan Latin mazmur ini dengan kurang tepat dibagikan menjadi dua (Maz 114:1-115:18)
(0.31) (Mzm 20:1) (jerusalem: Doa mohon kemenangan bagi raja) Mungkin mazmur ini mengiringi korban yang dipersembahkan sebelum raja serta tentaranya maju berperang, bdk 1Sa 7:9; 1Ra 8:44; 2Ta 20:18 dst. Kidung ini terdiri atas dua bagian. Yang pertama, Maz 20:2-6 dinyanyikan oleh sekelompok penyanyi dan berupa doa permohonan minta kemenangan bagi umat. Bagian kedua, Maz 20:7-9 dinyanyikan oleh seorang penyanyi (imam?) tersendiri sebagai jawaban dan berupa janji bahwa permohonan dikabulkan. Maz 20:9 barangkali berupa aklamasi dari pihak umat.
(0.25) (Mzm 118:1) (jerusalem: Nyanyian puji-pujian) Ini mazmur puji-pujian dan syukur yang mengakhiri "Hallel", bdk Maz 113+ Lagu ini kiranya mengiringi suatu arak-arakan masuk bait Allah, agaknya pada hari raya Pondok Daun, bdk Maz 118:15,27+; Neh 8:15; Ezr 3:4; Zak 14:16. Agaknya mazmur ini menyanyikan oleh beberapa kelompok penyanyi bergiliran. Umat diajak untuk memuji Tuhan dan bersyukur kepadaNya, Maz 118:1-4. Bagian ini berupa "litani": seorang solis menyanyikan baris pertama, lalu umat menjawab dengan refren. Kemudian umat (wakilnya: aku) menceritakan bagaimana sudah diselamatkan oleh Tuhan dan umat menyatakan kepercayaannya, Maz 118:5-18. Sementara itu umat (arak-arakan) tiba pada bait Allah dan meminta untuk diperkenankan masuk dan bersyukur dalam Bait Suci, Maz 118:19. Seorang imam menjelaskan syarat untuk boleh masuk Tempat Suci itu, Maz 118:20. Umat bersama para imam kembali berkata tentang pertolongan yang diterimakan Tuhan dan mohon agar Tuhan terus sudi menolong, Maz 118:21-25. Para imam lalu memberkati umat, Maz 118:26, yang ingin bersyukur kepada Tuhan, lalu masuk Maz 118:27. Umat mengucapkan syukur kepada Tuhan Maz 118:28.
(0.25) (Kid 6:13) (jerusalem: Kembalilah....) Suatu seruan dari pihak iringan, Kid 6:13 dan sebuah pertanyaan dari pihak penyair sendiri, Kid 6:13 menjadi peralihan dari puji-pujian bagi mempelai perempuan, Kid 6:4-10 kepada puji-pujian berikut, Kid 7:1-5
(0.25) (Mzm 96:1) (sh: Nyanyian berita keselamatan. (Senin, 9 November 1998))
Nyanyian berita keselamatan.

Apakah selama ini nyanyian gerejani hanya dinyanyikan dalam kegiatan beribadah saja? Bila benar, bukankah itu berarti membatasi makna ilahi yang terkandung di dalamnya? Peranan nyanyian sungguh penting dan selayaknyalah tidak dibatasi ruang lantun nyanyian tersebut. Mazmur ini bahkan menunjukkan bahwa kepada bangsa-bangsa dan setiap orang di antara segala suku bangsa dikabarkan tentang keselamatan yang dari Tuhan melalui nyanyian dan sorak-sorai. Bahkan seruan "nyanyikanlah" adalah satu bentuk perintah, sehingga perlu ditaati. Nyanyian Kristiani seumpama hembusan angin yang meniup jilatan api yang merembet luas ke mana-mana yang mengiringi maju kebangunan rohani di berbagai zaman dan tempat.

Berhiaskan kekudusan. Melalui puji-pujian kita diajak untuk sujud menyembah dan membawa persembahan kepada Tuhan yang agung mulia. Artinya kita datang merendahkan diri di hadapan Allah, berhiaskan kekudusan. Namun, mungkinkah hidup kudus pada masa kini? Memang mustahil dengan usaha sendiri, tetapi syukur kepada Allah. Kristuslah harapan kita (Ibr. 13:12), yang menebus, membenarkan dan menguduskan kita (1Kor. 1:30).

Doa: Ya, Tuhan Yesus jadikanlah nyanyian kami suatu berkat bagi yang belum mengenal Engkau.

(0.25) (Kis 13:50) (sh: Kuasa dan wewenang dari Allah (Selasa, 22 Juni 1999))
Kuasa dan wewenang dari Allah

Mukjizat bisa membuat orang menjadi percaya, bisa juga sekadar terpesona. Respons lain terhadap mukjizat ialah banyak orang akan cenderung mengagungkan si pelaku daripada Allah, sang Pembuat mukjizat. Sesudah melakukan mukjizat penyembuhan kepada orang lumpuh, Paulus dan Barnabas mendapat simpati besar, bahkan dianggap sebagai dewa. Pujian dan simpati jemaat itu tidak membuat Paulus dan Barnabas menyombongkan diri. Allah memberikan kuasa dan wewenang kepada Paulus dan Barnabas untuk mengadakan mukjizat demi meneguhkan kesaksian mereka.

Penderitaan adalah konsekuensi pemberita Injil. Tanda lain yang mengiringi pemberitaan Injil adalah semakin besarnya penderitaan yang dialami pemberita Injil. Bagi mereka yang sungguh-sungguh menjalankan panggilan bersaksi dan setia, penderitaan bukanlah penghambat kesaksian Injil. Keadaan itu justru mendorong semangat memberitakan Kristus ke dunia yang menolak-Nya. Sebaliknya, mereka yang tidak sungguh-sungguh bersaksi dan setia, akan menilai lain terhadap penderitaan. Orang-orang seperti ini mudah berkompromi dengan dunia dan mengobral Injil secara mudah dan murah, demi kesenangan dunia. Firman Tuhan mengingatkan: "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan".

(0.22) (Mzm 33:1) (jerusalem: Puji-pujian kepada Allah Israel) Jumlah ayat kidung pujian ini genap jumlah huruf (220 dalam abjad Ibrani bdk Maz 103+; Maz 33:9-10. Jalan pikiran lagu ini kurang berurutan. Sesudah pembukaan yang berupa ajakan dan memuji firman Tuhan serta karya ciptaanNya pada umumnya, Maz 33:1-6, kidung ini meluhurkan Allah Pencipta, Maz 33:6-9, serta penyelenggaraanNya yang tahu segala sesuatunya, Maz 33:10-19, sehingga orang dapat mengandalkan Tuhan, Maz 33:20-22.
(0.22) (Kel 39:32) (sh: Ibadah dan ketaatan (Minggu, 28 September 1997))
Ibadah dan ketaatan

Akhirnya selesailah kemah suci itu. Umat Tuhan sudah melakukan dengan tepat semua yang Tuhan Allah perintahkan kepada Musa (ayat 42). Membangun Kemah Suci sesuai yang diperintahkan Tuhan, ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hal-hal kecil yang tidak bisa dianggap sepele, bahkan yang menuntut keahlian khusus yang tinggi dan langka. Ternyata Kemah Suci itu begitu rumit. Tetapi di situlah kita menemukan gambaran tentang keindahan ibadah, yaitu perjumpaan umat di hadapan Tuhan Allah mereka. Ternyata ibadah tidak bisa dibangun tanpa ketaatan dan ketelitian. Selain gedung gereja perlu dibangun dengan memperhatikan selera seni yang tinggi, lebih lagi hidup jemaat harus dibangun dengan ketaatan dan ketelitian yang tinggi.

Kemapanan. Kemah Suci sudah berdiri dengan segala keindahan dan keagungannya. Tetapi apakah kemah itu lalu menjadi lambang kemapanan yang statis? Selain sifat kemah yang sementara dan selalu siap untuk diusung, dipindahkan, demikian juga banyak perabotannya yang diberi pegangan dan kayu pengusung (ayat 35,39). Itu adalah lambang dari sifat Allah yang dinamis yang mengakibatkan umat-Nya pun akan selalu hidup dalam suasana ziarah mengiring Dia. Kemah ibadah bukanlah lambang kemapanan, tetapi harus selalu bergerak, selalu berjalan maju. Gereja sebagai sarana pewujudan Kerajaan-Nya di bumi ini, tidak boleh mapan dan statis. Gereja bukan tujuan tetapi sarana dan alat. Lebih lagi gedung gereja!

Renungkan: Ketika tiang awan dan tiang api kehadiran Allah bergerak memimpin, dengan mudah kemah suci itu dicabut, digulung, bergerak mengikuti pimpinan-Nya. Gesit, ringan, cekatan jugakah, program, anggaran, terutama sikap Gereja kita mengiringi Dia?

Doa: Jauhkan kami dari menjadi vested dan statis, ya Bapa. Mampukan kami memelihara sifat misioner dan visioner dalam mengembangkan ciri kegerejaan kami masa kini.

(0.22) (2Taw 29:20) (sh: Pendamaian bagi Yehuda (Kamis, 4 Juli 2002))
Pendamaian bagi Yehuda

Sekali lagi terlihat betapa pentingnya pertobatan Yehuda di mata raja Hizkia. Raja tidak menunda-nunda; pagi-pagi keesokan harinya ia mengumpulkan para pemimpin kota bersama dengan para jemaat (ayat 20). Tujuan mereka adalah untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 21), bahkan bagi seluruh Israel (ayat 24). Sekali lagi terlihat betapa Hizkia berusaha mengikuti ketetapan firman Allah. Seperti dalam Imamat 16, percikan darah menandai penahiran dan pengudusan mezbah bagi pendamaian, sementara penumpangan tangan pada kambing-kambing jantan merupakan simbol dalam konsep keselamatan dalam PL (sebelum inkarnasi Yesus Kristus) yang menyatakan bahwa hewan-hewan itu mati karena dosa pembawa kurban sebagai ganti diri pembawa kurban itu sendiri.

Selanjutnya Hizkia juga mengatur para pemusik dan penyanyi yang mengiringi ibadah di bait Allah, mulai dari alat musik yang dipakai (ayat 25-26) sampai lagu puji-pujian yang dinyanyikan (ayat 30). Dalam hal ini pun Hizkia melakukannya tidak berdasarkan selera pribadinya, tetapi sesuai dengan perintah Tuhan melalui perantaraan Daud, Gad dan para nabi-Nya (ayat 25). Pengaturan ibadah yang seperti ini membuat para jemaat menyanyikan puji-pujian dengan sukaria (ayat 30).

Kemudian Hizkia menyatakan bahwa Israel telah menahbiskan diri mereka untuk Allah (ayat 31). Sebagaimana para imam dan orang Lewi telah menguduskan diri agar kembali dapat melayani Allah di bait-Nya, demikian juga Israel kini telah menahbiskan diri agar kembali berada dalam perjanjian dengan Allah. Sebagai ungkapan sukacita atas apa yang telah dikerjakan Allah, umat dengan rela hati membawa kurban syukur kepada Allah (ayat 31b-36).

Renungkan: Di hadapan Allah, Kristen tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga kekudusan pribadi, tetapi juga kekudusan dari komunitas iman di mana ia hidup dan bertumbuh. Karena itu, seorang Kristen harus memberi perhatian dan terus menggumuli bagaimana komunitas di mana ia menjadi bagian dapat hidup dalam kekudusan di hadapan Allah.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA