Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 358 ayat untuk menggunakan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (2Kor 9:12) (ende: Kebaktian Sutji)

Paulus menggunakan istilah "leiturgia", jang berarti pembaktian (ibadat) umum dengan upatjara resmi kepada Allah. Paulus tentu hendak mengesankan, bahwa pendermaan seluruh umat bersama sebenarnja merupakan suatu "pengurbanan" kepada Allah.

(0.50) (Gal 2:3) (ende)

"Berlari". Paulus gemar mengandjurkan kegiatan dalam agama dengan menggunakan kiasan-kiasan dari dunia olah-raga. Menempuh djalan menudju kesempurnaan hidup dan hidup abadi dinamakan "berdjalan", kalau ditempuh dengan lebih giat dan bersemangat, digunakannja istilah "berlari" atau "berlumba".

(0.50) (Kol 2:19) (ende: Tidak lagi berpaut dengan Kristus)

Belum murtad setjara terang, tetapi tidak mengindahkan dan tidak menggunakan hubungan mereka dengan Kristus, sambil mentjari hidup pada anasir-anasir jang tidak mampu.

(0.50) (Yes 20:2) (jerusalem: Pergilah....) Ini satu-satunya nubuat Yesaya yang berupa perbuatan. Sebaliknya nabi Yeremia dan Yehezkiel kerap kali menggunakan sarana itu untuk menyampaikan kabarnya. Bdk Pengantar
(0.50) (Yes 64:4) (jerusalem: Tidak ada telinga....) Paulus, 1Ko 2:9 mengutip ayat ini dengan perbedaan besar. Mungkin Paulus menggunakan sebuah naskah Ibrani yang lebih aseli dan tepat dari pada yang tersedia bagi kita.
(0.50) (Kis 20:5) (jerusalem: kami) Di sini mulailah bagian Kisah para rasul lain yang menggunakan kata ganti diri "kami". Di Filipi Paulus bertemu lagi dengan Lukas yang selanjutnya menyertainya, bdk Kis 16:10+.
(0.50) (Kis 26:24) (jerusalem: membuat engkau gila) Festus menjadi bingung karena keahlian Paulus di bidang Kitab Suci; kiranya Paulus menggunakan metode Yahudi di bidang itu. Sangat terkesan oleh Agripa berdiam diri, lihat jawabannya dalam Kis 26:28.
(0.50) (Rm 10:14) (jerusalem) Jalan pemikiran yang menggunakan Kitab Suci ini adalah jelas: kalau Israel secara menyeluruh pada kenyataannya tidak berseru kepada Tuhan, maka sebabnya ialah: mereka tegar hati terhadap terang yang ditawarkan kepada mereka.
(0.49) (Kis 28:30) (ende: Dua tahun genap)

Lukas menggunakan istilah Junani "dietia" dari bahasa kehakiman, artinja "djangka waktu dua tahun" dan mengandung ketentuan, bahwa seorang tahanan jang seliwat djangka waktu itu belum diadili dengan sendirinja harus dibebaskan. Sebab para pembatja Romawi dan Junani mengetahui ketentuan itu, Lukas tentu merasa tak perlu mentjatat bahwa Paulus dibebaskan. Paulus sendiri tentu menggunakan saat itu, bila ia menjatakan dalam Fili 1:25-26; 2:24 dan File 22 harapan jang pasti, bahwa tak lama lagi ia dibebaskan.

(0.49) (Kis 2:13) (full: ANGGUR MANIS. )

Nas : Kis 2:13

(Yun. _gleukos_) Pada umumnya yang dimaksudkan adalah sari buah anggur yang tidak difermentasi. Mereka yang mengejek murid-murid Yesus mungkin menggunakan istilah ini dan bukan kata PB yang lebih umum untuk anggur (oinos) karena mereka percaya bahwa murid-murid Yesus hanya menggunakan jenis anggur semacam ini. Dalam hal ini, ejekan mereka diucapkan dengan nada sarkastis.

(0.46) (Ams 10:18) (sh: Hati-hati gunakan lidahmu (Senin, 24 Juli 2000))
Hati-hati gunakan lidahmu

Pernahkah Anda membandingkan antara Basuki Abdullah pelukis kondang, Rudi Hartono maestro bulutangkis, dan Kusni Kasdut seorang pembunuh yang dihukum mati beberapa tahun yang lalu? Apa persamaan yang mereka miliki dan apa yang membedakan mereka? Mereka sama-sama terkenal. Ketenaran mereka disebabkan karena hasil karya tangannya. Namun dua tokoh yang pertama menggunakan tangannya untuk berkarya bagi manusia, sedangkan yang terakhir menggunakan tangannya untuk mengakhiri hidup manusia.

Penulis Amsal memaparkan bagaimana 2 jenis manusia -- manusia bebal dan manusia bijak -- menggunakan lidahnya dan dampak apa yang akan diterimanya. Orang dapat menggunakan lidahnya untuk berdusta demi kepentingannya atau untuk menyakiti perasaan orang lain (18). Ia dapat menggunakannya asal-asalan dan tak dapat dipertanggung-jawabkan (19). Lidah juga dipergunakan untuk memfitnah ataupun memprovokasi pihak lain (31-32).

Orang yang menggunakan lidahnya seperti uraian di atas akan merugikan diri sendiri, itulah dampak yang jelas yang akan diterimanya cepat atau lambat (19). Artinya, kenyataan yang diterima tidak sesuai dengan harapan. Selain kerugian, ia juga akan mendapat celaka karena penyalahgunaan lidah (21, 31). Bagaimana dengan orang benar? Ia menggunakan lidahnya secara hati-hati dan bertanggungjawab (19). Karena itu bibirnya dihargai orang banyak (20). Bibirnya dipergunakan bagi ketenteraman, penghiburan, dan kesejahteraan banyak orang (21, 32). Orang yang mempergunakan bibir dan lidahnya dengan cara yang bijaksana dan benar disebut orang benar. Dan orang benar adalah orang yang paling berbahagia sebab jalan-Nya akan melindunginya (29). Walaupun harus menunggu, namun impiannya akan menjadi kenyataan (28). Akhirnya orang benar akan tetap teguh berdiri walaupun banyak goncangan yang harus dialaminya (30).

Renungkan: Anda bebas memilih untuk menentukan apakah akan menggunakan lidah Anda untuk menghasilkan rangkaian kata-kata indah atau rangkaian kata-kata `busuk'. Namun Anda harus ingat bahwa setelah pilihan dijatuhkan, Anda menjadi terikat untuk menerima apa pun konsekuensi atas pilihan itu.

(0.42) (Kej 46:8) (ende)

Silsilah jang berikut ini berasal dari tradisi P, dan menjebutkan keturunan-keturunan kedua-belas para Bapa bangsa menurut tradisi jang baru kemudian terudjudkan (perhatikan persamaan dengan Bil 26:5) dsl. Bilangan "tudjuhpuluh" adalah bilangan konvensionil, suatu istilah jang berarti: djumlah jang agak besar; seperti misalnja sekarang orang menggunakan istilah "ratusan" (Lihat Kel 1:5) dan Ula 10:22). Untuk mentjapai djumlah "tudjuhpuluh" ini, djuga Jusuf dan putera-puteranja ikut terhitung, meskipun mereka ini tidak termasuk golongan jang berpindah ketanah Mesir. Djuga terhitungnja kesepuluh putera Benjamim (ajat 21) (Kej 46:21) sebetulnja tidak sesuai dengan situasi ini; disini pengarang menggunakan daftar silsilah jang baru tersusun kemudian.

(0.42) (Yoh 19:14) (full: KIRA-KIRA JAM DUA BELAS. )

Nas : Yoh 19:14

Yohanes menyatakan bahwa pengadilan Yesus berakhir "kira-kira jam dua belas." Akan tetapi Markus mengatakan bahwa Yesus disalibkan pada "jam sembilan" (Mr 15:25). Perbedaan ini dapat dipahami jikalau kita ingat bahwa Yohanes menggunakan jam dengan perhitungan Romawi sedangkan Markus menggunakan perhitungan Palestina. Menurut perhitungan Romawi suatu hari diawali pada saat tengah malam sedangkan suatu hari Palestina pada saat matahari terbit.

(0.40) (Kel 14:7) (ende)

Terutama tradisi P menggunakan gaja-sastra kepahlawanan (epis) dalam melukiskan peristiwa ini. Mesir sebagai keseluruhan berperang melawan Israel dan dialahkan oleh Jahwe. Ini tidak dengan sendirinja berarti seluruh balatentara Mesir madju berperang melawan Israel: atau bahwa semua orang-orang Mesir binasa (Bandingkan aj.28-29)(Kel 14:28-29).

(0.40) (Im 10:5) (ende: sedang masih....djubah dalam)

Maksudnja agak gelap.

Tertulis "dalam djubah-djubah dalamnja". Dapat dimengerti bahwa jang mengangkut majat itu menggunakan djubahnja sendiri; atau: majat itu dibungkus (dikafani) djubah dalam orang itu sendiri; atau orang jang mati masih berpakaian djubah jang dipergunakannja dalam ibadah.

(0.40) (Im 19:23) (ende)

Kulup adalah milik Allah jang chusus jang (dengan sunat) seakan-akan dipersembahkan kepadaNja sebagai kurban. Baru sesudahnja orang boleh menggunakan daja biaknja. Demikian buah-buah pertama merupakan milik Jahwe jang harus dipersembahkan kepadaNja. Baru sesudahnja boleh dinikmati manusia. Allah adalah pemilik tanah umatNja.

(0.40) (Ul 31:28) (ende)

Kata-kata ini sesungguhnja merupakan persiapan akan pembatjaan sangsi-sangsi hukum. Tetapi sangsi-sangsi itu telah diuraikan didalam kitab dalam fas. 28(Ula 31:28). Disini penulis menggunakan rumusan itu untuk menghubungkan njanjian pada fasal 32(Ula 32:1-52) dengan hukum Deuteronomium dan memberinja arti sebagai saksi terhadap bangsa Israil jang tidak setia.

(0.40) (2Sam 20:11) (ende)

'Amasa agaknja agak populer (2Sa 20:12-13), hingga kematiannja mengakibatkan kekatjauan dan keraguan pada tentara. Joab lalu menggunakan akal untuk menarik tentara itu kepada dirinja sendiri, hingga ia, lawan kehendak Dawud, mendjadi djenderal pula. Ia berseru kepada radja Dawud sendiri dan mengandjurkan dirinja sebagai orang jang setiawan, jang membela kepentingan radja. Akalnja sungguh berhasil djuga.

(0.40) (Ezr 1:4) (ende)

Kata2 ini menundjukkan, bahwa agak banjak orang Jahudi sudah bertjampur dengan kaum kafir dan sudah diasimilir. Sebenarnjapun hanja sebagian jang ketjil menggunakan kesempatan ini untuk kembali ke Palestina. Angka2 jang terdapat dalam kitab Esra terlalu besar djuga. Orang2 setempat ialah orang2 kafir.

(0.40) (Pkh 1:1) (ende)

PENGCHOTBAH

PENDAHULUAAN

Kitab jang sesuai dengan pendapat Luther kami namakan "Pengchotbah" ini, didalam Kitab Sutji Hibrani di-hubung2kan dengan "Qohelet". Kata ini ada gandingannja dengan kata Hibrani jang berarti: "himpunan, kumpulan". Pula karena bentuk- katanja jang sulit, maka makna kata "Qohelet"-pun tidak begitu djelas. Kami kira suatu keterangan jang boleh diterima, kalau kata ini mengenai seseorang, kang ada sangkut-pautnja dengan suatu himpunan atau rapat orang2 - boleh djadi sekelompok murid guru ilmu kebidjaksanaan. Himpunan itu diketuai dan dipimpinnja dan kepadanja membentangkan pengadjarannja. Dari itu kata "Pengchotbah" hanjalah suatu usaha untuk mendekati arti kata "Qohelet".

Pengchotbah tadi disebut "Putera Dawud, Radja di Jerusjalem" (1,1). Teranglah kiranja, bahwa jang dimaksudkan ialah Sulaiman, radja Israil jang bidjaksana dan kaja dimasa kegemilangan bangsa Jahudi, sebagaimana radja itu hidup dalam hikajat orang2 Jahudi. Ini sesuai dengan gambaran jang disadjikan dalam pasal kedua kitab ini. Namun demikian, kitab itu sendiri memberikan keterangan2 jang tjukup untuk menarik kesimpulan dengan pasti, bahwa bukan Sulaimanlah pengarangnja. Sungguhpun lama orang menganggap Sulaiman sebagai pengarangnja, namun bolehlah dipastikan, bahwa disini kita bertemu dengan chajalan kesusateraan sadja, sebagaimaan tidak djarang terdapat dalam Kitab Sutji dan lazim didjaman dahulu kala. Orang jang mengenal kelaziman ini, tidak akan teperdaja olehnja.

Selain keterangan jang sedikit sekali dalam kitab itu sendiri, tidak ada petundjuk2 lainnja guna menentukan lebih landjut, siapa pengarangnja. Sudah tentulah seorang guru kebidjaksanaan. Bahasa kitab, jang menundjukkan adanja pengaruh bahasa2 asing serta perkembangan kemudian bahasa Hibrani sendiri, dan keternagn2 lainnja lagi menundjukkan, bahwa ia hidup didjaman, ketika Juda sudah bukan keradjaan jang berdaulat lagi, tetapi didjadjah orang2 asing; terangnja didjaman Helenistis, ketika kebudajaan dan agama Jahudi sudah terantjam oleh peradaban Junani. Dari kitab ini adalah salah satu dari antara kitab2 terachir Perdjandjian lama dan pengarangnja kiranja hidup semasa Putera Sirah. Si penchotbah kiranja hidup di Palestina sendiri atau tidak begitu djauh daripadanja - boleh djadi Fenesia, negeri dagang jang tersohor didjaman itu.

Guru ilmu kebidjaksanaan ini sangat boleh djadi tidak menjusun dan menerbitkan sendiri kitab ini. Kitab ini agaknja lebih berwudjud suatu kumpulan amsal2nja, jang dibukukan murid2nja selagi sang guru masih hidup atau tidak lama sesudah meninggal (12,9-10). Anehlah, kalau ia mengadjarkan tidak lebih banjak dari apa jang termuat dalam kitab jang agak ketjil ini. Murid2 hanja mengumpulkan dan mentjatat apa jang menurut pendapat mereka sangat penting dan jang sangat djelas menundjukkan pandangan hidup umum sang guru.

Tjara terdjadinja kitab itu dapat menerangkan pula susunan kitab, jang memberikan kesan ruwet. Djalan pikirannja tidak selalu sama djelasnja dan gandingan antara bagian jang satu dengan bagian jang lainpun kadang2 nampaknja tiada. Umpamanja sadja kumpulan pepatah2 bebas dalam pasal2 9,17-12,8 memutuskan djalan pikiran umum. Tetapi tak perlulah kiranja lalu menduga akan adanja beberapa pengarang atau beberapa murid, jang melengkapi kitab dang guru. Selain tjara lazim orang2 Jahudi berpikir dan mengarang, maka tjara terdjadinjapun dapat kita djadikan pegangan. Sudah pastilah kitab ini muat pepatah2, jang dihidangkan si pengchotbah bukannja pada waktu serta kesempatan jang sama. Lebih tepatlah dikatakan, bahwa pepatah2 itu disampaikan disepandjang hidup sang guru.

Oleh karena itu adjaran kitab ini didalam bagian2nja ditangkap dan saringlah orang harus me-ngira2kan sadja maksud amsal2 tersendiri. Namun demikian, pandangan hidup umum jang dinjatakan dalam seluruh kitab ini adalah djelas. Dengan itu diteguhkan pula, bahwa tokoh jang satu dan sama djualah, jang selalu tampil kemuka dan angkat bitjara. Persoalan, jang memusing2kan si Pengchotbat, ada banja persamaannja dengan persoalan kitab Ijob. Kalau Ijob diasjikan karena soal sengsara, jang ia tidak tahu menemukan pemetjahannja jang memuaskan, maka si Pengshotbah disesakkan oleh ke-sia2-an dunia dan terutama oleh persoalan mati, jang nampaknja mengachiri se-gala2-nja. Ia mentjari makna segala sesuatu, jang achirnja tetap lolos djuga dari tangkapannja. Karena mati se-gala2nja dan teristimewanja hidup manusia serta segala djeri-pajah manusia mendjadi sia2 sama sekali dan kehilangan segala artinja. Entah hidup baik entah djahat, entah bidjaksana entah bodoh kesudahannja selalu sama djuga, jakni mati. Walaupun didalam Perdjandjian Lama teranglah terdapat djua pikiran2 lainnja, namun si Pngchotbah belum lagi mempunjai pemandangan akan sesuatu kekekalan, jang dapat mendjawab banjak dan dimana hidup manusia dapat menemukan gandjaran atau hukumannja. Baginja nampaknja se-gala2nja berachir pada saat mati. Orang saleh dan pendosa. Orang kaja dan miskin, radja dan budak, mereka menemui achir jang sama dan oleh karenanja tidak banjak bedanja dengan hewan. Dari itu si Pengchotbah sampailah kekejakinan, bahwa pandangan hidup jang terbaik bagi manusia ialah tidak terlalu memusingkan dirinja dengan persoalan itu, melainkan menikmati nilai2 nisbi kehidupan sedapat mungkin. Tetapi selaku orang berTuhan, ia toh mau menundukkan segala sesuatunja kepada Allah serta perintah2-Nja (12,13). Kesemuanja inisungguhpun bukan pemetjahan jang sempurna lagi memuaskan, tetapi si pengchotbah jang hidup didalam Perndjandjian Lama itu belum mengenal djawaban jang lebih baik atas persoalan itu. Dipandang dari sudutnja dan mengingat pengetahuan jang ada padanja, maka kesimpulannja jang pesimistis tapi berkegamaan itu dapat diterima. Itu hanja pemetjahan atau djawaban sementara, jang tidak menutup pintu bagi sesuatau jang lebih baik dan jang harus menunggu pembentangan penuh Wahju Ilahi.

Dalam pengadjarannja agaknja si Pengchotbah membantah guru2 ilmu kebidjaksanaan lainnja di Israil (7,25-8,14), seperti umpamanja Kitab Amsal. Orang2 itu mengira sudah memetjahkan persoalan tadi seluruhnja: umur pandjang dan berbahagia adalah gandjaran Allah atas kebajukan, sedangkan hidup tjelaka si pendosa mesti segera berachir. Perempuan2 djalang dan ketidaksetiaan akan hukum Allah mendjadi sebab- musebabnja segala kesengsaraan. Tetapi pemetjahan jang terlalu gampang ini tidak dibenarkan si Pengchotbah. bukan hanja karena kenjataannja tidak selalu berlangsung sebagaimana dikirakan oleh guru2 ilmu kebidjaksanaan itu, tetapi terutama djuga karena mati itu bagaimanapun djua kelihatannja menjudahi semuanja setjara sama. Nah, kalau begitu, apa gerangan artinja umur pandjang jang berbahagia atau keadaan tjelaka itu? Orang saleh dan si pendosa sungguh sama adanja dan tiada lagi soal gandjaran atau hukuman. Meskipun si Penchotbah sendiri tidak mengenal pemetjahan jang sebenarnja, namun ia merasa, bahwa pendapat jang lazim itu bukanlah keterangan jang djitu. Dengan kritiknja ia membuka jalan dan memberikan dorongan, untuk mentjari djawaban jang lain dan bilamana itu sudah diberikan, untuk menerimanja. Seorang jang berguru kepada orang bidjak ini akan terbukalah hatinja bagi Wahju seterusnja.

Demikianlah kitab Pengchotbah beserta dengan kitab Ijob menduduki tempat jang penting dalam perkembangan Wahju Ilahi. Djanganlah Ia dipentjilkan, tetapi arti serta peranannja hendaknja dibuat didalam keseluruhan Perdjandjian Lama dan Perdjandjian Baru. Kitab ini merupakan penguntji suatu masa tertentu dalam perkembangan itu, dan karena persoalan jang diutarakannja merupakan djuga permulaan suatu fase baru, jang lebih mendalam dan lebih luas. Sebagai salah satu dari tokoh2 terachir dari Perdjandjian Lama ia dalam hal ini merupakan persiapan terdekat bagi perdjandjian Baru.

Pada achir kitab ini terdapatlah ichtisar kitab ini.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA