Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 82 ayat untuk memang tidak AND book:48 (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Gal 3:16) (ende: Tidak dikatakan kepada kepada kaum turunan)

Itu menurut tafsiran Paulus jang memang sah.

(0.91) (Gal 4:21) (sh: Hamba atau orangmerdeka? (Selasa, 14 Juni 2005))
Hamba atau orangmerdeka?


Tak seorang pun yang bangga menjadi hamba karena seorang hamba tidak memiliki hak apa pun untuk hidupnya sendiri. Semua orang ingin merdeka. Orang Yahudi membanggakan kemerdekaan mereka sebagai keturunan lahiriah Abraham. Namun, Paulus justru menunjukkan bahwa tidak semua anak-anak lahiriah Abraham adalah orang-orang merdeka sejati!

Paulus memakai ilustrasi Hagar dan Sara untuk menunjukkan dua macam kehidupan (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">22-26). Keduanya memang melahirkan anak-anak bagi Abraham, namun status mereka berbeda. Hagar melambangkan hidup perhambaan. Memang ia melahirkan anak pertama bagi Abraham menurut urutan waktu. Namun, Hagar tetap seorang hamba yang statusnya tidak pernah diubah menjadi istri. Jadi, keturunannya pun tidak akan mewarisi janji Allah bagi Abraham. Hagar melambangkan gunung Sinai, yaitu orang-orang yang hidup di luar anugerah keselamatan, yaitu mereka yang hidupnya menggantungkan diri pada usaha sendiri (=melakukan Taurat). Hagar melambangkan Yerusalem duniawi (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">25). Sara melambangkan hidup oleh kasih karunia. Ia mandul, namun oleh anugerah Allah ia menjadi ibu bagi anak-anak perjanjian. Sara melambangkan Yerusalem surgawi, yaitu tempat anugerah Allah dicurahkan (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">26-27). Jadi, anak-anak yang lahir dari Sara adalah ahli waris janji-janji Allah semata-mata oleh karena anugerah-Nya (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">28). Tidak mengherankan kalau anak-anak Tuhan akan selalu mendapat aniaya dan dengki dari anak-anak hamba yang tidak mendapat hak (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">29-30).

Mengandalkan apa pun yang disejajar dengan karya penyelamatan Kristus berakibat pada perhambaan. Orang Kristen menjalankan perintah-perintah Allah bukan sebagai hamba, melainkan sebagai orang merdeka. Ketaatan hamba terpaksa, ketaatan orang merdeka adalah ucapan syukur.

Renungkan: Orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus, namun berpaling lagi kepada perhambaan dosa, menginjak-injak dan menghina Kristus yang telah menebusnya.

(0.90) (Gal 5:13) (sh: Kasih, hukum, dan kebebasan (Kamis, 16 Juni 2005))
Kasih, hukum, dan kebebasan


Kebebasan tanpa norma sama sekali bukan kebebasan melainkan bencana. Banyak orang Kristen salah memahami dan salah memaknai kemerdekaan yang sejati. Seakan-akan bebas dari dosa berarti bebas untuk berbuat dosa. Mengapa bisa timbul salah pengertian seperti ini?

Kesalahan pertama adalah karena tidak mengerti fungsi hukum Taurat secara tuntas. Karena keselamatan adalah anugerah dan bukan diperoleh dengan menaati hukum Taurat, banyak orang merasa ajaran-ajaran etika di hukum Taurat pun tidak perlu diberlakukan. Akibatnya mereka merasa sah saja melanggar hukum Taurat. Padahal hukum Taurat mengajarkan jalan-jalan yang benar untuk dilakukan anak-anak Tuhan. Tuhan Yesus sudah merangkum hukum Taurat menjadi hukum kasih (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">14). Kesalahan kedua adalah karena salah mengerti maksud Tuhan menyelamatkan orang berdosa. Seseorang diselamatkan agar menjalani hidup dalam kasih. Jadi, anak-anak Tuhan dimerdekakan dari perbudakan dosa dan dari kutuk hukum Taurat supaya dapat mempraktikkan kasih ilahi kepada sesamanya. Bagaimana cara mempraktikkan hukum kasih itu dan tidak terjerat kepada keingingan-keingingan daging? Hanya satu cara, yaitu dengan menyerahkan hidup kita dipimpin oleh Roh. Kita harus melawan setiap keinginan daging yang masih mau menguasai kita dengan cara membiarkan Roh Tuhan memimpin hidup kita (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">16-18).

Orang yang belum diselamatkan berbuat dosa karena memang dibelenggu oleh kuasa dosa. Namun, anak-anak Tuhan hidup mempraktikkan keadilan, kebenaran, dan kekudusan sebagai pernyataan kasih mereka kepada Kristus dan kepada sesama. Bukti kasih mereka kepada Kristus adalah berupa kerelaan diatur dan dipimpin oleh Roh. Bukti kasih mereka kepada sesama adalah menjadi berkat dan teladan hidup beriman bagi sesama.

Renungkan: Hanya di dalam kasih karunia kita dimampukan mengasihi dengan tulus.

(0.90) (Gal 6:11) (sh: Mana yang penting: iman atau tanda? (Minggu, 19 Juni 2005))
Mana yang penting: iman atau tanda?


Kekristenan sering dihubungkan dengan hal-hal yang lahiriah, seperti salib, lilin, buku Alkitab, atau hal-hal yang formal seremonial seperti sakramen baptisan dan sakramen perjamuan kudus. Hal-hal itu memang penting sejauh berfungsi sebagai sarana dan bukan menjadi inti iman. Bila hal-hal tersebut mendapatkan penekanan yang berlebihan maka bisa berakibat hal-hal yang lebih mendasar, seperti iman, terabaikan.

Pada bagian akhir suratnya, Paulus menyimpulkan bahwa orang-orang yang memaksa jemaat Galatia untuk disunat adalah orang-orang yang memegahkan hal-hal lahiriah sebagai tanda kesalehan. Pada hakikatnya orang sedemikian sebenarnya mengingkari iman Kristen sejati (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">12). Mereka adalah orang-orang munafik yang menuntut orang lain menaati ajaran mereka sementara mereka sendiri menghindar semua beban berat itu (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">13; bandingkan dengan teguran Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi di Mat. 23:4). Paulus sendiri memiliki tanda-tanda lahiriah (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">17). Namun, tanda lahiriah itu ada karena kesetiaannya memikul salib untuk melayani Tuhan. Paulus tidak bermegah atas tanda-tanda lahiriah tersebut. Bagi Paulus yang penting bukan tanda melainkan iman sejati yang ada di baliknya (ayat memang+tidak+AND+book%3A48&tab=notes" ver="">15).

Ketika kekristenan hanya berhenti sebatas tanda lahiriah maka ada begitu banyak kerugian yang akan dialami oleh orang Kristen. Imannya akan mandek bahkan dalam bahaya mati karena tidak lagi menjadi dasar hidup kekristenannya. Yang muncul adalah sejenis kemunafikan. Dari luar kelihatan saleh, tetapi di dalam imannya keropos. Bagaimana mungkin kekristenan seperti itu bisa bertahan menghadapi badai pencobaan? Semudah orang menyembunyikan kalung salib agar tidak ketahuan sebagai orang Kristen, segampang itulah orang menyangkali Tuhannya kalau kualitas kekristenannya hanya sebatas "kulit".

Renungkan: Iman sejati akan mewujud dalam kesaksian hidup yang memberkati orang lain.

(0.76) (Gal 6:2) (bis: supaya)

Dalam beberapa naskah kuno tidak ada: supaya.

(0.75) (Gal 2:6) (ende: Tidak mewadjibkan apa-apa)

jaitu tidak suatupun perubahan pada "Indjil"nja. Ada jang menterdjemahkan: tidak menambahkan apa-apa.

(0.75) (Gal 5:18) (ende: Tidak dibawah hukum)

tak perlu dipaksa dengan antjaman-antjaman.

(0.74) (Gal 2:21) (ende: Tidak mengingkari rahmat)

seperti pengandjur-pengandjur palsu dan para pengikutnja. Paulus tidak mau berlagak seolah-olah rahmat Allah dan kepertjajaan akan Kristus tidak tjukup, bukan satu-satunja sjarat keselamatan.

(0.73) (Gal 2:17) (jerusalem: orang-orang berdosa) Yaitu oleh karena tidak menaati hukum Taurat.
(0.73) (Gal 3:3) (ende: Dalam daging)

dengan mau bersunat dan diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan jang bersifat lahiriah dan tidak didjiwai Roh Kudus.

(0.73) (Gal 3:4) (ende: Kalau sungguh sia-sia)

Paulus tidak mau pertjaja, bahwa segala itu sebenarnja sudah sia-sia.

(0.73) (Gal 4:12) (ende: Djadi seperti aku)

jaitu hidup berdasarkan kepertjajaan tanpa pengamalan hukum taurat.

(0.73) (Gal 5:10) (ende: Tidak berbeda)

Mereka pada dasarnja tentu sepaham dengan Paulus, lebih-lebih kalau mereka membatja surat ini.

(0.73) (Gal 2:21) (jerusalem: tidak menolak kasih-karunia Allah) Yaitu dengan kembali kepada Hukum Taurat, bdk Gal 3:17.
(0.73) (Gal 3:27) (jerusalem: yang dibaptis dalam Kristus) Iman dan baptisan tidak saling bertentangan tetapi saling mengandaikan, bdk Rom 6:4+.
(0.73) (Gal 4:23) (jerusalem: diperanakkan menurut daging) Ialah menurut hukum alamiah, bdk Rom 7:5+, sedangkan Allah tidak campur tangan hendak melaksanakan janjinya.
(0.73) (Gal 3:12) (ende)

Tekanan kalimat ini terletak pada kata "melaksanakan". Hukum taurat menuntut perbuatan-perbuatan lahiriah sadja, bukan jang didjiwai kepertjajaan, dan sebab itu tidak bermutu untuk keselamatan "Hidup" disini bukan berarti mempunjai hidup abadi, melainkan sebagai "tidak mati", atau "tidak dihukum mati".

(0.73) (Gal 3:29) (ende)

Tidak ada perbedaan martabat hakiki, tidak pula perbedaan hak asasi diantara saudara-saudara jang bersunat dan jang tidak bersunat. Djangan dipentingkan keturunan djasmani dari Abraham, sebab hal keturunan jang dimaksudkan dalam djandji, ialah keturunan rohani berdasarkan kepertjajaan. Hal ini lebih landjut diuraikan Paulus dalam bab 4 dari surat kepada umat Roma.

(0.73) (Gal 5:14) (jerusalem: sesamamu manusia) Sesama manusia tidak lagi, seperti dalam Ima 19:18, hanya orang sebangsa, tetapi semua anak dari keluarga umat manusia, bdk Luk 10:29-37. Mereka semua disamakan dengan Kristus, Mat 25:40,45. Juga menurut Paulus hukum kedua tidak dapat tidak mengandung hukum pertama.
(0.72) (Gal 2:3) (jerusalem: tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya) Sehubungan dengan Timotius yang mempunyai ibu Yahudi, sikap Paulus lebih lunak, Kis 16:3; bdk 1Ko 9:20.


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA