Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 80 dari 121 ayat untuk lewat menginjak (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.06) (2Sam 14:18) (sh: Sebab akibat. (Rabu, 01 Juli 1998))
Sebab akibat.

Dalam peraturan yang ditetapkan di Israel, salah satunya adalah hukum yang mengatur tentang tindakan balas dendam terhadap pembunuh (Bil. 35:9-21). Yoab yang tahu pasti kondisi hati raja, berencana lewat seorang wanita untuk melindungi Absalom agar tidak menjadi korban balas dendam. Daud memang tidak membunuh Absalom sebab bagaimana pun juga dia anaknya, namun Absalom tetap harus menanggung akibatnya, dikucilkan dari lingkungan. Dalam keluarga yang beristri/bersuami lebih dari satu, ternyata kasih tidak dapat diterapkan dengan tulus dan benar.

Benih pemberontakan. Dua tahun dikucilkan, Absalom mulai menderita. Yoab yang pernah menolongnya diharapkan mampu menolongnya sekali lagi. Tetapi Yoab tahu batas. Ia menolak (ayat 29). Absalom pun mulai bertindak kasar (ayat 30,31). Bangga pada kelebihan jasmani, menjerumuskan Absalom pada tindakan tidak disiplin. Sebaliknya kasih yang kepalang tanggung dan diterapkan tidak pada tempatnya, membuat Daud melakukan kesalahan fatal.

Renungkan: Dosa berawal dari penilaian diri yang salah, dan tidak tunduk ke bawah standar Tuhan. Bila dosa kita remehkan, maka akibat lebih parah akan kita tanggung di kemudian hari.

Doa: Tolong kami mengenalMu akrab, agar sifat-sifatMu jadi prinsip hidup kami, Tuhan.

(0.06) (2Sam 21:15) (sh: Peperangan Daud. (Kamis, 16 Juli 1998))
Peperangan Daud.

Untuk kesekian kalinya Daud berangkat ke medan perang melawan bangsa Filistin. Meskipun peperangan itu membuatnya letih lesu, ia tetap memiliki semangat juang yang tinggi untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan negaranya dari serangan musuh-musuh sekitar. Selain itu apa yang dilakukan Daud pun patut mendatangkan decak kagum kita kepadanya. Bayangkan, Daud yang tak muda lagi itu, yang sudah kenyang dengan peperangan, dan yang begitu besar jasa untuk bangsa dan negaranya, masih juga bersungguh-sungguh dalam peperangan. Dia masih tetap memiliki tanggungjawab, dan itu patut kita kita teladani.

Daud dilindungi. Kesungguhan Daud dalam peperangan sempat menimbulkan kecemasan pada banyak orang, sehingga mereka berniat melindungi Daud. Dengan berbagai cara dan alasan mereka berusaha mencegahnya melanjutkan peperangan. Daud seorang raja yang sangat mencintai rakyatnya. Tangan Tuhan telah melindungi Daud lewat perlindungan dan perhatian anak buahnya dengan demikian marilah kita berkata, "Demikianlah cara Tuhan melindungi Daud."

Renungkan: Kepahlawanan tampak bukan dalam perjuangan mempertahankan kedudukan tetapi dalam sikap mengutamakan pengabdian tanpa motif keuntungan diri sendiri.

(0.06) (Mzm 57:1) (sh: Membentuk dan membuka. (Jumat, 6 Maret 1998))
Membentuk dan membuka.

Pergumulan hidup tidak saja membentuk sikap dan mengubah kebiasaan tetapi juga membuka watak yang sudah ada untuk mengungkapkan diri. Itulah yang terjadi dalam kisah Daud ketika ia harus terus berusaha membebaskan dan menyembunyikan diri karena dikejar-kejar Saul dan tentaranya. Namun Daud membuktikan bahwa dalam kondisi yang serba tertekan, dan terancam ini, ia tidak mengikuti ambisi dan dendam pribadi. Buktinya, Daud tidak menggunakan kesempatan untuk membunuh Saul yang sedang tertidur dalam gua. Bukankah ini kesempatan emas? Memang pertimbangan manusia mengatakan bahwa ia bertindak bodoh. Tetapi pertimbangan Allah lewat pengalaman hidup Daud adalah lebih tepat, jelas dan bijak.

Prinsip yang benar. Mengapa Daud tidak menggunakan kesempatan itu untuk melampiaskan dendam? Bukankah itu saat yang paling gampang? Keyakinannya untuk terus berpegang pada prinsip hidup yang benar, yaitu bahwa Tuhanlah yang memberi perlindungan baginya, mengendalikan hidupnya, menerima keluhannya dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahannya. Penyelesaian yang berasal dari pertimbangan diri sendiri bukan menyelesaikan tetapi justru menimbulkan permasalahan baru.

(0.06) (Pkh 1:1) (sh: Kesia-siaan dalam dunia. (Senin, 25 Mei 1998))
Kesia-siaan dalam dunia.

Pengkhotbah adalah seorang yang merenungkan secara mendalam arti hidup manusia dari mengamati berbagai peristiwa yang terjadi di bawah matahari (ayat 14). Ia tiba pada kesimpulan yang mengejutkan. Semuanya sia-sia. Kata yang digunakannya berarti hampa, sesuatu yang tanpa bobot seperti angin. Dengan menyebut kata itu dua kali (ayat 2) ia sungguh menegaskan bahwa hidup ini amat sangat sia-sia. Manusia lahir lalu mati, demikian seterusnya. Hari lepas hari lewat, berbagai peristiwa alam bergulir rutin. Semuanya berulang tanpa makna.

Sia-siakah hidup kita? Segala sesuatu yang ada di dunia ini, yang mungkin kita bangga-banggakan, kita agungkan, dan usahakan serta pertahankan adalah sia-sia. Bukan saja rutinitas peristiwa alam membuatnya menyimpulkan kesia-siaan hidup, semua kerja, kekayaan, hikmat yang boleh manusia alami pun sia-sia saja. Apa maksud pengkhotbah sebenarnya? Pengkhotbah bukan meremehkan arti penciptaan Allah, akan tetapi ingin menghancurkan semua harapan palsu manusia pada dunia ini atau diri sendiri. Ia ingin menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanya akan berarti bila dalam iman kepada Allah.

Renungkan: Semua yang ada dalam alam dan hidup ini berasal dari Tuhan dan terkandung maksud Tuhan dalam masing-masingnya. Hanya bila ada kesadaran ini, hidup bermakna.

(0.06) (Yes 23:1) (sh: Kemashyuran dan hukuman. (Jumat, 16 Oktober 1998))
Kemashyuran dan hukuman.

Negeri Fenisia, yang di dalam Alkitab dikenal sebagai Tirus dan Sidon, di dunia kuno terkenal sebagai penguasa bahari dan perniagaan. Kekuasaan mereka pada waktu itu meliputi kawasan Mediteranian sampai ke Spanyol. Namun, dosa persundalan dan kesombongan, membuat kejayaan itu dimusnahkan oleh murka Allah (ayat 1-5). Kehancuran itu merupakan perwujudan kedaulatan Allah (ayat 8-9). Allah menyatakan bahwa bumi, langit dan segala isinya harus tunduk kepada aturan main Tuhan.

Ada penghancuran, ada pemulihan. Setiap kali nubuatan penghancuran disampaikan, setiap kali pula nubuat pemulihan mengikutinya. Demikian pula dengan Tirus, selama 70 tahun berada dalam penghukuman karena dosa mereka, dan setelah 70 tahun lewat, Tirus akan mengalami masa pembaruan dari Allah (ayat 15). Pembaruan hanya dapat terjadi bila Allah telah menghukum. Hukuman dari Allah bukan sekadar ganjaran atas perbuatan dosa, tetapi bertujuan untuk menyadarkan agar manusia tidak kembali melakukan perbuatan dosa.

Renungkan: Proses penghukuman dan pembaruan dari Allah itu sedang berlangsung dalam hidup kita, umat-Nya.

Doa: Tuhan, ajar kami untuk mendengar dan meresponi teguran-Mu.

(0.06) (Yes 27:1) (sh: Restorasi Israel. (Rabu, 18 November 1998))
Restorasi Israel.

Allah bertindak, mengembalikan umat pada kondisi kehendak-Nya. Syarat mutlak ialah pertobatan; sebab Allah akan menghancurkan segala bentuk kekuatan-kekuatan berhala, membersihkan segala nafsu zinah dengan berhala-berhala tersebut. Hanya satu keinginan Allah yaitu memulihkan umat pilihan-Nya dan tebusan-Nya, mengembalikan umat-Nya dari pembuangan dan membuat umat-Nya bebas dan tulus menyembah Dia. Restorasi dan reformasi total telah Allah lakukan.

Pelajaran bagi hidup kita. Tak habis-habisnya sepak terjang Israel sebagai umat pilihan Allah, memberikan banyak pelajaran menarik untuk dicermati. Tingkah polah Israel adalah cerminan tingkah polah umat manusia secara keseluruhan, kadang percaya, kadang bebal; dan Allah menghajar sekaligus memulihkan. Pengharapan akan datangnya pemulihan akhir pun terus dikumandangkan. Hal ini seharusnya mendorong orang percaya berjuang, mengupayakan kesucian, kebenaran, dan keadilan. Dalam diri harus terus ada keyakinan, bahwa Allah lewat Roh Kudus membantu setiap orang percaya mewujudkan tekad memperjuangkan pembaruan itu.

Doa: Ya Tuhan, ketika kami lemah, turunkanlah anugerah-Mu, agar pembaruan hidup dapat terjadi nyata dalam hidup ini.

(0.06) (Dan 1:6) (sh: Anak-anak Allah bersikap (Jumat, 16 April 1999))
Anak-anak Allah bersikap

Siapakah orang yang tidak tergoda untuk hidup nikmat? Siapakah orang yang datang dari status rendah, sebagai tawanan, tidak terdorong untuk taat kepada pihak penguasa demi memperoleh status lebih tinggi? Kenyamanan dan kenikmatan ini ditawarkan kepada Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya dari Yehuda. Keempat orang ini lebih memilih "menolak", karena memiliki iman yang sanggup melawan semua tawaran itu. Mereka menunjukkan sikap beriman kepada Allah di atas segala-galanya, termasuk perubahan status sekalipun.

"Ujilah kami!" Keputusan Daniel dkk. cenderung nekad dan berani mati. Bayangkan saja, mereka menolak makan makanan raja, dan selama sepuluh hari mereka minta diizinkan hanya makan sayur dan minum air putih. Tidak hanya itu, Daniel dkk. juga ingin membuktikan bahwa mereka akan tampak jauh lebih sehat dibandingkan mereka yang makan makanan raja. Terbukti bahwa Daniel dkk. telah mengambil keputusan yang tepat. Setelah lewat sepuluh hari, mereka lebih sehat. Daniel dkk. telah berani mengambil risiko, dan Allah menunjukkan kuasa-Nya dan memelihara kekudusan mereka.

Renungkan: Dengan dukungan dan bergantung penuh pada Allah saja, kita mampu mengambil keputusan yang tepat sesuai keputusan Allah.

(0.06) (Mal 4:1) (sh: Hari Tuhan. (Rabu, 16 Desember 1998))
Hari Tuhan.

Sepanjang sejarah hubungan manusia dengan Tuhan dalam penghayatan iman orang percaya, selalu ada dua dasar kemungkinan seseorang menjalankan ibadah berpusat pada Allah (teosentris) atau berpusat pada manusia (anthroposentris). Yang manakah pusat ibadah orang percaya? Hari Tuhan yang akan datang itu, seperti perapian yang berfungsi ganda: membakar dan membinasakan serta sekaligus memurnikan. Perapian pada tukang logam menyingkirkan kotoran dan menghasilkan logam murni; demikianlah juga yang terjadi pada Hari Tuhan itu.

Allah itu pasti. Apapun yang Allah katakan, janji anugerah, hukum dan aturan serta dampak dari semua itu, adalah pasti. Sambil menunggu masa depan yang cerah, orang percaya dan beriman harus tetap menjaga kesetiaannya. Dengan cara: mengingat dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, lewat hukum-hukum Musa. Apa yang telah diberikan-Nya kepada Musa menjadi dasar bagi Tuhan memperlakukan umat-Nya. Itulah sebabnya semua yang diucapkan-Nya pasti akan terjadi. Begitu pula ketika Tuhan mengutus Elia, sebagai yang akan menyerukan pertobatan. Inilah gelombang pembaruan dari Allah. Dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis diakui sebagai Elia yang menegur yang salah dengan penuh kuasa dan keberanian.

(0.06) (Mat 2:1) (sh: Yang lebih penting dari ilmu. (Kamis, 25 Desember 1997))
Yang lebih penting dari ilmu.

Zaman iptek yang begitu maju ini, patut membuat kita bersyukur. Kita jangan berprasangka buruk terhadap iptek. Namun kita perlu waspada agar tidak menganggap bahwa iptek dapat menjawab semua masalah. Iptek bukan ilah, tetapi untuk dimanfaatkan secara baik dan benar. Jangan sebaliknya kita diperhamba olehnya. Dengan ilmunya, para majusi dapat mengambil kesimpulan benar. Tetapi tindak lanjutnya untuk menemukan kebenaran menjadi salah alamat. Memang masuk akal bahwa seorang raja dilahirkan di istana. Menemukan Sang Raja Juruselamat, memerlukan lebih dari sekadar ilmu!

Ilmu yang ditaklukkan ke bawah kedaulatan ilahi. Para majusi mendapatkan apa yang mereka dambakan dan cari. Ilmu dan kepakarannya tidak menghalangi mereka menyembah sujud ke hadapan sang bayi kecil lemah (ayat 11). Karena para pakar tadi telah menaklukkan diri kepada Kristus, walaupun mereka masih memakai otak, mereka juga menurut apa yang dikatakan Tuhan lewat penglihatan (mimpi).

Renungkan: Penentu kita akan cerdas atau bebal adalah sikap kita kepada kebenaran Allah dalam Yesus Kristus.

Doa: Terima kasih atas kepandaian yang Tuhan berikan kepadaku. Perintahlah akal budiku agar diriku utuh jadi alat-Mu.

(0.06) (Mat 5:27) (sh: Etika seksual radikal. (Jumat, 3 Januari 1998))
Etika seksual radikal.

Etika Kristen adalah etika hati (ayat 28). Orang Yahudi berkata, mata dan tangan merupakan perantara dosa, sedangkan mata dan hati adalah kaki tangan dosa. Jadi bukan saja bagian-bagian tubuh harus didisiplin agar tidak berbuat dosa, tetapi lebih dari itu hati manusia perlu mengalami perubahan radikal dan total. Dalam hidup sehari-hari kita melihat keinginan seksual yang wajar diperalat dan dirangsang lewat iklan, film, pakaian, dlsb. sehingga muncul sikap dan perbuatan seksual yang berdosa. Orang yang ingin memelihara kemurnian hatinya, tentu menjauhi pikiran dan inderanya dari hal-hal yang tidak serasi dengan kesucian hati Allah.

Penyelesaian radikal. Tuhan Yesus tidak menasihati untuk memotong tangan mencungkil mata. Tangan (perbuatan) kita danharus benar, dan mata (penglihatan atau prinsip hidup) harus jernih. Karunia Tuhan yang baik bisa membawa kebinasaan bila tidak disikapi dan dihayati di dalam prinsip firman Tuhan. Seperti diungkapkan dalam pemberkatan nikah, Tuhan menginginkan komitmen seumur hidup dari pasangan yang menikah. Janganlah pernikahan kudus dan indah yang Tuhan persatukan itu menjadi rusak karena zinah.

Renungkan: Pisau Allah bukan sekadar memotong tetapi mengeluarkan yang salah demi menumbuh??-peliharakan yang benar.

(0.06) (Yoh 1:10) (sh: Tak mengenal, tak menerima. (Jumat, 25 Desember 1998))
Tak mengenal, tak menerima.

Yohanes mempertegas kembali bahwa Yesus tidak dikenal oleh dunia dan ditolak oleh umat-Nya sendiri. Sangat ironis! Dari sejak dilahirkan sampai akhir hayat-Nya, Yesus terus menerus ditolak. Tetapi puji Tuhan! Yesus Kristus datang tidak bergantung pada respons penolakan atau penerimaan, karena Dia datang justru untuk menerima manusia dalam rencana penyelamatan Allah. Peristiwa pengutusan Kristus oleh Allah Bapa merupakan penetapan rencana kekal-Nya, yang tidak dapat dibatalkan oleh dunia ciptaan-Nya, yaitu rencana keselamatan di dalam diri anak-Nya yang sedang, akan dan pasti digenapi.

Menerima dan percaya. Keselamatan datang kepada orang berdosa lewat penerimaan dan percaya kepada Kristus. Bagi Kristen, Kristus adalah anugerah Allah dan satu-satunya kebenaran yang dapat dipercayai. Di dalam-Nya, kita mempunyai hak untuk terhisab dalam persekutuan akrab sebagai putera-puteri Allah sendiri.

Renungkan: Pengharapan untuk bebas dari perbudakan dosa, merdeka dari himpitan rasa bersalah, bersih dari berbagai kenajisan yang merasuki keinginan dan pikiran kita, tersedia bagi kita semua di dalam Yesus Kristus.

Doa: Tuhan, terima kasih pembebasan yang Kau sediakan bagi kami.

(0.06) (Yoh 3:1) (sh: Terpikat oleh karya Allah. (Kamis, 31 Desember 1998))
Terpikat oleh karya Allah.

Pelayanan Tuhan Yesus yang begitu menakjubkan, yang disertai tanda-tanda mujizat, kian menjadi perhatian orang-orang Yahudi dari rakyat biasa sampai di kalangan tokoh-tokoh agama. Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, datang dan menyatakan pengakuannya bahwa Tuhan Yesus sebagai guru yang diutus Allah. Tuhan Yesus mengarahkan percakapan-Nya pada esensi hidup dengan menegaskan syarat untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah. Sebagai pemimpin agama Yahudi, Nikodemus tidak dapat memahami dirinya Seolah-olah seperti ada selumbar yang menghalangi penglihatan rohaninya. Namun tak dapat disangkal bahwa ia terpikat oleh karya Allah yang nyata dalam pelayanan Tuhan Yesus Kristus.

Kasih hendaknya berwujud. Kasih Allah kepada manusia dinyatakan dengan jelas dalam pengutusan Anak Tunggal-Nya. Tujuannya adalah agar melalui misi itu selain sebagai ekspresi kasih dan kepedulian Allah kepada manusia, adalah juga untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Bahwa kasih Allah yang diwujudkan di dalam pengutusan Kristus harus kita responi dengan mengasihi Allah lewat ketaatan untuk hidup dalam terang. Jelanglah tahun yang baru dengan semangat baru, semangat meresponi kasih Allah yang nyata dalam hidup kita.

(0.06) (Yoh 16:25) (sh: Ketidakpastian manusia (Rabu, 10 Maret 1999))
Ketidakpastian manusia

Kecenderungan manusia mempercayai suatu hal melalui proses pembuktian ternyata juga diberlakukan pada keyakinan iman. Hal ini tampak ketika para murid percaya bahwa Yesus datang dari Allah dan Dia mengetahui segala sesuatu dalam pikiran mereka (30). Iman keyakinan seperti ini tentunya sangat lemah. Karena begitu banyak hal dalam keyakinan iman kepada Yesus Kristus yang tidak dapat dibuktikan oleh kemampuan berpikir indra manusia. Meskipun demikian, tanpa adanya pembuktian logika, dimensi kebenaran dan keyakinan iman itu pasti mengarahkan manusia pada kepercayaan dan keyakinan utuh pada Yesus Kristus.

Kepastian Tuhan. Banyak ilmuwan, filsuf, sejarawan dari sejak Kekristenan berkembang, berusaha membuktikan kebenaran pengajaran Kristus lewat pembuktian-pembuktian ilmu pengetahuan dan logika manusia. Namun, pada akhirnya orang percaya meyakini bahwa kebenaran Tuhan tidak tergantung pada pembuktian logika dan keyakinan manusia. Yesus datang dari Bapa, menyelesaikan misi-Nya dan kembali kepada Bapa.

Renungkan: Tanpa harus didahului oleh pembuktian ilmu pengetahuan, seluruh keberadaan Yesus Kristus merupakan kepastian kebenaran yang mendasari keyakinan iman orang percaya. Yakini dan andalkanlah itu!

(0.06) (Ibr 3:7) (sh: Peringatan kedua (Selasa, 5 Oktober 1999))
Peringatan kedua

Inti dari peringatan kedua adalah firman Tuhan sudah diberitakan lewat Musa. Sikap Israel terhadap kepemimpinan dan petunjuk Musa, dengan sendirinya adalah sikap mereka terhadap Allah sendiri. Menolak firman yang disampaikan Musa berarti menolak firman Allah. Sikap menolak dan mengeraskan hati akan berakibat fatal. Ketidakpercayaan dan ketidaktaatan mengarah pada akibat tragis! Karena Kristus lebih tinggi dan lebih mulia daripada Musa, maka menolak beriman dan taat kepada-Nya merupakan pemberontakan yang tidak dapat ditolerir. Sebab menolak dan menyimpang dari keselamatan yang Kristus anugerahkan, adalah murtad yang menghasilkan kebinasaan.

Percaya dan taat. Dua hal inilah yang harus Kristen lakukan. Hidup selalu dalam iman dan ketaatan sebagai respons kepada firman keselamatan. Salah satu tugas Gereja yang sangat penting adalah menyediakan atau membangun persekutuan di mana ada nasihat, dorongan, dan dukungan dari satu kepada yang lain. Inilah cara yang paling efektif dan penting untuk mencegah terjadinya penolakan dan sikap mengeraskan hati terhadap firman Tuhan.

Doa: Lembutkanlah hatiku menerima kebenaran firman-Mu. Ampunilah aku yang sering berontak terhadap Engkau. Berikanlah hati yang taat dan percaya penuh kepada kedaulatan-Mu. Amin.

(0.05) (Yoh 1:1) (full: )

Penulis : Yohanes

Tema : Yesus, Putra Allah

Tanggal Penulisan: 80-95 M

Latar Belakang

Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).

Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.

Tujuan

Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.

Survai

Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:

  1. (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
  2. (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
  3. (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).

Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.

  1. (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
  2. (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).

Ciri-ciri Khas

Delapan penekanan utama menandai Injil ini.

  1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
  2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
  3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
  4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
  5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
  6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
  7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
  8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
(0.05) (Kis 7:44) (full: MENURUT CONTOH. )

Nas : Kis 7:44

(Dalam versi Inggris NIV, kata "contoh" diterjemahkan "pola".) Allah selalu memiliki suatu pola ilahi yang harus diikuti oleh umat-Nya.

  1. 1) Allah mempunyai suatu pola bagi Musa yang berlaku sebagai patokan sepanjang perjanjian yang lama.
    1. (a) Dalam pasal Kel 12:1-51 Allah memberikan Musa petunjuk khusus untuk upacara Paskah di Mesir yang kemudian menjadi pola untuk diikuti semua angkatan Israel.
    2. (b) Dalam pasal Kel 20:1-26 Allah memberikan Musa Sepuluh Hukum sebagai pola dan patokan moral untuk semua angkatan berikutnya.
    3. (c) Dalam pasal Kel 25:1-40, Allah menugaskan Musa untuk membuat suatu kemah suci yang merupakan gambaran dan bayangan tentang hal-hal sorgawi serta penebusan yang direncanakan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus di dunia ini. Musa dengan teliti membuat kemah suci dan isinya tepat "menurut contoh" yang ditunjukkan Allah (Kel 25:9,40; bd. Ibr 8:1-5).
  2. 2) Sama seperti Allah mempunyai pola bagi Kemah Suci dalam perjanjian lama, Dia juga mempunyai pola bagi gereja-Nya dalam perjanjian baru. Para rasul PB tidak memutuskan sewenang-wenang bagaimana gereja akan dibentuk. Yang menetapkan pola rasuli bagi gereja adalah Allah Bapa dan Allah Anak lewat apa yang dicatat Roh Kudus dalam Injil-Injil, Kisah Para Rasul, surat-surat kiriman dan surat-surat kepada ketujuh gereja (pasal Wahy 2:1-3:22).
  3. 3) Sayangnya, setelah zaman rasuli, gereja mulai meninggalkan penyataan ilahi itu dan mengubah pola sorgawi Allah serta dari segi kebudayaan dan organisasi menyesuaikan diri menurut gagasan duniawi dan manusiawi. Hal ini telah mengakibatkan berlipatgandanya pola ciptaan manusia ke dalam gereja.
  4. 4) Jikalau gereja Yesus Kristus akan kembali mengalami rencana kuasa dan kehadiran Allah sepenuhnya, ia harus berbalik dari jalannya sendiri dan menganut pola rasuli PB sebagai patokan Allah untuk gereja-Nya selama-lamanya.
(0.05) (Kis 13:3) (full: MEMBIARKAN KEDUANYA PERGI. )

Nas : Kis 13:3

Pasal ini memulaikan gerakan misionaris yang besar "hingga ke ujung bumi" (Kis 1:8). Prinsip-prinsip misionaris yang digambarkan dalam pasal Kis 13:1-52 merupakan pola bagi semua gereja yang mengutus misionaris.

  1. 1) Kegiatan misioner dimulaikan oleh Roh Kudus lewat para pemimpin rohani yang mengabdi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya, sambil mencari Dia dengan doa dan puasa (ayat Kis 13:2).
  2. 2) Gereja harus peka terhadap bimbingan, pelayanan nubuat dan kegiatan Roh Kudus (ayat Kis 13:2).
  3. 3) Misionaris yang diutus harus pergi dengan panggilan dan kehendak Roh Kudus yang khusus (ayat Kis 13:2).
  4. 4) Dengan doa dan berpuasa, sambil senantiasa berusaha agar selaras dengan kehendak Roh Kudus (ayat Kis 13:3-4), gereja meneguhkan bahwa Allah telah memanggil beberapa orang untuk pekerjaan misi. Sasarannya ialah agar gereja hanya mengutus mereka yang dikehendaki oleh Roh Kudus.
  5. 5) Dengan penumpangan tangan dan pengutusan para misionaris, gereja menunjukkan komitmennya untuk mendukung dan mendorong mereka yang pergi. Tanggung jawab dari gereja yang mengutus mencakup hal mengirim mereka dengan kasih dan dengan cara yang layak di hadapan Allah (3Yoh 1:6) berdoa untuk mereka (Kis 13:3; Ef 6:18-19) serta memberikan sokongan keuangan (Luk 10:7; 3Yoh 1:6-8), termasuk persembahan kasih bagi kebutuhan mereka (Fili 4:10,14-18). Para misionaris dianggap sebagai perluasan dari tujuan, kepedulian dan tugas dari gereja yang mengutus; dengan demikian gereja menjadi orang yang "mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran" (3Yoh 1:8; bd. Fili 1:5).
  6. 6) Mereka yang diutus sebagai misionaris harus bersedia untuk mempertaruhkan nyawanya demi nama Yesus Kristus (Kis 15:26).
(0.05) (Kej 21:1) (sh: Janji Allah digenapi secara adil (Senin, 10 Mei 2004))
Janji Allah digenapi secara adil

Manusia cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri atau kelompoknya, dan tidak peduli tentang orang lain. Christianto Wibisono lewat tulisannya di Suara Pembaruan Selasa, 6 Januari 2004 mengritik masyarakat pers Indonesia yang baru menyuarakan protesnya kepada pemerintah dan TNI karena terbunuhnya Ersa Siregar, reporter senior RCTI di NAD. Sementara ketika ratusan sipil di NAD selama darurat militer II menjadi korban perang, tidak ada protes berarti dari para wartawan. Mereka baru ribut ketika rekan mereka yang menjadi korban.

Bacaan kita hari ini mengungkapkan kepedulian Allah kepada keluarga pilihan, Abraham dan Sara, juga kepada Hagar dan Ismael yang dibuang oleh mereka. Allah menggenapi janji kepada Abraham mengenai ahli warisnya. Ishak adalah penggenapan janji itu (ayat 1-7). Ya, Abraham sendiri tega mengusir Hagar dan Ismael, karena merasa kepentingan keluarganya terancam. Allah tidak demikian. Allah tidak pilih kasih. Allah tidak melupakan Hagar dan Ismael. Sesuai dengan janji-Nya kepada Hagar pada saat Ismael masih dalam kan-dungan (Kej. 16:7-12), di padang gurun Bersyeba Allah melindungi dan memelihara mereka (ayat 17-21). Bahkan Allah menjanjikan Ismael menjadi bangsa yang besar (ayat 18). Kepedulian Allah jauh melampaui kasih manusia.

Kita belajar dari sikap Allah ini untuk peduli kepada orang lain, jangan hanya berpusat kepada diri sendiri dan kelompok kita. Bahwa Allah peduli kepada kita sampai memberi penyataan anugerah-Nya seharusnya membuat kita lebih mempedulikan orang lain. Karena, sesungguhnya siapakah kita? Apakah lebihnya kita daripada orang lain, yang adalah sesama kita?

Untuk ditindaklanjuti: Adakah orang yang tersisihkan oleh karena ego kita? Tunjukkan kasih Allah kepadanya melalui kepedulian Anda yang konkret dan praktis!

(0.05) (Bil 9:15) (sh: Allah Hadir (Minggu, 17 Oktober 1999))
Allah Hadir

Tiang awan kini menutupi Kemah Suci di waktu siang dan tiang api di waktu malam. Ini tanda kehadiran Allah di antara umat Israel. Ini tanda penyataan Allah yang memelihara mereka sepanjang hari. Pengalaman indah umat Israel juga merupakan pengalaman Kristen masa kini, yaitu Allah hadir dan selalu dekat kita baik siang maupun malam. Penyataan Allah senantiasa menjumpai Kristen dalam setiap derap hidupnya. Tidak ada jaminan yang paling hakiki dalam hidup umat Israel dan Kristen dalam perjalanan mereka ke tanah "Perjanjian", selain kehadiran Allah yang nyata bagi mereka. Apakah Anda merasakan kehadiran Allah dalam semua aspek kehidupan Anda.

Kehadiran-Nya masa lalu. Pengalaman indah yang dimiliki umat Israel bukanlah sekadar pengalaman yang memuaskan jiwa dan rohani mereka. Kehadiran Allah tidak hanya memberikan ketenangan dan kedamaian hati. Lebih dari itu kehadiran-Nya memberikan arah dan tuntunan bagi jalan kehidupan bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Kehadiran-Nya mengarahkan dan menentukan segala gerak dan langkah mereka. Bahkan kehadiran-Nya juga mengajukan tuntutan kepada mereka agar mereka menaati apa yang dinyatakan Allah lewat kehadiran-Nya, agar dapat tiba di tanah perjanjian.

Kehadiran-Nya masa kini. Kristen masa kini tidak bisa melihat kehadiran tiang awan dan tiang api sebagai wujud kehadiran dan penyertaan Allah di dalam hidupnya. Penyertaan Allah nyata di dalam Roh Kudus yang dihadirkan Allah dalam kehidupan anak-anak-Nya (bdk. Rm. 8:14), dan dalam firman-Nya. Orang kristen yang dipenuhi Roh Kudus akan tunduk dalam pimpinan Roh Kudus dan terang firman Tuhan. Dalam segala pergumulan hidupnya, ia senantiasa merasakan bimbingan firman dan Roh untuk mengetahui kehendak Tuhan. Hatinya pun senantiasa peka terhadap perintah Tuhan kita Yesus Kristus.

Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena penyertaan dan kehadiran-Mu yang nyata dalam hidup umat-Mu Israel juga nyata dalam hidup anak-anak-Mu di zaman ini.

(0.05) (Ul 2:24) (sh: Menjadi ditakuti (Jumat, 25 April 2003))
Menjadi ditakuti

Dalam sebuah masyarakat, kita bisa menjadi sangat bingung karena pemerintahan ternyata kadang-kadang identik dengan terorisme. Pemerintah bisa saja menjadi teroris bagi masyarakatnya agar para pejabat bisa terus duduk di sana. Ini adalah sebuah horokrasi, sebuah pemerintahan horor.

Bangsa Israel telah melewati tiga bangsa pertama untuk menuju ke sebelah timur Sungai Yordan. Mereka kini akan melewati Sihon, melewati Wadi Arnon. Allah menyatakan agar mereka bangkit karena Ia menyerahkan bangsa itu kepada mereka. Orang-orang Amori dari kerajaan Sihon bukanlah saudara bangsa Israel dan mereka tidak dijanjikan tanah oleh Allah. Penyerangan oleh bangsa Israel terjadi karena mereka juga menolak memberikan jalan lewat. Dengan demikian, berhaklah bangsa Israel menyerang balik dan merebut tanah mereka.

Yang perlu kita catat di sini adalah kenyataan bahwa Tuhanlah yang mengeraskan hati Raja Sihon sehingga dengan bebal ia menolak untuk memberikan jalan kepada orang Israel. Melalui cara itu, Allah memberikan izin kepada bangsa Israel untuk menghancurkan bangsa tersebut. Hal ini juga terjadi dengan kasus Firaun ketika ia dikeraskan hatinya oleh Allah saat bangsa Israel akan keluar dari Tanah Mesir.

Kemenangan pun diberikan Tuhan (ayat 33). Di sini dimensi teologis dan duniawi beririsan, dimensi yang tidak kelihatan dan dimensi yang kelihatan. Allahlah yang berada di balik segala sesuatunya. Israel pun masih taat kepada Tuhan untuk tidak melanggar hak-hak orang Amon. Maka, bangsa-bangsa akan takut kepada bangsa Israel. Bukan karena mereka teroris, tetapi karena mereka taat kepada Allah yang mahakasih.

Renungkan: Kekuasaan yang didasarkan pada terorisme dilandaskan di atas pasir yang lembek. Hanya kekuasaan yang dari Tuhan didirikan di atas batu karang yang kokoh.



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA