Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 2152 ayat untuk mau menerima nasihat (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.44) (Kel 18:1) (sh: Pemimpin yang bersedia belajar (Minggu, 11 September 2005))
Pemimpin yang bersedia belajar

Syarat-syarat penting bagi seorang pemimpin yang ingin sukses adalah memiliki visi yang jelas, berintegritas tinggi, mempunyai ketrampilan kepemimpinan yang andal, dan selalu bersedia belajar.

Musa memiliki visi yang jelas. Allah sendiri memilihnya untuk memimpin Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Musa yakin akan panggilannya itu karena ia telah melihat bagaimana Tuhan memakainya mengeluarkan Israel dari perbudakan Mesir. Hal tersebut juga diakui oleh Yitro, mertua Musa, yang datang mengunjunginya (ayat 10-11). Integritas Musa pun telah teruji oleh waktu. Ia tulus memimpin umat Israel bahkan kelak ia rela berkorban agar Israel tetap dipelihara dan diberkati oleh Allah (lih. 32:32).

Namun, Musa belum menjadi pemimpin yang andal. Ia masih harus belajar bagaimana memimpin umat yang jumlahnya ratusan ribu itu dengan bijaksana. Mula-mula pola yang ia terapkan bersifat masal dan individual. Ia sendiri yang memimpin orang Israel secara menyeluruh dan ia juga yang menyelesaikan semua masalah pribadi mereka. Akibatnya, Musa kecapaian dan bisa menyebabkan keputusan-keputusannya tidak lagi bijak. Yitro pun melihatnya dan memberikan saran untuk Musa. Di sinilah, Musa menunjuk-kan jiwa besar seorang pemimpin, yaitu bersedia belajar dari orang lain. Nasihat Yitro agar ia mendelegasikan tugas kepemimpinannya kepada orang lain yang cakap dan berintegritas tinggi disambutnya dengan sepenuh hati (ayat 18:24-26). Hasilnya, Musa dapat menggembalakan Israel dengan baik.

Tidak ada pemimpin yang sempurna, kecuali Tuhan Yesus. Oleh karena itu, tidak boleh ada pemimpin yang bersikap sudah tahu segala sesuatu sehingga ia menganggap dirinya tidak perlu lagi belajar. Tuhan dapat mengajar kita lewat firman-Nya, melalui para pemimpin lain, bahkan juga lewat orang-orang yang kita pimpin.

Renungkan: Kesediaan seorang pemimpin menerima saran berarti menunjukkan `kebesaran jiwanya'.

(0.44) (Luk 18:9) (sh: Syarat menjadi orang yang dibenarkan (Senin, 15 Maret 2004))
Syarat menjadi orang yang dibenarkan

Orang bebal adalah orang yang selalu merasa diri paling benar. Amsal memberikan nasihat kepada kita agar menghindarkan diri dari orang seperti itu karena biarpun kesalahannya sudah di depan mata, mereka akan tetap ngotot bahwa mereka benar. Namun, betapa pun mereka menganggap diri paling benar, di hadapan Allah sumber Kebenaran mereka tetaplah orang berdosa.

Hanya ada dua cara untuk menjadi orang yang disebut benar menurut Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pertama, dibenarkan oleh Allah sendiri. Hal inilah yang terjadi pada si pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus di 9-14. Pemungut cukai itu datang dengan penuh kerendahan diri dan penyesalan akan keberdosaannya. Ia menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan. Tetapi, justru kesadaran diri berdosa dan tidak layaklah yang membuatnya dilayakkan menerima anugerah pembenaran.

Hal yang sebaliknya terjadi pada si orang Farisi. Ia datang dengan keyakinan yang tinggi akan hidupnya yang benar. Ia datang tidak untuk meminta belas kasih Tuhan. Ia malah dengan bangga memaparkan hal-hal yang baginya adalah bukti kebenarannya. Yesus berkata, orang Farisi tetap tinggal sebagai orang berdosa, sedangkan si pemungut cukai mendapatkan pembenaran dari Tuhan.

Kedua, untuk mendapatkan pembenaran dari Allah, kita harus menjadi seperti anak kecil (ayat 17). Anak kecil dicirikan dengan ketulusan dan kepolosan, tanpa pretensi. Sikap inilah yang diperlukan untuk dapat menyambut uluran tangan kasih Allah. Sikap jujur bahwa dirinya membutuhkan jamahan Allah adalah syarat untuk seseorang dijamah Allah.

Renungkan: Dengan mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, kebenaran Allah akan diberlakukan atas kita.

(0.44) (1Ptr 1:1) (sh: Pendatang di dunia, ahli waris di surga (Rabu, 13 Oktober 2004))
Pendatang di dunia, ahli waris di surga

Selama hidup di dunia ini, anak-anak Tuhan tidak akan lepas dari masalah dan penderitaan. Namun, anak-anak Tuhan sejati tidak akan tenggelam dalam berbagai percobaan hidup ini sampai berputus asa, apalagi murtad. Tidak sama sekali! Karena anak-anak Tuhan memiliki pengharapan akan kepastian keselamatan! Di dunia ini kita boleh hidup menderita, tetapi di surga kelak, kebahagiaan kekal menanti. Puji Tuhan!

Petrus menaikkan doa ucapan syukur untuk umat Tuhan yang tinggal di wilayah Asia Kecil oleh karena sebagai orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Roh melalui darah Yesus (ayat 2), mereka adalah ahli waris surgawi (ayat 4). Sebagai orang-orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, mereka akan dipelihara oleh kekuatan Tuhan sendiri sampai akhir zaman (ayat 5). Oleh sebab itu, nasihat Petrus kepada mereka adalah supaya mereka bersukacita sekalipun dalam hidup di dunia ini mereka menderita (ayat 6). Petrus juga menjelaskan bahwa tujuan Tuhan mengizinkan penderitaan kepada umat-Nya adalah bukan untuk menjatuhkan mereka sebaliknya, untuk membuktikan kesejatian iman mereka. Iman yang sejati pasti teruji dengan baik. Ibarat emas yang dimurnikan oleh api dan segala kotorannya akan terbakar habis sehingga emas itu akan tampil cemerlang. Demikian juga ketika iman anak Tuhan diuji oleh penderitaan maka hasilnya anak Tuhan akan muncul sebagai pemenang (ayat 7).

Bukti seperti apa yang harus dinyatakan oleh anak-anak Tuhan tentang kesejatian imannya? Pertama, tetap setia dan tidak menyangkal Tuhan dalam segala situasi. Kedua, tetap mempraktikkan kasih Tuhan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita.

Renungkan: Iman, pengharapan, dan kasih. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Tuhan bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan memampukan kita melihat ke depan kepada janji surgawi. Kasih diwujudkan dalam tindakan hidup sehari-hari menantang kejahatan demi untuk membangun sesama manusia dalam dunia ini.

(0.43) (2Sam 16:15) (sh: Terjebak kelicikan sendiri (Minggu, 05 Juli 1998))
Terjebak kelicikan sendiri

Ketika Absalom menguji kesetiaan Husai yang dianggap telah mengkhianati Daud dan memihak dirinya (ayat 17), malah dia sendiri terperangkap oleh logikanya! Mendengar alasan Husai, Absalom dapat menerimanya menjadi salah seorang anggota team penasihatnya yang justru memang telah direncanakan oleh Daud (bdk. 15:33-36). Benarlah kata pepatah bahwa orang terperangkap oleh perangkap yang dibuatnya sendiri. Perhitungan licik membuat orang membuat perhitungan yang membuahkan bencana bagi dirinya sendiri.

Nasihat yang menjerumuskan. Adalah kebiasaan yang lazim bahwa para pemimpin membutuhkan para penasihat. Ahitofel yang telah menjadi penasihat Daud, kini dipercaya menjadi penasihat Absalom. Bila Daud begitu mempercayai nasihat Ahitofel, demikian jugalah Absalom (ayat 23). Tetapi nasihat Ahitofel kali ini ternyata menyesatkan. Mana mungkin Allah menyuruh seseorang untuk mencabuli wanita, bukan hanya seorang; dan celakanya, gundik-gundik ayahnya! Waspadalah terhadap nasihat atau pun petunjuk yang bertentangan dengan Firman Allah sekalipun dikemas secara rohani.

Sikap waspada. Zaman sekarang ini tidak sedikit kita jumpai nasihat-nasihat yang mengatasnamakan Allah demi untuk memenuhi kepuasan diri dan ambisi pribadi. Orang-orang yang melakukan itu tidak saja menyesatkan banyak orang, tetapi lebih dari itu mereka mempermalukan Allah dan mengundang murka-Nya! Tidak pernah Allah memerintahkan umat-Nya melakukan hal yang tidak dikehendaki-Nya. Sekarang ini banyak nasihat-nasihat keprihatinan, kepedulian yang terselubung dalam tempat konsultasi dan dikemas dengan nilai-nilai rohani. Segala cara dihalalkan. Tidak peduli nasihat itu menjurumuskan, yang penting mendatangkan keuntungan pribadi dan kepuasan diri.

Renungkan: Persiapkanlah akal budi kita, waspadalah, dan jadilah anak-anak Allah yang takut akan Tuhan!

Doa: Tuhan, Engkaulah Penasihat ajaib dalam hidupku, arahkanlah aku, ya Tuhan.

(0.42) (Kej 4:7) (bis: pasti engkau tersenyum)

pasti engkau tersenyum; atau pasti Aku menerima persembahanmu.

(0.42) (Yos 1:17) (ende)

Rakjat menerima Josjua' sebagai pengganti Musa.

(0.42) (Ams 1:14) (ende: membuang undi)

sama artinja dengan:"Menerima bagian dari...".

(0.42) (2Sam 2:27) (jerusalem: jawab Yoab) Yoab menerima tawaran gencatan senjata dari pihak Abner.
(0.42) (Ams 3:35) (jerusalem: menerima cemooh) Dalam naskah Ibrani tertulis: meninggalkan cemooh.
(0.42) (Mal 1:10) (jerusalem: Aku tidak berkenan menerima persembahan) Bdk Ams 5:21+.
(0.42) (Ams 4:1) (sh: Nasihat mencari hikmat (Senin, 26 Juli 1999))
Nasihat mencari hikmat

Hikmat itu sedemikian sangat penting, sehingga sampai disejajarkan dengan makna hidup seseorang. Tidak ada satu orang pun yang ingin menyia-nyiakan hidupnya, apabila ia memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Demikian pula seseorang yang menyadari bahwa hikmat adalah sesuatu yang sangat berharga, maka ia akan mencari dan memeliharanya. Hikmat inilah yang akan menuntunnya berjalan di jalan lurus dan tidak pernah tersandung. Orang yang menyadari betapa berharganya hikmat, sampai kapan pun tidak akan melepaskannya.

Manfaat hikmat. Pertama, beroleh pengertian tentang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk; kedua, mengerti dan menghargai makna hidup; ketiga, membuat seseorang dihargai dan dihormati; dan keempat, panjang umur. Orang yang mau mencari dan memelihara hikmat akan menikmati manfaat ini. Banyak orang pada zaman ini yang mencari dan hidup menurut hikmat dunia, dan merasa bahwa diri mereka telah berhasil meraih makna hidup, namun sesungguhnya mereka telah dikelabui oleh sesuatu yang fana (harta, kedudukan, kuasa, kepopuleran, dll.). Hikmat Allah sajalah yang dapat menuntun kita untuk menemukan makna hidup yang kekal, yang tidak pernah akan diambil dari kita.

(0.41) (Ams 31:1) (ende: Massa)

ialah suatu suku-bangsa disebelah Arabia Utara. Suku-bangsa jang kafir itu keturunan Ismail (Kej 24:14). Lemuel ialah seorang radja bangsa tadi. Beberapa nasihat, jang diterimanja dari ibunja, dikumpulkan dan dimasukkan kedalam Kitab Sutji Israil.

(0.40) (1Taw 21:28) (ende)

Ajat2 ini mau menerangkan, mengapa Dawud tidak pergi ketempat sutji di Gibe'on (kemudian Sulaiman masih pergi djuga). Dan Jahwe sendiri menjetudjui itu, sedjauh Ia menerima kurban ditempat lain,penebahan Ornan. Demikian lama-kelamaan disediakan, bahwa Gibe'on digantikan oleh Jerusjalem.

(0.40) (Est 9:22) (ende)

Hari raja Purim itu nampak sebagai suatu pesta profan dan nasional sadja, tanpa tjorak keigamaan jang terang. Inipun sebabnja, maka agak lama orang Jahudi tidak mau menerima kitab ini sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Pesta itu djuga memberi alasan untuk suatu keterlaluan, jang tidak sesuai lagi tata susila Jahudi.

(0.40) (Pkh 2:24) (ende)

Kesimpulan jang sedikit bertjorak materialistis. Namun inilah bukan adjaran Pengchotbah seluruhnja. Ia di sini hanja mau menitik-beratkan sadja tak usahlah manusia bersusah untuk mengerti dan menjelami semuanja. Tjukuplah ia menerima sadja semuanja seperti adanja dan pertjaja, bahwa segalanja datang daripada Allah dan, bagaimanapun djua, diurus olehNja.

(0.40) (Mrk 4:12) (ende)

Kutipan ini diambil dari Yes 6:9-11.

Ungkapan "agar supaja" ini dapat ditafsirkan sebagai pendekan dari kalimat: supaja terlaksana apa jang disebut dalam Kitab Kudus, jakni.... Memang Jesus bukan menghendaki supaja orang tidak mengerti, melainkan hanja hendak menjatakan bahwa pokok nasib mereka ketegaran hatinja sendiri. Mereka tidak mau membuka hatinja untuk menerima kebenaran.

(0.40) (Hak 13:21) (jerusalem: Malaikat TUHAN) Sama seperti Abraham waktu dikunjungi tiga orang tamu, Kej 18, demikianpun Manoah mau menerima tamunya itu sebagaimana mestinya. Tetapi atas pesan Malaikat itu hidangan itu dirubah menjadi korban bakaran, lalu Tuhan menyatakan diri. Bdk korban yang dipersembahkan Gideon, Hak 6:19-22.
(0.40) (Mzm 22:9) (jerusalem) Mungkin pemazmur penyinggung adat kuno ini: Bayi yang baru lahir diangkat oleh ayahnya dan disuruh pada lututnya sendiri, lalu diserahkan kepada ibu anak itu. Dengan demikian kepada ibu anak itu. Dengan demikian ayah menyatakan bahwa mau menerima dan mengasuh anak itu. Kalau tidak mengangkat anak itu maka berarti anak ditolak sebagai anak, bdk Kej 50:23; Ayu 3:12.
(0.37) (Yoh 12:20) (sh: Sambutan atas Yesus tidak saja datang dari orang Yahudi, tetapi (Kamis, 7 Maret 2002))
Sambutan atas Yesus tidak saja datang dari orang Yahudi, tetapi

jugadari bangsa kafir. Kerajaan Romawi yang luas memungkinkan bangsa-bangsa dalam wilayah tersebut mengalami proses lintas budaya yang cukup pesat. Cukup banyak orang asal kafir menjadi proselit, menerima kepercayaan Yudaisme dan melaksanakannya dengan sungguh. Mereka dikenal sebagai orang yang takut akan Allah, mengikuti perayaan meski tidak diizinkan beribadah dalam bait Allah. Rupanya orang- orang Yunani yang ingin mencari Yesus ini termasuk golongan tersebut. Tidak jelas mengapa mereka menghubungi Filipus. Mungkin karena namanya dalam bahasa Yunani, atau memang ada sesuatu dalam diri Filipus yang membuat dia banyak berperan sebagai penghubung (lihat 1:46). Filipus juga tampak rendah hati karena lebih dulu mencari nasihat Andreas (ayat 22).

Kejadian ini adalah bagian dari rentetan kejadian yang menunjuk pada diri dan karya Yesus yang menyatakan Allah dan menggenapi rencana-Nya. Yesus menghubungkan peristiwa kedatangan orang Yunani itu dengan penggenapan saat-Nya untuk dimuliakan (ayat 23). Tetapi, Yesus menegaskan bahwa di dalam kematian-Nyalah kemuliaan Allah dalam diri-Nya akan dinyatakan. Suatu pernyataan yang aneh, namun kini kita pahami bahwa kematian-Nya adalah cara Yesus menyatakan kasih Allah dan mewujudkan keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Pernyataan-Nya ini serasi dengan pernyataan dan tindakan Yesus lainnya bahwa kuasa dan kemuliaan diwujudkan di dalam diri-Nya melalui kelemahan dan perendahan diri. Hal ini bukan saja menjadi prinsip Yesus, tetapi juga prinsip hidup semua orang yang ingin mengikut-Nya. Hanya bila kita bersedia mati terhadap diri dan keinginan hidup kita yang berdosa, kita dapat memiliki hidup yang berhasil di pemandangan Allah (ayat 25-26). Sebab hanya dengan mati terhadap diri sendirilah kita dapat terbuka bagi hidup dari Allah.

Istilah-istilah yang Yesus pakai di sini menunjukkan bentuk penyangkalan diri yang drastis dan radikal. Diperlukan sikap pertobatan yang radikal terhadap hidup dosa tanpa Allah bila orang ingin benar-benar mencicipi karunia hidup dari Yesus Kristus.

Renungkan: Bila kemuliaan Yesus terjadi di dalam kematian-Nya, bagaimanakah kita kini memuliakan Dia?

(0.37) (Kis 21:1) (sh: Kehendak Tuhan dan kasih sayang persaudaraan (Rabu, 28 Juni 2000))
Kehendak Tuhan dan kasih sayang persaudaraan

Setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan negara kita, slogan 'Merdeka atau Mati' selalu terdengar dan dibacakan kembali hampir di setiap penjuru negara kita. Slogan itu bermaksud mengingatkan seluruh bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan itu diraih dengan perjuangan berat dan kegigihan untuk mencapai suatu tujuan dengan harga berapa pun.

Perjalanan Paulus tahap akhir menuju Yerusalem juga menggambarkan keteguhan dan kegigihannya untuk mencapai tujuan hidupnya dengan harga nyawa sekalipun. Setelah perpisahan yang berat secara emosi dan perasaan dengan tua-tua Efesus, Paulus kembali dilimpahi kasih persudaraan Kristen, ketika ia dan teman-temannya singgah di Tirus. Mereka mengalami pelayanan dan keramahtamahan persaudaraan kristen selama 7 hari. Di tengah-tengah keindahan dan kehangatan kasih persaudaraan ini, Paulus menerima nasihat dari murid-murid untuk tidak pergi ke Yerusalem. Tidak mustahil bahwa Paulus waktu itu mengalami pegumulan kejiwaan yang berat. Betapa tidak, kesengsaraan di Yerusalem menanti, sementara di Tirus dia mengalami kelimpahan berkat dan dapat terus berguna bagi jemaat. Namun dia tetap pergi untuk mencapai tujuan hidupnya. Apakah berarti Paulus tidak taat kepada Roh Kudus? Tidak! Paulus yakin bahwa Roh Kudus memang memimpin dia ke Yerusalem (20:22-23). Sedangkan murid-muridnya yang berusaha mencegah kepergiannya, sebelumnya telah mendapat inspirasi dari Roh Kudus tentang apa yang akan dialami oleh Paulus. Mereka berinisiatif mencegah Paulus karena semata faktor perasaan, emosi, dan pemikiran manusia yang sempit.

Puncak pergumulan kejiwaan Paulus dialami ketika murid-murid di Kaisarea sampai menangis ketika berusaha menahan kepergian Paulus. Tangisan itu mengungkapkan betapa mereka mengasihi dan menyayangi Paulus. Ini merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi Paulus dan ia pun sempat mengakuinya (13). Namun akhirnya ia keluar sebagai pemenang dalam tarik-menarik itu (13). Ia tetap mencapai tujuan hidupnya yang ditetapkan oleh Roh Kudus yaitu mati karena nama Tuhan (20:23, 21:13).

Renungkan: Peka dan berhati-hatilah, tidak selalu yang benar dan baik di mata manusia dan tidak selalu yang bernuansakan pelayanan, sesuai dengan kehendak Tuhan bagi hidup kita.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA