Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 9 dari 9 ayat untuk mempunyai kedudukan AND book:11 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 4:19) (jerusalem: di tanah Gilead) Dalam terjemahan Yunani terbaca: di tanah Gad
(0.99) (1Raj 15:13) (jerusalem: ibu suri) Dalam kerajaan Yehuda sama seperti dalam kerajaan lain di kawasan timur permaisuri mendapat kedudukan kehormatan dan mempunyai beberapa hak istimewa, bdk 1Ra 2:19. Ia diberi gelar "Hag-gebirah", bdk 1Ra 11:19. Nama ibu suri biasanya (ada kekecualian) disebut pada awal kisah tentang masa pemerintahan tiap-tiap raja. Malaikat memegang kedudukan itu juga selama pemerintahan anak cucunya yang masih muda naik takhta
(0.88) (1Raj 2:13) (sh: Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan (Kamis, 27 Januari 2000))
Singkirkan perasaan, emosi, dan rasa sungkan

Keterlibatan orang yang kita kasihi atau orang yang pernah berjasa dan mempunyai kedudukan penting di masyarakat, sering menghalangi kita untuk bersikap tegas menolak dan memberantas hal-hal yang tidak benar.

Dalam perikop ini Salomo hampir terjebak dalam situasi seperti di atas ketika menghadapi Adonia dan Abyatar. Adonia memakai segala cara dan akal untuk menduduki takhta Daud, walaupun ia tahu bahwa Salomo menjadi raja karena kehendak Allah. Ia mengetahui bahwa salah satu penyebab kegagalan manuvernya adalah peran serta Batsyeba, istri yang paling dikasihi oleh Daud. Karena itu ia berpikir tentunya Salomo merasa berhutang budi kepada ibunya dan akan mengabulkan permintaannya seperti yang dilakukan oleh Daud. Namun hasilnya adalah Salomo dengan tegas menolak permintaan ibunya., karena ia tahu bahwa Adonia ingin mendapatkan legitimasi/pengesahan untuk kedudukannya dengan cara memperistri Abisag. Menurut tradisi zaman itu, memperistri istri raja sama dengan menduduki takhta raja (2Sam. 6:21-23). Karena itulah Salomo dengan tegas menolak, bahkan membunuh Adonia. Sebab tidak hanya kedudukan Salomo terancam, Adonia pun sudah meremehkan kemurahan Salomo dan menentang kehendak Allah. Hal yang demikian bila dibiarkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar karena ia adalah orang besar.

Demikian juga terhadap Abyatar, Salomo memecat dan mengusirnya, walaupun ia pernah berjasa terhadap Daud. Alasan Salomo adalah mencegah preseden/contoh yang buruk bagi kelanjutan perjalanan bangsa Israel. Sebagai seorang imam, pastilah ia mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Siapa pun, jika menentang kehendak Allah dan membahayakan stabilitas masyarakat harus ditindak tegas. Salomo memberikan teladan yang indah. Ia bertindak tidak berdasarkan perasaan, emosi, atau rasa sungkan, karena ia mampu melihat dengan jelas dan obyektif setiap permasalahan dan menempatkannya pada proporsinya.

Renungkan: Dalam menghadapi situasi seperti Salomo, Kristen seringkali menjadi lemah, berkompromi., dan cenderung mengorbankan masyarakat luas daripada menindaktegas orang-orang tertentu yang jelas bersalah. Melihat segala sesuatu secara obyektif, meletakkan setiap permasalahan pada porsinya dan berani bertindak tegas adalah tiga hal utama yang perlu ditumbuhkembangkan dalam masyarakat kita.

(0.86) (1Raj 11:14) (sh: Di luar nalar (Kamis, 17 Februari 2000))
Di luar nalar

Kebesaran, keagungan, dan kedamaian di dalam pemerintahan Salomo yang terkenal di seluruh bumi, tiba-tiba menjadi terusik oleh malapetaka dan ancaman yang tidak berkesudahan hingga akhir hidup Salomo. Ironisnya, penyebab malapetaka itu bukannya kekuatan besar namun 'hanyalah' tiga pribadi yang sesungguhnya 'tidak berarti' bagi Salomo. Siapakah Hadad?, siapakah Rezon? dan siapakah Yerobeam?, sehingga kekayaan, kekuatan, dan kepandaian Salomo yang dikagumi oleh semua raja di bumi menjadi lunglai, tumpul, dan lumpuh menghadapi mereka. Hedad dan Rezon hanyalah musuh "kecil" Daud yang sudah bertahun-tahun menghilang dan tidak mempunyai pengaruh dalam percaturan politik antar negara-negara dalam zaman itu. Yerobeam lebih lagi, ia hanyalah anak dari seorang pegawai istana Salomo, tanpa kedudukan dan kekuasaan yang berarti. Dengan kata lain ditinjau dari segi apa pun, mereka bukanlah tandingan Salomo.

Karena itu betapa terpukul dan terhinanya Salomo menghadapi kenyataan di luar perhitungan nalarnya. Bahkan dikatakan, hingga akhir hidupnya, Hadad dan Rezon tetap mendatangkan malapetaka bagi kerajaan Israel, dan Yerobeam merupakan ancaman terbesar bagi keluarga Salomo. Berdasarkan peristiwa ini dapat dilihat bahwa kesuksesan dan kegagalan Salomo dalam menjalankan roda pemerintahannya tidak tergantung sepenuhnya kepada materi dan kepandaiannya. Ada yang lebih menentukan yaitu Allah yang berdaulat dan berkuasa atas hidup seluruh manusia serta prioritas yang ia berikan dalam kehidupan kerohaniannya. Kedaulatan dan kekuasaan-Nya membangkitkan dan menjadikan Hadad, Rezon, dan Yerobeam menjadi musuh yang begitu berat bagi pemerintahan Salomo dan mendatangkan malapetaka bagi keluarga Salomo.

Kegagalan untuk tetap memberikan prioritas utama kepada Allah di dalam kehidupannya berakibat tidak hanya malapetaka, namun tujuan dan makna hidupnya sebagai raja Israel menjadi porak poranda.

Renungkan: Siapakah Anda? Apakah pekerjaan Anda saat ini? Dua faktor tersebut di atas juga sangat menentukan kehidupan Anda, khususnya makna dan tujuan hidup Anda. Sejauh manakah Anda merasakan bahwa kedua faktor itu memberikan pengaruh bagi setiap langkah dan rencana dalam kehidupan Anda? Ataukah justru Anda merasakan ada faktor lain yang lebih dominan selain dua faktor tersebut?

(0.84) (1Raj 11:1) (sh: Dosa dan konsekuensinya (Rabu, 16 Februari 2000))
Dosa dan konsekuensinya

Dalam perikop ini dosa puncak Salomo digambarkan tanpa penjabaran kejayaannya. Ia tidak hanya mempunyai banyak istri (walaupun ia tahu bahwa hal ini dilarang Allah), namun hatinya pun telah terpaut kepada allah-allah lain karena istri-istrinya. Perjalanan akhir hidupnya sangat ironis dan kemunafikan. Dahulu ia memanjatkan doa berkat untuk rakyatnya, ia mengharapkan hati seluruh umat dan dirinya dicondongkan kepada Tuhan agar hidupnya selalu menurut dan setia pada firman-Nya. Namun kenyataannya sekarang, hati Salomo condong ke allah lain.

Inilah puncak dosa Salomo. Hati adalah pusat segala kehendak manusia. Jika kehendak Salomo tidak lagi berpusat pada Allah melainkan kepada dirinya sendiri, maka bisa dipastikan segala tindakan-tindakan yang direncanakan dan dilakukan juga tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Bahkan ia sudah berani secara terang-terangan mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk semua istrinya.

Dampak dosa yang dilakukan Salomo tidak dapat dilokalisir hanya pada lingkungan istana, tetapi telah menjadi preseden yang sangat buruk bagi seluruh bangsa Israel. Akibatnya mereka pun akan melakukan apa yang dilakukan oleh rajanya. Dengan kata lain dampak dosa Salomo sudah menasional dan sudah merusak kehendak seluruh bangsa Israel juga.

Dampak terberat bagi Salomo adalah kejayaan yang telah ia bangun dengan susah payah akan memudar. Hanya karena komitmen penuh Allah kepada Daud, semua itu baru akan terjadi setelah Salomo meninggal. Dengan kata lain, jika secara penampakannya hingga akhir hidup Salomo, ia sendiri tidak mengalami hukuman atas dosanya, ini tidak berarti bahwa ia terbebas dari segala hukuman dosa atau Allah tidak tegas terhadap dosa yang sudah memuncak. Hanya anugerah Allah semata, konsekuensi itu akan dijatuhkan dan menghantam masa depan seluruh keluarga Salomo.

Renungkan: Bila kita melihat seorang yang telah melakukan dosa namun hidupnya nampak tenang dan masih menikmati kedudukan dan kekuasaannya, jangan beranggapan bahwa ia terbebas dari konsekuensi dosa. Hanya karena kasih karunia-Nya, Allah menunda hukuman-Nya, tetapi kelak pasti akan dijatuhkan setimpal dengan dosanya, sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya.

(0.82) (1Raj 11:39) (ende)

Disini muntjul pengharapan Israil akan masa depan dan akan seorang radja keturunan Dawud, jang akan memulihkan kedudukan wangsa itu.

Itu terlaksana dalam al-Masih.

(0.75) (1Raj 2:22) (jerusalem: Minta.... kedudukan raja) Memiliki seorang isteri raja yang mangkat atau diturunkan memberi orang hak untuk menggantinya sebagai raja, 2Sa 3:7; 16:22
(0.67) (1Raj 13:21) (full: ENGKAU TELAH MEMBERONTAK TERHADAP TITAH TUHAN. )

Nas : 1Raj 13:21-22

Kisah nabi tak bernama yang tidak taat tercatat sebagai suatu contoh dan peringatan bagi orang percaya masa kini (bd. 1Kor 10:1-13).

  1. 1) Alkitab adalah kewajiban tertinggi orang percaya dalam segala hal yang berkaitan dengan kehendak Allah untuk hidupnya. Perkataan dan ajaran dari hamba-hamba Allah yang terkenal atau bahkan malaikat tidak boleh diterima jikalau bertentangan dengan semua pengarahan dan norma dari penyataan tertulis yang terdapat dalam kesaksian asli yang mendasar dari Yesus Kristus dan para rasul (1Kor 14:29; Gal 1:8-9;

    lihat cat. --> 1Yoh 4:1).

    [atau ref. 1Yoh 4:1]

  2. 2) Ketidaktaatan terhadap apa yang diperintahkan Allah mendatangkan hukuman, terlepas dari kesetiaan dan pelayanan sebelumnya (ayat 1Raj 13:20-25).
  3. 3) Kedudukan paling berbahaya dari seorang percaya ialah mempertahankan sikap acuh tak acuh terhadap Firman Allah. Penyebab terbesar dari kegagalan di antara umat Allah ialah tidak memandang Alkitab sebagai sesuatu yang menentukan hidup dan mati

    (lihat cat. --> Kej 3:4).

    [atau ref. Kej 3:4]

  4. 4) Allah menuntut tingkat kesetiaan tertinggi kepada semua perintah-Nya dari orang-orang yang terpanggil untuk memberitakan firman-Nya (bd. 1Tim 3:1-11; Tit 1:5-9; Yak 3:1); mereka harus merupakan teladan bagi umat Allah.
(0.66) (1Raj 15:9) (sh: Komitmen bulat mereformasi sejarah (Jumat, 25 Februari 2000))
Komitmen bulat mereformasi sejarah

Raja ketiga dalam garis kerajaan Yehuda adalah keturunan kelima dari kerajaan Israel. Ia bertolakbelakang dari para pendahulunya. Asa, namanya berarti 'penyembuh', mendobrak "berhalaisme" yang telah dianut tiga generasi pendahulunya selama lebih dari seperempat abad. Seperti Daud, Asa berpaut kepada Tuhan sepenuh hati dan melakukan apa yang benar: pelacuran bakti disingkirkan, merobohkan, membakar patung-patung dewa. Sampai neneknya dipecat dari kedudukan sebagai ibu suri kerajaan, karena masih membuat patung Asyera yang keji. Asa memberikan persembahan-persembahan kudus ke Rumah Tuhan dan Rumah Tuhan dibenahi setelah 20 tahun terbengkalai.

Namun sayangnya reformasi yang dilakukan hanya setengah- setengah. Menurut catatan sejarah, pada tahun ke lima belas masa pemerintahannya, seluruh tatanan ibadah, pemerintahan, dan Rumah Tuhan sudah selesai direnovasi. Seluruh kerajaan kembali beribadah kepada Tuhan dan kerajaan Yehuda makin kuat. Meski peperangan terus terjadi sepanjang masa pemerintahan Asa. Tatkala Asa merasa makin terdesak oleh kerajaan Israel, apalagi raja Aram bersengkokol dengan Israel, membuat Asa merasa gentar. Meski secara fisik reformasi berhasil tetapi iman Asa kepada Tuhan tidak sungguh-sungguh. Asa gagal. Memang ia melakukan apa yang baik di mata Tuhan tetapi ia tidak bergantung penuh kepada Tuhan. Saat dalam ketakutan dan kesulitan ia tidak mencari Tuhan. Justru ia berupaya mencari Benhadad, raja Aram, untuk mengadakan kolusi dengan Benhadad dan memberi segala emas dan perak yang ada di Rumah Tuhan.

Renungkan: Jangan setengah-setengah berkomitmen kepada Allah. Allah menghargai iman dan ketergantungan kita kepada Dia. Di saat- saat yang krisis, mata kita tak melihat pengharapan, ketakutan mencekam kita, bukan kepada manusia kita datang meminta tolong, apalagi dengan cara suap. Kita harus datang kepada Allah, mencari jalan sesuai dengan petunjuk firman-Nya dan mempercayai Allah yang tidak pernah tertidur menjagai kita. Saat ini bila Anda sedang menghadapi masa krisis seperti Asa, jangan mengulang kesalahannya. Percayakan sepenuhnya kepada Allah dan Ia pasti memberikan jalan keluar dan memberikan kemampuan untuk mengatasi semua permasalahan dan kesulitan Anda.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA