Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 226 ayat untuk mempertahankan (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.62) (Why 20:9) (jerusalem: kota yang dikasihi itu) Ialah Yerusalem yang menjadi ibu kota negeri baru yang dijanjikan, Wah 21:2+. Negeri itu dapat melawan penyerbuan terakhir itu dan mempertahankan diri. Negeri baru melambangkan seluruh Gereja, meskipun nampaknya terletak di tempat tertentu.
(0.54) (Ef 4:15) (full: KEBENARAN DI DALAM KASIH. )

Nas : Ef 4:15

Mempertahankan kesatuan iman (ayat Ef 4:13) harus dilandaskan pada kasih aktif yang berusaha untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan membereskan perbedaan pendapat melalui kesetiaan dan ketaatan kepada Kristus dan Firman-Nya. Ini berarti bahwa mempertahankan dan membicarakan kebenaran PB dalam kasih harus mendahului kesetiaan kepada berbagai lembaga, tradisi, dan tokoh Kristen atau gereja yang tampak. Setiap usaha untuk mempertahankan persatuan atau kesatuan tidak boleh meniadakan Firman Allah atau dilandaskan pada pengurangan tuntutan kebenaran alkitabiah (ayat Ef 4:14). Kesetiaan kepada Alkitab mungkin berarti pemisahan dari sebagian gereja yang tampak tidak setia lagi kepada Kristus dan doktrin rasuli

(lihat cat. --> Ef 2:20).

[atau ref. Ef 2:20]

Kemudian Roh Kudus akan memulai pembentukan sebuah gereja baru yang setia kepada Kristus dan kebenaran PB yang asli.

(0.54) (Yud 1:1) (sh: Berjuang mempertahankan iman (Senin, 10 Desember 2001))
Berjuang mempertahankan iman

Maksud semula Yudas adalah menulis sepucuk surat mengenai keselamatan kita bersama, tetapi kemudian ia harus mengubah maksud tersebut karena para penyesat telah menyusup ke tengah-tengah jemaat dan mengacaukan orang Kristen (ayat 4a). Yudas kemudian mengubah maksudnya dengan menulis sepucuk surat yang berisi nasihat untuk berjuang mempertahankan iman (ayat 3b). Kata mempertahankan menggambarkan suasana pertempuran rohani yang harus diikuti oleh orang percaya yang setia mempertahankan iman.

Berjuang mempertahankan iman berarti: [1] Menentang mereka yang walaupun berada di dalam persekutuan gereja, namun menyangkal kekuasaan Alkitab atau memutarbalikkan iman yang sejati, sebagaimana disampaikan oleh Kristus dan para rasul; [2] Memberitakan kebenaran kepada setiap orang (Yoh. 5:47) dan tidak membiarkan beritanya dilemahkan oleh orang-orang fasik yang memutarbalikkan kebenaran. Para penyesat yang Yudas maksudkan adalah mereka yang menyalahgunakan kasih karunia Allah dan menyangkal Yesus Kristus.

Salah satu parameter yang paling sederhana untuk mengukur skala benar-tidaknya suatu ajaran yang ada di dalam kehidupan anggota jemaat adalah dengan filter firman Tuhan yang dijabarkan dengan ringkas di dalam pengakuan iman rasuli. Bila mereka menolak Yesus di dalam penganiayaan, menolak Yesus demi kesenangan hidup, menolak Yesus di dalam penghiburan, atau menolak Yesus dengan mengembangkan gagasan palsu tentang Allah, berarti mereka telah menolak seluruh esensi ajaran firman Tuhan dan kredo gereja. Dengan demikian, kita dapat segera mengantisipasi para penyesat yang mencoba mengombang-ambingkan para pengikut Kristus di dalam suatu komunitas.

Renungkan: Perjuangan yang banyak memeras tenaga dan pikiran bukan hanya milik para prajurit militer yang sedang bertugas di medan pertempuran, tetapi juga berlaku di dalam peperangan rohani. Kristen perlu menyadari hal ini dan turut mengambil bagian dalam perjuangan yang nyata untuk membangun benteng pertahanan iman yang kokoh.

(0.53) (Ams 13:10) (full: KEANGKUHAN HANYA MENIMBULKAN PERTENGKARAN. )

Nas : Ams 13:10

Sering kali orang berselisih dan bertengkar mempertahankan pendapatnya sendiri karena kesombongan. Dengan melakukan hal itu mereka mungkin ingin dianggap terbesar (Luk 22:24), memberontak terhadap yang berkuasa (Bil 12:2) atau kepada kebenaran alkitabiah (2Tim 4:3-4), atau terdorong oleh roh pemisah (1Kor 3:3-4). Apabila terjadi perselisihan, kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah kesombongan terlibat dalamnya ataukah karena kita sungguh-sungguh ingin mempertahankan kebenaran (Gal 2:4-5; 1Tes 2:2; Yud 1:3).

(0.50) (1Raj 4:32) (ende)

Berita ini mengenai Sulaiman sebagai guru kebidjaksanaan mendjadi dasar jang tjukup kuat untuk mempertahankan, bahwa sebagian dari Kitab Amsal, entah langsung entah tak langsung, berasal dari Sulaiman.

Sebagai guru kebidjaksanaan jang pertama di Israil, ia memberi djuga namanja kepada beberapa karja ilmu kebidjaksanaan lain lagi, Pengchotbah, Kebidjaksanaan, Madah Agung.

(0.50) (Ayb 14:22) (ende)

Ajat ini sukar untuk dimengerti dan untuk diterdjemahkan. Rupa2nja maknanja: Selama orang masih hidup ia mengalami deritanja dan didalam pratala tidak. Atau adakah Ijob disini menjerang anggapan, bahwa orang dapat dihukum dalam keturunannja, sedangkan Ijob sendiri mempertahankan, bahwa orang sendiri harus dihukum karena kedjahatannja waktu ia masih hidup?

(0.50) (Yes 5:18) (ende)

Orang2 jang tidak pertjaja akan antjaman (jang diutjap Jahwe), melainkan mengedjek sadja (aj. 19)(Yes 5:19), menarik (memantjing) hukuman (kelaliman dan dosa jang akan dialami mereka sendiri dari pihak musuh;aj.19)(Yes 5:19).

(0.50) (Yer 40:14) (jerusalem) Baalis Raja Amon ini masih dapat mempertahankan diri terhadap Nebukadnezar. Ia agaknya kesal hati oleh karena Gedalya menaklukkan diri
(0.44) (Ul 2:5) (ende)

Bangsa Edom: anak-keturunan Esau: seperti halnja Moab dan Ammon: anak-keturunan Lot: mempertahankan wilajahnja masing-masing. Adapun alasannja ditjari dalam kenjataan: bahwa mereka mempunjai hubungan dengan Abraham dan dengan demikian mereka itu mempunjai hak atas perlindungan Jahwe serta djandjiNja mengenai negerinja sendiri (bdk. Kej 27:39-40). Lih. aj. 9(Ula 2:9) dan Ula 2:19.

(0.44) (Est 8:17) (full: DITIMPA KETAKUTAN KEPADA ORANG YAHUDI. )

Nas : Est 8:17

Bukan saja Allah membuat orang Yahudi mampu mempertahankan diri mereka

(lihat cat. --> Est 8:3 sebelumnya),

[atau ref. Est 8:3]

tetapi Allah juga menyebabkan penduduk negeri itu takut akan orang Yahudi (bd. Est 9:2; Neh 6:16). Dengan kata lain, umat Allah benar-benar menjadi lebih terkemuka karena komplotan Haman.

(0.44) (Ayb 1:11) (full: IA PASTI MENGUTUKI ENGKAU. )

Nas : Ayub 1:11

Dalam ayat Ayub 1:6-12 pertanyaan-pertanyaan utama kitab ini dikemukakan. Mungkinkah umat Allah mengasihi dan melayani Dia karena Dia adalah Allah dan bukan karena semua berkat-Nya? Dapatkah orang benar mempertahankan iman dan kasih mereka kepada Allah di tengah-tengah musibah yang tidak dapat dijelaskan dan penderitaan yang tidak semestinya mereka alami?

(0.44) (Mat 27:24) (full: PILATUS. )

Nas : Mat 27:24

Dosa Pilatus yang terbesar adalah berkompromi dengan apa yang diyakininya sebagai benar dan adil agar dapat mempertahankan kedudukan, status, dan keuntungan pribadi. Pilatus mengetahui bahwa Yesus tidak bersalah dan telah menyatakannya berkali-kali (ayat Mat 27:18; Yoh 19:4,6).

(0.44) (1Tes 2:1) (full: KEDATANGAN KAMI DI ANTARAMU. )

Nas : 1Tes 2:1

Dalam pasal 1Tes 2:1-20 Paulus mempertahankan kelakuannya sementara dia ada di Tesalonika. Paulus telah difitnah oleh musuh-musuhnya serta dituduh tidak bersikap tulus dalam memberitakan Injil.

(0.44) (Mzm 89:4) (jerusalem: Untuk selama-lamanya) Dikutip sumpah setia Tuhan (diuraikan dalam Maz 89:20-38) dan begitu dikemukakan pokok utama mazmur ini. Meskipun keturunan Daud sekarang rupanya sudah ditolak, namun Tuhan tetap setia pada perjanjian yang diikatNya, bdk 2Sa 7:16; Yer 31:31; Yeh 16:60; 36:26; Yes 54:10; 55:3; 61:8 dan yang melandaskan pengharapan akan Mesias kelak
(0.44) (Yer 34:7) (jerusalem: Aseka) Kota ini agaknya terletak pada tempat yang dewasa ini disebut Tell-Zakariah, l.k. 30 km di sebelah barat daya Yerusalem. Lakhis sekarang bernama Tell ed-Duweir dan terletak 20 km di sebelah barat daya Aseka. kedua benteng itu memang paling lama dapat mempertahankan diri terhadap Nebukadnezar. Di Tell ed-Duweir ditemukan sepotong beling dari zaman itu yang ditulisi dengan sebuah berita tentang perlawanan itu.
(0.42) (Mzm 25:1) (sh: Jurus sakti dari Allah (Senin, 19 Maret 2001))
Jurus sakti dari Allah

Hidup di bumi Indonesia terasa makin sulit terlebih bagi Kristen. Kesulitan itu bukan hanya disebabkan diskriminasi yang memang masih berlaku walau secara tidak resmi, tekanan dari berbagai pihak, dan sulitnya mempertahankan prinsip-prinsip Kristen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Demi mempertahankan prinsip iman Kristen, tidak sedikit Kristen yang harus membayar mahal dengan kegagalan bahkan kehancuran, sehingga mendapatkan olokan dari teman-teman dan saudara- saudaranya.

Hal serupa juga dialami oleh Daud, yang mempertahankan prinsip kebenaran seorang diri, maka ia harus mengalami penindasan dari banyak orang (16, 19). Penindasan yang dialaminya menimbulkan penderitaan fisik dan batin yang luar biasa (17, 18) sebab semua musuh-musuhnya dikuasai oleh kebencian yang sangat mendalam. Ini merupakan kebenaran umum yang berlaku di seluruh dunia dan di sepanjang zaman yaitu orang yang mempertahankan kebenaran akan sangat dibenci oleh mereka yang mencintai kejahatan. Begitu dahsyat tekanan dan derita yang harus ia alami sehingga ia pun terseret ke dalam dosa (18). Kondisi demikian tidak dapat disepelekan, sebab tidak hanya hidupnya akan hancur tapi ia juga dapat terus terseret ke dalam dosa yang lebih jauh. Bagaimana Daud menyikapi dan menghadapinya?

Ia tetap menantikan dan berharap kepada Tuhan (2, 21) dan tidak berpaling sedikit pun kepada allah lain (15), sebab ia percaya bahwa hanya Allahlah yang mampu mengaruniakan jurus-jurus khusus untuk menghadapi semua penindasan, tantangan, dan penderitaan tanpa berbuat dosa. Ia tidak hanya memohon agar Allah memberitahukan jalan-jalan-Nya (4) namun juga menuntun dan mengajarkan jalan-jalan-Nya. Artinya ia tidak mau setengah-setengah dalam memahami dan menjalankan kehendak-Nya sebab hanya itulah satu-satunya jurus menghadapi zaman yang semakin tidak bersahabat. Daud yakin akan mendapatkan itu semua dari Allah sebab Ia adalah Allah yang setia dan penuh rakhmat, baik, mau bergaul, dan membimbing umat-Nya (6- 21).

Renungkan: Kristen akan tetap dapat mempertahankan prinsip iman Kristen, apa pun tantangan dan derita yang dihadapi, jika Kristen senantiasa berharap kepada Allah dan mempelajari 'jurus-jurus sakti' dari Allah yang terdapat di dalam firman-Nya.

(0.38) (Kej 22:1) (sh: Ketika cinta harus memilih! (Rabu, 12 Mei 2004))
Ketika cinta harus memilih!

Allah mengasihi kita, memberikan berkat-berkat-Nya yang melimpah kepada kita. Kita mengasihi Allah oleh karena segala berkat yang dinyatakan-Nya untuk kita. Namun, kita harus beranjak dari situ, kita harus dapat mengasihi Allah karena Diri-Nya, bukan semata karena berkat-berkat-Nya! Itu yang sedang diuji dari diri Abraham. Ujian itu tidak tanggung-tanggung! Berkat yang paling berharga, yang paling prestisius, yang telah dibuktikan pantas didapatkan sekarang harus dilepas oleh pilihan mengasihi Allah.

Sebenarnya perikop ini tidak mengungkapkan pergumulan pribadi Abraham ketika diperhadapkan dengan pilihan menyerah-kan Ishak untuk dikorbankan karena ketaatan dan kasihnya kepada Allah, atau mempertahankan Ishak oleh karena kasih kepada diri sendiri. Namun, dengan imajinasi kita mencoba menangkap perasaan terdalam hati seorang ayah, baik dari sisi pribadi pun kehidupan sosial masyarakat. Bagi Abraham, anak yang ditunggu-tunggu selama puluhan tahun ini, yang telah membuatnya lelah secara fisik dan batin, adalah suatu harta kesayangan yang tidak mungkin dilepaskan. Secara sosial masyarakat, memiliki ahli waris kandung berarti meneruskan nama dan prestise keluarga. Pasti dua hal ini berkecamuk dalam hati Abraham. Belum lagi memikirkan pertanyaan teologis apakah kini Allah membatalkan janji-Nya?

Apapun pergumulan pribadi Abraham, ketetapan hati untuk lebih mengutamakan Allahlah yang membuat ia taat untuk mempersembahkan Ishak di mezbah. Kasih kepada Allah mengalahkan keinginan Abraham untuk mempertahankan hak miliknya. Oleh sebab itu, Allah semakin memperjelas pengenalan Abraham akan Allah dan rencana-Nya (ayat 16-18).

Renungkan: Saatnya akan tiba, Anda harus memilih mempertahankan hak, diri, keluarga, apa saja yang Anda kasihi atau melepaskannya demi kesetiaan dan kasih kepada Kristus!

(0.38) (Mzm 31:1) (sh: Doa, sebuah tindakan refleks Kristen (Minggu, 25 Maret 2001))
Doa, sebuah tindakan refleks Kristen

Jika secara tidak sengaja kita menyentuh bara api, maka secara refleks tangan kita akan bergerak menjauhi bara api itu. Itulah gerakan refleks yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia dalam menghadapi bahaya maupun serangan atas dirinya. Menjalani kehidupan di dalam masyarakat kita akhir-akhir ini, Kristen harus memperlengkapi diri dengan gerakan refleks yang lain, bukan sekadar menghindar dari bara api yang akan menyengat tangan namun juga mempertahankan diri agar tidak hangus terbakar api pergolakan zaman.

Ketika menulis mazmur ini, Daud dikejar-kejar oleh Saul untuk dibunuh. Kondisinya waktu itu sangat genting karena hampir tidak ada celah bagi Daud untuk mempertahankan atau menyelamatkan dirinya (1Sam. 23:13). Apa yang ia lakukan? la segera berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, sebelum melakukan apa pun (2-6). Tidak ada hal yang terlalu genting bagi Daud sehingga doa harus ditunda atau dilewatkan. Bagi Daud doa tetap harus dinomorsatukan dalam situasi dan kondisi apa pun. Doa sudah menjadi gerakan refleks baginya. Mengapa demikian? Sebab ia memang telah menyerahkan hidupnya secara penuh ke dalam tangan Tuhan. Ia mengenal siapa Allah, karena itu ia tidak ragu sedikit pun untuk mengandalkan Dia dalam segala keadaan. Bahkan ia mempercayakan kepada Allah miliknya yang paling berharga yaitu nyawanya (6). Tidak itu saja, walaupun masih harus menghadapi ancaman maut, ia dapat tetap bersukacita dan tegar karena Allah adalah setia maka Ia akan tetap menolongnya seperti yang pernah Ia lakukan sebelumnya (8-9).

Renungkan: Seperti bagi Daud, bagi kita pun doa harus merupakan tindakan refleks untuk mempertahankan dan menyelamatkan keberadaan kita. Apakah ini sudah berlaku bagi Anda? Jika belum apa penyebabnya?

Bacaan untuk Minggu Sengsara 5

Yeremia 31:31-34

Ibrani 5:7-10

Yohanes 12:20-33

Mazmur 51:10-16

Lagu: Kidung Jemaat 446

(0.38) (Yer 15:5) (sh: Firman-Nya memotivasi dan menguatkan (Sabtu, 23 September 2000))
Firman-Nya memotivasi dan menguatkan

Seorang diri mempertahankan kebenaran dalam masyarakat yang menentangnya bukanlah perkara mudah. Sebab tindakan ini akan mendatangkan konsekuensi yang menyakitkan bahkan maut.

Yeremia merasakan kesakitan itu ketika memberitakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda (5-9). Ia dikucilkan bahkan dikutuki banyak orang (10). Dia duduk seorang diri dan menanggung kesakitan yang tiada berkesudahan (15, 17-18). Apa yang memotivasi dan menguatkan dia hingga tetap setia? Firman Tuhan (16)! Yeremia menempatkan firman Tuhan di dalam hatinya sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan keberadaannya. Ketika menemukan makna kebenaran firman-Nya, hatinya dipenuhi kegirangan dan suka cita. Semakin lama dan semakin banyak ia menikmati firman-Nya, semakin ia menyadari apa makna membawa nama Tuhan dalam hidupnya. Disamping itu Yeremia juga dikuatkan dan dibentengi oleh Allah (20). Tidak seorang pun dan tidak satu pun yang akan dapat menembus tembok perlindungan yang dibangun Allah di sekeliling hamba-Nya. Namun harus diingat peringatan yang mengikutinya yaitu 'biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka' (19). Artinya mereka yang menentang Yeremia suatu saat dapat masuk ke dalam perlindungan Allah sebab firman Allah selalu mengundang mereka untuk masuk ke dalam anugerah-Nya, namun Yeremia tidak boleh meninggalkan komitmennya kepada firman Tuhan dan berpaling kepada prinsip dan nilai bangsa Yehuda.

Renungkan: Kita pun seringkali harus menelan pil pahit, dikucilkan bahkan mengalami penderitaan ketika mempertahankan iman kita. Kita semua ingin menjadi orang yang disukai oleh masyarakat. Seringkali kita dapat menjadi orang yang demikian tanpa mengkompromikan kebenaran firman-Nya. Namun ketika terjadi konflik dan ketegangan antara mempertahankan kebenaran firman-Nya dan memelihara hubungan dengan sesama, kita harus selalu ingat bahwa kita membawa nama Tuhan dalam kehidupan kita. Biarlah firman-Nya 'Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau' yang akan menuntun dan menguatkan kita, ketika kita berperan sebagai utusan Allah di dalam masyarakat.

(0.38) (Yer 38:14) (sh: Kualifikasi prima seorang pemimpin (Rabu, 9 Mei 2001))
Kualifikasi prima seorang pemimpin

Maju mundurnya sebuah bangsa tergantung dari kualitas pemimpin yang dimiliki bangsa tersebut. Ini bukan suatu kebenaran yang dilebih-lebihkan sebab ada banyak contoh yang dapat kita lihat dalam sejarah. Bahkan kebenaran ini juga berlaku bagi gereja, perusahaan, maupun rumah tangga.

Zedekia bukanlah seorang pemimpin berkualitas prima. Kualitas di sini bukan kemampuan teknis seperti memanah atau memainkan pedang, melainkan kualitas manajerial. Itu yang tidak dimiliki oleh Zedekia. Ia tidak mempunyai visi yang jelas dan benar. Ini terbukti ketika untuk kesekian kalinya ia menemui Yeremia dengan maksud yang sama (14). Sebetulnya ia tidak rindu mendengarkan suara Allah, melainkan ingin agar Allah melakukan intervensi untuk menyelamatkan Yehuda sehingga ia dapat tetap menjadi raja. Ia tidak dapat melihat bahwa berdasarkan fakta sejarah Yehuda, keinginannya itu tidak mungkin terealisasi, karena penghukuman Allah tidak mungkin ditunda. Ia mengabaikan kebenaran sejarah, akibatnya arah pemerintahannya pun tidak jelas. Bukankah visi dibangun berdasarkan fakta sejarah?

Sebagai raja, Zedekia tidak mampu mengkoordinir dan mengontrol pembantunya. Mengapa demikian? Sekali lagi karena ambisi pribadinya. Untuk mempertahankan kedudukannya, ia butuh dukungan baik dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, ia tidak mungkin mendapatkan dukungan karena negara-negara sekutunya seperti Mesir, tidak mampu melawan Babel. Sedangkan dari dalam negeri ia hanya dapat bergantung kepada para pembantunya, bukan rakyat yang nampaknya sudah membencinya (19). Karena ia tidak pernah memperlakukan rakyatnya dengan baik. Namun dukungan itu ia peroleh dengan harga yang mahal yaitu ia harus selalu memenuhi keinginan pembantunya (16, 24 bdk. 38:5).

Renungkan: Melihat model kepemimpinan Zedekia dan dampak yang diberikan, kita mendapatkan pelajaran penting yaitu kualifikasi prima yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin di institusi mana pun adalah ia tidak punya ambisi maupun agenda untuk mempertahankan kedudukannya. Bila ambisi maupun agenda itu ada dalam pikirannya, maka dapat dipastikan bahwa ia adalah pemimpin tanpa visi. Apa yang akan terjadi pada sebuah institusi tanpa visi? Institusi itu hanya menjadi kendaraan pemimpin untuk bertakhta dan mempertahankan takhta.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA