Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 43 ayat untuk memayah-mayahkan (diri) AND book:28 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Hos 7:5) (endetn: mentjemarkan diri)

diperbaiki. Tertulis: "membuat mendjadi sakit".

(0.94) (Hos 8:3) (endetn)

"(mengedjar)nja, diperbaiki. Kata ganti diri Hibrani tidak biasa bentuknja.

(0.90) (Hos 7:11) (ende)

Politik Israil tak berketentuan, seperti burung merpati jang mau melepaskan diri dari pemburu tanpa berhasil. politik matjam itu tidak melindungi Israil terhadap hukuman Allah (Hos 7:12)

(0.89) (Hos 11:7) (endetn: sakit... murtadnja)

diperbaiki menurut kiraan. Tertulis: "berpegang pada murtad daripadaku'.'

(0.88) (Hos 5:6) (full: IA TELAH MENARIK DIRI. )

Nas : Hos 5:6

Orang Israel sedang datang dengan ternak dan kawanan domba mereka untuk mempersembahan korban dan mencari Tuhan, tetapi mereka tidak akan menemukan Dia. Ia telah menarik diri dari mereka karena perbuatan-perbuatan mereka itu jahat. Tidak ada kasih, iman, kesetiaan dan pertobatan sejati; hati mereka terlibat dalam kesenangan berdosa. Kadang-kadang apabila orang mencari pertolongan dari Tuhan, mereka tidak memperolehnya karena mereka terus berpegang pada daya tarik dunia yang amoral dan penuh dosa (bd. Yak 4:1-4;

lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).

(0.88) (Hos 10:1) (full: MAKIN BANYAK BUAHNYA. )

Nas : Hos 10:1

Makin makmur negeri Israel dan menghasilkan banyak buah, makin terlibat orang Israel dalam penyembahan berhala. Kemakmuran belum tentu merupakan berkat. Makin banyak uang yang dimiliki seorang, makin banyak yang mereka pakai untuk diri sendiri; mereka lupa Allah dan kebutuhan kerajaan-Nya, mereka berpusat pada diri sendiri dan bukan pada Allah.

(0.87) (Hos 2:2) (ende)

Ajat 2:1-3 dipindahkan sesudah Hos 3:5. Disini kurang tjotjok, pada hal baik2 menutup djandji keselamatan jang termuat dalam Hos 3:4-5.

(0.87) (Hos 9:7) (ende: kundjungan)

ialah hukuman dari pihak Jahwe.

(0.87) (Hos 7:3) (jerusalem) Sejak awal kerajaan utara hingga th 737 seb Mas (pembunuhan atas diri raja Pekahya)tujuh raja mati terbunuh. Nabi Hosea membayangkan suatu persekongkolan: para pembunuh menyembunyikan maksudnya; habis pesta pora semalam suntuk mereka membunuh raja serta iringannya yang mabuk. Begitulah raja Ela dibunuh, 1Ra 16:9-10.
(0.87) (Hos 7:11) (jerusalem: merpati tolol) Merpati macam itu mudah disesatkan. Begitu umat Israel mudah dapat dibujuk untuk bersekutu dengan negeri-negeri asing. Begitu mereka menyangka dapat meluputkan diri dari hukuman yang diancamkan nabi. Hukuman itu dibandingkan dengan jaring burung yang dipasang Allah
(0.87) (Hos 7:14) (jerusalem: pembaringan mereka) Mungkin dimaksudkan tempat tidur, tetapi mungkin pula tikar atau kain yang dipakai untuk bersembahyang, bdk Maz 4:5; 149:5
(0.86) (Hos 3:2) (full: AKU MEMBELI DIA. )

Nas : Hos 3:2

Walaupun Gomer saat ini mungkin sekali berutang dan nyaris dijual sebagai budak, sebagaimana diizinkan hukum, Hosea datang dan membelinya dengan harga yang mahal. Tanggapan Hosea ini melukiskan kasih Allah yang menebus bagi orang berdosa, yang tidak sanggup menebus, membebaskan atau menyelamatkan diri mereka sendiri; satu-satunya harapan kita ialah kasih karunia-Nya.

(0.86) (Hos 3:5) (full: SESUDAH ITU ORANG ISRAEL AKAN BERBALIK. )

Nas : Hos 3:5

Setelah lama tanpa raja atau pemimpin dan tanpa korban, Israel akan kembali kepada Allah dan kepada raja mereka dari keturunan Daud, yaitu Mesias. Mereka akan merendahkan diri, datang kepada-Nya dengan dukacita menurut kehendak Allah (2Kor 7:10) dan menyadari bahwa mereka memerlukan Juruselamat, Yesus.

(0.86) (Hos 3:5) (jerusalem) Bdk Yer 30:9; Yeh 34:23
(0.86) (Hos 11:9) (jerusalem: Aku ini Allah...) Transendensi Allah ditekankan. Hanya dalam keterangan Hosea ini transendensi itu tidak menakutkan, seperti halnya dalam nas-nas yang lebih tua. (Kej 19:12+; 2Sa 6:6-8) atau lebih muda (Yes 6:3) dari nabi Hosea. Hosea merumuskan transendensi Allah itu dengan bahasa kasih. Kekudusannya Tuhan menyatakan diri melalui belaskasihanNya yang mengampuni, sedangkan manusia biasanya hanya melampiaskan amarahnya.
(0.86) (Hos 4:1) (sh: Ibarat pasir hanyut dalam arus air (Sabtu, 6 November 2004))
Ibarat pasir hanyut dalam arus air

Dosa yang tidak dibereskan akan menenggelamkan kita. Setiap orang yang berdosa harus mempertanggungjawabkan perbuatan dosanya di hadapan Allah.

Israel adalah umat yang dikasihi Allah. Bangsa yang memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya. Namun, Israel berlaku seolah-olah tidak mengenal hukum Allah dan tidak memiliki ikatan perjanjian apa pun dengan diri-Nya (ayat 1). Itu sebabnya, Allah menggugat (Ibr.: rib) Israel. Akibat dari tidak mau menjalankan ketetapan Allah Israel jatuh ke dalam dosa amoral (ayat 2). Hukum Taurat bagi Israel tidak ada artinya dan tidak berfungsi sama sekali untuk mengatur hidup mereka. Para pemimpin agama, yang seharusnya menjadi panutan moral justru adalah pelaku-pelaku kejahatan yang melanggar norma kebenaran. Mereka menggunakan nama dan kepentingan agama sebagai kedok untuk menipu dan memeras rakyat dengan tujuan memperkaya diri (ayat 4, 7-8). Selain dosa pelanggaran moral, Israel juga berdosa menyembah ilah-ilah (ayat 12-13). Seakan belum cukup, dalam menjalankan praktek penyembahan berhala itu, Israel juga menajiskan diri dengan melakukan pelacuran bakti (ayat 13-14). Semua perbuatan dosa Israel ini ialah perzinaan rohani. Penyangkalan terhadap Allah selalu bergandengan dengan pelanggaran terhadap norma sosial dan susila.

Apa yang terjadi pada bangsa Israel waktu itu, kini sedang menimpa masyarakat Indonesia. Perbuatan amoral yang menjurus pada perilaku seksual yang salah, percintaan sesama jenis kelamin, percabulan terhadap anak-anak, dan perselingkuhan banyak terjadi. Meremehkan hukum Allah, selalu berjalan seiring dengan kegiatan agamawi yang dilakukan secara lahiriahnya saja. Akibatnya, kekerasan dan kemunafikan tetap merajalela. Pada akhirnya, keadaan inilah yang justru menghancurkan bangsa kita. Ikatkan diri Anda kepada Tuhan. Jangan menjadi sama dengan dunia ini. Jangan menjadi pasir yang hanyut.

Tugas kita: Mari, ingatkan anak Tuhan di sekitar kita untuk tidak ikut arus dosa pelanggaran moral. Jauhi sikap munafik. Nyatakan identitas kekristenan kita melalui perbuatan bukan dalam bentuk simbolis keagamaan saja.

(0.86) (Hos 7:8) (sh: Senjata makan tuan (Selasa, 9 November 2004))
Senjata makan tuan

Catatan sejarah bangsa Indonesia menunjukkan salah satu penyebab kejatuhan kerajaan Nusantara ke tangan penjajah adalah karena meminta bantuan pasukan negara asing. Kemudian sang penolong meminta imbalan. Akibatnya kedaulatan kerajaan itu pun tergerogoti.

Israel melakukan hal serupa. Saat menghadapi masalah, Israel mencari andalan yang bukan Tuhan. Mereka tidak mengandalkan Tuhan, melainkan justru bergabung dengan bangsa-bangsa lain (ayat 11). Mereka mencari ilah lain untuk kekuatan mereka (ayat 16). Padahal, justru ilah-ilah lain itulah yang menggerogoti mereka sendiri. Hosea mengilustrasikan Israel bagaikan roti bundar yang tidak murni karena telah tercampur dengan unsur asing (ayat 8a) sehingga matang sebelah (ayat 8b), dan sedang disantap oleh bangsa-bangsa lain tanpa Israel sendiri menyadarinya (ayat 9a). Mereka sudah banyak beruban (baca: tua-lemah), namun tidak mengetahuinya (ayat 9b). Mereka terlalu yakin dengan kekuatan andalan mereka sehingga tidak merasa perlu bergantung kepada Tuhan (ayat 10). Ironis sekali bagaimana Israel membanggakan diri sebagai bangsa pilihan Allah, tetapi membiarkan diri dikendalikan dan dirusak oleh bangsa-bangsa lain. Sebagai hukuman, Tuhan membiarkan mereka digerogoti oleh para ilah yang mereka sembah itu. Tuhan menghajar sebab Israel lebih rela melawan Tuhan daripada bersandar kepada-Nya. Israel melupakan pemeliharaan Tuhan selama ini (ayat 12-15).

Masa kini banyak orang mengaku Kristen tetapi menyandarkan diri pada orang pintar, dukun, peramal, dsb. Mereka memakai ilmu untuk perlindungan mereka. Kelihatannya mereka mendapat manfaat dari ilah-ilah tersebut. Tanpa disadari kuasa gelap di balik ilah itu mencengkeram mereka. Hidup Kristen mereka perlahan namun pasti hancur. Senjata makan tuan. Banyak pula orang mengandalkan berhala-berhala modern. Yang paling lazim antara lain adalah uang, harta, kedudukan, kenikmatan. Entah kuno atau modern, semua yang kita posisikan sebagai Tuhan akan merendahkan kita.

Renungkan: Orang yang menggantikan Tuhan dengan ilah lain, akan kehilangan diri, keluarga, dan damai sejahtera Tuhan.

(0.86) (Hos 12:1) (sh: Pertolongan di luar Allah = sia-sia! (Kamis, 12 Desember 2002))
Pertolongan di luar Allah = sia-sia!

Pada pasal ini Hosea kembali merinci dosa-dosa bangsa Israel (ayat 1,2,12). Kebohongan/penipuan, melarikan diri dari Allah dan mengharapkan pertolongan dari kekuatan lain, seperti Asyur dan Mesir, sama halnya dengan mengabaikan Allah. Ia tidak hanya meninggalkan Allah, tetapi juga mengikat perjanjian dengan bangsa Asyur dan Mesir (ayat 2), yang kemudian justru akan menelan mereka. Artinya, sikap dan tindakan Israel ini tidak hanya telah membatalkan perjanjiannya dengan Allah secara sepihak, tetapi juga Israel telah mengabaikan syarat-syarat perjanjian dengan Tuhan yang telah disepakati yaitu: pertama, Israel dengan cara tidak bertanggung jawab telah melepaskan diri dari tanggung jawabnya sebagai umat Allah. Kedua, demi kepentingan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan Allah, Israel rela melaksanakan syarat-syarat perjanjian dengan Asyur dan Mesir. Sebagai bangsa, seharusnya kita bisa belajar dari pengalaman Israel dengan Allahnya dalam sejarah bangsa itu. Israel juga mengalami krisis multidimensi seperti kita. Agaknya, usaha-usaha perbaikan yang bersifat politis, ekonomis, dan sosial saja tidak cukup untuk menyelamatkan bangsa Israel dari krisis multidimensinya. Kata kunci yang mestinya dapat menyelamatkan mereka dari krisis multidimensi waktu itu ialah pengajaran Tuhan. Ketika mereka mengabaikan pengajaran Tuhan itu, maka mereka pasti menuai kebinasaan.

Persoalannya dengan bangsa kita ialah, apakah segala usaha baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial yang telah dirintis saat ini sudah merupakan usaha yang ‘cukup’ untuk menyelamatkan kita dari krisis multidimensi bangsa ini? Tentu saja tidak! Bangsa ini juga harus belajar dari kebaikan, keadilan dan kebenaran Allah yang tentu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang baik. Artinya, kita harus memiliki nilai-nilai luhur seperti kejujuran, ketulusan, kesediaan untuk berkorban, menghargai nilai-nilai luhur kemanusiaan, tidak mementingkan diri sendiri atau kelompok, dll.

Renungkan:
Di masa-masa penantian ini, nilai-nilai luhur seperti itulah yang seharusnya menjadi komitmen kita menyambut kedatangan-Nya.

(0.86) (Hos 5:1) (sh: Hukuman bagi para pemimpin (Minggu, 7 November 2004))
Hukuman bagi para pemimpin

Pemimpin yang bijaksana membawa berkat bagi bangsa yang dipimpinnya, sebaliknya pemimpin yang bebal hanya membawa masalah saja.

Hukuman bagi para pemimpin pada nas ini ditujukan kepada para pemimpin Israel, yaitu kalangan imam dan keluarga raja. Ternyata, mereka adalah pemimpin yang jahat. Mereka mengeruk kekayaan dari orang-orang yang mereka pimpin (ayat 1-2). Mereka berbuat demikian meski mereka mengerti bahwa Allah melihat dan mengetahui semua perbuatan mereka (ayat 3). Mereka dibutakan oleh dosa mereka sendiri (ayat 4). Akibatnya mereka menjadi munafik dan bersikap sombong terus-menerus karena merasa hidupnya sudah benar di hadapan Allah (ayat 5). Mereka yakin korban-korban persembahan mereka pasti diterima Tuhan (ayat 6). Jelas Tuhan menolak ibadah palsu seperti itu. Bukan itu saja, Tuhan juga akan bangkit melawan dan menghancurkan mereka (ayat 8-14).

Pemimpin negara yang memanfaatkan wewenangnya untuk kepentingan diri dan kelompoknya sendiri merupakan hal yang biasa. Akan tetapi, patut disayangkan bila ada pemimpin rohani bersikap seperti itu di antara umat Tuhan. Jangan-jangan orang itu malah diri kita sendiri. Kita akan melakukan apa saja asalkan dapat memperkaya diri kita, mempertahankan posisi di gereja, kalau perlu dengan menghancurkan orang lain. Sementara itu kita tetap setia ke gereja, tampil saleh di depan jemaat, dan rajin memberikan persembahan. Hati-hati! Bertobatlah sebelum Tuhan menghancurkan hidup kita.

Camkan: Tuhan menentang perbuatan jahat para pemimpin yang menyengsarakan sesama.

(0.86) (Hos 10:1) (sh: Jangan mengecewakan Allah (Sabtu, 13 November 2004))
Jangan mengecewakan Allah

Allah kecewa terhadap Israel seperti ayah yang kecewa karena putra yang diharapkan akan menggantikan kedudukannya kelak, tetapi menolak mentah-mentah posisi itu. Apa yang akan dilakukan Allah terhadap umat yang seperti ini?

Hosea menggunakan ilustrasi pohon anggur untuk membicarakan Israel. Dalam ilustrasi itu, Israel adalah pohon anggur yang tumbuh subur dan berbuah lebat (ayat 1a). Ini melambangkan berkat yang melimpah dalam kehidupan umat yang dikasihi Tuhan. Ternyata semakin tambah diberkati, semakin Israel "berselingkuh" dengan ilah lain (ayat 1b). Allah sungguh kecewa. Israel adalah umat yang tidak tahu balas budi! Oleh karena itu, Israel diganjar dengan kehancuran diri. Mereka akan kehilangan sesembahan atau ilah mereka itu (ayat 2); kehilangan raja mereka (ayat 3); dan mereka akan ketakutan menghadapi murka Allah yang dinyatakan kepada mereka (ayat 8) (band. Why. 6:16). Semua gambaran ini melukiskan dahsyatnya penghukuman Allah berupa pembuangan Israel ke Asyur itu. Israel bukan hanya kehilangan segala kemakmuran dan kesejahteraan hidup, melainkan mereka juga telah mengabaikan iman. Bahkan jati diri sebagai bangsa pilihan pun telah hancur. Mengapa semua itu hilang? Karena dengan menolak menjadi saksi Allah, Israel telah kehilangan semua fasilitas yang diperlukan untuk menjadi saksi Allah.

Allah menjamin keselamatan anak-anak-Nya melalui anugerah Yesus Kristus. Allah juga menjanjikan pemeliharaan menyeluruh atas seluruh segi hidup kita di dunia ini. Akan tetapi, saat kita menolak untuk hidup benar menyaksikan kemuliaan dan kebaikan-Nya, kita mengecewakan Allah. Di samping itu, jika selama ini kita seringkali melukai hati-Nya dengan berpaling dari-Nya dan mencari ilah lain, berarti kita melepaskan hak istimewa untuk menikmati segala berkat-Nya. Setiap dosa, setiap perpalingan dari Allah selalu melukai hati Allah dan melukai diri kita sendiri.

Tekadku: Aku tidak mau mengecewakan Allah, sebagaimana aku pun tidak ingin mengalami kesakitan akibat dosa.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.22 detik
dipersembahkan oleh YLSA