Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 4 dari 4 ayat untuk kepergian-Nya (0.037 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 9:28) (jerusalem) Oleh karena cerita Lukas ini mempunyai banyak ciri khusus yang membedakannya dengan cerita Markus, jelaslah Lukas menggunakan sumber lain. Maka Lukas menggambarkan peristiwa itu dengan cara lain dari cara Matius dan Markus. Matius memperlihatkan Yesus sebagai Musa baru, bdk Mar 9:2+. Tetapi Lukas (atau sumbernya yang digabung dengan Markus) lebih-lebih menggambarkan suatu pengalaman pribadi Yesus. Ini terjadi waktu Yesus berdoa dengan hangat. Dalam doa itu Yesus mendapat penerangan sorgawi tentang "kepergianNya" (eksodos = Keluaran), artinya: kematianNya kelak, bdk Wis 3:2; 7:6; 2Pe 1:15. Kematian itu akan terjadi di Yerusalem, kota yang membunuh nabi-nabi, bdk Luk 13:33-34.
(0.85) (Yoh 16:4) (sh: Roh Kudus (Rabu, 20 Maret 2002))
Roh Kudus

Bagian ini erat dengan pasal kepergian-Nya&tab=notes" ver="">15 tentang bagaimana hidup dalam Kristus dan berbuah banyak bagi kemuliaan Bapa. Sebelumnya dicatat bahwa para murid bertanya ke mana Yesus akan pergi. Kali ini Tuhan justru menegur karena mereka tidak lagi menanyakan hal itu. Mungkin pengetahuan bahwa Yesus akan pergi dan mereka akan kehilangan Dia, mengganggu pikiran mereka. Kini Tuhan menjelaskan bahwa kepergian-Nya justru baik bagi mereka karena kepergian-Nya ke salib dan ke surga sesudah kebangkitan merampungkan seluruh rencana keselamatan Allah bagi milik-Nya. Jadi, kepergian Yesus justru membuat para murid ada dalam posisi menikmati seluruh janji keselamatan Allah. Karena Yesus telah merampungkan tugas penyataan dan penyelamatan dari Allah, Roh Kudus dapat datang ke dalam dan ke antara mereka.

Roh Kudus tidak diberikan bagi dunia, tetapi bagi para murid Yesus. Karunia Roh, dalam arti kehadiran Allah, eksklusif hanya dialami oleh orang beriman. Kedatangan Roh akan berdampak bagi para pengikut Yesus, juga bagi dunia melalui para pengikut Kristus. Bagi orang beriman, Roh Kudus akan meneruskan kehadiran dan karya Yesus, menjadi penghibur atau pendamping yang selalu siap membela dan memimpin. Ia akan memberikan pengenalan yang intim akan Allah dalam hati dan pikiran para pengikut Yesus (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">7,13,15). Intinya, Ia akan membuat orang percaya mengalami persekutuan yang nyata dan akrab dengan Allah Tritunggal dan mengenali kebenaran- kebenaran-Nya yang memperbarui hidup.

Kehadiran dan karya Roh dalam diri Kristen pasti membawa dampak ke dalam dunia. Jika Kristen hidup akrab dengan Tuhan, menaati dan mengalami penyertaan-Nya yang baik dan kudus, mereka pasti akan berpengaruh. Seperti Yesus datang bukan untuk membawa damai yang semu, tetapi pedang yang membedah dan mengerat dosa, demikian juga kehadiran Kristen di tengah dunia. Pertama, menimbulkan kepekaan akan dosa. Kedua, menunjukkan kebenaran. Ketiga, menyatakan penghakiman Allah. Ketiga dampak ini tidak saja berkaitan dengan soal pola hidup etis, tetapi terutama tentang sikap dunia terhadap Yesus yang mereka tolak dan terhadap iblis yang mereka ikuti (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">8-11).

Renungkan: Kajilah bagaimana kehadiran Roh Kudus dalam diri kita telah/belum berdampak bagi kehidupan di sekitar kita!

(0.80) (Yoh 10:1) (sh: Menyebar cinta (Kamis, 28 Februari 2002))
Menyebar cinta

Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para muridnya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, kenapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">12:31) dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini -- Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan.

Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama -- Yesus adalah kepala keluarga dan tuan rumah. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya.

Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid.

(0.60) (Yoh 12:44) (sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002))
Menyebar kasih

Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan.

Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya.

Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat kepergian-Nya&tab=notes" ver="">34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA