Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 18 dari 18 ayat untuk mempertimbangkan maksud AND book:24 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yer 38:16) (ende)

Seluruh pembitjaraan itu terdjadi sembunji2 (Yer 38:24-27), karena takut radja. Maksud Sedekia: hidup berasal dari Allah, djadi radja tidak boleh mengambilnja.

(0.95) (Yer 18:18) (jerusalem: sebab imam....) Maksud keterangan lawan-lawan Yeremia ini ialah: tugas dan pekerjaan biasa ketiga macam pemimpin rohani, yaitu imam, nabi dan orang bijaksana, tidak berhenti oleh karena seorang pengacau seperti Yeremia tampil ke depan.
(0.95) (Yer 1:11) (full: DAHAN POHON BADAM. )

Nas : Yer 1:11

Pohon badam adalah pohon yang pertama bersemi pada musim semi. Penglihatan ini menyiratkan dua hal:

  1. (1) firman Allah melalui Yeremia akan segera digenapi, dan
  2. (2) umat itu akan sadar bahwa Allah itu hidup dan sedang mengatur jalan sejarah untuk memenuhi maksud-maksud-Nya (bd. tongkat Harun yang menghasilkan buah badam, Bil 17:1-10).
(0.90) (Yer 32:16) (ende)

Doa Jeremia asli terdapat dalam aj. Yer 32:24-25; jang lain2 (Yer 32:17-23) umumnja dianggap sebagai tambahan. Soal Jeremia ialah: Bagaimana Jahwe dapat berkata, bahwa orang masih akan membeli dan mendjual nanti, padahal keadaan kota jang dikepung itu begitu buruknja, Jeremia tidak mengerti dengan baik maksud Allah.

(0.90) (Yer 41:7) (jerusalem: mayat-mayat mereka dicampakkan) Ini ditambah menurut terjemahan Siria (bdk Yer 40:9). Tidak menjadi jelas mengapa orang itu dibunuh. Barangkali barang mereka mau dicuri, Yer 40:8, atau dengan maksud menyembunyikan pembunuhan atas Gedalya serta rekan-rekannya.
(0.88) (Yer 30:8) (jerusalem) Kedua ayat ini merupakan suatu sisipan yang bermaksud memperluas nubuat keselamatan ini begitu rupa sehingga merangkum seluruh Israel (begitu pula maksud sisipan "dan Yehuda" dalam Yer 30:3 dan Yer 4; perhatikanlah disebutkannya raja Daud).
(0.88) (Yer 50:21) (jerusalem: Majulah...) Perintah itu ditujukan kepada mereka yang menyerbu Babel
(0.85) (Yer 18:2) (full: RUMAH TUKANG PERIUK. )

Nas : Yer 18:2

Yeremia diperintahkan untuk pergi ke rumah tukang periuk untuk menyaksikan pembuatan sebuah periuk dari tanah liat. Karena periuk itu tidak sesuai dengan maksud tukangnya, maka ia harus membentuknya kembali menjadi sesuatu yang lain daripada yang semula direncanakannya. Perumpamaan ini mengandung beberapa prinsip penting untuk pekerjaan Allah dalam kehidupan kita.

  1. 1) Penyerahan kita kepada Allah selaku Yang membentuk baik watak maupun pelayanan kita kepada-Nya untuk sebagian besar menentukan apa yang dapat dibuat-Nya dengan kita.
  2. 2) Kurangnya komitmen yang sungguh-sungguh kepada Allah dapat menghalangi maksud semula Allah bagi kita (bd. ayat Yer 18:10).
  3. 3) Allah tetap bebas untuk mengubah rencana-rencana-Nya bagi kehidupan kita. Jikalau Ia telah merencanakan kebaikan dan berkat bagi kita dan kita memberontak kepada-Nya, maka Ia dapat membentuk kita menjadi periuk untuk dibinasakan (ayat Yer 18:7-11; bd. Yer 19:10-11; Rom 9:22); pada pihak lain, jikalau kita, karena keras kepala kita sendiri, menjadi periuk untuk dibinasakan, tetapi kemudian bertobat, Allah akan mulai membentuk kita menjadi perabot untuk kehormatan dan berkat (bd. 2Tim 2:20-21).
(0.83) (Yer 2:13) (full: DUA KALI ... BERBUAT JAHAT. )

Nas : Yer 2:13

Umat Allah di bawah perjanjian yang lama melakukan dua dosa mendasar:

  1. (1) mereka meninggalkan Tuhan, satu-satunya yang dapat memberikan hidup berkelimpahan yang sejati (bd. Yer 17:13; Mazm 36:10; Yoh 10:10), dan
  2. (2) mereka mencari hidup dan kesenangan di dalam pemujaan berhala yang duniawi, yaitu hal-hal yang tidak bernilai atau abadi. Dengan melakukan hal itu, mereka kehilangan maksud dan tujuan mereka selaku umat tertebus (ayat Yer 2:11). "Air hidup" yang sejati (bd. Yoh 4:10-14; 7:37-39) hanya ditemukan di dalam hubungan pribadi yang setia dengan Allah melalui Kristus.
(0.83) (Yer 8:1) (full: PADA MASA ITU. )

Nas : Yer 8:1-22

Yeremia mengacu kepada pembinasaan Yehuda dan Yerusalem yang mendatang seakan-akan telah terjadi. Nasib mereka adalah akibat dari pemberontakan dan dosa mereka yang tegar (bd. Yer 7:24). Penglihatan tentang kehancuran itu membuat Yeremia sangat sedih (ayat Yer 8:18-22); namun sementara dia memberitakan malapetaka, para nabi palsu menubuatkan damai sejahtera (ayat Yer 8:10-11).

(0.83) (Yer 13:1) (jerusalem) Diceritakan sebuah nubuat yang berupa perbuatan, bdk Yer 18:1+; Yes 20; Yeh 4:12; 24:15, dll. Lembaga berupa tindakan itu dapat diartikan sebagai suatu penglihatan belaka. Tetapi kiranya lebih tepat diartikan sebagai sebuah tindakan yang nyata. Sungai Efrat, Yer 13:4,5 dst,kiranya tidak lain dari wadi (anak sungai) Fara yang mengalir 6 km di sebelah utara kota Anatot (bdk kota Para yang disebut Yos 18:23). Nama itu dalam bahasa Ibrani hampir sama bunyinya dengan nama Efrat (Ibraninya: perat). Bagaimanapun juga maksud tindakan kenabian itu jelas: Tuhan telah melekatkan Israel pada diriNya seperti orang memasang ikat pinggang pada tubuhnya (hubungan erat, bdk Maz 76:11+; Maz 109:19). Tetapi umat Israel melepaskan diri dari Tuhan, lalu membusuk akibat hubungannya dengan pemujaan berhala orang Babel.
(0.80) (Yer 12:1) (sh: Mengeluh namun tidak menyalahkan (Minggu, 17 September 2000))
Mengeluh namun tidak menyalahkan

Mengeluh namun tidak menyalahkan. Yeremia mengakui siapa dirinya di hadapan Allah, maka dengan penuh kerendahan hati ia datang kepada Allah yang benar. Ia tahu kepada siapa mengadukan keluhannya tentang keadilan Tuhan, dan ia pun menyadari siapa dirinya yang tidak layak sedikit pun untuk mempertanyakan keadilan Tuhan (1). Namun keluhan Yeremia ini tidak bermaksud menyalahkan Tuhan tetapi karena ia membutuhkan jawaban dan penjelasan dari Tuhan, sumber keadilan.

Yeremia membandingkan hidupnya dengan orang fasik yang hidupnya jauh lebih baik dari dirinya. Mereka berakar, bertumbuh, dan menghasilkan buah (2), lalu apa bedanya dengan orang benar? Pertanyaan Yeremia ini mungkin juga mewakili pertanyaan Kristen lainnya, yang menyaksikan betapa makmurnya hidup orang fasik di tengah penderitaan orang benar. Kemudian Yeremia meminta Tuhan memberlakukan keadilan-Nya dengan menarik mereka ke luar dari bilangan orang benar, sebagai domba sembelihan yang akan dikorbankan (3), karena Yeremia tak tahan melihat negeri yang hampa dan segala ciptaan Tuhan musnah karena kejahatan mereka (4). Bagaimana Tuhan menanggapinya?

Tuhan mengatakan bahwa Yeremia seperti seorang pelari yang sedang bertanding dengan seorang pejalan kaki (5a). Dengan demikian ia seharusnya menjadi pemenang. Bila dengan seorang pejalan kaki saja ia sudah menyerah kalah, bagaimana dengan pertandingan selanjutnya yakni melawan kuda (5b)? Tuhan tidak bermaksud meremehkan Yeremia, tetapi Ia menyadarkannya bahwa apa yang dialaminya belum seberapa, karena kekuatan Tuhan tersedia baginya, bahkan dalam pergumulan yang lebih berat sekalipun.

Renungkan: Tuhan tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang datang kepada-Nya dengan kemurnian hati, tetapi pertimbangkanlah sebelum mengeluh: 'Apakah ada maksud menyalahkan Tuhan?' Bila ya, tidak selayaknya kita melakukannya.

(0.80) (Yer 32:25) (sh: Akulah TUHAN (Minggu, 29 April 2001))
Akulah TUHAN

Akulah TUHAN. Bagaimana jawaban Allah terhadap doa Yeremia yang memohon penjelasan tentang perintah-Nya? Allah memulai jawaban-Nya dengan penyataan bahwa Ialah TUHAN, Allah segala makhluk, adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Nya (26)? Kemudian Ia menjelaskan bahwa Ia akan menyerahkan Yehuda ke tangan Babel sebagai penghukuman karena dosa-dosa mereka (26-35). Namun suatu saat nanti Allah akan mengumpulkan mereka kembali, memulihkannya, dan memberkatinya dengan kelimpahan (35-44). Jadi perintah untuk membeli tanah itu merupakan simbol dari rencana Allah untuk memulihkan umat pilihan-Nya ke tanah perjanjian. Jawaban Allah ini mengungkapkan bahwa Allah tidak akan membiarkan Yeremia tinggal di dalam kebingungannya. Cepat atau lambat Allah pasti akan menjelaskan maksud dan rencana-Nya.

Namun demikian Allah juga menuntut ketaatan mutlak dari Yeremia sebab Ialah TUHAN Allah segala makhluk. Pernyataan Allah di awal responsnya bermaksud menegaskan bahwa Ialah yang memegang kontrol atas semua peristiwa yang terjadi di dunia. Yeremia tidak perlu meragukan perintah Allah sebab perintah-Nya berasal dari hikmat-Nya yang menguasai jagad semesta ini. Jika demikian Yeremia tidak perlu mempertentangkan fakta yang ia hadapi dengan janji pengharapan masa yang akan datang. Betapa pun gelap kondisi Yehuda sekarang, karena Allah yang memegang kendali, maka masa depan tetaplah cerah.

Renungkan: Apakah saat ini Anda sedang bergumul untuk tetap taat kepada-Nya dengan konsekuensi yang berat? Ingatlah bahwa Tuhan Allah adalah Allah dalam kehidupan Anda juga. Taatlah kepada-Nya, walaupun fakta yang ada sekarang tidak mendukung atau bahkan cenderung menuju kehancuran, sebab di tangan-Nya masa depan kita tetaplah cerah.

Bacaan untuk Minggu Paskah 3

Kisah Para Rasul 3:13-15, 17-19

1Yohanes 2:1-6

Lukas 24:36-49

Mazmur 139:1-12

Lagu: Kidung Jemaat 84

(0.80) (Yer 38:14) (sh: Kualifikasi prima seorang pemimpin (Rabu, 9 Mei 2001))
Kualifikasi prima seorang pemimpin

Kualifikasi prima seorang pemimpin. Maju mundurnya sebuah bangsa tergantung dari kualitas pemimpin yang dimiliki bangsa tersebut. Ini bukan suatu kebenaran yang dilebih-lebihkan sebab ada banyak contoh yang dapat kita lihat dalam sejarah. Bahkan kebenaran ini juga berlaku bagi gereja, perusahaan, maupun rumah tangga.

Zedekia bukanlah seorang pemimpin berkualitas prima. Kualitas di sini bukan kemampuan teknis seperti memanah atau memainkan pedang, melainkan kualitas manajerial. Itu yang tidak dimiliki oleh Zedekia. Ia tidak mempunyai visi yang jelas dan benar. Ini terbukti ketika untuk kesekian kalinya ia menemui Yeremia dengan maksud yang sama (14). Sebetulnya ia tidak rindu mendengarkan suara Allah, melainkan ingin agar Allah melakukan intervensi untuk menyelamatkan Yehuda sehingga ia dapat tetap menjadi raja. Ia tidak dapat melihat bahwa berdasarkan fakta sejarah Yehuda, keinginannya itu tidak mungkin terealisasi, karena penghukuman Allah tidak mungkin ditunda. Ia mengabaikan kebenaran sejarah, akibatnya arah pemerintahannya pun tidak jelas. Bukankah visi dibangun berdasarkan fakta sejarah?

Sebagai raja, Zedekia tidak mampu mengkoordinir dan mengontrol pembantunya. Mengapa demikian? Sekali lagi karena ambisi pribadinya. Untuk mempertahankan kedudukannya, ia butuh dukungan baik dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, ia tidak mungkin mendapatkan dukungan karena negara-negara sekutunya seperti Mesir, tidak mampu melawan Babel. Sedangkan dari dalam negeri ia hanya dapat bergantung kepada para pembantunya, bukan rakyat yang nampaknya sudah membencinya (19). Karena ia tidak pernah memperlakukan rakyatnya dengan baik. Namun dukungan itu ia peroleh dengan harga yang mahal yaitu ia harus selalu memenuhi keinginan pembantunya (16, 24 bdk. mempertimbangkan+maksud+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">38:5).

Renungkan: Melihat model kepemimpinan Zedekia dan dampak yang diberikan, kita mendapatkan pelajaran penting yaitu kualifikasi prima yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin di institusi mana pun adalah ia tidak punya ambisi maupun agenda untuk mempertahankan kedudukannya. Bila ambisi maupun agenda itu ada dalam pikirannya, maka dapat dipastikan bahwa ia adalah pemimpin tanpa visi. Apa yang akan terjadi pada sebuah institusi tanpa visi? Institusi itu hanya menjadi kendaraan pemimpin untuk bertakhta dan mempertahankan takhta.

(0.79) (Yer 11:18) (sh: Allah melindungi hamba-Nya (Sabtu, 16 September 2000))
Allah melindungi hamba-Nya

Allah melindungi hamba-Nya. Berbagai macam perlakuan jahat dialami Yeremia, sampai nyawanyapun terancam. Orang-orang Anatot yang menolak kebenaran pemberitaan firman-Nya terusik untuk melenyapkan Yeremia karena hati mereka justru dipenuhi dengan kegeraman dan kemarahan (19). Sesungguhnya mereka tidak tahan mendengar kebenaran firman-Nya yang telah membongkar ketidaksetiaan dan dosa mereka kepada Allah, namun mereka mengeraskan hati untuk bertobat, maka hamba-Nya yang menjadi sasaran kemarahan mereka. Tuhan ada di pihak hamba-Nya dan tidak membiarkan hamba-Nya dikuasai oleh orang-orang yang memberontak kepada-Nya.

Yeremia telah melakukan seturut kehendak dan perintah-Nya, maka sepenuh hidupnya menjadi tanggung jawab yang mengutusnya, yakni Allah sendiri. Ketika ada maksud jahat dari orang Anatot, segera Tuhan memberitahukannya kepada Yeremia (18). Pada mulanya Yeremia tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang-orang Anatot yang dilayaninya, namun Tuhan yang membukakan kebusukan hati mereka kepadanya. Mereka bersepakat melenyapkan Yeremia agar suara kebenaran-Nya tidak lagi terdengar, dengan demikian amanlah hidup mereka dalam dosa. Namun Tuhan yang menguji batin dan hati membongkar semuanya. Setelah Yeremia mengetahui semuanya, ia kembali menyerahkan perkara dan hidupnya kepada Tuhan (20). Inilah langkah tepat yang telah diambil Yeremia, karena ia yakin bahwa Tuhan sendiri yang akan mendatangkan hukuman dahsyat atas mereka pada waktu yang telah ditentukan-Nya (22-23).

Jaminan-Nya atas hidup hamba-Nya yang setia melakukan kehendak dan perintah-Nya memang sungguh nyata. Kemana pun dan apa pun yang hamba-Nya sedang lakukan di garis kehendak-Nya tidak pernah ditinggalkan-Nya sendirian. Tuhan memang tidak pernah berjanji membuat langkah hamba-Nya ringan dan lancar, justru di jalan yang berliku-liku dan penuh tantangan, janji perlindungan-Nya menjadi indah dan sangat melegakan.

Renungkan: Hai hamba-Nya yang setia, tetaplah berjalan dalam garis kehendak-Nya dan terus berjuang bagi kebenaran firman-Nya, walaupun tantangan, ancaman, dan pergumulan mewarnai pelayanan kita, yang berasal dari orang-orang yang kita layani. Tuhan ada di pihak kita.

(0.79) (Yer 18:1) (sh: Tukang periuk Illahi (Rabu, 27 September 2000))
Tukang periuk Illahi

Tukang periuk Illahi. Yeremia diutus pergi ke tukang periuk dan memperhatikan bagaimana ia bekerja. Ketika bejana yang sedang dibentuknya rusak atau mempunyai cacat, bejana tersebut dihancurkan menjadi tanah liat kembali, kemudian dibentuk ulang agar menjadi bejana yang lebih baik (1-4). Allah memberitahukan Yeremia bahwa Ia akan bertindak terhadap Yehuda seperti tukang periuk itu terhadap bejana tanah liatnya. Ia akan membentuk bangsa Yehuda terus-menerus melalui penghukuman dan pembaharuan, hingga menjadi bangsa pilihan sesuai kehendak-Nya (5-10). Yeremia segera mewartakan berita ini kepada seluruh Yehuda dan mendesak mereka untuk bertobat. Namun bangsa Yehuda bersikeras bahwa semua sudah terlambat dan tetap tidak mau mengubah jalannya (11-12).

Alam secara konsisten mengikuti pola kehidupan yang sudah ditentukan Allah (14). Namun bangsa Yehuda telah meninggalkan pola kehidupan yang sudah Allah sediakan bagi mereka. Bangsa Yehuda seperti bejana tanah liat yang rusak sehingga harus dihancurkan ( 16-17), untuk kemudian dibentuk dan diperbaharui lagi menjadi bangsa yang sesuai rencana-Nya. Berita yang Allah komunikasikan melalui gambaran pekerjaan tukang periuk bukanlah semata-mata berita tentang kedaulatan Allah namun berita tentang anugerah Allah. Sekalipun umat-Nya membangkang terhadap 'tukang periuk' Illahi namun Allah tetap sudi mengulangi pekerjaan dari awal dan membentuk kembali bangsa pilihan-Nya menjadi periuk yang baik yang sudah Ia rencanakan sejak semula. Bangsa Yehuda yang tetap memberontak kepada Allah dan terlalu terlambat meninggalkan jalannya yang sesat, akan mengalami penderitaan dan penghancuran ketika Babel menyerang. Mereka yang selamat dari penyerangan Babel menjadi 'tanah liat' yang siap dibentuk kembali di tangan-Nya.

Renungkan: Sampai kini pun Allah masih menjadi tukang periuk Illahi bagi kehidupan kita. Ia bekerja melalui berbagai peristiwa yang menyakitkan, menyedihkan, dan menyesakkan, agar terus membentuk kita menjadi bejana indah yang sesuai dengan maksud-Nya. Kita harus senantiasa melembutkan dan tidak mengeraskan hati ketika ditegur karena dosa-dosa kita, sehingga Dia dapat bekerja di dalam diri kita dan menjadikan kita indah pada waktunya.

(0.79) (Yer 24:1) (sh: Di balik penghukuman Allah kepada umat-Nya (Senin, 9 Oktober 2000))
Di balik penghukuman Allah kepada umat-Nya

Di balik penghukuman Allah kepada umat-Nya. Yeremia mendapatkan penglihatan tentang 2 keranjang yang berisi buah ara sebagai persembahan kepada Tuhan (1-3). Keranjang yang satu berisi buah ara yang sangat baik dan ini melambangkan orang Yahudi yang diangkut ke dalam pembuangan di negeri Babel oleh Nebukadnezar (4-7). Keranjang yang satu lagi berisi buah ara yang sangat jelek sehingga tidak bisa dimakan. Ini melambangkan orang-orang Yahudi yang tidak ikut ke dalam pembuangan yang akan mengalami kehancuran (8-10).

Ada masa depan bagi mereka yang mengalami pembuangan namun kehancuran bagi mereka yang tetap tinggal di Yehuda. Mengapa demikian? Baik mereka yang ikut dalam pembuangan maupun yang tinggal di Yehuda secara spiritual dan moral sama-sama bobrok. Mereka sama-sama menolak firman yang disampaikan Yeremia. Namun mereka yang ikut dalam pembuangan akan diterima Allah. Ia akan memberkati mereka. Karena pembuangan tersebut merupakan hukuman Allah terhadap dosa umat-Nya. Namun karena Allah adalah Allah yang penuh anugerah dan belas kasihan, penderitaan yang akan dialami oleh mereka yang ikut dalam pembuangan merupakan ganjaran dari Bapa yang penuh kasih. Ada maksud dan tujuan yang mulia dalam pembuangan itu. Mereka harus 'dicabut dan dirobohkan' karena Allah akan 'membangun dan menanam' yang baru (6). Dengan kata lain, melalui penderitaan dan kehinaan mereka akan menyesali dosa-dosa mereka lalu bertobat dan menerima hati yang sudah dibaharui sehingga dapat mengenal Allah (7).

Ada 2 kebenaran yang indah yang bisa kita dapatkan melalui penglihatan Yeremia ini. Pertama, di balik penderitaan akibat dosa-dosa kita tersembunyi kasih sayang Allah yang besar. Hendaklah kita kuat, sabar, dan dengan sikap pertobatan yang sungguh menanggung itu semua karena melalui penderitaan itu kita akan dibawa kepada pengenalan Allah yang semakin indah. Kedua, Allah menjanjikan berkat bagi mereka yang menjalani hukuman pembuangan: kelimpahan, kembali ke tanah air, negaranya akan dibangun kembali, dan pembaharuan rohani (4-7).

Renungkan: Indah sekali janji itu. Allah sudah menyediakan berkat-berkat-Nya sebelum mereka bertobat. Inilah bukti bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh dengan anugerah dan belas kasihan. Apa lagi yang kita perlukan?

(0.79) (Yer 33:1) (sh: Memahami lebih lanjut yang sudah kita pahami (Senin, 30 April 2001))
Memahami lebih lanjut yang sudah kita pahami

Memahami lebih lanjut yang sudah kita pahami. Banyak kebenaran firman Tuhan tentang penderitaan yang sudah kita pelajari dan pahami. Namun ketika kita benar- benar sedang dalam penderitaan, mengapa kebenaran- kebenaran yang sudah kita ketahui itu seringkali tiba- tiba tidak bermakna. Melalui pasal penutup dari Kitab Penghiburan (pasal mempertimbangkan+maksud+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">31-33), kita akan melihat apa yang Allah perintahkan kepada Yeremia ketika ia sedang bergumul dalam penderitaan bangsanya dan dirinya.

Firman Allah datang lagi kepada Yeremia ketika ia masih sebagai tawanan raja Zedekia dan Yerusalem masih dikepung oleh Babel. Kondisi hati dan jiwa Yeremia pasti gundah-gulana sebab ia mengetahui bahwa Yehuda tidak mungkin terlepas dari cengkeraman dan keganasan Babel. Bangsa Yehuda akan mengalami penderitaan yang dahsyat. Yeremia pun tidak akan terluput. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Yeremia? Allah memerintahkan Yeremia untuk memohon penyataan Allah yang lebih besar (3). Ada yang menarik untuk diperhatikan dari perintah Allah ini. Bukankah Yeremia sudah mengetahui bahwa Yehuda akan hancur, mengapa Allah menyatakan lagi (4- 5)? Bukankah Yeremia juga sudah mengetahui bahwa pada suatu saat Yehuda akan dipulihkan, sehingga mereka akan bergirang dan bersukacita karena berkat Allah, mengapa harus diulang lagi (6-13)? Mengapa Allah memerintahkan Yeremia secara pribadi untuk memohon penyataan Allah yang lebih besar? Yeremia nampaknya tidak memahami sepenuhnya maksud dan rencana Allah atas Yehuda. Ternyata memahami apa yang menimpa dirinya dalam terang kebenaran firman Tuhan yang sudah ia ketahui tidaklah semudah membalik telapak tangan. Yeremia membutuhkan perjumpaan dengan penyataan Allah yang lebih lanjut. Yeremia membutuhkan perjumpaan dengan Allah yang lebih dekat.

Renungkan: Seperti Yeremia, kita pun seringkali melihat bahwa pemahaman firman yang sudah kita miliki seakan tidak bermakna di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan yang sedang kita alami. Kita butuh perjumpaan dengan Allah secara pribadi yang lebih dekat. Walaupun kebenaran firman yang akan diungkapkan mungkin sudah kita ketahui sebelumnya, namun dalam perjumpaan dengan- Nya secara pribadi firman itu akan mengungkapkan kebenaran yang lebih dalam.

Pengantar kitab Yeremia 33-52

Pengantar Yeremia kali ini difokuskan kepada nubuat melawan bangsa-bangsa lain karena bagian ini yang seringkali disalahtafsirkan. Sementara itu untuk bagian lainnya tiap-tiap renungannya berisi pengantar singkat.

Nubuat melawan bangsa-bangsa lain ada dalam setiap kitab nabi kecuali kitab Hosea. Kumpulan nubuat ini dapat ditemukan dalam Amos 1-2; Yesaya 13-23; Yehezkiel 25- 32; Zefania 2:2-15, dan Yeremia 46-51.

Dalam nubuat ini faktor terpenting yang harus diperhatikan adalah kekuasaan Allah sebagai Raja atas seluruh dunia. Konsep kedaulatan Allah secara universal, penggunaan bangsa-bangsa lain untuk mencapai maksud dan rencana-Nya khususnya yang berhubungan dengan Israel sudah dapat ditemukan dalam nubuat nabi- nabi sejak abad ke-8 s.M. Dalam kitab-kitab nabi, bangsa-bangsa lain seringkali dihukum karena kesombongan, agresi militer, dan penyembahan berhala. Dengan demikian nubuat melawan bangsa-bangsa lain mempunyai 3 tujuan: o mengumumkan penghukuman bangsa lain yang kadang-kadang disebabkan karena perlakuan mereka atas Israel. o memberikan dorongan dan penghiburan kepada Israel. o memperingatkan Israel untuk tidak menggantungkan keselamatan mereka kepada bangsa-bangsa lain.

Nubuat dalam kitab Yeremia, khususnya yang terdapat dalam pasal mempertimbangkan+maksud+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">47-49, harus ditafsirkan dalam konteks perjanjian antar 2 negara atau lebih yang menyangkut masalah perdagangan, perdamaian, kerja sama, atau pakta. Negara- negara yang ada dalam pasal-pasal tersebut menjadi bagian dari kerajaan Babel. Karena firman Tuhan melalui Yeremia menyatakan bahwa Nebukadnezar adalah ‘hamba’- Nya di bawah kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa lain, maka nubuat penghukuman yang disampaikan oleh Yeremia pasti berhubungan dengan pemberontakan bangsa-bangsa lain terhadap Babel, atau peringatan supaya mereka tidak memberontak.

Kesimpulannya adalah nubuat itu, baik dinyatakan atau tidak kepada bangsa-bangsa itu, berfungsi untuk menyatakan kedaulatan Allah atas seluruh dunia. Nubuat itu juga merupakan peringatan bagi Yehuda agar mereka tidak bersekutu dengan atau bergantung pada negara lain yang berada di bawah penghukuman Allah. Belaskasihan Allah kepada umat-Nya juga dinyatakan melalui nubuat ini. Hal ini digambarkan dengan pengisahan ulang pembebasan Yoyakhin karena belaskasihan Babel.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA