Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 235 ayat untuk memelihara hidup AND book:40 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mat 24:15) (sh: "Gaya hidup waktu singkat" (Selasa, 8 Maret 2005))
"Gaya hidup waktu singkat"

"Gaya hidup waktu singkat"
Kembali Tuhan Yesus menyampaikan nubuat. Sebagian dari nubuat itu telah digenapi, sebagian lagi terus berlangsung sampai puncak penggenapan di kedatangan-Nya kedua kali. Acuan kepada kitab Daniel pada ayat memelihara+hidup+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">15 terjadi pada tahun 168 SM, ketika Antiokus Epifanes mendirikan altar kafir bagi Zeus di atas altar suci di Bait Allah. Menurut beberapa penafsir, ada dua peristiwa lagi yang menjadi penggenapan ayat ini yaitu 1) penghancuran oleh Romawi pada tahun 70 M dan 2) didirikannya suatu patung antikristus di Yerusalem (bdk. 2Tes. 2:4; Why. 13:14-15). Antikristus ini menggunakan Bait Allah sebagai takhtanya dan menganggap dirinya Allah.

Bagaimana orang percaya seharusnya bersikap? Yang digambarkan di situ adalah keadaan darurat. Tidak ada lagi waktu untuk pulang, mengambil barang-barang di rumah, melakukan kegiatan sehari-hari seolah masih ada banyak waktu. Semangat inilah yang harus kita tangkap jika kita ingin sungguh-sungguh menghayati apa arti hidup dalam zaman yang terakhir yaitu tidak ada waktu lagi. Orang yang berpikir seperti itu mengerti urgensi, kepentingan, dan prioritas dalam hidup bersama dengan Tuhan. Dia tidak akan memboroskan waktunya untuk hal-hal yang tidak penting. Dia akan mengerjakan hal-hal yang memiliki makna dalam kekekalan, bukan kesementaraan.

Sulit membayangkan hal ini terjadi dalam kehidupan kita sekarang. Kita bisa sedikit mencicipinya ketika mengalami keadaan darurat. Alkitab juga mengatakan bahwa siksaan yang dahsyat akan terjadi dan bahwa orang-orang percaya akan mengalami semuanya itu. Orang percaya dipanggil untuk menderita bagi Kristus. Ajaran yang mengajarkan bahwa orang percaya akan dihindarkan dari penderitaan tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. Namun, Tuhan akan memelihara anak-anak-Nya (ayat 22).

Renungkan: Latihlah diri Anda hidup dalam suasana darurat agar Anda tak terlena oleh dunia yang akan binasa ini.

(1.00) (Mat 5:27) (sh: Etika seksual radikal. (Jumat, 3 Januari 1998))
Etika seksual radikal.

Etika seksual radikal.
Etika Kristen adalah etika hati (ayat 28). Orang Yahudi berkata, mata dan tangan merupakan perantara dosa, sedangkan mata dan hati adalah kaki tangan dosa. Jadi bukan saja bagian-bagian tubuh harus didisiplin agar tidak berbuat dosa, tetapi lebih dari itu hati manusia perlu mengalami perubahan radikal dan total. Dalam hidup sehari-hari kita melihat keinginan seksual yang wajar diperalat dan dirangsang lewat iklan, film, pakaian, dlsb. sehingga muncul sikap dan perbuatan seksual yang berdosa. Orang yang ingin memelihara kemurnian hatinya, tentu menjauhi pikiran dan inderanya dari hal-hal yang tidak serasi dengan kesucian hati Allah.

Penyelesaian radikal. Tuhan Yesus tidak menasihati untuk memotong tangan mencungkil mata. Tangan (perbuatan) kita danharus benar, dan mata (penglihatan atau prinsip hidup) harus jernih. Karunia Tuhan yang baik bisa membawa kebinasaan bila tidak disikapi dan dihayati di dalam prinsip firman Tuhan. Seperti diungkapkan dalam pemberkatan nikah, Tuhan menginginkan komitmen seumur hidup dari pasangan yang menikah. Janganlah pernikahan kudus dan indah yang Tuhan persatukan itu menjadi rusak karena zinah.

Renungkan: Pisau Allah bukan sekadar memotong tetapi mengeluarkan yang salah demi menumbuh??-peliharakan yang benar.

(0.99) (Mat 14:19) (full: LIMA ROTI DAN DUA IKAN. )

Nas : Mat 14:19

Mukjizat lima roti dan dua ikan dicatat dalam keempat Injil (Mr 6:34-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-14). Pentingnya mukjizat ini meliputi sebagai berikut:

  1. 1) Mukjizat ini menunjuk kepada Yesus sebagai roti hidup (bd. pasal Yoh 6:1-71), Dialah yang memelihara baik tubuh maupun jiwa.
  2. 2) Ini membuktikan kuasa Tuhan untuk mengadakan mukjizat.
  3. 3) Ini merupakan contoh dari belas kasihan Yesus terhadap kebutuhan orang yang memerlukan pertolongan (ayat Mat 14:14; bd. Kel 34:6; Mi 7:18).
  4. 4) Ini mengajarkan bahwa sedikit yang kita miliki, dapat dijadikan berkelimpahan apabila dipersembahkan kepada Tuhan dan diberkati oleh-Nya.
(0.97) (Mat 25:1) (full: PERUMPAMAAN SEPULUH GADIS. )

Nas : Mat 25:1

Perumpamaan mengenai sepuluh gadis ini menekankan bahwa semua orang percaya harus senantiasa memperhatikan keadaan rohani mereka sendiri mengingat Kristus bisa datang pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga. Mereka harus bertekun dalam iman supaya bila hari dan jam itu tiba mereka akan diterima oleh Tuhan yang kembali (ayat Mat 25:10). Kelalaian untuk memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan pada saat kedatangan-Nya kembali berarti akan dikucilkan dari kehadiran dan kerajaan-Nya.

  1. 1) Yang membedakan kelompok gadis yang bijaksana dengan yang bodoh ialah bahwa yang bodoh itu tidak memperhitungkan bahwa kedatangan Tuhan

    (lihat cat. --> Yoh 14:3)

    [atau ref. Yoh 14:3]

    akan terjadi pada saat yang tidak terduga, suatu saat yang tidak didahului oleh tanda-tanda khusus yang jelas (ayat Mat 25:13;

    lihat cat. --> Mat 24:36).

    lihat cat. --> Mat 24:44).

    [atau ref. Mat 24:36,44]

  2. 2) Melalui perumpamaan ini dan juga di bagian yang lain (Luk 18:8) Kristus menyatakan bahwa sebagian besar gereja tidak akan siaga pada saat Dia datang kembali (ayat Mat 25:8-13). Dengan demikian Kristus menyatakan dengan jelas bahwa Ia tidak akan menunggu sampai semua gereja siap untuk kedatangan-Nya.
  3. 3) Perlu diperhatikan bahwa semua gadis itu (baik yang setia maupun yang tidak setia) sangat terkejut ketika mempelai laki-laki datang (ayat Mat 25:5-7). Hal ini menunjukkan bahwa perumpamaan ini berkaitan dengan orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan besar dan tidak berkaitan dengan mereka yang hidup selama kesengsaraan itu, yang akan mempunyai tanda cukup mendahului kedatangan Kristus pada akhir masa kesengsaraan itu

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

(0.95) (Mat 26:28) (full: PERJANJIAN. )

Nas : Mat 26:28

Lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU.

(0.95) (Mat 2:13) (sh: Karya Allah dan peran Yusuf (Rabu, 27 Desember 2000))
Karya Allah dan peran Yusuf

Karya Allah dan peran Yusuf. Herodes tetap memutuskan untuk membunuh bayi Yesus meskipun para Majus tidak kembali ke istananya. Untuk memastikan keberhasilan keputusannya, ia memerintahkan membunuh semua anak laki-laki berumur 2 tahun kebawah yang hidup di daerah Bethlehem. Tindakan Herodes itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang raja yang sangat kejam (memelihara+hidup+AND+book%3A40&tab=notes" ver="">2:17-18) sekaligus menunjukkan kekejaman dan kekuasaannya sia-sia dan tidak akan mampu melawan sang Bayi kudus.

Allah membimbing Yusuf untuk menyelamatkan bayi Yesus lewat mimpi. Dengan menggunakan persembahan dari orang Majus sebagai biaya perjalanan, Yusuf dan Maria melarikan diri ke Mesir. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah selalu berada di depan rencana manusia. Allah tahu Herodes merupakan ancaman bagi bayi Yesus dan Allah tahu bahwa Yusuf sangat miskin, maka Allah mengirimkan orang Majus dan memakai mereka untuk memelihara bayi Yesus. Peristiwa ini juga memperlihatkan kembali kesalehan dan ketaatan Yusuf terhadap perintah Allah. Begitu mendengar Allah berfirman, Yusuf segera mengajak Maria dan bayi Yesus pergi ke Mesir. Setelah Herodes mati, Allah kembali berfirman kepada Yusuf untuk membawa keluarganya pergi ke Nazaret di daerah Galilea, tempat dimana Yesus tumbuh besar dan memulai pelayanan-Nya. Yusuf tidak hanya taat kepada bimbingan-Nya, ia juga melakukan semua perintah- Nya tanpa keraguan sedikitpun.

Penggenapan rencana Allah bagi keselamatan manusia di dalam Yesus Kristus sepenuhnya adalah karya Allah. Namun Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk ikut berperan di dalamnya. Terlebih indah lagi adalah bahwa Allah selalu memberikan bimbingan-Nya agar manusia dapat berhasil dalam bekerja bersama Allah dan menyediakan segala yang dibutuhkannya. Allah hanya menuntut ketaatan tanpa syarat dari manusia yang dipilih untuk bekerja sama dengan-Nya. Karena ketaatannya, Yusuf diperkenankan berperan dalam penggenapan rencana besar Allah bagi manusia 2000 tahun yang lampau.

Renungkan: Sampai sekarang pun Allah masih memberikan kesempatan kepada anak- anak-Nya untuk berperan dalam penggenapan rencana-Nya. Maukah kita meneladani ketaatan Yusuf tanpa keraguan sedikit pun?

(0.90) (Mat 10:39) (ende: Njawa)

disini digambarkan silih-berganti untuk hidup djasmani dan hidup surgawi-abadi.

(0.84) (Mat 17:12) (ende: Elias)

Jang dimaksudkan disini, ialah "Roh" Elias jang hidup didalam, Joanes Pemandi.

(0.82) (Mat 19:12) (ende: Mengembirikan diri)

Ungkapan ini djangan ditanggap dalam arti lurusnja. Disini merupakan bahasa kiasan sadja, maksudnja memilih hidup wadat, jaitu tidak mau kawin. Hidup jang demikian lebih luhur dari pada perkawinan hanja dengan sjaratnja: kalau dipilih "karena Keradjaan Allah".

(0.82) (Mat 25:14) (sh: Mempertanggungjawabkan hidup (Minggu, 19 April 1998))
Mempertanggungjawabkan hidup

Mempertanggungjawabkan hidup
Hidup ini sangat berharga. Ada banyak alasan untuk kita tiba pada kesimpulan tersebut. Pertama, karena hidup ini adalah karunia Tuhan. Kedua, apa yang berasal dari Tuhan pastilah baik dan istimewa. Hidup ini berpotensi untuk kita isi dan jalani bersama Tuhan sehingga di dalamnya Tuhan hadir memancarkan sifat-sifat-Nya melalui kita. Ketiga, hanya satu kali kita bisa memiliki hidup ini. Kesempatan yang telah lalu tak akan bisa kembali. Hanya kita yang memiliki hidup kita. Kita tidak bisa merasakan atau menjalani hidup orang lain, demikian juga orang lain tidak dapat merasakan atau menjalani hidup kita. Jadi hidup kita bukan saja berharga tetapi juga unik. Keunikan kita ialah bahwa kita diciptakan sebagai makhluk moral yang diberi kemungkinan untuk memilih hidup bermakna atau hidup sia-sia. Sifat sedemikian mulia itulah yang membuat tiap orang berkewajiban mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan.

Konsekuensi kekal. Apa yang kita lakukan terhadap dan di dalam hidup yang fana ini ternyata berkonsekuensi kekal. Hal masuk tidaknya seseorang ke dalam Kerajaan Allah, ditentukan oleh bagaimana ia meresponi karunia Tuhan. Tuhan Yesus tidak memperjelas apa yang dimaksud-Nya dengan talenta. Mungkin berarti kesempatan, potensi, waktu, intelektualitas, kondisi emosional, dlsb. Tentu bukan maksudnya bahwa usaha memajukan potensi intelektual dan kondisi moral membuat kita layak masuk surga. Orang tidak selamat karena perbuatan-Nya, bukan? Tetapi penghakiman yang menentukan apakah kita layak ambil bagian dalam Kerajaan Bahagia Kekal Tuhan itu ialah apakah kita memperlihatkan sifat yang bertanggungjawab terhadap hidup karunia Tuhan ini. Hidup yang bertanggungjawab itulah bukti adanya iman yang melahirkan perbuatan berkonsekuensi kekal.

Renungkan: Bukan saja orang yang merasa dirinya hebat susah masuk surga, orang yang merasa dirinya tak berarti pun terhalang masuk surga.

Doa: Tolong kami menghargai karunia InjilMu dengan mengungkapkan hidup penuh syukur bagi kemuliaanMu.

(0.80) (Mat 11:16) (ende: Kaum zaman ini)

ialah kaum Jahudi, chususnja kaum parisi, jang bagaikan kanak-kanak, tidak berpikir dan mengedjar sadja kesenangan hidup, tanpa tahu membedakan apa jang bernilai benar.

(0.80) (Mat 19:12) (jerusalem: Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti) Yesus mengajak orang yang seluruhnya mau merelakan diri bagi Kerajaan Allah, supaya memilih hidup wadat.
(0.80) (Mat 7:24) (sh: Siap diterpa badai? (Minggu, 16 Januari 2005))
Siap diterpa badai?

Siap diterpa badai? Ucapan Yesus ini mengakhiri khotbah-Nya di bukit yang ditujukan untuk para murid-Nya. Dengan tekanan serius kini Yesus mengingatkan mereka bahwa hidup tiap orang suatu saat kelak akan diterpa badai. Badai itu akan sedemikian dahsyat dan pasti berakibat kekal. Badai itu akan membongkar kenyataan fondasi hidup macam apakah yang telah seseorang pakai untuk membangun kehidupannya.

Hanya ada dua macam fondasi hidup. Fondasi batu karang teguh adalah sikap dan praktik hidup saat demi saat mematutkan hidup sesuai firman (ayat 24). Orang sedemikian disebut Tuhan bijaksana sebab kehidupan taat firman membuatnya tahan terpaan badai. Fondasi pasir adalah sikap dan praktik hidup yang mendengar firman dan ajaran Yesus, tetapi tidak melakukannya (ayat 26). Orang seperti itu bodoh sebab rumah kehidupannya pasti akan tersapu bersih oleh terpaan badai dan banjir dahsyat (ayat 27). Apakah badai dan banjir itu? Mengacu ke konteks sebelum ini, pastilah yang Tuhan maksudkan dengan badai itu adalah hari penghakiman akhir. Dengan ucapan-Nya yang penuh kuasa itu, Yesus mendesak para pendengar-Nya untuk merespons Dia dengan ketaatan dan kesetiaan agar luput dari penghukuman itu.

Dari dulu sampai kini tidak ada penganjur agama mana pun seberani dan seberdaulat Yesus memaparkan soal hidup kekal dan tuntutan untuk percaya dan taat kepada-Nya sebagai syarat masuk hidup kekal. Ketika Yesus mengakhiri pengajaran-Nya, banyak orang mengakui kuasa kata-kata Yesus itu (ayat 28-29). Akan tetapi, yang Tuhan tuntut terus menerus sampai zaman ini juga, bukan saja mengagumi Dia melainkan mengikut dan menaati Dia. Dia tidak hanya menyampaikan klaim kosong sebab kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Ia memang kelak akan menghakimi dan menentukan nasib kekal kita.

Ingat: Hidup yang singkat ini hanya awal dari hidup kelak. Bagaimana keadaan hidup kita kelak dalam kekekalan tergantung pada pilihan kita di hadapan Yesus.

(0.79) (Mat 18:8) (jerusalem: menyesatkan engkau) Harafiah: menjadi batu sandungan bagimu. Artinya menyebabkan orang berdosa, tersesat. Atas dasar kesamaan kata ini Mat 18:8-9 (sudah dipakai dalam Mat 5:29-30 juga) disisipkan di sini, meskipun kurang sesuai dengan konteks yang terganggu olehnya
(0.79) (Mat 24:45) (sh: Hamba yang berintegritas (Jumat, 11 Maret 2005))
Hamba yang berintegritas

Hamba yang berintegritas
Hidup ini milik siapakah? Tentu ada benarnya bila kebanyakan orang termasuk Anda menjawab bahwa hidup adalah milik kita masing-masing. Perumpamaan Tuhan tentang hamba yang baik dan jahat ini menolak angapan itu. Hidup adalah karunia Tuhan. Terlebih bagi orang Kristen yang telah ditebus Yesus dengan nyawa-Nya, hidup ini adalah milik-Nya. Tepatlah bila Allah menuntut pertanggungjawaban tentang bagaimana kita hidup seperti halnya majikan menuntut pertanggungjawaban bawahannya.

Pada kenyataannya tak seorang pun mengetahui kapan Tuhan datang, kehadiran Tuhan pun tidak selalu dirasakan. Tuhan memberi kita kemerdekaan menjalani hidup ini. Hanya ada dua tipe hamba di hadapan Tuhan, yang setia dan bijak serta yang jahat. Yang pertama adalah hamba yang berintegritas karena ada atau tidak ada sang tuan, dia akan tetap bekerja dengan baik (ayat 46). Prinsip ini adalah etos hidup, pelayanan, dan kerja orang Kristen. Mengapa hamba yang setia ini tetap bekerja dengan baik sekalipun Tuannya pergi? Karena mereka mengerti bahwa Tuannya adalah Allah Yang Mahatahu, yang di hadapan-Nya segala perbuatan terbuka. Segala sesuatu mereka lakukan di hadapan Allah, sadar bahwa Allah senantiasa hadir dan melihat seluruh hidupnya. Inilah hidup yang berintegritas!

Sebaliknya hamba yang jahat berpikir bahwa waktunya masih panjang, Tuannya tidak datang-datang. Ia bahkan naif berpikir bahwa segala kejahatan yang dilakukannya tidak diketahui, karena Tuannya tidak hadir (ayat 49). Bagi orang jahat, kehadiran Tuhan merupakan suatu ancaman dan tekanan yang berat, namun bagi orang benar kehadiran Tuhan justru merupakan penghiburan terbesar dalam hidup ini. Hamba yang jahat ini dianggap orang munafik (ayat 51), kategori yang paling dilawan Tuhan dalam injil Matius.

Renungkan: Bila Anda ingin siap dalam keadaan layak ketika bertemu Tuhan kelak, sadarilah terus akan hadirat-Nya sepanjang hidup.

(0.79) (Mat 25:14) (sh: Hidup yang bertanggung jawab (Minggu, 13 Maret 2005))
Hidup yang bertanggung jawab

Hidup yang bertanggung jawab
Hidup ini berharga dan bertujuan kekal. Pertama, karena hidup ini adalah karunia Tuhan. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan pastilah baik dan istimewa. Tuhan tentu menciptakan dan membuat kita hidup supaya kita menjalaninya bersama Dia ke tujuan kekal dari-Nya. Kedua, hidup ini hanya sekali, namun berakibat kekal. Kesalahan mengisi hidup bisa jadi tak mungkin lagi diperbaiki. Kita harus menjalani, mengisi, dan menuai akibat-akibatnya sendiri-sendiri. Inilah yang ingin Tuhan tanamkan dalam diri kita melalui perumpamaan-Nya ini. Tiap orang kelak berkewajiban mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan.

Perumpamaan talenta ini menggambarkan bahwa hidup ini adalah karunia (ayat 15). Tiap orang mendapat jumlah talenta berbeda-beda. Tuan dalam perumpamaan ini memberikan kepada masing-masing hambanya kesempatan untuk mengembangkan talenta tersebut. Lalu mereka harus melaporkan apa yang mereka perbuat. Ternyata tidak semua yang menerima kesempatan berharga itu sungguh menghargainya. Bukan maksud perumpamaan ini bahwa yang mendapat lebih banyak talenta akan cenderung lebih bersungguh dalam hidupnya. Talenta di sini hanya perumpamaan untuk menegaskan bahwa orang harus menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan kelak Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban tiap orang.

Tuhan Yesus tidak mengajarkan bahwa keselamatan adalah hasil perjuangan moral atau spiritual kita. Perumpamaan ini tidak mengajarkan bahwa kita masuk Kerajaan Surga dengan usaha moral-spiritual. Ada hal sejajar yang perikop ini ajarkan dengan yang perikop sebelumnya, menekankan soal kesiagaan, kesungguhan, dlsb. Injil diberikan Tuhan kepada tiap kita dengan cuma-cuma. Namun, anugerah Tuhan itu harus membangkitkan kesungguhan dalam diri kita. Sehingga kita tidak bermain-main dengan kebaikan Allah.

Renungkan: Ketidaksungguhan dalam hidup tidak menghormati kasih dan kebaikan Tuhan yang ajaib bagi kita.

(0.78) (Mat 5:3) (ende: Menaruh roh kemiskinan)

Jang dimaksudkan, pertama-tama mereka jang bukan karena kesalahan sendiri terpaksa hidup miskin dan tidak terpandang dalam masjarakat, tetapi mentjukupkan diri dengan keadaan itu, penuh tawakal dan kepertjajaan kepada Allah. Mereka lebih mudah membuka hatinja bagi nilai-nilai rohani-abadi dan rela berkurban untuk memperolehnja. Tetapi termasuk pula orang-orang jang memang berada, tetapi hidup sederhana dan beramal guna Keradjaan Allah.

Termasuk lagi mereka jang "mendjual" atau "meninggalkan" segala-galanja untuk lebih erat dan lebih sempurna dapat mengikuti Jesus dan mengabdi kepada Allah, seperti para rasul dan kemudian para biarawan dan biarawati, asalkan mereka ini sungguh-sungguh hidup berhemat didalam biara.

(0.78) (Mat 10:9) (ende)

Maksud nasehat ini: seorang djangan tjemas-tjemas tentang hal-hal djasmani, atau terlalu mengindahkannja. Ia harus hidup sederhana dan mentjukupkan diri dengan redjeki jang patut diteguhkan kepada mereka oleh orang jang beladjar pada mereka.

(0.78) (Mat 18:10) (ende: Senantiasa memandang wadjah BapaKu jang ada disurga)

Maksudnja: Selalu hidup dihadirat Allah, erat berhubungan dengannja, dan seolah-olah bertugas melaporkan segala kedjahatan jang dilakukan terhadap anak-anak ketjil itu kepadaNja.

(0.78) (Mat 21:32) (ende: Dengan djalan kebenaran)

"Djalan" sering kali berarti "adjaran" didalam bahasa Kitab Kudus. Joanes sendiri menempuh "djalan" itu dan menundjukkannja kepada orang jang datang untuk dipermandikan olehnja. Ingatlah disini pula, bahwa "kebenaran" berarti ketjotjokan hidup dengan kehendak Allah.



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA