Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 228 ayat untuk kepada hamba itu AND book:18 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ayb 13:19) (jerusalem: Siapa mau bersengketa dengan aku) Ayub melontarkan kepada Allah sendiri tantangan yang dilontarkan Tuhan, Yes 1:18; Hos 2:1; Mik 6:1-2, dan Hamba Tuhan, Yes 50:8, kepada umat Allah. Bagian kedua ayat ini barangkali juga berlatar belakang pengadilan: siapa yang menantang lawannya memang semestinya siap sedia menerima saja bahwa nanti akan dikalahkan dan dihukum. Ayub menerima syarat itu.
(0.98) (Ayb 4:18) (jerusalem: hamba-hambaNya) Ialah malaikat-malaikatNya. Jika makhluk-makhluk yang boleh mendekati Allah itu pada pokoknya tetap lemah dan rapuh, apa pula manusia berdaging yang fana.
(0.90) (Ayb 38:1) (full: TUHAN MENJAWAB AYUB. )

Nas : Ayub 38:1

Allah sendirilah yang menyapa Ayub. Ia menyatakan ketidaktahuan Ayub akan peranan ilahi di dalam segala kejadian itu. Ia merendahkan Ayub dengan mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman dan pengetahuan manusia tentang Yang Mahakuasa. Akan tetapi, melalui tanggapan Allah Ayub menerima penyataan langsung dari Allah mengenai kehadiran, kemurahan, dan kasih-Nya.

  1. 1) Doa Ayub yang terus-menerus dan kerinduannya yang mendalam untuk mendapatkan Allah akhirnya terjawab

    (lihat cat. --> Ayub 23:3;

    lihat cat. --> Ayub 29:2),

    [atau ref. Ayub 23:3; 29:2]

    yang menegaskan bahwa segala sesuatu di antara Tuhan dengan Ayub masih beres.
  2. 2) Tanggapan Tuhan kepada hamba-Nya Ayub melukiskan bahwa pada akhirnya Allah akan mendatangi semua orang yang dengan sungguh-sungguh dan tabah berseru kepada-Nya; bahkan jikalau doa kita bersumber dari hati yang bingung, ragu-ragu, kecewa, atau marah, Allah akhirnya akan menanggapi dengan kehadiran, hiburan, dan firman-Nya.
  3. 3) Aspek terpenting dalam hubungan kita dengan Allah bukanlah pemahaman intelektual mengenai semua jalan Allah, tetapi pengalaman dan realitas kehadiran-Nya ilahi serta keyakinan bahwa segala sesuatu beres di antara kita dengan Allah. Dalam persekutuan dengan Allah kita dapat menanggung pencobaan apa saja yang harus kita alami.
(0.90) (Ayb 1:1) (sh: Apabila hidup berintegritas (Selasa, 23 November 2004))
Apabila hidup berintegritas

Apabila hidup berintegritas. Bagaimana kesan Anda membaca pengantar kisah Ayub ini? Hampir-hampir tidak percaya bukan? Sepertinya tidak pernah kita jumpai orang yang dalam segala segi kehidupannya, baik bisnis, keluarga, sosial, maupun rohani seperti Ayub. Yang sering kita jumpai atau alami ialah bila seseorang sangat rohani, biasanya ia tidak begitu berhasil dalam bisnis. Atau, orang yang berhasil dalam bisnis dan pergaulan luas, sering berkompromi dengan nilai-nilai moral-spiritualnya.

Apa yang langka di dunia ini, ternyata ada di dalam diri Ayub yang berintegritas. Tentang integritas dirinya itu, empat kata digunakan oleh penutur kisah ini: saleh, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan (ayat 1). Karena sikapnya di hadapan Allah (spiritualitas) dan terhadap sesama (segi-segi hidup dalam dunia ini) saling menunjang, maka terciptalah suatu kepribadian yang berintegritas. Saleh berpasangan dengan takut akan Allah, adalah prinsip yang membuatnya jujur serta menjauhi kejahatan. Kesalehan adalah akibat dari orang takut akan Allah; integritas moral adalah akibat dari orang memiliki integritas spiritual.

Kesalehan atau takut akan Allah menjadi penyebab dari keberhasilan Ayub dalam berbisnis, bergaul, dan berkeluarga. Jumlah harta yang ia miliki (ayat kepada+hamba+itu+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">2, 3) sekaligus menggambarkan kelimpahan tetapi juga batasan. Sebanyak-banyaknya milik itu tetap tidak infinit, tidak kekal, bukan sesuatu yang tidak terbatas. Memang, alangkah banyaknya harta milik Ayub itu, demikian juga betapa diberkatinya Ayub dalam hal keturunan. Integritas moral-spiritualnya tidak hanya sesuatu yang membuatnya diberkati sebesar itu, tetapi sekaligus membatasi sehingga tidak bisa dan tidak boleh lebih lagi dari sekian itu. Karena jujur tentu ia tidak bisa mendapatkan hasil lebih banyak daripada yang bisa ia dapat seandainya ia tidak jujur. Penundukan dirinya kepada Allah adalah rahasia kecukupan dan kelimpahan hidup Ayub. Ia bukan tuhan tetapi hamba yang mengelola semua karunia Allah dengan penuh integritas. Itulah hidup yang penuh berkat.

Ingat: Sukses yang didapat sebagai buah integritas moral-spiritual akan memberi kesan bahwa hidup berarti dan penuh.

(0.89) (Ayb 42:7) (sh: Kemenangan Ayub (Kamis, 22 Agustus 2002))
Kemenangan Ayub

Kemenangan Ayub. Yahweh kini berbicara kepada teman-teman Ayub, pertama kepada Elifas yang kemungkinan adalah juru bicara mereka, lalu kepada mereka bertiga sekaligus. Meskipun Ayub tidak lagi diajak bicara, namun Yahweh terus menyebut Ayub sebagai "hamba-Ku", sebuah sebutan yang jarang dipakai, yang menunjukkan perkenanan Yahweh kepadanya. Yahweh menghakimi baik Ayub maupun teman-temannya berdasarkan tuduhan yang dilontarkan mereka kepada-Nya (ayat 7-9). Ia murka karena ucapan-ucapan itu (ayat 7) dan menyebutnya "bodoh" (ayat 8). Istilah yang tidak muncul dalam terjemahan bahasa Indonesia ini bukan hanya berarti bodoh, namun kejahatan seksual seperti perkosaan. Mereka yang berbicara dengan "bodoh" telah berbicara bohong dan menyesatkan umat Allah. Karena itu, mereka harus menaikkan kurban pendamaian. Berbicara keliru tentang Allah, bagi penulis kitab Ayub, layak mendapatkan hukuman mati.

Apa kekeliruan sahabat-sahabat Ayub? Mereka merasa tahu tentang Allah dan bahkan membela Allah. Di sini terjadi sesuatu yang ironis: teman-teman Ayublah yang justru disalahkan Allah, dan Ayub yang dibela. Ternyata sahabat-sahabat Ayub belum mengenal Allah dengan lebih dalam. Mereka hanya melihat bahwa orang yang menderita pasti adalah orang jahat yang dihukum Allah. Ini bukan hanya keliru, tetapi juga penghujatan. Mereka yang memiliki pemahaman seperti ini justru adalah orang-orang yang benar-benar berdosa.

Mereka akhirnya minta Ayub mendoakan mereka agar dilepaskan dari hukuman. Yahweh mengabulkan permohonan Ayub. Ayub pun dipulihkan. Kini nyatalah bahwa Allah pun memiliki belas kasihan. Ayub menang, ia tidak seperti yang dituduhkan Iblis kepadanya (ps. 1-2). Pemulihan Ayub mengandung hal yang ironis (ayat 11-17). Kini semua yang telah meninggalkannya kembali dan memberikan penghiburan dan bantuan. Hal ini sebenarnya keliru karena ia tidak lagi memerlukannya. Ayub digambarkan memiliki kebahagiaan ganda, lebih dari sebelumnya.

Renungkan: Anda dapat menemukan hidup Anda kembali melalui kehilangan dan sikap rendah hati di hadapan Allah.

(0.89) (Ayb 42:7) (full: SETELAH TUHAN MENGUCAPKAN FIRMAN ITU. )

Nas : Ayub 42:7

Walaupun kitab Ayub tidak pernah memberikan penyelesaian yang menentukan mengenai persoalan penderitaan yang tidak sepantasnya dialami orang benar, jawaban akhirnya tidak dijumpai dalam pemikiran teologis, tetapi dalam suatu perjumpaan pribadi di antara Allah dengan penderita yang setia.

  1. 1) Hanya kehadiran pribadi dari Allah akan mendatangkan kepercayaan akan kasih karunia dan maksud-Nya bagi kehidupan kita. Allah mengutus Roh Kudus sebagai Penolong dan Penasihat

    (lihat cat. --> Yoh 14:16)

    [atau ref. Yoh 14:16]

    bagi mereka yang percaya kepada Kristus.
  2. 2) Kehadiran Allah ini melalui Roh Kudus mengajarkan kita bahwa kita dapat mempercayai kasih Allah, baik di tengah keadaan yang sulit maupun berkat. Melalui kehadiran Kristus kita memperoleh keyakinan bahwa Allah ada di pihak kita dan bahwa Dia mengusahakan yang terbaik bagi kita

    (lihat cat. --> Rom 8:28).

    [atau ref. Rom 8:28]

(0.75) (Ayb 38:4) (full: DASAR BUMI. )

Nas : Ayub 38:4

Perkataan Allah hanya membahas dunia alami dari ciptaan dan alam. Ia melukiskan rahasia dan kerumitan semesta alam sambil menyatakan bahwa caranya mengatur dunia jauh melampaui jangkauan pemahaman kita. Allah ingin Ayub mengerti bahwa kegiatan-Nya di alam semesta itu dapat dibandingkan dengan pemerintahan-Nya dalam tatanan moral dan rohani semesta alam ini, dan pengertian lengkap mengenai cara-cara Allah tidak akan dijumpai dalam hidup ini. Tetapi kitab Ayub menyatakan bahwa apabila semua kebenaran telah diketahui, cara-cara dan tindakan-tindakan Allah akan tampak sebagai adil dan benar.

(0.69) (Ayb 15:11) (ende)

Jakni adjaran jang disampaikan sahabat2 itu kepada Ijob.

(0.66) (Ayb 17:12) (ende)

Sahabat2 itu memutarbalikkan halnja dengan berkata: derita Ijob merupakan suatu keuntungan (malam-siang), oleh sebab itu akan membimbing Ijob kepada pengakuan dosanja dan demikian kepada pengampunan.

(0.63) (Ayb 9:9) (jerusalem: bintang Biduk...) Tidak pasti juga bahwa kata-kata Ibrani yang dipakai menunjuk kepada nama-nama bintang-bintang itu.
(0.62) (Ayb 18:2) (jerusalem: Bilakah engkau) Menurut terjemahan Indonesia yang sesuai dengan terjemahan Yunani ini pidato Bildad ini ditujukan kepada Ayub (engkau, tunggal). Sebaliknya dalam naskah Ibrani pidato itu diarahkan kepada Zofar dan Elifas (kamu, jamak).
(0.62) (Ayb 17:1) (sh: Bolehkah membela diri? (Minggu, 12 Desember 2004))
Bolehkah membela diri?

Bolehkah membela diri? Kepada siapa anak Tuhan yang menderita boleh berpaling? Tentu kepada Allah, apalagi jika penderitaan itu terjadi bukan karena dosa-dosanya.

Ayub yakin bahwa penderitaannya itu diakibatkan Tuhan menekan dirinya, bukan karena kesalahannya. Sementara para sahabatnya terus menyalahkan dan memojokkan dia. Sekarang Ayub melanjutkan lagi keluhannya terhadap para sahabatnya seraya meminta pembelaan Allah. Ayub percaya Ia akan membela dirinya karena yang dikatakan teman-temannya itu salah. Ayub berani meminta Tuhan menjamin kebenaran dirinya dan menyatakan para sahabatnya bersalah, sebab mereka telah memfitnah dia (ayat 3-5). Di sini Ayub meminta kepada Tuhan agar tudingan dosa itu dibalikkan kepada mereka. Oleh karena, tuduhan itu tidak terbukti, maka merekalah yang harus ganti dituduh! Jadi, walaupun keadaan Ayub yang dituding berdosa itu membuat orang lain menganggap dia hina (ayat 6), bahkan orang jujur tidak dapat mengerti dirinya (ayat kepada+hamba+itu+AND+book%3A18&tab=notes" ver="">8), namun sebagai orang benar, Ayub tak tergoyahkan (ayat 9). Maka Ayub mengajukan argumentasi ke sahabatnya yang berubah menjadi lawannya itu (ayat 10).

Bagi Ayub, kalau ia menyerah kepada tuduhan, itu sama dengan menyerahkan harapannya kepada dunia orang mati, maka ia akan tenggelam dan habis (ayat 13). Sebaliknya, karena Ayub yakin akan ketidakbersalahannya dalam penderitaan, dan percaya akan keadilan Tuhan, maka ia berjuang membela dirinya.

Renungkan: Anak Tuhan tidak perlu membela diri ketika dituduh, karena Kristus sudah membelanya.

(0.61) (Ayb 24:13) (jerusalem: Ada lagi golongan...) Kecaman atas mereka yang memusuhi terang ini, Ayu 24:13-17, barangkali aselinya sebuah sajak tersendiri, yang oleh penulis Ayu disisipkan ke dalam karyanya. Sajak itu mengarahkan perhatian kepada kaum penindas yang dibiarkan Allah bekerja dalam kegelapan. "Terang" itu memang terang alamiah, tetapi sekaligus berupa lambang kejahatan, bdk Yoh 8:12+.
(0.61) (Ayb 31:35) (ende: tandatanganku)

Kata Hibrani berbunji: "inilah (huruf) Tauku. Huruf ini rupa2nja dipakai sebagai penutup sebuah keterangan jang memastikannja. Ijob menandatangani pembelaannja tadi dan demikian itu disampaikannja kepada hakimnja, jakni Allah.

(0.61) (Ayb 9:8) (jerusalem) Dengan mengamati gejala-gejala alam pesajak melayangkan pandangannya kepada awal mulanya. Pada permulaannya Allah "melangkah di atas gelombang-gelombang Laut", bdk Ayu 7:12+, artinya: Allah menaklukkan dan menjinakkan naga purba itu.
(0.61) (Ayb 38:39) (jerusalem: singa betina) setelah berbicara tentang makhluk-makhluk tidak berhayat, pesajak beralih kepada binatang-binatang. ia memilih yang dianggap paling buas atau aneh-aneh. Allah mengurus binatang-binatang itu juga. Bdk Maz 104:20-22.
(0.60) (Ayb 42:5) (ende: memandang Engkau)

Bukannja suatu penampakan Allah, melainkan suatu pengertian baru tentang rahasia Tuhan, jang diterima Ijob sekarang. Ia mengakui sekarang, bahwa Allah tidak usah bertanggung-djawab kepada manusia tentang penjelenggaraanNja dan kebidjaksanaan Allah dapat memberikan makna kepada sengsara dan kematian, makna jang tidak tersangka oleh manusia. Ijob tidak tahu maknanja itu, tetapi ia pertjaja sadja, bahwa ada.

(0.60) (Ayb 42:1) (full: MAKA JAWAB AYUB. )

Nas : Ayub 42:1

Jawaban akhir Ayub kepada Allah penuh kerendahan hati dan ketundukan kepada penyataan Allah. Ayub mengaku bahwa

  1. (1) Allah melakukan segala sesuatu dengan baik;
  2. (2) bahwa segala sesuatu yang diizinkan Allah untuk terjadi itu dilaksanakan dalam hikmat dan dengan tujuan; dan
  3. (3) bahkan penderitaan orang benar mempunyi makna dan tujuan ilahi.
(0.60) (Ayb 36:31) (jerusalem: mengadili) Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "mengadili" juga dapat berarti: memberi anugerah kepada. Ini memang lebih sesuai dengan bagian kedua ayat ini (memberi makan). Kalau terjemahan ini diterima, maka Ayu 36:31 sebaik-baiknya ditempatkan sesudah Ayu 36:31 sebaik-baiknya ditempatkan sesudah Ayu 36:28, sehingga "dengan semuanya itu" (harafiah: dengan mereka itu) mengenai hujan yang disebut dalam Ayu 36:27-28.


TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA