Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 5 dari 5 ayat untuk memberi bantuan AND book:11 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Raj 5:1) (sh: Waktunya Allah (Jumat, 30 Juli 2004))
Waktunya Allah

Sebuah proyek yang hendak diwujudkan memerlukan persiapan yang tepat dan perlu memperhitungkan waktu, bahan, tenaga dan dana serta hal-hal lain yang diperlukan secara cermat untuk menyukseskan proyek tersebut.

Ketika Salomo telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya, dan Allah telah mengaruniakan keamanan kepada negerinya, maka Salomo ingin mendirikan Bait Allah. Allah pernah berjanji kepada Daud bahwa Salomolah yang akan membangun Bait Allah. Salomo mengirim utusan kepada Hiram, raja Tirus yang bersahabat dengan ayahnya, Daud (ayat memberi+bantuan+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">1-4). Dengan hikmat dari Allah, Salomo menjalin komunikasi yang baik dalam menyampaikan keinginannya kepada Hiram, raja Tirus untuk membangun Bait Allah. Sebagai hasilnya, Hiram memberikan dukungan dengan mengirimkan kayu Sanobar untuk proyek mendirikan Bait Allah (ayat memberi+bantuan+AND+book%3A11&tab=notes" ver="">7-10). Bukan hanya kayu yang disediakan oleh Hiram, tetapi ia juga menyediakan batu untuk dipahat bagi pembangunan tersebut.

Apakah yang dapat kita pelajari dari persiapan Salomo dalam mendirikan Bait Allah? Pertama, Salomo dengan hikmat mengatur semua persiapan pembangunan Bait Allah dengan baik. Kedua, Salomo menggunakan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diupayakannya sendiri. Ketiga, Salomo mengetahui bahwa waktu pembangunan Bait Allah sudah tiba.

Persiapan secara tepat sangat diperlukan untuk pembangunan Bait Allah. Namun di samping persiapan yang dilakukan, diperlukan juga kepekaan untuk mengetahui apakah saat ini merupakan "waktunya Allah" untuk membangun Bait Allah. Salomo memiliki kepekaan untuk mengetahui bahwa keamanan yang dikaruniakan Allah merupakan tanda "waktunya Allah" untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci.

Renungkan: Orang Kristen perlu memiliki kepekaan dalam melihat waktu Tuhan, bukan saja dalam pembangunan rumah Allah (gereja), tetapi dalam segala aspek hidup. Melakukan sesuatu dalam "waktunya Allah" menghasilkan keberhasilan.

(1.00) (1Raj 7:13) (sh: Mempersembahkan keahlian (Senin, 2 Agustus 2004))
Mempersembahkan keahlian

Seorang rekan hamba Tuhan pernah berkomentar demikian, "Dulu, jika kita mau melayani Tuhan selalu ditekankan motivasi dan hati, sedangkan kepandaian dan keterampilan nomor dua. Sekarang zaman sudah berubah. Walaupun kita memiliki hati tulus, kalau tidak memiliki keterampilan maka pelayanan kita kurang dihargai. Hamba Tuhan masa kini harus punya otak, hati, dan otot sehingga pelayanannya menjadi lebih baik."

Salomo memperhatikan dengan sungguh pembangunan rumah Tuhan dan pembuatan perabotannya. Ia tidak menyerahkan tugas itu kepada sembarangan orang, melainkan kepada orang-orang yang ahli. Untuk perabotan-perabotan yang terbuat dari tembaga, Salomo mempekerjakan seorang ahli seni tembaga, yaitu Hiram dari Tirus (ibunya dari suku Dan, ayahnya orang Tirus -- 2Taw. 2:13). Seperti halnya Daud, Salomo tidak segan menerima bantuan internasional. Segala keahlian dan kepandaian memang berasal dari Tuhan dan orang beriman harus giat mencari jalan agar hal-hal tersebut dapat dikuduskan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan yang mulia.

Hiram bekerja, teliti dan tekun. Hasilnya luar biasa! Memang tidak tersurat pujian Salomo di dalam perikop ini, tetapi pernyataan bahwa "Hiram menyelesaikan segala pekerjaan yang harus dilakukannya bagi raja Salomo di rumah Tuhan" (ayat 40) dan bahwa semua perabotan itu diterima sebagai bagian dari rumah Tuhan sudah menunjukkan kualitas hasil pekerjaan itu. Setelah Salomo menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan, maka ia memasukkan perabotan yang dibuatnya dan perabotan yang sudah lebih dulu dipersiapkan oleh Daud, ayahnya. Dengan demikian lengkaplah sudah seluruh isi rumah Tuhan itu (ayat 51). Demikianlah seharusnya pelayanan Kristen kita. Hendaklah kita membangun gereja sebagai persekutuan dan pelayanan, bukan hanya dengan motivasi yang baik tetapi juga dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbaik.

Renungkan: Berikan yang terbaik untuk Tuhan. Berikan hatimu, kepintaranmu, keterampilanmu, tenagamu, talentamu, ...

(1.00) (1Raj 22:1) (sh: Agama bagi Ahab dan Yosafat. (Selasa, 14 Maret 2000))
Agama bagi Ahab dan Yosafat.

Dalam kondisi zaman ini, agama tidak sekadar suatu kepercayaan pribadi, namun sudah dianggap    sebagai suatu kekuatan yang mampu melegitimasi suatu tindakan    radikal orang-orang tertentu yang mengatasnamakan agama. Sebagai    contoh pembakaran rumah ibadah atau pelenyapan suatu etnis atau    suku dalam suatu daerah tertentu, seringkali dibenarkan dengan    memakai nama agama. Di satu sisi nampaknya orang-orang yang    demikian begitu mengutamakan agama mereka. Namun di sisi lain    mereka menggunakan agama untuk mengeksploitasi masyarakat dan    sistem pemerintahan yang ada demi ambisi pribadi maupun    golongan.

Inilah yang terjadi dalam kehidupan Ahab. Tiga tahun lamanya    menikmati kedamaian dan ketenteraman dari Allah, tidak membuat    Ahab menjadi seorang yang taat dan takut akan Tuhan. Justru    perbuatannya  semakin menjadi-jadi. Kalau dulu ia menyembah dan    mempergunakan Baal bagi keuntungannya sendiri, kini ia berani    mempergunakan bagi kepentingan politik dan ambisi pribadi. Ia    merasa telah ditipu oleh Benhadad, raja Aram, karena setelah    tiga tahun, kota Ramot-Gilead tidak dikembalikan kepadanya    (ingat 19:34).  Karena itulah ia berniat menyerang dan    merebutnya dengan meminta bantuan Yosafat. Ketika Yosafat    mengusulkan untuk menanyakan kehendak Allah, Ahab sudah    mempersiapkan 400 nabi dalam waktu singkat dan semuanya    memberikan jawaban yang mendukung Ahab. Ia nampak begitu rohani,    karena rencananya sudah disetujui oleh Allah melalui 400 nabi.    Ia mempergunakan agama untuk melegitimasi tindakannya.

Yosafat tidak terkecoh dengan tindakan Ahab. Ia sungguh    membutuhkan nabi yang dari TUHAN. Muncullah Mikha yang    menyatakan kehendak Allah yaitu Ahab akan maju berperang dan    akan ditimpa malapetaka. Ahab tidak menyukai Mikha karena ia    tidak pernah mendukungnya, justru selalu menubuatkan malapetaka    baginya. Jelas sudah bahwa Ahab tidak sungguh mencari kebenaran    agama bagi setiap gerak kehidupan pribadinya. Sebaliknya    kekuasaan yang ia miliki, membuat dia mempergunakan agama bagi    kepentingan pribadi.

Renungkan: Hati-hatilah agar tidak tergelincir seperti Ahab.    Kita cenderung mempergunakan agama sebagai suatu kedok dan    legitimasi setiap tindakan kita, karena kekuasaan materi.

(0.98) (1Raj 6:14) (sh: Dana dan daya (Jumat, 4 Februari 2000))
Dana dan daya

Banyak Kristen bersedia memberikan uangnya untuk suatu pelayanan, bahkan beberapa dari mereka bersedia memberikannya dalam jumlah besar. Namun, jika diminta bantuan berupa waktu, tenaga, pikiran, dan pertimbangan, sedikit yang menyatakan kesediaannya, dengan 1001 macam alasan. Bahkan ada kesan bahwa dengan memberikan uang itu sudah lebih dari cukup, kita bisa melibatkan orang lain yang "tidak mampu" memberikan persembahan uang untuk menangani hal yang lain. Karena itu, disadari atau tidak, dalam gereja ada satu kesan bahwa ada kelompok yang khusus memberikan persembahan uang dan ada kelompok lain yang bekerja mati-matian.

Tidak demikian dengan Salomo. Ia mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk melapisi seluruh tembok dalam dan berbagai perkakas yang ada dalam Bait Allah dengan emas. Diperkirakan jumlah emas yang dipergunakan adalah 25 ton yang bernilai sekitar 1,8 triliun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis. Salomo tidak hanya mengeluarkan dana, ia pun mengerahkan waktu, daya, segala kemampuan, dan kepandaian untuk merancang Bait Allah dan segala ornamennya, sehingga semuanya mengandung makna kebenaran rohani yang dalam, yang diyakini oleh Salomo dan seluruh bangsa Israel.

Bila kita melihat rantai emas yang melintang di depan pintu masuk ruang maha kudus, menandakan bahwa ruangan ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Kemudian dua kerub besar dengan sayap yang besar, yang ditempatkan tepat menghadap pintu masuk ruang maha kudus, melambangkan kekudusan Allah yang tak terhampiri. Menghadap takhta Allah bukanlah perkara yang mudah, harus mengikuti aturan-aturan yang Allah tetapkan. Pemahaman ini berdasarkan konsep bahwa kerub selalu dihubungkan dengan takhta dan pemerintahan Allah, dan merupakan penjaga jalan menuju Taman Eden (Kej. 3:24). Salomo melakukan semuanya ini karena ia sudah merasakan kasih Allah; dan ia pun mengasihi Allah, sehingga dana dan daya ia kerahkan sebagai manifestasi atas kasih dan imannya kepada Dia.

Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk membatasi secara sengaja persembahan kepada Tuhan. Seperti Salomo, kita pun harus mewujudkan iman dan kasih kita dalam wujud dana dan daya yang kita miliki bagi kemuliaan Allah.

(0.98) (1Raj 9:10) (sh: Salomo yang nyaris sempurna (Senin, 14 Februari 2000))
Salomo yang nyaris sempurna

Sepanjang sejarah peradaban manusia, kepandaian, kebesaran, dan keagungan Salomo sebagai raja akan selalu dikenang; karena seluruh aspek dalam pemerintahan dan kehidupan pribadinya nyaris sempurna.

Dalam masalah di dalam negeri Israel, Salomo mampu menangani dan mengembangkannya secara hebat. Israel adalah negara agraris, tidak heran bila Salomo berhasil mengembangkan dan membangun 20 kota yang seharusnya diterima oleh Hiram (2Taw. 8:18). Hal yang mengherankan adalah Hiram menolak 20 kota agraris karena ia hanya ahli dalam perdagangan dan pelayaran, justru Salomo yang membawahi negara agraris, terbuka dan berhasil mengembangkan perdagangan dan pelayaran karena bantuan Hiram (ayat 26-28). Ia mengerahkan kerja rodi secara besar-besar dan pajak (bukan untuk pembiayaan perang) untuk pembangunan gedung-gedung dengan tujuan memperkuat kota-kota yang ia miliki. Berarti kondisi dalam negeri Israel benar-benar damai, tidak seperti Israel dalam pemerintahan Daud.

Dalam masalah luar negeri, Salomo berhasil menggalang aliansi politik yang kuat dengan Mesir karena ia menjadi menantu Firaun, dan aliansi ekonomi dengan raja Tirus dalam hal perdagangan dan pelayaran. Bahkan emas yang ia hasilkan berjumlah 4 kali lipat besarnya dibandingkan emas yang pernah Daud hasilkan melalui peperangan (1Taw. 22:14; 29:4). Dan yang lebih utama dari semuanya adalah kehidupan kerohanian Salomo yang menggembirakan. Ia memberikan persembahan korban-korban secara rutin dan kontinu. Ia tidak hanya mendirikan rumah Tuhan bagi kerohanian rakyatnya, ia pun memperhatikan kerohaniannya pribadi dan memperoleh berkat dari rumah itu.

Renungkan: Prestasi yang dicapai Salomo luar biasa karena memberikan dampak positif bagi pribadinya, rakyatnya, dan bangsa lain. Dengan demikian, misi yang pernah diberikan Allah di gunung Sinai kepada bangsa Israel terealisasi (Kel. 19:5-6). Ini tidak dicapai hanya karena kemampuannya sendiri. Allah telah memberikan hikmat kepadanya agar ia mampu memimpin bangsa Israel yang besar. Karena itu dalam diri Salomo kita bisa melihat 2 kekuatan yang bekerja sama, kekuatan Salomo didukung oleh kekuatan Allah sehingga Salomo mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara total dan menyeluruh.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA