(1.00) | (2Kor 9:1) | (jerusalem: tidak perlu lagi aku menuliskannya) Namun demikian Paulus dengan panjang lebar nanti membicarakannya. Dari sebab itu sementara ahli berpendapat bahwa bab 9 merupakan sepucuk surat kecil kepada jemaat di Akhaya, yang kemudian disisipkan ke dalam surat kepada jemaat di Korintus sebagai lanjutan dari nasehat-nasehat serupa yang dituliskan Paulus kepada jemaat Korintus itu, yaitu bab 8; bdk Pengantar. |
(1.00) | (Ef 5:13) | (jerusalem: adalah terang) Dengan senang hari berbicara tentang keburukan semacam itu (Efe 5:11) dan membiarkannya dalam kegelapan yang mencurigakan memanglah buruk juga, Efe 5:3; tetapi membicarakannya dengan maksud memperbaikinya dan begitu membukakannya untuk umum adalah suatu pekerjaan baik. Dengan jalan itu terang mengenyahkan kegelapan, sebab terang itu tidak lain kecuali terang Kristus (akhir Efe 5:13). |
(0.50) | (Kej 1:1) |
(full:
) Penulis : Musa Tema : Permulaan Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM Latar Belakang Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya"). Nama "Kejadian" merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu." Kejadian merupakan "kitab permulaan." Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mr 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian "Demikianlah riwayat" atau "Iniliah keturunan" (Ibr. 'elleh toledoth' ) yang dapat diterjemahkan "inilah sejarah oleh" (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2). Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab. Tujuan Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham. Survai Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rom 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Pet 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1). |
(0.44) | (Mzm 39:1) |
(sh: Allah adalah pihak yang paling tepat (Rabu, 4 Juni 2003)) Allah adalah pihak yang paling tepatBenarkah sikap Daud ini ketika ia menghadapi orang-orang jahat? Jika kita di tempat Daud, apa yang biasanya kita lakukan? Duduk dan berdiam diri atau meluapkan kemarahan? Marah terhadap sesuatu yang salah adalah wajar, tetapi jika permasalahan dihadapi dengan sikap diam, bukankah itu hanya akan menambah penderitaan? Akibat dari diam atau mendiamkan bisa membuat kita hidup dalam tekanan -- depressi dan stress. Dalam pikirannya semula, Daud menyatakan keinginannya untuk tutup mulut, sebagai jalan "paling aman" menurut Daud. Keputusan Daud ini didasarkan pada dua hal: [1] ia tidak mau kedapatan menuduh Allah berlaku tidak adil atau berbuat kesalahan; [2] ia tidak mau memberikan kesempatan kepada orang fasik untuk menyerang dia atau menghina Allah karena ucapannya. Tetapi keputusan tersebut ternyata justru memperberat penderitaannya. Akhirnya Daud menyadari bahwa menutup mulut itu bukan saja tidak tepat, tetapi juga tidak sehat. Dari keputusan Daud ini kita belajar bahwa menahan amarah hanya akan menyebabkan kita stress, tetapi melampiaskan amarah dalam kata- kata keras menyakitkan pun tidak menyelesaikan masalah. Daud menolong kita menemukan pilihan yang tepat dan sehat: membicarakannya dengan Tuhan. Menarik bukan? Kapan terakhir kali kita membicarakan permasalahan kita dengan Tuhan? Pergumulan seperti yang Daud alami pun dialami oleh orang beriman. Tetapi, kita tidak dapat menanggungnya sendiri jika hanya berdiam diri, atau dengan membalas berbuat jahat. Segala pergumulan itu perlu untuk diarahkan secara benar kepada Tuhan sebagai pihak yang paling tepat, yang mampu mendukung kita. Renungkan: Siapa lagi yang dapat memberi kita jiwa yang sehat kalau bukan Dia yang dalam Roh-Nya kini mendampingi kita sebagai Penasihat dan Penghibur? |
(0.44) | (Mrk 8:22) |
(sh: Di dalam kegelapan (Selasa, 18 Maret 2003)) Di dalam kegelapanSeperti apa rasanya menjadi orang yang buta rohaninya? Tanyakan kepada orang-orang Farisi di zaman Yesus. Mereka merasa melihat, namun sebenarnya yang mereka lihat hanyalah bayang-bayang semu dalam gua yang gelap gulita. Murid-murid Yesus juga adalah orang-orang yang buta. Mereka begitu dekat dengan Yesus, namun mereka tidak pernah menyadari siapa Yesus sesungguhnya. Penglihatan mereka tertutup kabut pemikiran mereka yang bebal. Seorang buta dibawa kepada Yesus di Betsaida. Beberapa hal patut kita perhatikan di sini. Yesus dikatakan membawa orang itu secara pribadi keluar kampung. Di sini kita melihat ada sesuatu yang tidak biasanya -- Ia menyembuhkan tidak di depan orang banyak, tetapi secara pribadi. Jelas bahwa Yesus ingin menjalin hubungan antarpribadi dengan orang buta tersebut. Hubungan pribadi dengan Yesus jauh melampaui kepentingan penyembuhan orang buta itu secara fisik. Yesus melakukan penyembuhan secara bertahap, dan akhirnya orang itu sembuh total. Tidak seperti para murid dan orang-orang Farisi yang "buta", orang buta itu akhirnya melihat Tuhan dan memiliki hubungan pribadi dengan Dia. Siapa yang sebenarnya buta? Beberapa kali kita menemukan bahwa setelah Yesus melakukan mukjizat, Ia melarang orang-orang membicarakannya. Di sini pun demikian. Yesus melarang orang itu untuk masuk ke kampung. Keadaan sosial pada waktu itu kemungkinan membuat Yesus tidak ingin membesar- besarkan diri-Nya karena masyarakat bisa mencurigai keluarga- Nya. Namun, kelihatannya perintah Yesus itu dimaksudkan agar berita-berita yang tersebar tidak menghambat pelayanan-Nya. Renungkan: Tuhan dan firman-Nya dekat dengan Anda. Namun, hidup Anda bisa lebih gelap daripada kegelapan dalam diri orang buta yang percaya kepada Allah. |
(0.38) | (Yos 1:8) |
(full: KITAB TAURAT.
) Nas : Yos 1:8 Frasa ini mengacu kepada kelima kitab pertama dalam Alkitab yang mencatat firman, perintah, dan penyataan Allah kepada Musa (bd. Ul 31:9-12,24-26). Yosua harus setia kepada firman Allah dengan membicarakannya (bd. Ul 6:7), merenungkannya (bd. Mazm 1:2; 119:97), dan menaatinya sepenuh (bd. Ezr 7:10; Yak 1:22-25) |